Kamis, 30 Juli 2020

Jerinx Tantang Polisi Terkait Demo Tolak Tes COVID-19, Ini Kata Mabes Polri

Jerinx Tantang Polisi Terkait Demo Tolak Tes COVID-19, Ini Kata Mabes Polri

Polri menanggapi tantangan dari drummer band SID Jerinx untuk ditangkap atas aksi menolak tes COVID-19 di Bali beberapa waktu lalu. Polri menyebut tetap akan bekerja secara profesional menangani setiap kasus.

Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Awi Setiyono tidak terlalu mempermasalahkan tantangan dari Jerinx tersebut. Menurutnya, setiap orang memiliki hak menyampaikan pendapat.

"Ya nggak apa-apa silakan aja, itu kan pendapat masing-masing orang kan. Kita negara yang bebas bisa menyampaikan pendapatnya demikian. Tentunya polisi kan bekerja secara profesional tidak perlu dalam artian karena tantangan atau tidak tantangan," kata Awi di komplek pergudangan Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (29/7/2020).

Awi menuturkan polisi akan bekerja sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Apabila ditemukan adanya pelanggaran, pihak Polda Bali-lah yang memiliki hak untuk menyidiknya.

"Kita bekerja berdasarkan aturan hukum yang ada. Kalau memang ada pelanggaran hukum nantinya kan ada kewilayahan yang berhak untuk menyidik tentunya kita akan melakukan penyidikan sesuai dengan pelanggaran-pelanggaran," tuturnya.

Awi menjelaskan jenis pelanggaran akan bisa ditentukan sesuatu dengan konstruksi hukum daripada pelanggaran tersebut. Nantinya, kata dia, semua akan ditentukan oleh tim penyidik.

"Tentu kembali proses hukumnya apa pelanggarannya hukum itu diatur nggak di dalam peraturan daerah tersebut. Atau mungkin nanti konstruksi hukum terkait dengan pelanggaran, pelanggaran kekarantinaan begitu juga bisa kita kenakan. Kemudian juga apa ada pasal-pasal yang lain terkait dengan pelanggaran tersebut tentunya juga nanti penyidik yang akan menentukan itu. Nanti kami koordinasi kan dengan Polda Bali terkait dengan kasusnya sendiri," katanya.

Seperti diketahui, polisi mengkaji unsur pidana dalam aksi menolak tes COVID-19 yang diikuti drummer band SID Jerinx. Alih-alih cemas, Jerinx malah menantang polisi.

Lewat akun Instagram-nya, @jrxsid, Jerinx mem-posting screenshot berita detikcom soal polisi tengah mengkaji unsur pidana dari aksi yang diikutinya. Masih di posting-an yang sama, Jerinx juga menyertakan video kegiatan Gubernur Bali I Wayan Koster dan Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiyatama.

"Ayo pak @poldabali @divisihumaspolri biar pernah saya satu sel sama @gubernur.bali Koster, anggota DPR Adi Wiryatama & Bupati Tabanan Eka Rock! 🔥" tulis Jerinx sebagai caption posting-annya, dikutip detikcom, Rabu (29/7).


sumber

Biar rame aja sih, lumayan makin banyak yang endorse

Heboh Kafe Larang Pengunjung Pakai Sandal Jepit, Begini Penjelasannya

Jakarta - Kafe Langit Seduh yang berkonsep outdoor tengah heboh diperbincangkan netizen. Pemiliknya baru saja mengeluarkan larangan bagi pengunjung yang datang pakai sandal jepit.

Lewat instagram pribadinya @happyjehan, wanita berhijab ini curhat soal banyaknya pengunjung yang datang mengenakan sandal jepit. Happy merasa terganggu dengan penampilan para pelanggannya yang terkesan 'asal'.

Kafe Langit Seduh milik Happy ini memang berkonsep kasual, lokasinya berada di area rooftop Takes Mansion & Hotel. Kafe ini jadi tempat langganan anak muda yang hangout sore hingga malam hari. Aneka makanan dan minuman enak pun bisa jadi pilihan.

Di samping suasana yang cozy di kafe ini, ternyata sang pemilik baru saja mengeluarkan aturan soal outfit yang harus dikenakan oleh pengunjung. Happy menegaskan, pihak manajemen diharuskan menolak pengunjung yang datang mengenakan sandal jepit.

"Sebenernya gw ga pernah kepikiran sedikit pun kalau akan ada orang yang ga malu keluar rumah pake mukena + daster selutut/baju tidur piyama + sandal jepit, sandal hotel, bakalan PD naik ke rooftop Langit Seduh yang gw udah capek2 ngedandaninnya. View udah cakep didominasi oleh orang-orang yang gw anggep kurang menghargai dirinya sendiri. Menurut gw sandal jepit macem ini pantesnya paling jauh gaulnya ke Alfa/Indomaret depan komplek, ga pantes kalo gaul ke rooftop," beber Happy pada instastory (28/7).

Masih lewat unggahan instastory, Happy juga menunjukkan gambar sandal jepit yang dianggapnya tidak berdosa. Foto ini ia unggah setelah banyaknya respon netizen yang menanyakan alasan kenapa tak diperkenankan mengenakan sandal jepit.

"Wahai sandal percayalah kamu tidak bersalah (kalau ke masjid/ ke pengajian krn persiapan ambil wudhu/ ke ALPA) tapi kamu akan bersalah kalo dibawa ke kondangan/tempat hangout," beber Happy disertai hastag 'untuk yang pinter aja'.

Meski menuai kontroversi, aturan yang dibuat Happy ini ternyata tetap dijalankan dengan tegas. Happy bersikukuh melarang pengunjung yang datang dengan sandal jepit ke kafe miliknya.

"Bikin peraturan di rumah sendiri itu wajar, yang ga wajar kalo bikin peraturan di rumah orang," ujar Happy
Heboh Kafe Larang Pengunjung Pakai Sandal Jepit, Begini Penjelasannya
Hari ini (29/7) Happy juga membeberkan kalimat panjang untuk aturan yang ia buat. Menurutnya, sandal jepit mahal maupun murah sama saja, yakni sama-sama dilarang masuk ke Langit Seduh.
Sebagai solusi, Happy menyediakan sandal untuk disewakan bagi pengunjung yang terlanjur datang mengenakan sandal jepit. "Dan sebagai solusi untuk yang pakai sandal jepit kami sewakan sandal juga di sana tapi modelnya bukan jepit. Intinya santai tapi rapi," pungkas Happy.
Heboh Kafe Larang Pengunjung Pakai Sandal Jepit, Begini Penjelasannya
Soal larangan pengunjung yang mengenakan sandal jepit, DetikFood sudah mencoba menghubungi Happy namun belum mendapatkan jawaban.

Langit Seduh sendiri merupakan kafe kasual yang berlokasi di bilangan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Banyak menu andalan di kafe ini seperti Iced Coffee Klepon, Sunset in The Blue Ocean, Beef Burger hingga Nasi Kabsah Kambing.


ini kasus knp sih awal mula nya?apa ada yg nyerang aturan nya sblm dia ngoceh itu ya?
ngapain dia nge-gedein ini mslh ya?
Apalagi,iklim bisnis lg busuk gini

Dr sudut mana pun itu tempat jg ya masuk nya kelas kafe mau dimasukin ke bistro jg gk cocok,kafe ya warkop
Jgn cm krn makanan lo lbh mahal trus lo jd resto
Lo ngarep org yg dtng ke warkop org rapih semua?

Ya emng gk salah sih dia bikin aturan di tempat nya sndri
Nightclub jg kn dr taon gk enak jg udah bnyk yg nerapin aturan no short and no sandal

KAYU CENDANA DAN SI TUKANG KAYU


Ketika bapaknya ngebet pingin memelihara sapi pada tahun 1973 ia mengungsikan penduduk di lima desa yang tersebar pada 761 hektar tanah di jawa barat.

Ketika si bungsu ngebet pingin bangun resort, tahun 1996 perusahaan yang dimiliki oleh si bungsu mengusir penduduk desa dari tanah mereka di pulau Bali untuk membangun sebuah resort seluas 650 hektar.

Ketika anak tertua ngebet pingin bisnis kata ibunya dia ga pinter bisnis, tahun 1988 Departemen Sosial jualan lotere, yakni Judi yang disahkan Negara dan berlangsung hingga tahun 1993 dan penanganannya dilakukan oleh perusahaan sisulung.

Gak mau kalah, putera kedua minta agar gula yang dimonopoli Bulog, harus melewati dirinya, jadilah dia tukang stempel dan komisi mengalir deras hanya gara gara cap saja.

Si putri bungsu marah, Bulog pun memberikan hak untuk mengimpor ribuan ton beras. Dengan dalih menstabilkan harga pangan, kesepakatan keluarga itu dengan Bulog telah menghasilkan sekitar $3 hingga $5 miliar.

Pingin punya jalan Tol, putri pertama langsung dapat proyek raksasa, jalan Tol dalam kota.

Ga punya duit bagi modalnya, pinjamlah dia ke Bank Bumi Daya milik Pemerintah. Ketika pejabat tertinggi Bank itu menolak, bubar sudah masa depan orang itu, dia langsung dipecat. Si putri pertama langsung panen dengan hasil $210.000 perhari ditahun 1990.

Dengan alasan privatisasi, Telkom mengakhiri monopoli telekomunikasi. Putera kedua adalah penerima manfaat utama.

Pada tahun 1993, lisensi untuk operasi sambungan langsung internasional dan untuk jaringan telepon digital diberikan pada perusahaan putra keduanya.
Tahun 1995, nilai perusahaannya ditaksir sudah bernilai $2,3 miliar.

Dunia sangat luas, namun rupanya masih terlalu sempit bagi kepentingan, terjadilah tabrakan dalam ruang yang sangat lebar itu.

Putra sulung berantem dengan putra bungsu rebutan ladang dalam persaingan bisnis penerbangan. Ga puas berantem dengan putra tertua, putra ketiga ngajak ribut dengan putra kedua. Kali ini dalam persaingan bisnis otomotif.

Laki lawan laki sudah tidak seru lagi, laki lawan perempuan mengambil panggung perang antar saudara.

Putri pertama berantem dengan putra kedua hanya karena rebutan gelombang TV, mereka bersaing dalam dunia pertelevisian.

Persaingan tumbuh begitu kuat sehingga kemudian keturunan Cendana ini mulai mencari monopoli dalam lini bisnis yang semakin "memalukan".

Putra kedua sekali lagi mendapatkan kontrak untuk mengimpor kertas khusus yang digunakan oleh mint nasional. Tak mau kalah putri tertua mengambil alih pemprosesan surat izin mengemudi.

Persaingan semakin menggila, bukan hanya anak, menantu pun tak mau kehilangan momen sempit itu. Istri putra pertama menjadi satu satunya produsen resmi kartu pengenal wajib Indonesia.

Tahun 1996, cucu lelaki, anak putra tertua, merancang sebuah skema untuk menjual striker sebesar $ 0,25 sebagai bukti pajak untuk setiap botol bir dan alkohol yang dikonsumsi di Indonesia.

Yang paling luar biasa adalah, pegawai negeri dan anggota militer harus rela sebagian gajinya untuk Yayasan yang didirikannya. Tak ada kata puas disana.

Ini hanya sekelumit cerita bagaimana sebuah rezim yang terlalu lama berkuasa hanya demi menyedot uang Negara. Masih ada ratusan kebijakan dan ratusan keputusan yang dibuat demi menumpuk kekayaan yang tak ada puas itu.

Cara mendirikan dan menguasai tanah untuk Grand Hyatt, Bali Cliff Hotel, Sheraton Nusa Indah Resort, Sheraton Laguna Nusa Dua, Bali Intercontinental Resort, Nikko Royal Hotel, Four seasons Resort di Jimbaran, hingga Bali Golf and Country Club' di Nusa Dua, tentu adalah kebijakan Negara yang di pesan.

Beruntung, enam belas tahun kemudian, Indonesia kedatangan seorang lelaki kurus. Dia orang yang sangat biasa. Tak tampak ketegasan diwajahnya, tak tampak kepintaran pada kata katanya. Hanya sorot matanya yang berbicara, "dia orang jujur".

Apa yang sudah dicapai dalam Lima tahun pertama pemerintahannya, tak perlu lagi dipamerkan, terlalu banyak capaiannya. Sungguh beruntung nasib bangsa ini.

Penjarahan oleh oknum yang mengatas namakan Negara dimasa lalu secara perlahan akan dikembalikan. Sampai kapan...!!!

Sampai kita tetap mendukungnya tanpa lelah seperti tak lelahnya dia berniat membangun Negeri ini.

[Jan Andrew Rohitu/Ketum KPA2B]

Rabu, 29 Juli 2020

KETIKA PARA GURU MARAH


Wajarlah bila para guru marah kepada seorang penggiat media sosial bernama Dede Iskandar yang mengatakan (dalam bahasa Sunda) :

"Negara memberi gaji buta ini sih, kan sekolah diliburkan, jadi seharusnya gurunya juga jangan digaji, biar pada ikut merasakan kelaparan."

Bisa dipahami pula bila para guru meminta agar persoalan ini diselesaikan secara hukum, walau Dede Iskandar telah meminta maaf. Hingga terkesan ricuh, karena para guru tetap ngotot saat pihak Kepolisian melerainya.

Yang bijaksana adalah pihak Kepolisian setempat seharusnya mengamankan Dede ke kantor Polisi, lalu perwakilan guru ikut ke kantor Polisi untuk menyelesaikan persoalan ini. Bila ada pasal yang bisa dikenakan untuk persoalan tersebut, maka Polisi segera proses.

Tentu saja setelah menetapkan, Dede pun bisa pulang, karena bila ada pasalnya pun, sangat mungkin ancaman hukumannya ringan atau di bawah 5 tahun. Dimana tersangka di bawah 5 tahun tidak harus ditahan secara langsung.

Ini jadi pelajaran bagi siapa saja agar bisa menggunakan media sosial dengan cerdas dan bijaksana. Jangan asal membuat tulisan. Jaga jari-jarinya untuk sesuatu yang tidak dipahami.

Di saat pandemi Covid-19 ini, sekolah bukan diliburkan. Tapi polanya yang dirubah dengan pola belajar secara daring. Sehingga tugas dan tanggung jawabnya atau hak dan kewajiban guru tetap sama, bahkan kini lebih sulit, karena harus secara daring. Bukan plonga plongo.

"Heug atuh Jang ari belegug teh ulah kabina-bina teuing."
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Wahyu Sutono

Selasa, 28 Juli 2020

SURVEI CYRUS NETWORK: RUU CIPTA KERJA JALAN TENGAH KEPENTINGAN INVESTASI, UMKM, DAN PEKERJA


Cyrus Network mengumumkan hasil survei nasional terkait penilaian publik terhadap Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja dan penanganan dampak Covid-19.

Penyampaian hasil suvei dilakukan secara virtual, Jakarta, Senin (27/7/2020).

Tim Ahli Cyrus Network Riswanda mengatakan, secara umum, persepsi terhadap RUU Cipta Kerja cukup baik dengan 69 persen responden setuju terhadap RUU tersebut.

Publik, kata Riswanda, juga menilai RUU Cipta Kerja merupakan jalan tengah antara kepentingan investasi, UMKM, dan kepentingan pekerja.

"Ini terlihat dari 72 persen responden yang menilai RUU pro investasi. 67 persen responden juga menilai RUU ini pro terhadap UMKM, dan 64 persen responden menganggap RUU ini pro terhadap pekerja," kata Riswanda.


Tercatat, 80 persen dari responden yang pernah mendengar soal pembahasan RUU Cipta Kerja tersebut, merasa memang perlu ada penciptaan lapangan kerja yang seluas-luasnya oleh pemerintah.

Sebanyak 85 persen responden sadar dan setuju, penciptaan lapangan kerja perlu dilakukan dengan mempermudah syarat masuknya investasi dan pendirian usaha di Indonesia.

"Sebanyak 84 persen responden juga mendukung penyederhanaan regulasi yang berbelit-belit dan mempersulit investasi. 73 persen responden juga menganggap tingkat kesulitan memulai usaha di Indonesia cukup tinggi," ucapnya.


Cyrus Network melaksanakan survei pada tanggal 16-20 Juli 2020 melalui tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan.

Adapun survei dilakukan kepada 1.230 responden dan tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia.

Margin of error dari survei ini sebesar kurang 2,85 persen. (Tribunnews)

Solusi Sekolah Online yg bisa ditiru


kepada admin ICJ..saya minta tolong diloloskan postingan ini… ada beberapa anggota grup ICJ yg inbox dan menanyakan soal bagaimana proses belajar online dikampung saya seperti komen saya di status anggota grup ICJ beberapa hari yg lalu

saya jelaskan di status saya saja sekarang seperti dibawah ini :

saya kebetulan ketua RT di daerah saya..ber-inisiatif memasang Indihome untuk akses internet anak anak sekolah di lingkungan RT saya… caranya ya seperti ini :

1. satu rumah tidak dihitung berapa jumlah anak yg sekolah..tapi dihitung per KK wajib menabung 1000 rupiah per hari..disimpan di toples dinding depan rumah yg diambil setiap akhir bulan oleh karang taruna..jadi dalam 1 bulan setiap rumah mengumpulkan 30 ribu rupiah nah ini dikumpulkan dari 55 kk

2. dari 1,6 juta yg terkumpul..600 ribu untuk membayar akses internet  50 mbps… sisa 1 juta dipergunakan untuk membeli kertas beberapa RIM… beli tinta printer..… jadi kalau ada tugas yg mesti di print..ya tinggal di print saja..ga perlu ke warnet atau ke rental komputer..untuk membayar uang transport guru2 yg mau datang mengajar di kampung kami

3. dibalai RT pun di sediakan komputer hasil sumbangan orang mampu dikampung kami…anak2 yg tidak punya hp dipinjamkan hp dari anak karang taruna yg mengurusi kegiatan belajar bersama dikampung kami…anak2 muda lulusan SMA/SMK/D3 yg masih nganggur dan mau membimbing dikasih kerjaan membimbing adik2 nya di kampung..dibayar sehari 20 ribu dari uang kas RT

SOLUSI dikampung saya ya seperti itu… cukup menabung sehari 1000 rupiah per rumah

orang tua yg kerja ya silahkan kerja..yg usaha silahkan usaha… di kampung ada anak2 muda yg ga bekerja diberi tugas bimbing adik2nya yg sekolah… dibayar sehari 20 ribu bagi yg mau mengajari adik2 nya

ngumpulin uang buat beli proyektor kecil…ini tujuannya biar membuka akses RUANG GURU lebih besar tangkapan layarnya..jadi anak2 bisa fokus ke layar besar tampa harus membuka hp..karena tidak semua anak punya hp

kalau ada anak yg dari luar kampung kami mau ikut belajar dikarenakan tidak mempunyai hp..ya kami persilahkan dengan catatan di periksa dulu setiap hari kesehatan nya..ikutin aturan di kampung kami

dibalai RT disediakan meja ke meja diatur jaraknya…yg mengatur sesuai prosedur kesehatan/sosial distancing

cuman 1000 rupiah perhari loh… sangat bermanfaat… kalian yg dikota masa hal seperti itu saja kalian tidak mampu ?

setelah proses belajar online selesai… WIFI dimatikan… karena ini hanya akses buat belajar saja

bukan untuk dipergunakan untuk membuka akses youtube atau buat akses maen games..tiap hari pasword diganti..biar tidak dipakai sembarangan oleh anak anak yg tidak sekolah

silahkan contoh kegiatan seperti itu seperti halnya dikampung saya.

sekian..terima kasih

NB : maaf saya tidak bisa menyebutkan nama kampung secara jelas berikut RT dan RW nya..karena warga kampung sepakat tidak mau di ekspos… soalnya orang2 Kantor Desa suka Pansos dompleng doang…giliran ada kampung seperti itu di Desa nya riweuh/ribet pengen ikutan PANSOS doang..waktu diminta bantuan mah susaaah nya minta ampun

saya hanya menyebutkan nama Kecamatan nya saja ya..Kecamatan. Tanjungsiang..Kabupaten Subang… Provinsi Jawa Barat

SESAT PIKIR "I BELIEVE IN SITI FADILLAH"

I Persoalan terbesar umat manusia di hari ini adalah kita hidup di zaman milenial. Dengan ciri dasar, manusianya cepat merasa bosan, gampang menyuarakan kepentingannya sendiri, dan menjadi berbeda adalah bagian dari unjuk identitas diri. Dalam konteks inilah, saya gagal memahami munculnya gerakan liar dan absurd berjuluk "I believe in Siti Fadillah". Bagi saya ini sungguh sesat pikir. Karena dengan demikian, selama nyaris empat bulan ini kita dianggap sedang bersandiwara, tidak sekedar dipermainkan kita juga sedang dalam status dibohongi. Lepas itu benar atau tidak, hal tersebut mengabaikan fakta bahwa sudah ratusan ribu orang meninggal, jutaan orang terinfeksi, dan kehidupan secara keseluruhan berada pada titik nadir terendah!

Lalu tiba2 kita dipaksa untuk segera kembali normal, tapi dengan dasar pendapat seorang perempuan pesakitan. Yang tidak bosan memaksa kita berpikir dan memberontak, menganggap semua yang terjadi adalah produk konspirasi global yang jahat. Saya (hanya) ingin fokus pada kenapa Siti Fadilla Soepari, tidak layak diikuti dan dibela dalam kasus Pandemi Covid-19 ini. Mari kita dedah satu persatu.

Pertama, Siti Fadilla menyamakan kasus Covid-19 ini sama sebangun dengan Flu Burung. Bahwa Covid-19 adalah sequel dari Flu burung. Segoblok yang satu tahu, mustinya ini adalah dua kasus yang berbeda. Flu burung belum sampai pada titik pandemik. Barangkali ia masih epidemi, tersebar dalam geografis tertentu. Bukan pandemik yang telah menjangkau nyaris secara global ke seluruh negara yang ada di muka bumi tanpa mengenal sekat2 geografis. Ia memaksa kita berpikir untuk menyamaratakan keduanya. Bahwa ia bisa sembuh dengan sendirinya, salah satunya melalui herd immunity. Kalau pun betul, sesat pikirnya ia mengabaikan ratusan ribu, yang barangkali tak lama lagi jutaan orang menjadi korban karenanya. Di sini ia tidak punya empati pada korban dan yang terdampak!

Kedua, selalu menyalahkan WHO sebagai lembaga dunia yang sesungguhnya tak lebih kaki tangan industri farmasi dunia. Dalam kasus yang dialaminya, ia menganggap WHO mencuri contoh virus di Indonesia. Lalu diberikan kepada lembaga farmasinya yang menjadi kak tangannya. Bila kelak jadi vaksin, negara pemilik virus justru harus membayarnya. Kalau pun tuduhan ini benar. Sesat pikirnya: Flu Burung tidak pernah menjadi pandemik, tidak pernah butuh vaksin, dan tidak ada satu pun negara yang harus membayarnya untuk itu. Hal lain, coba tengok sekalipun AS di bawah Trump telah memutuskan hubungannya dengan WHO. Menunjukan bahwa AS justru merupakan salah satu negara yang terdampak terbesar di dunia, dan hingga saat ini gagal mengatasi dampak Covid-19.

Ketiga, menyeret Bill Gates sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas pandemik Covid-19. Hanya karena, ia telah telah meramalkan lima tahun sebelumnya bakal terjadi pandemik global. Di sini saya menduga dasarnya hanya satu: kebencian terhadap sukses seorang filantropis dunia yang berdarah Yahudi. Cara berpikir yang berkecenderungan menunjukkan dirinya sebagai pemuja teori konspirasi. Area abu2 yang menjadi wilayah asyik bergosip dan mencari kambing hitam. Kalau fair membenci Bill Gates, kembalilah ke zaman batu. Tinggalkan komputer, gadget, atau apa pun teknologi maju yang bersentuhan dengan dirinya. Seburuk2 orang yang berjiwa filantropis, tak kan mungkin ia membunuh bisnis utamanya sendiri. Dengan beralih ke bidang lain yang tak dikuasainya.

Keempat, mendorong Indonesia membuat vaksin sendiri. Tidak salah, tapi sekaligus justru menunjukkan borok kerja Kementrian yang dipimpinnya, sekaligus lembaga2 penelitian maupun BUMN yang berada di lingkaran kekuasaannya. Produk apa yang telah dihasilkannya sejauah ini? Ia merasa jadi pahlawan ketika flu burung bisa berhenti begitu saja, tanpa menimbulkan banyak korban. Lah hawong gak ngapa2in kok jadi pahlawan? Sependek info yang saya tahu, ketika Jokowi meminta Unpad untuk (hanya sekedar) mempercepat pengujian vaksin Sinovac dari China. Mereka menyatakan keberatan atas dasar tahap2 prosedural ilmiah yang harus diikuti dan ditetapkan WHO. Lah katanya gak suka WHO? Bisa dibayangkan, jika mengandalkan ritme kerja lembaga domestik menemukan vaksin untuk Covid-19 ini, mungkin sudah terlalu terlambat. Hawong ini pandemik global, ya jelas butuh kerjasama internasional!

Kelima, terkait dengan kasus hukumnya. Sebagaimana biasa kasus korupsi seorang menteri, ia menganggap dirinya bersih dan korban konspirasi jahat. Ya iyalah, mana ada menteri yang nyolong langsung uang negara, ia akan selalu melibatkan atau menyuruh eselon2 di bawahnya untuk melakukannya. Semua orang tahu, dana anggaran adanya di tingkat dirjen. Tapi semua tak mungkin bergerak, tanpa sepengetahuan sang menteri. Dalam konteks dirinya, sebenarnya orang yang pertama kali membocorkan betapa kotornya si ibu ini, justru adalah Faisal Basri. Seorang intelektual bersih yang semula berada satu kubu dengan dirinya yaitu di lingkaran Partai Amanat Nasional (PAN).

Dalam kasus dirinya, sedemikian banyaknya kasus yang melibatkannya, sehingga hakim jadi linglung harus mulai dari mana. Sehingga berseloroh merasa tak perlu bukti tambahan lagi. Karena silang sengkarut penerima dana KKN yang tersebar kemana2. Kasus Siti fadilla dan Kemenkes-nya adalah sebuah fenomena gunung es yang biasa dalam kasus korupsi di Indonesia. Teradilinya seseorang selalu hanya berdasar satu dua kasus yang kadang tdak terlalu dianggap penting. Padahal bila dikuak kasus2 lain di bawahnya, pasti lebih besar dan mengerikan. Sedikit menyegarkan ingatan, salah satu penerima uang haram itu adalah Amien Rais dengan duit kotor 600 juta itu. Mereka cuek dan baik2 saja tuh.

Di sini, di sisi ini wajar kalau ia merasa dikorbankan!

Tapi, kembali ke atas bila muncul gerakan "I Believe in Siti Fadilla" sungguh sangat menyedihkan. Di Bali muncul tokoh eksentrik bernama Jerinx. Bagi saya ia seorang yang menurut saya tiba2 "sarat beban", sehingga selalu terpaksa harus meyakinkan publik dirinya paling benar dan (sialnya) ia pemuja teori konspirasi. Hanya karena ia merasa terbelenggu dengan pemakaian masker, tidak bisa bebas pergi keluar rumah, dan tidak setuju dengan mahalnya biaya rapid test atau test SWAB. Lalu menggalang gerakan turun ke jalan, dengan mengabaikan protokol kesehatan. Tak dinyana, gerakan ini sudah meluas melibatkan artis2 yang bagaimana pun juga pasti sulit menerima kenyataan turun pendapatannya gara2 pandemik ini.


Saya bisa memahami kejenuhan yang dialami semua orang, rasa putus asa yang diakibatkannya, dan tentu saja keinginan untuk segera kembali ke kehidupan normal seperti sebelum adanya pandemik ini.

Tapi tentu saja bukan dengan cara sesat pikir berselera buruk seperti ini. Mari kembali bergandeng tangan kita lalui masa2 sulit ini. Ayo balik lagi waras...
.
.
.
.
Andi Setiono Mangunprasodjo