Pied the Piper merupakan cerita legenda yang berasal dari Jerman, tepatnya di kota Hamelin. Berlatar pada tahun 1284 di kota Hamelin, cerita ini berawal ketika kota tersebut diserang hama tikus. Dalam usaha memberantas tikus-tikus tersebut, sang wali kota berjanji akan memberikan imbalan yang setimpal bagi siapapun yang berhasil mengusir hama tikus di kota itu.
Gambar tertua yang diketahui dari Pied Piper disalin dari jendela kaca Gereja Pasar di Hameln / Hamelin Jerman (c.1300-1633). Sumber gambar: Wikimedia.
Dengan pakaian nya yang meriah dan mencolok, seorang peniup seruling (b. inggris: Piper) muncul entah dari mana. Ia mengaku bahwa ia dapat mengakhiri bencana hama tikus di kota tersebut dengan imbalan yang sudah dijanjikan sebelumnya, sang walikota pun menyetujui. Piper lalu mengeluarkan seruling ajaib nya dan mulai memainkan nya. Tikus-tikus di kota tersebut dibuat tertarik dengan musik yang dimainkan Piper dan mulai mengikuti arah dari sumber musik tersebut. Piper menuntun tikus-tikus tersebut ke sungai Weser dan menenggelamkan nya di sana.
Setelah kesuksesan nya mengusir tikus-tikus tersebut, sang wali kota dan penduduknya ingkar janji dengan tidak memberikan imbalan apapun kepada si peniup seruling. Si peniup seruling pun kesal dan marah pada wali kota dan penduduk kota Hamelin, ia berjanji akan membalaskan dendam nya. Pada hari Santo John dan Paul yang jatuh pada tanggal 26 Juni, Piper kembali untuk membalaskan dendamnya. Ia memainkan musik dengan seruling ajaib nya dan menuntun anak-anak dikota tersebut. 130 anak dituntun meninggalkan kota Hamelin, menuju ke gua dan hilang secara misterius. Hanya 3 anak-anak yang tersisa, anak-anak yang pincang, buta, dan tuli.
Terdapat beberapa versi dari cerita ini, namun versi diatas merupakan yang paling terkenal. Nama jalan dimana anak-anak terakhir terlihat adalah Jalan Bungelosenstrasse (jalanan tanpa musik). Sejak saat itu, musik dilarang untuk dimainkan disana. Cerita Pied the Piper pertama kali ditemukan di gereja yang terletak di Hamelin, pada sekitar tahun 1300 setelah masehi. Gereja tersebut hancur pada tahun 1660 namun beberapa manuskrip berhasil diselamatkan.
Arti dibalik cerita legenda ini masih diperdebatkan. Beberapa teori menyebutkan bahwa anak-anak dikota tersebut mati karena wabah penyakit dan kematian direpresentasikan dengan si peniup seruling. Teori lain nya yang lebih kejam menyebutkan bahwa Pied the Piper adalah representasi dari seorang pedophilia yang menculik anak-anak di kota tersebut.