Minggu, 19 April 2020

Warganet Panas Bandingkan Bantuan Sembako dari Jabar dan DKI, Ini Faktanya


Warganet Panas Bandingkan Bantuan Sembako dari Jabar dan DKI, Ini Faktanya

Suara.com - Jagat media sosial diramaikan dengan foto perbandingan bantuan sosial dari Pemprov DKI Jakarta dengan Jawa Barat selama pandemi virus corona. Bantuan sosial berupa sembako itu disebut-sebut lebih banyak dari Jawa Barat dibandingkan dengan DKI Jakarta.

Foto perbandingan tersebut diunggah oleh akun Twitter @narkosun. Ia bertanya-tanya dengan kebenaran jumlah item barang dalam sembako yang tampak lebih banyak dari paket sembako Jawa Barat daripada Jakarta.

"Banyak beredar foto perbandingan bansos DKI vs Jawa Barat di TL. Beneran kah seperti ini," tulis akun itu seperti dikutip Suara.com, Jumat (17/4/2020).

Dalam foto itu, tampak paket sembako dari Jawa Barat berisi barang-barang senilai Rp 350.000 dan uang tunai sebesar Rp 150.000. Sementara, paket sembako dari DKI Jakarta berupa barang sebesar Rp 149.500 tanpa uang tunai di dalamnya.

Jawa Barat menyalurkan paket bantuan sebulan sekali, sementara DKI Jakarta menyalurkan bantuan seminggu sekali

Setelah dikonfirmasi, paket bantuan yang diberikan Pemprov Jawa Barat berbeda dengan Jakarta. Jawa Barat menyalurkan paket bantuan sebulan sekali, sementara DKI Jakarta menyalurkan bantuan seminggu sekali.

Adapun isi paket bantuan dari Pemprov Jawa Barat berupa bantuan tunai sebesar Rp 150 ribu per keluarga per bulan dan bantuan pangan non tunai mulai beras 10 kg, terigu 1 kg, Vitamin C, makanan kaleng 2 kg (4 kaleng), gula pasir 1 kg, mi instan 16 bungkus, minyak goreng 2 liter, dan telur 2 kg, senilai Rp 350 ribu per keluarga per bulan.

Dana untuk bansos tersebut, berasal dari Pemda Provinsi Jabar dengan anggaran sebesar kurang lebih Rp 4,6 triliun (di luar untuk distribusi) dari APBD. Rencananya bansos akan disalurkan selama empat bulan dari April hingga Juli.

Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan anggaran sebesar Rp 179,4 miliar. Paket sembako yang diberikan berupa barang senilai RP 149.500 tanpa uang tunai yang diberikan setiap minggunya.


Paket tersebut berisi beras 5 kg 1 karung, sarden 2 kaleng kecil, minyak goreng 0,9 lt 1 pouch, biskuit 2 bungkus, masker kain 2 pcs, dan sabun mandi 2 batang.

https://www.suara.com/news/2020/04/1...an-dki-jakarta


Sabtu, 18 April 2020

Agar Tidak Salah Langkah, Berikut Panduan Menggunakan Masker Yang Benar

1. Pastikan Anda telah mencuci tangan dengan benar.
Selalu cuci tangan dengan hand sanitizer atau sabun sebelum menyentuh masker dan memasangnya. Hal ini dimaksudkan agar tangan kita tetap bersih, terhindar dari kuman dan kotoran dengan cuci tangan sebelumnya sehingga masker kita tetap safety untuk dipakai. 

2. Jika Anda menggunakan masker bedah, pastikan sisi luar adalah yang berwarna hijau dan sisi dalam yang berwarna putih.
Pernahkah Anda mendengar pernyataan bahwa ketika kita sedang sakit, maka sisi putih berada di luar. Sedangkan jika kita sehat, maka sisi hijau yang berada di luar. Hal tersebut merupakan mitos. Dalam kondisi sedang sakit atau sehat, cara pakai masker yang benar adalah sisi berwarna biru atau hijau harus digunakan di luar dan sisi berwarna putih berada di dalam.Hal ini karena sisi masker berwarna putih bersifat sebagai penyaring yang berfungsi mencegah penyebaran virus atau bakteri penyebab penyakit. Ketika Anda tidak sedang sakit, sisi berwarna putih akan melindungi diri Anda dari paparan mikroorganisme yang berasal dari luar.Selain itu, sisi berwarna putih terbuat dari material-material yang dapat menyerap. Ini bertujuan untuk mengatasi rasa tidak nyaman dan lembap saat bernapas menggunakan masker.Sebaliknya, sisi masker berwarna hijau tidak terbuat dari material yang dapat menyerap, sehingga jika Anda menggunakannya di dalam maka dapat menimbulkan rasa tidak nyaman saat bernapas.

3. Pasang masker dengan baik
 Untuk masker yang menggunakan tali: 
posisikan kawat hidung di atas hidung dengan jari, lalu ikat kedua sisi tali di bagian atas pada kepala mendekati ubun-ubun. Setelah masker sudah bisa menggantung, tarik masker ke bawah untuk bisa menutup mulut hingga dagu. Ikat tali bagian bawahnya di tengkuk atau belakang leher Anda.
 Untuk masker karet: 
Anda hanya perlu mengaitkan tali karet di belakang telinga. Setelah masker menempel aman di wajah, cubit bagian kawatnya untuk mengikuti lekuk hidung Anda agar masker lebih tertutup rapat. Panjangkan lipatan-lipatan masker kebawah untuk menutup semua bagian yang harus ditutup yakni hidung, mulut, hingga dagu. Setelah masker terpasang dengan benar, hindari menyentuh masker apalagi sebelum mencuci tangan.

4. Lepas masker dan buang ke tempat sampah jika sudah selesai digunakan.
Sebaiknya, masker medis tidak boleh digunakan lebih dari satu hari. Pastikan Anda menggunakan masker hanya untuk satu kali pakai saja. Adapun prosedur melepaskan masker hidung yang tepat adalah sebagai berikut :
• Sebelum melepas masker, cuci tangan Anda terlebih dahulu menggunakan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer.
• Ketika melepas masker, hindari menyentuh bagian depan masker. Mengapa? Pasalnya bagian tersebut penuh dengan kuman yang menempel dari luar. Jadi, sebaiknya hanya sentuh bagian tali atau karet pengaitnya. 
• Untuk melepas masker karet, pegang kedua karet yang menempel di kedua telinga. Lepaskan masker dari telinga.
• Sementara, untuk melepas masker tali, buka tali bagian bawah, lalu lepaskan tali bagian atas.
• Buang masker ke tempat sampah dan pastikan Anda merobeknya juga agar tidak di daur ulang pihak yang tidak bertanggung jawab. Lalu, kembali cuci tangan atau gunakan hand sanitizer guna membersihkannya dari kuman yang menempel.
Menggunakan masker untuk virus Corona efektif untuk mencegah penularan. Apapun jenis maskernya, Anda harus mengerti cara pemakaian yang tepat. Selain itu, cuci tangan juga sama pentingnya dengan memakai masker. Pastikan selalu mencuci tangan setiap usai melakukan atau menyentuh sesuatu, terutama di tempat umum.


Jumat, 17 April 2020

kumpulan Situs Streaming dan download Film

Situs Streaming Film Buat Nonton Gratisan Saat di Rumah Saja

Jakarta, CNBC Indonesia - Virus corona atau Covid-19 semakin cepat dan meluas penyebarannya di Indonesia. Hal ini membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan kebijakan agar masyarakat mulai bekerja, sekolah dan beribadah dari rumah.

"Kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan ibadah di rumah perlu terus digencarkan untuk mengurangi pengurangan penyebaran Covid-19," ujar Presiden saat konferensi pers di Istana Bogor.

Nah, tentunya bagi sebagian masyarakat yang sudah mulai mengkarantina dirinya di rumah alias di rumah saja, pasti takut akan merasa bosan dan jenuh. Apalagi, kegiatan dari rumah ini akan berjalan cukup lama sampai kasus Covid di Indonesia berlalu.

Namun, sekarang tak perlu lagi khawatir merasa bosan, karena masyarakat bisa tetap menonton film-film meski sejumlah mall dan bioskop di Indonesia di tutup. Bahkan untuk mendapatkan hiburan ini, masyarakat tidak perlu membayar tiket alias gratis.

Sudah rahasia umum jika banyak penduduk Indonesia suka mengakses situs web streaming film seperti IndoXXI untuk menonton film bioskop gratis. Namun, beberapa waktu lalu Kominfo memblokir situs tersebut karena dianggap ilegal.

Ternyata sampai saat ini masih ada situs streaming film yang bisa diakses secara gratis. Salah satu yang lagi ramai dibicarakan adalah Kawanfilm21.

Bukan hanya sekedar menonton secara streaming saja, situs Kawanfilm21 juga memungkinkan pengguna untuk mendownload film secara gratis. Sehingga kita dapat menyimpan film itu jika sewaktu-waktu ingin ditonton.

berikut situs-situs serupa yang masih aktif di Indonesia :

Kawanfilm21.org,

https://185.145.131.43/

https://movieajip.online/

https://nontonfilmdrama.net/

https://lipanmovie.blogspot.com/

https://bioskopkerenin.org/

https://cinematrans7.org/

https://cinemaemas.com/

https://lebahmovie.com/

Patut diingat mendownload film dan menonton film di situs streaming online yang ilegal merupakan pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI).



Warga Depok Dibully Tetangga Sendiri karena Laporkan Acara Maulid Nabi ke Polisi

Warga Depok Dibully Tetangga Sendiri karena Laporkan Acara Maulid Nabi ke Polisi

DEPOK - "Aku tidak mau mati," ucap B, seorang perawat di sebuah puskesmas di Depok, Jawa Barat.

Ungkapan tersebut ia sampaikan kepada Popi Rahim, kakaknya. 

B tak lagi dapat membendung gundah lantaran setiap hari berdatangan pasien suspect (dicurigai) Covid-19 di puskesmas tempatnya bekerja.

Hal ini karena warga di sekitar lingkungan kediamannya di Kampung Bulak, Cisalak, Depok tak mengindahkan larangan berkerumun guna mencegah penularan Covid-19.

B merasa prihatin, saat orang sepertinya rela menukar nyawa di ranjang perawatan pasien, puluhan tetangganya malah seakan menantang maut.


Peringatan demi peringatan yang meluncur dari mulut B, mentah begitu saja oleh puluhan tetangganya dengan perkara yang sulit didebat.

Mereka ngotot mengadakan perayaan Maulid Nabi Muhammad di Masjid Jami Almuhajirin, pada Minggu (12/4/2020) lalu.

“Tetap dia bekerja di puskesmas, akhirnya. Saya beri kekuatan padanya, jangan khawatirkan lingkungan sini,” kata Popi saat berbincang via telepon dengan Kompas.com, Rabu (15/4/2020).

“Adik saya nge-down banget. Saya bilang, ‘saya janji sama kamu, kalau ada apa-apa saya akan lapor ke pemerintah’. Kalau dia berhenti di puskesmas, siapa yang ngurus (orang) sakit?” tambah dia.


Bukan hanya B yang resah pada sekelompok warga yang ngotot ingin menghelat perayaan Maulid Nabi pada hari Minggu lalu.

Popi juga menyimpan kekhawatiran sejenis. Begitu pun dengan mayoritas warga di sekitar kediamannya.

Mereka sama-sama tak habis pikir, alasan kelompok warga itu enggan mengindahkan instruksi jaga jarak fisik (physical distancing) yang digaungkan keras-keras oleh banyak pihak.

Hampir tiap malam sebelum gelaran, kata Popi, masjid tersebut ramai dengan acara keagamaan.

 Popi dan para tetangga berulang kali membahas siasat agar perayaan tersebut batal terselenggara, karena pasti akan mengundang kerumunan.

“Warga sini sudah bilangin ke mereka yang segelintir, mungkin 50 orang itu. Sudah sering menegur, (mereka) tidak mau (batal),” kata Popi.

Menurut Popi, para panitia perayaan itu selalu punya kartu truf jawaban setiap kali diminta membatalkan perayaan Maulid Nabi. Jawaban itu selalu berhasil membungkam Popi dan rekan untuk sesaat.

“Sebelum mau acara, sudah diingatkan oleh adik saya yang perawat,” ujar Popi.

“Kalian jadi acara besok?” tanya B seperti ditirukan Popi, kepada panitia.

“Jadi,” kata Popi menirukan jawaban salah seorang panitia.

Baca juga: Pemkot Depok Diminta Buka Data Penerima Bansos Selama PSBB agar Bisa Diawasi Para RT

“Kan tidak boleh?” sergah B pada mereka.

“Sudah ada izin polisi,” ujar Popi meniru tanggapan mereka waktu itu.

Itu dia kartu trufnya: klaim mengantongi izin polisi.

Tak ayal, hal ini membuat Popi bingung. Menurut dia, tak mungkin polisi memberikan izin untuk acara yang mengundang kerumunan seperti itu.

Insiden dicopotnya Kapolsek Kembangan, Kompol Fahrul Sudiana beberapa waktu lalu akibat menggelar resepsi pernikahan jadi acuan Popi.

Lantas, apakah Popi mengadukan masalah ini ke aparat RT atau RW?

“Justru, ini mantan-mantan (pejabat) RT di sini (panitia), (entah) apa dia masih menjabat, saya baru 2 tahun di sini. Sepertinya, setahu saya, mereka menjabat sebagai RT. Terus, masih ada salah satu panitia yang disebut ‘Bu RW’,” jelas Popi.

“Pelakunya justru itu, kan aneh. Bagaimana bisa lapor, orang istrinya juga pelakunya. Mau lapor sama siapa? Berarti sudah izin (kepada RW) kan, orang yang disebut ‘Bu RW’ yang mengoordinir acara itu,” tambah dia.

Popi lapor polisi

Sabtu (11/4/2020), Popi masih berharap perayaan Maulid Nabi di masjid pada hari Minggu urung terselenggara. Mungkin saja mereka berubah pikiran, gumamnya. Namun, harapan itu rupanya bak mimpi di siang bolong.

Hari yang dinanti para panitia tiba. Minggu (12/4/2020), mulai ada keramaian di masjid, kata Popi, sekitar pukul 08.00.

Merespons peristiwa itu, ia lantas melaporkannya ke aparat berwenang. Berbekal pengalamannya sebagai wartawan, ia menghubungi salah seorang pejabat Polres Metro Depok melalui SMS untuk melaporkan kerumunan tersebut.

“Cuma dia doang yang saya kasih (laporan). Dia meneruskan, memerintahkan ke Kapolsek. Kapolsek suruh anak buah,” tutur Popi.



Kepala Bagian Humas Polres Metro Depok, AKP Firdaus mengetahui peristiwa tersebut. Firdaus menegaskan, perayaan Maulid Nabi di masjid itu tak mengantongi izin kepolisian.

“Tidak ada izin,” kata dia ketika dikonfirmasi Kompas.com, Rabu.

“Laporannya (ada acara yang mengundang kerumunan di masjid) sudah ditindaklanjuti,” ujar Firdaus.

Popi masih diam di rumahnya yang ada di belakang masjid, setelah melaporkan kerumunan itu ke Polres Metro Depok. Betul kata Firdaus, polisi menindaklanjuti laporan itu.

Popi menerima informasi dari warga, beberapa polisi datang menyambangi Masjid Jami Almuhajirin sekitar pukul 10.30. Sesuatu yang menurut Popi terlambat.

“Informasi dari warga, polisi tidak masuk ke masjid, (melainkan) duduk-duduk and mereka dikasih makanan juga, terus pulang bawa tentengan, ketawa-ketawa. Kan enggak lucu, hampir 2 jam baru datang, pas (perayaan) sudah mau selesai. Lucunya, bukannya masuk masjid (untuk) membubarkan, tapi memang pas bubar,” tukas Popi.

“Terus bahas-bahas aku. Ada saksi warga bilang, loh kok (mereka) membicarakan saya. Kok tahu saya yang melapor?” tambah dia.

Popi di-bully karena laporannya bocor

Popi terkejut, tiba-tiba namanya menjadi sasaran tembak warga yang dilaporkannya. Aneka umpatan mengalir deras di grup WhatsApp warga di mana ia tak ada di dalamnya.

“Ada yang memberiku screenshot (tangkapan layar), habislah aku dibilang wartawan gadungan, menghina lah, buruk muka, buruk hatinya, iblis. Ada screenshot-nya,” aku Popi.

“Jadi saya tuh seolah-olah manusia, di mata mereka, kayak iblis. Benar saya dikata-katain gitu, berhati iblis,” tambah dia.

Umpatan itu karena warga mengetahui Popi-lah yang melaporkan acara tersebut ke polisi. Salah seorang warga memiliki teks pesan laporan yang dikirim Popi ke polisi itu.

Popi pun dua kali kecewa. Sudah tak diindahkan oleh warga yang tetap nekat menggelar perayaan berjamaah, Popi patah hati karena laporannya ke polisi bocor.

Akibatnya, Popi kini dirundung hujatan oleh mereka yang sejak awal berseberangan pendapat dengannya yaitu warga yang ngotot merayakan Maulid Nabi di tengah pandemi.

Terus terang, ia terkejut ketika namanya dijadikan sasaran tembak oleh warga yang merasa terusik.

Popi menyayangkan laporannya ke polisi bisa bocor. Padahal, ia menganggap laporan itu sebagai upayanya sebagai warga negara untuk bahu-membahu melawan pandemi Covid-19 yang membutuhkan kerja bersama.

Akibat bocornya laporan tersebut, beserta identitas dia sebagai pelapor, Popi dan warga yang ngotot tadi justru bersitegang, alih-alih bersatu melawan Covid-19.

Pada akhirnya, insiden bocornya laporan ini membuat Popi merasa geram ketimbang berlangsungnya perayaan. Ia mengecam anggota polisi, siapa pun itu, yang membocorkan laporannya.

Popi paham, laporannya pasti akan diteruskan ke jajaran hingga anggota polisi di lapangan. Namun, bukan berarti laporan itu jadi menyebar di kalangan warga.

Kepala Bagian Humas Polres Metro Depok, AKP Firdaus sempat ditanya mengenai hal ini. Namun dia mengaku tak tahu soal laporan yang bocor itu.

“Ini yang belum tahu kami, menyebarkan identitas seperti apa?” ujar AKP Firdaus kepada Kompas.com saat diminta tanggapannya mengenai pengakuan Popi.

Popi di-bully karena laporannya bocor

Popi terkejut, tiba-tiba namanya menjadi sasaran tembak warga yang dilaporkannya. Aneka umpatan mengalir deras di grup WhatsApp warga di mana ia tak ada di dalamnya.

“Ada yang memberiku screenshot (tangkapan layar), habislah aku dibilang wartawan gadungan, menghina lah, buruk muka, buruk hatinya, iblis. Ada screenshot-nya,” aku Popi.

“Jadi saya tuh seolah-olah manusia, di mata mereka, kayak iblis. Benar saya dikata-katain gitu, berhati iblis,” tambah dia.

Umpatan itu karena warga mengetahui Popi-lah yang melaporkan acara tersebut ke polisi. Salah seorang warga memiliki teks pesan laporan yang dikirim Popi ke polisi itu.

Popi pun dua kali kecewa. Sudah tak diindahkan oleh warga yang tetap nekat menggelar perayaan berjamaah, Popi patah hati karena laporannya ke polisi bocor.


Akibatnya, Popi kini dirundung hujatan oleh mereka yang sejak awal berseberangan pendapat dengannya yaitu warga yang ngotot merayakan Maulid Nabi di tengah pandemi.

Terus terang, ia terkejut ketika namanya dijadikan sasaran tembak oleh warga yang merasa terusik.

Popi menyayangkan laporannya ke polisi bisa bocor. Padahal, ia menganggap laporan itu sebagai upayanya sebagai warga negara untuk bahu-membahu melawan pandemi Covid-19 yang membutuhkan kerja bersama.

Akibat bocornya laporan tersebut, beserta identitas dia sebagai pelapor, Popi dan warga yang ngotot tadi justru bersitegang, alih-alih bersatu melawan Covid-19.

Pada akhirnya, insiden bocornya laporan ini membuat Popi merasa geram ketimbang berlangsungnya perayaan. Ia mengecam anggota polisi, siapa pun itu, yang membocorkan laporannya.


Popi paham, laporannya pasti akan diteruskan ke jajaran hingga anggota polisi di lapangan. Namun, bukan berarti laporan itu jadi menyebar di kalangan warga.

Kepala Bagian Humas Polres Metro Depok, AKP Firdaus sempat ditanya mengenai hal ini. Namun dia mengaku tak tahu soal laporan yang bocor itu.

“Ini yang belum tahu kami, menyebarkan identitas seperti apa?” ujar AKP Firdaus kepada Kompas.com saat diminta tanggapannya mengenai pengakuan Popi.

sumber


Anggota DPR Pose Pakai APD, Bikin Publik Murka: Nyesel Pilih Mereka

Anggota DPR Pose Pakai APD, Bikin Publik Murka: Nyesel Pilih Mereka

Suara.com - Satgas Lawan Covid-19 DPR RI mendadak menuai sorotan di media sosial, selepas memamerkan foto berseragam alat pelindung diri (APD).

Foto tersebut viral setelah dibagikan oleh pemilik akun Twitter @Hanifah933, Rabu (15/4/2020).

Terlihat sejumlah anggota Satgas Lawan Covid DPR tengah berdiri di depan lobi Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.

Mereka mengenakan seragam putih dan sebagian di antaranya juga tampak memakai masker.

Satgas Lawan Covid-19 DPR lalu memamerkan pose mengepal tangan ke hadapan kamera.

Sayangnya, foto tersebut menuai kecaman dari warganet lantaran dinilai berlebihan memakai APD.

Pasalnya diketahui, tenaga medis Indonesia yang berjuang melawan virus corona. masih kekurangan APD 

"Dear @DPR_RI foto selfie dengan memakai baju APD, sementara paramedis di seluruh nusantara berjibaku kekurangan APD. Your are all embarrassing and heartless (Kalian sangat memalukan dan tidak punya hati --red)," tulis @Hanifah933, seperti dikutip Suara.com, Kamis (16/4).

Anggota DPR Pose Pakai APD, Bikin Publik Murka: Nyesel Pilih Mereka

Kecaman itu lantas ditimpali oleh warga Twitter lainnya yang tak kalah memberikan sindirian menohok kepada Satgas Lawan Covid-19 DPR.

Seperti akun @dee_jacobusyang menuliskan, "Mereka makhluk-makhluk tidak relevan. Entah sampai kapan kita punya parlemen kelas jongkok begini. Hanya segelintir anggota perlemen yang benar-benar paham dan amanah".

"Hahaha...bagus, pede amat. Yang di lapangan berjuang langsung, berhadapan dengan maut, mereka perlu selfie, ada yang buka masker, supaya terkenal," timpal @FArmijin.

Sementara @winu_waluya menyebut, "Nyesel banget milih mereka...sumpah".

"Di tengah-tengah kondisi memprihatinkan begini dagelan apa lagi yang kau pertontonkan wahai anggota dewan," kata @marni_marsum.

Anggota DPR Pose Pakai APD, Bikin Publik Murka: Nyesel Pilih Mereka

Dari hasil penelusuran Suara.com, foto anggota DPR yang diklaim warganet memakai APD juga dibagikan oleh akun @Satgaslwanco19.

Saat itu, Satgas Lawan Covid-19 hendak memberikan bantuan APD berupa masker dan obat herba ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran.

Kenakan Pakain Mirip APD Viral, DPR Bingung yang Dibahas Bukan Sumbangannya

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menjawab soal foto viral ketika perwakilan anggota Satgas Lawan Covid-19 DPR yang disangka memakai pakaian menyerupai alat pelindung diri (APD) dengan berlatar belakang Gedung Nusantara III.

Apabila dilihat sekilas, pakaian bernuansa putih polos itu memang terkesan seperti APD.

Namun, Wakil Ketua DPR sekaligus Koordinator Satgas Lawan Covid-19 Sufmi Dasco Ahmad menegaskan pakaian tersebut hanya menyerupai, tetapi dari segi bahan berbeda dengan APD yang dipakai tenaga medis.

Lagipula, kata Dasco, pakaian serba putih itu merupakan seragam khas milik Satgas Lawan Covid-19 yang dipakai dalam rangka menyumbangkan APD untuk para tenaga medis.

"Yang kami pakai itu menyerupai, tapi bahannya berbeda. Sementara kami ke sana kan menyumbang APD yang benar-benar bisa dipakai untuk tenaga medis. Namanya seragam satgas kan kita boleh saja, itu kan sedang Covid begitu. Tapi bahannya berbeda dengan yang seragam untuk APD untuk medis. Nah yang kami sumbangkan itu kan lebih banyak dan kualitasnya lebih ya memang standar APD, beda dengan yang kami pakai," tutur Dasco kepada wartawan, Rabu (15/4/2020).

https://www.suara.com/news/2020/04/1...l-pilih-mereka