Selasa, 23 November 2021

Pembunuhan Poon, Tragedi yang Memicu Krisis Hong Kong

 Pembunuhan Poon, Tragedi yang Memicu Krisis Hong Kong

Demonstran Hong Kong yang sedang menembakkan panah ke arah polisi. (bbc.com)

Poon Hiu Wing adalah nama dari seorang wanita asal Hong Kong yang tewas akibat dibunuh pada bulan Februari 2018 di Taipei, Taiwan. Poon dibunuh oleh kekasihnya sendiri yang bernama Chan Tong Kai. Dengan membaca penjelasan tadi, maka pengunjung mungkin akan berkesimpulan kalau ini hanyalah tragedi pembunuhan biasa. Namun benarkah demikian?

Chan memang berhasil ditangkap oleh polisi hanya sebulan sesudah pembunuhan ini terjadi. Meskipun sudah mengaku bersalah, Chan ternyata belum diadili atas kasus pembunuhan ini hingga sekarang. Ruwetnya status politik antara Hong Kong & Taiwan menjadi penyebab kenapa upaya untuk menyelesaikan kasus Chan masih menggantung.

Saat pemerintah Hong Kong mencoba menawarkan jalan keluar atas permasalahan ini, tindakan tersebut malah memicu timbulnya krisis politik & gelombang aksi demonstrasi di Hong Kong yang berlangsung hingga berbulan-bulan lamanya. Dalam perkembangannya, gelombang aksi protes ini turut mempengaruhi hubungan diplomatik antara Cina dengan negara-negara Barat.



PEMBUNUHAN YANG MENGAWALI SEMUANYA

Insiden naas yang menimpa Poon (20 tahun) bermula ketika pada bulan Februari 2018, ia & kekasihnya yang bernama Chan (19) pergi ke Taipei, Taiwan. Mereka berdua adalah pasangan asal Hong Kong yang pergi ke Taiwan dengan maksud untuk merayakan Hari Valentine. Saat bertamasya, mereka berdua sempat membeli sebuah koper besar di pasar malam setempat.

Tanggal 17 Februari, keduanya terlibat pertengkaran saat sedang berada di kamar hotel. Dalam pertengkaran tersebut, Poon mengaku sedang hamil & bayi yang dikandungnya berasal dari pria lain. Mendengar hal tersebut, Chan yang merasa murka langsung menyerang Poon & kemudian mencekiknya hingga tewas.

Pembunuhan Poon, Tragedi yang Memicu Krisis Hong Kong
Poon Hiu Wing.

Chan kemudian memasukkan mayat Poon ke dalam koper yang baru saja mereka beli. Ia juga memasukkan barang-barang milik Poon ke 4 buah tas plastik. Keesokan paginya, Chan membuang barang-barang milik Poon ke dalam tempat sampah hotel, lalu pergi meninggalkan hotel sambil membawa koper berisi mayat Poon.

Sesudah itu, Chan pergi menuju Sungai Danshui / Tamsui & menyembunyikan mayat Poon ke semak-semak yang ada di tepi sungai. Sebelum membuang mayat Poon, Chan sempat mengambil kartu ATM & kartu kredit milik Poon. Chan kemudian pulang ke Hong Kong & menggunakan uang dari rekening milik Poon untuk keperluannya sendiri.

Memasuki bulan Maret, orang tua Poon melaporkan kasus hilangnya Poon ke polisi Hong Kong. Setelah melakukan penyelidikan, polisi berhasil mengetahui kalau Poon sempat pergi ke Taiwan bersama-sama dengan Chan. Pengamatan yang dilakukan pada kamera CCTV hotel menunjukkan kalau Poon terlihat masih hidup pada tanggal 17 Februari, namun tidak lagi terlihat di kamera CCTV hotel saat Chan mengembalikan kunci hotel keesokan harinya.

Pembunuhan Poon, Tragedi yang Memicu Krisis Hong Kong
Rekaman kamera CCTV yang memperlihatkan Chan saat membawa koper besar. Koper itulah yang dgunakan oleh Chan untuk menyembunyikan mayat Poon. (nextshark.com)

Chan pada awalnya mengelak & berkata kalau ia tidak tahu menahu akan keberadaan Poon. Hingga kemudian di bulan yang sama, mayat Poon yang sudah membusuk ditemukan di tepi Sungai Danshui. Polisi pun kemudian melakukan penangkapan kepada Chan pada tanggal 13 Maret. Di hadapan polisi, Chan akhirnya mengakui kalau ia memang membunuh Poon.

Dari sini, kasus tersebut nampaknya bisa diselesaikan layaknya kasus pembunuhan biasa. Namun karena Chan adalah warga Hong Kong & ia melakukan pembunuhannya di Taiwan, penyelesaian kasus ini menjadi berbelit-belit karena masing-masing daerah memiliki status politik & sistem hukum yang unik.



MACETNYA PROSES HUKUM CHAN DI TAIWAN

Hong Kong secara politis berstatus sebagai daerah otonomi milik Republik Rakyat Cina. Berkat otonomi tersebut, Hong Kong memiliki kemandirian luas hal dalam hal memerintah & membuat sistem hukumnya sendiri. Di Cina, sistem pemberian otonomi luas ini dikenal dengan sebutan "1 negara 2 sistem".

Pemerintah Cina juga mengklaim Taiwan sebagai wilayah miliknya. Namun tidak demikian halnya dengan pemerintah Taiwan yang mengklaim wilayahnya sebagai negara merdeka yang terpisah dari Cina.

Pembunuhan Poon, Tragedi yang Memicu Krisis Hong Kong
Peta lokasi Hong Kong & Taiwan. (iasbaba.com)

Perbedaan pandangan ini sendiri terjadi sebagai dampak dari perang saudara Cina antara golongan komunis & golongan nasionalis. Saat golongan komunis berhasil memenangkan perang & menjadi penguasa baru Cina daratan, golongan nasionalis beramai-ramai menyingkir ke Pulau Taiwan & menjadikan pulau tersebut sebagai negara baru mereka.

Kembali ke kasus Chan. Karena pemerintah Hong Kong tidak memiliki perjanjian ekstradisi / penyerahan tawanan dengan pemerintah Taiwan, Chan pun tidak bisa dikirim ke Taiwan untuk diadili di sana atas kasus pembunuhan. Upaya untuk membuat perjanjian ekstradisi baru juga terkendala oleh fakta bahwa Taiwan ingin diperlakukan sebagai negara berdaulat yang terpisah dari Cina. Sementara Cina & Hong Kong sama-sama memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayah Cina.

Chan sendiri pada akhirnya dijatuhi hukuman penjara 1,5 tahun oleh pengadilan Hong Kong. Namun ia dijatuhi hukuman bukan atas kasus pembunuhan, melainkan atas kasus pencucian uang & menggunakan kartu kredit milik orang lain. Pengadilan Hong Kong tidak bisa menjerat Chan dengan pasal pembunuhan karena lokasi pembunuhan Poon berada di luar Hong Kong.



DIMULAINYA AKSI PROTES DI HONG KONG

Karena Chan masih belum dijatuhi hukuman atas kasus pembunuhan yang dilakukannya, wacana untuk mengubah sistem hukum di Hong Kong pun terus menguat. Maka, pemerintah Hong Kong pun akhirnya mengeluarkan rancangan undang-undang (RUU) baru pada bulan Maret 2019.

Berdasarkan RUU ini, pemerintah Hong Kong bisa mengekstradisi seseorang jika orang tersebut terbukti bersalah melakukan kasus kejahatan di daerah lain. Rencananya, peraturan ini bukan hanya akan berlaku antara Hong Kong & Taiwan, tetapi juga dengan daerah lain (termasuk dengan Cina daratan).

Pembunuhan Poon, Tragedi yang Memicu Krisis Hong Kong
Demonstrasi oleh rakyat Hong Kong yang menentang RUU ekstradisi. (AFP / straitstimes.com)

Penolakan besar pun langsung muncul dari penduduk Hong Kong. Pasalnya jika RUU ini sampai disahkan, penduduk Hong Kong khawatir kalau pemerintah Cina nantinya bakal memanfaatkan peraturan ini untuk menangkap penduduk Hong Kong yang mengkritik pemerintah Cina. Mereka juga khawatir bahwa sesudah pengesahan RUU ini, pemerintah Cina bakal bertindak lebih jauh untuk membatasi otonomi milik Hong Kong secara bertahap.

Sebagai wujud penolakan atas RUU ini, aksi demonstrasi besar pun langsung timbul di jalanan Hong Kong sejak bulan April 2019. Semakin lama, jumlah orang yang mengikuti aksi demonstrasi ini semakin banyak. Pada tanggal 9 Juni, jumlah orang yang mengikuti aksi protes dikabarkan mencapai hampir 2 juta orang!

Saat jumlah orang yang mengikuti aksi protes semakin banyak, bentrokan antara demonstran & polisi pun semakin sering terjadi. Polisi mencoba membubarkan paksa para demonstran dengan memakai gas air mata, meriam air, & bahkan peluru tajam.

Namun para demonstran tidak mau kalah. Mereka membalasnya dengan cara melempari polisi dengan bom molotov, batu, & panah. Sejumlah toko yang dicurigai memiliki hubungan dekat dengan pemerintah Cina juga menjadi sasaran vandalisme oleh para demonstran.

Pembunuhan Poon, Tragedi yang Memicu Krisis Hong Kong
Para demonstran di Hong Kong saat ditembaki dengan granat gas air mata. (Nilo Tabrizy / nytimes.com)

Saat aksi protes yang dilancarkan oleh para demonstran tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan, pemerintah Hong Kong akhirnya mengalah. Pada bulan September 2019, pemerintah Hong Kong memutuskan untuk membatalkan RUU ini. Namun tindakan tersebut tidak berhasil meredam aksi demonstrasi. Mereka meminta adanya investigasi oleh pihak netral terhadap aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh polisi.

Konflik bukan hanya timbul antara demonstran & polisi. Tetapi juga antara demonstran anti-pemerintah melawan demonstran pro-pemerintah. Pada bulan November, terjadi aksi saling lempar batu antara 2 kubu demonstran yang menewaskan 1 warga lokal. Masih di bulan yang sama, seorang pria dibakar hidup-hidup setelah ia terlibat pertengkaran dengan demonstran anti-pemerintah di stasiun kereta.



BERAKHIRNYA MASA PENAHANAN CHAN

Memasuki bulan Oktober, Chan Tong Kai akhirnya selesai menjalani masa hukumannya. Di hadapan kamera para wartawan, Chan mengaku menyesal & meminta maaf sebesar-besarnya kepada warga Hong Kong serta keluarga Poon. Ia juga mengaku siap pergi ke Taiwan untuk menjalani proses peradilan.

Pemerintah Hong Kong menyatakan kalau Chan bisa melanjutkan proses hukumnya dengan cara pergi ke Taiwan seperti biasa. Namun usulan tersebut langsung ditolak oleh pihak Taiwan. Mereka ingin supaya pemerintah Hong Kong & Taiwan membuat perjanjian tertulis terlebih dahulu sebelum Chan memasuki wilayah Taiwan.

Pembunuhan Poon, Tragedi yang Memicu Krisis Hong Kong
Chan Tong Kai yang baru saja dibebaskan oleh polisi Hong Kong. (Reuters / bbc.com)

Pemerintah Taiwan menginginkan adanya perjanjian tertulis sebelum membiarkan Chan memasuki Taiwan untuk memunculkan kesan bahwa Taiwan merupakan negara berdaulat yang memiliki perbatasannya sendiri. Jika Chan pergi begitu saja ke Taiwan tanpa adanya perjanjian tertulis, maka kesan yang timbul adalah Taiwan & Hong Kong merupakan bagian dari wilayah Cina, sehingga Chan bisa berpindah antar wilayah secara bebas.

Akibat masih berlarut-larutnya situasi ini, Chan pun terpaksa tetap tinggal di Hong Kong. Namun supaya ia tidak menjadi sasaran main hakim sendiri oleh warga sekitar maupun oleh pihak-pihak yang ingin mengakhiri hidupnya, Chan sekarang tinggal di sebuah rumah rahasia yang dijaga ketat oleh polisi. Belum diketahui apakah ia kelak bakal benar-benar diadili di Taiwan.



KELUARNYA ATURAN BARU DARI REZIM BEIJING

Sementara itu di luar Hong Kong, masih maraknya gelombang aksi protes akhirnya menarik perhatian pemerintah pusat Cina. Maka, pada tanggal 30 Juni 2020, pemerintah Cina mengeluarkan Undang-Undang Keamanan Nasional Hong Kong. Lewat UU ini, aksi demonstrasi yang disertai dengan kekerasan bakal langsung ditetapkan sebagai pelanggaran hukum berat & bisa dipenjara seumur hidup.

Namun poin tersebut bukanlah satu-satunya sumber kontroversi dalam UU baru ini. UU yang sama juga melarang penyampaian opini yang mendukung kemerdekaan Hong Kong & pembatasan campur tangan pemerintah pusat Cina di Hong Kong. Bukan hanya itu, jika ada poin dalam peraturan Hong Kong yang bertabrakan dengan peraturan Cina, maka yang dijadikan prioritas adalah peraturan Cina.

Pembunuhan Poon, Tragedi yang Memicu Krisis Hong Kong
Polisi Hong Kong saat melumpuhkan demonstran. (wric.com)

Pasca diumumkannya UU ini, aksi protes di Hong Kong memang masih berlangsung. Namun kali ini aparat Hong Kong bertindak jauh lebih agresif. Aksi penangkapan besar-besaran dilakukan kepada para tokoh & koordinator aksi protes. Dampaknya, meskipun gelombang aksi protes masih terus berlangsung hingga tahun 2021, intensitasnya secara berangsur-angsur kian menurun.

Di luar Hong Kong, keluarnya UU ini juga mengundang gelombang penolakan dari negara-negara Barat. Pemerintah AS, Australia, Inggris, Kanada, & Selandia Baru beramai-ramai membekukan perjanjian ekstradisinya dengan Hong Kong. Pemerintah Inggris & Australia juga menawarkan kesediaannya untuk menampung warga Hong Kong yang ingin berganti kewarganegaraan.

Tindakan negara-negara tadi jelas tidak disukai oleh pemerintah Cina. Maka, pemerintah Cina pun membalasnya dengan cara ganti membekukan perjanjian ekstradisi dengan negara-negara tadi. Bak api kecil yang menimbulkan kebakaran hutan, tidak ada yang menyangka kalau tragedi berdarah antara 2 sejoli kelak bakal memicu krisis politik berskala internasional.


https://www.re-tawon.com/2021/10/pem...ng-memicu.html

Jumat, 19 November 2021

Apakah Benar Berteriak Bisa Meredakan Stres?

 Apakah Benar Berteriak Bisa Meredakan Stres? Yuk, Simak Penjelasannya!

Foto: Lelaki Berteriak/Pixabay


Dalam menjalani kehidupan itu tak akan selamanya lurus-lurus saja. Sebab, pastinya ada belok-beloknya. Oleh karena itu, jalan kehidupan pun harus bisa dipahami agar hidup bisa mudah dimengerti.

Kenapa orang-orang bisa mengalami stres? Mungkin, bisa juga karena efek pekerjaan, rumah tangga ataupun lainnya. Maka, hal semacam itu tak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia ini. Namun, salah satu yang harus diingat itu adalah jikalau sedang stres maka jangan pergi ke tempat buruk.

Meskipun, stres pun bisa disebut manusiawi. Namun, hal semacam itu pun bisa tergolong sangat besar efek negatif yang akan didapatkannya. Kemudian, salah satu solusi untuk bisa mengobatinya pun harus bagaimana? Nah, pertanyaan ini pun sangat menarik sehingga harus bisa diikuti terus tulisan ini, ya!

Apakah Benar Berteriak Bisa Meredakan Stres? Yuk, Simak Penjelasannya!
Foto: Anak Laki-Laki Berteriak/Pixabay


Quote:


Stres bisa diredakan dengan cara berteriak! Apakah benar seperti itu? Ya, bisa saja dengan menggunakan metode berteriak untuk meredakan stres. Harap diketahui juga bahwa para peneliti pun banyak yang meneli hal semacam ini. Ya, bisa juga hal semacam ini adalah hal yang menarik untuk bisa diikuti.

Menurut peneliti bahwa stres bisa diredakan dengan cara berteriak! Salah satu atau salah dua peneliti yang mempunyai pemikiran seperti itu adalah Dr. Vincent Tuason dari Medical Center Minesota, menjelaskan berteriak bisa meredakan stres. Sebab, berteriak juga adalah sifat alamiah tubuh yang bisa mengurangi ketegangan dan perasaan buruk yang didapatkan seseorang.

Apakah Benar Berteriak Bisa Meredakan Stres? Yuk, Simak Penjelasannya!
Foto: Wanita Berteriak/Pixabay


Kemudian, menurut Prof. Jeffrey Lohr dari J. William Fulbright College of arts and Sciences, menjelaskan juga bahwa berteriak bisa memberikan efek untuk pengendoran ketegangan otot akibat stres. Oleh karena itu, salah satu metode berteriak pun bisa menjadi pilihan untuk meredakan stres.

Quote:


Memang, salah satu metode ini pun banyak yang menyukainya. Bahkan, orang-orang pun suka berteriak ketika berada di lahan kosong atau pegunungan. Nah, hal semacam itu pun bisa berefek positif untuk kesehatan. Sebab, manfaat berteriak itu tak hanya bisa meredakan stres saja. Akan tetapi, bisa juga untuk menghilangkan rasa sakit, membakar semangat, menghilangkan rasa takut, dan masih banyak yang lainnya. Maka, apakah Anda juga suka berteriak-teriak di kala stres/galau merana?

Jilatan Lidah Buaya Mampu Menghilangkan Jerawat yang Ada di Wajah

 Jilatan Lidah Buaya Mampu Menghilangkan Jerawat yang Ada di Wajah



Jerawat. Ya, satu kata itu sering tidak diinginkan oleh semua orang. Bukan tanpa alasan! Mungkin, jerawat bisa mengurangi rasa percaya diri seseorang sehingga hal tersebut tak diinginkan. Jerawat pun bisa menjadi penyebab wajah jadi tak enak dipandang ataupun lainnya. Oleh karena itu, jerawat pun bisa menjadi masalah besar yang harus cepat ditanggulangi.

Harus bisa disadari! Mungkin, semua orang yang ada di dunia ini mengalami hal serangan jerawat. Ya, mau satu atau dua atau banyak, semua itu sama saja terserang jerawat. Oleh karena itu, hal-hal semacam ini pun sangat penting untuk diketahui!

Kemudian, hal semacam apa, sih? Hal ini adalah tentang bagaimana mengobati jerawat dengan bahan tanaman lidah buaya. Nah, apakah Anda tahu apa itu lidah buaya? Ya, itu tanaman yang seperti lidah lalu terdapat juga duri-duri kecil dan tak lupa kandungan utamanya, yaitu gel.

Quote:




Dalam kandungan yang berisi gel itu bisa dimanfaatkan untuk mengobati jerawat. Ya, bisa jerawat yang kecil maupun sedang. Jadi, lidah buaya pun selain tanaman, tetapi bisa dimanfaatkan juga menjadi suatu obat untuk kesehatan kulit. Harus diketahui juga bahwa lidah buaya adalah tanaman yang berasal dari Afrika. Bukan hanya itu saja! Namun, tanaman yang satu ini pun sudah sejak lama dijadikan obat tradisional untuk perawatan kulit dan iritasi, termasuk jerawat juga.

Mungkin, banyak orang-orang juga yang bertanya-tanya, kenapa bisa digunakan untuk mengobati jerawat? Jawaban untuk pertanyaan itu adalah lidah buaya ini mempunyai kandungan senyawa yang bernama giberelin dan polikasarida sehingga kedua itu bisa menjaga kelembapan kulit. Oleh karena itu, senyawa itu juga bisa menggantikan dengan cepat kulit yang terkelupas sehingga bisa segar kembali. Bagaimana sangat bermanfaat, bukan?

Tak hanya sampai situ saja! Namun, giberelin dan polikasarida bisa atau mampu melawan bakteri yang menyebabkan jerawat. Oleh karena itu, salah satu tanaman ini bisa menjadi suatu jawaban bagi orang-orang yang mencari bahan alami untuk mengobati jerawatnya.



Cara pemakaian lidah buaya menjadi obat jerawat ini pun sangat mudah. Ya, bisa dengan cara sederhana, yaitu ambil satu lidah buaya lalu belah bagian tengahnya. Kemudian, bisa dijilatkan gel yang terkandung di dalamnya itu ke jerawat. Nah, hal itu pun adalah cara yang paling simpel dan sederhana. Namun, bisa juga dengan cara dijadikan masker, yaitu masker lidah buaya. Nah, semua itu boleh dan sesuaikan dengan keinginan di hati masing-masing saja.

Quote:


Salah satu yang bisa dibilang obat tradisional ini pun bisa dikatakan ampuh dan mungkin sebaliknya. Namun, semua itu pun tergantung kepada bagaimana cara mengobatinya, apakah rutin atau tidak? Maka, hal-hal sewaktu masa pengobatan pun harus bisa dipahami agar bisa berjalan dengan lancar dan sukses.[]

Benarkah Kerokan Bisa Bermanfaat Hilangkan Masuk Angin?

 Benarkah Kerokan Bisa Bermanfaat Hilangkan Masuk Angin?Sebagian orang menganggap kerokan sebagai solusi tidak enak badan alias masuk angin. Benarkah ada manfaat kerokan? (iStockphoto/Kadek Bonit Permadi)


Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagian orang menganggap kerokan sebagai solusi tidak enak badan alias masuk angin. Benarkah ada manfaat kerokan?

Manfaat kerokan bahkan dianggap lebih besar daripada obat-obatan atau jenis terapi lain. Ada rasa nyaman, tubuh lebih segar dan pulih dari masuk angin berkat kerokan.

Akan tetapi, dokter spesialis jantung Vito A. Damay melihat kerokan tidak memulihkan kondisi badan. Justru kerokan akan membawa dampak-dampak yang tidak menguntungkan buat tubuh.

"Kerokan itu memberikan sensasi 'kesembuhan'. Memang harus diakui tradisi ini sudah diturunkan di Indonesia [sejak] lama. Apa manfaat kerokan? Sebenarnya tidak menyembuhkan. Kalau efek balsem dan minyak angin yang hangat jelas memberikan efek," jelas Vito melalui pesan singkat, Rabu (17/11).

Kerokan melibatkan aktivitas gesekan koin terhadap kulit. Vito menyebut aktivitas ini justru membuat kulit terbuka. Padahal kulit merupakan benteng pertahanan awal terhadap virus maupun bakteri.

Bukankah warna merah bekas kerokan merupakan tanda manfaat kerokan?

Anda pasti kerap menemukan warna merah atau lebih gelap dianggap angin tubuh sudah keluar dan kondisi tubuh akan lebih baik. Dia berkata mengerok dengan koin atau alat lain akan menimbulkan inflamasi atau peradangan pada kulit. Ini ditandai dengan kemerahan di permukaan kulit. bento4d

"Kemerahan adalah reaksi dari peradangan. Respons tubuh terhadap peradangan adalah merangsang pembekuan darah. Jadi bukan merangsang sirkulasi darah makin lancar. Orang sering mengasumsikan merah dengan darah, sehingga makin merah darah makin lancar. Padahal itu adalah reaksi dari peradangan yang justru ditimbulkan dari kerokan," lanjutnya.

Manfaat kerokan sebenarnya diperoleh dari balsem atau minyak angin yang digunakan. Efek hangat dari balsem maupun minyak angin akan melebarkan pembuluh darah. Saat pembuluh darah makin lebar, aliran darah lancar sehingga mampu menghantarkan nutrisi dan oksigen ke pembuluh darah kecil sehingga membantu pemulihan jaringan dan sel yang lelah atau rusak.

Daripada kerokan, Vito lebih menyarankan melakukan pijat. Pijat pun bakal makin memberikan manfaat saat menggunakan balsem dan minyak angin.

"Pijat merupakan salah satu metode tradisi Indonesia dan jelas memberikan efek manfaat relaksasi, mengembalikan kekuatan otot dan membuat istirahat lebih nyaman," katanya.

"Sangat bermanfaat bagi pekerja kantoran yang duduk atau sering menghadap komputer, atau orang yang duduk lama di mobil terjebak kemacetan hingga orang yang aktif dan rajin olahraga semua bisa mendapat manfaat dari pijat," ujar dia.

Manfaat kerokan, kata Vito, lebih karena minyak angin dibanding kemerahan karena gesekan koin.

Sumber: CNN Indonesia

Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Wanita Masa Penjajah

 Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Wanita Masa Penjajah - RA Kartini berasal dari Jepara, Jawa Tengah. Bernama lengkap Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat merupakan salah satu pahlawan wanita yang memperjuangkan hak-hak perempuan dimasa penjajahan.


Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Wanita Masa Penjajah


Pada kesempatan ini kami akan mencoba mengulas tentang Biografi RA Kartini Singkat saja. Ini mungkin karena kemampuan pengetahuan sejarah kami yang tidak begitu luas, sehingga tidak mampu mengungkapkan secara detail tentang Biografi RA Kartini Lengkap.

Biografi ibu Kartini memang ada banyak dituliskan. Hal ini mungkin disebabkan karena beliau sosok perempuan yang memiliki keberanian untuk berjuang dimasa penjajahan.

Ibu kartini merupakan sosok perempuan yang punya andil dan berjasa dalam perjuangan masa penjajahan.

Ini dibuktikan Ibu Kartini menjadi salah satu pahlawan wanita Indonesia. Beliau merupakan wanita bangsawan dan terdidik. yang memiliki harapan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan.

Di masa penjajahan wanita memang sangat tertindas dan tidak dihormati. Wanita dimasa penjajahan tidak mendapatkan pendidikan yang layak dan cendrung diabaikan mengenai pendidikan.

Pada kenyataannya peran wanita mendidik anak-anak dalam keluarga, mengurus suami, membantu pekerjaan suami, memperhatikan kesehatan keluarga hingga mengurus semua kebutuhan yang diperlukan dalam keluarga.

Berdasarkan hal tersebut, wanita memang memang harus mendapatkan pendidikan yang layak untuk menanggani pekerjaan yang dihadapinya pada kehidupan sehari-hari.

Secercah harapan muncul ketika masa penjajahan dengan perjuangan RA Kartini yang memperjuangkan pendidikan untuk wanita.

RA Kartini atau ibu kita kartini memang memiliki kecerdasan, kemampuan berfikir dan pemberani sehingga apa yang dilakukan ketika itu memberikan dampak besar bagi wanita.

Berikut Biografi RA Kartini atau ibu kita Kartini, pahlawan wanita Indonesia yang patut dikenang sepanjang masa.

Biografi RA Kartini

Nama asli : Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat
Nama terkenal : Raden Adjeng Kartini
Tempat lahir : Jepara Jawa Tengah
Tanggal lahir : Senin, 21 April 1879
Zodiac : Taurus
Wafat : 17 September 1904, Kabupaten Rembang
Ayah : Raden mas Adipati Ario Sosroningrat
Ibu : M.A Ngasirah
Garis keturunan : Hamengkubuwono VI
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Pasangan : K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat
Anak : Soesalit Djojoadhiningrat
Dikenal karena : emansipasi wanita


Riwayat RA Kartini dimasa Kecil

Biografi RA Kartini belum terasa lengkap rasanya jika kita tidak mengetahui mengenai riwayat RA Kartini dimasa kecil.

Dalam cacatan sejarah RA Kartini ra kartini lahir di Mayong, Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879. Tanggal kelahiran RA Kartini menjadi peringatan "Hari Kartini" di Indonesia.

Anak dari pasangan Raden mas Adipati Ario Sosroningrat yang merupakan seorang bupati Jepara dan M.A Ngasirah yang merupakan putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono yang merupakan seorang guru agama di Telukawur, Jepara.

Jika ditelusuri dari ayahnya silsilah keturunan tersambung hingga sampai Hamengkubuwana VI. RA Kartini merupakan keturunan ningrat atau bangsawan Jawa.

Karena beliau dilahirkan dengan darah dan keturunan ningrat sehingga dirinya mendapatkan gelar Raden Ajeng. Kemudian setelah beliau menikah, gelar berubah menjadi Raden Ayu.

Biografi RA Kartini Tentang Pendidikan

RA Kartini menjalan pendidikan di Europese Lagere School hingga umurnya 12 tahun. Europese Lagere School beliau belajar bahasa Belanda.

Setelah itu RA Kartini harus menjalani adat istiadat Jawa ketika itu yaitu "dipingit". Berdasarkan kebiasaan masyarakat ketika itu, anak perempuan harus tinggal dirumah.

Pernikahan RA Kartini 

RA Kartini menikah dengan Bupati Rembang yaitu K.R.M Adipati Ario Singgih Djoji Adhiningrat pada usia 24 tahun, tepatnya pada tanggal 12 November 1903.

Setelah menikah RA Kartini berkeinginan untuk mendirikan sekolah wanita yang berada di pintu gerbang perkantoran rembang.

Pada tanggal 13 September 1904, RA Kartini dikaruniai seorang putra bernama Soesalit Djojoadhiningrat .

Namun pada hari keempat setelah melahirkan, di usia 25 tahun, Kartini meninggal. Beliau dimakamkan di Desa Bulu, Rembang.

Demikian Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Wanita Masa Penjajah yang dapat kami share pada artikel ini. Sumber https://www.cararingkas.com/