Sabtu, 25 Desember 2021

Lowongan Kerja Bali Admin, Shoopkeper, Stock Control


 Promo dan info lowongan kerja GRATIS!!!⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
Like, share dan tag teman atau saudara siapa tau ada yg butuh pekerjaan ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
PERHATIAN !!! Lowongan mungkin sudah tidak berlaku
Follow Sosial media di bawah untuk info lowongan terbaru


Facebook⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀

Info lebih lanjut hubungi kontak yg tersedia di gambar
kami juga melayani promo usaha


Lowongan Kerja Alfamart Bali

 




Promo dan info lowongan kerja GRATIS!!!⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
Like, share dan tag teman atau saudara siapa tau ada yg butuh pekerjaan ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
PERHATIAN !!! Lowongan mungkin sudah tidak berlaku
Follow Sosial media di bawah untuk info lowongan terbaru


Facebook⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀

Info lebih lanjut hubungi kontak yg tersedia di gambar
kami juga melayani promo usaha


Kamis, 23 Desember 2021

Asal Usul dan Kisah di Balik Doraemon yang Jarang Diketahui

 Asal Usul dan Kisah di Balik Doraemon yang Jarang Diketahui




Doraemon merupakan salah satu karakter kartun yang sudah cukup ternama di kalangan masyarakat Indonesia.

Kartun ini masih eksis hingga sekarang meski telah ditayangkan dalam waktu yang cukup lama.

Doraemon berkisah tentang kehidupan seorang anak pemalas kelas 5 sekolah dasar yang bernama Nobi Nobita.


Nobita didatangi oleh sebuah robot kucing bernama Doraemon yang datang dari abad ke-22.

Doraemon dikirim untuk menolong Nobita agar keturunan Nobita dapat menikmati kesuksesannya daripada harus menderita dari utang finansial yang akan terjadi pada masa depan yang disebabkan karena kebodohan Nobita.

Setelah gagal dalam ulangan sekolahnya atau diganggu oleh Gian dan Suneo, Nobita selalu mendatangi Doraemon untuk meminta bantuannya.

GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Kemudian Doraemon biasanya akan membantu Nobita dengan menggunakan peralatan-peralatan canggih dari kantong ajaibnya.

Peralatan yang sering digunakan misalnya "Baling-baling Bambu" dan "Pintu slot ke Mana Saja".

Sering kali, Nobita keterlaluan menggunakan peralatannya dan malah terjerumus ke dalam masalah yang lebih besar.

Nah, Doraemon ini ternyata punya kisah unik tersendiri lo.

Fisiknya yang dibuat dengan warna biru dan tak punya telinga ternyata bukan tanpa alasan.

Berikut ini adalah fakta-fakta yang mengejutkan soal Doraemon.

1. Nama asli Doraemon adalah MS-903

Dulu sewaktu dibuat, nama asli Doraemon ternyata adalah MS-903 yang merupakan kode produksinya.

Supaya lebih dikenal, robot kucing ini kemudian diberi nama Doraemon yang berasal dari dua kata.

Dora yang berarti kucing liar dan Emon yang merupakan kata tambahan tradisional Jepang yang sering digunakan untuk menyebut manusia atau hewan berkelamin jantan.

Namun istilah Dora juga bisa berarti gong dimana bentuk tubuh Doraemon yang bulat seperti gong.

2. Berapa jumlah alat ajaib yang ada di kantong ajaib Doraemon?

Pernahkan kamu penasaran berapa jumlah alat dalam kantong Doraemon?

Kantong ajaib Doraemon sekecil itu bisa menampung hingga 4500 alat.

Termasuk juga alat ajaibnya yang paling terkenal seperti pintu kemana saja, mesin waktu dan baling-baling bambu.

3. 1293 adalah nomor keberuntungan Doraemon

Percaya atau tidak, nomor keberuntungan Doraemon adalah 1293.

Mulai dari tanggal lahir hingga berat badannya, semua mengandung angka 1293.

Doraemon memiliki berat badan 129,3 kg, tinggi 129,3 cm, lingkar pergelangan tangan dan kakinya 129,3 mm, serta lingkar kepalanya dan lingkar dada 129,3 cm.

Tidak hanya itu, Doraemon juga bisa berlari sampai 129,3 km/jam dan melompat setinggi 129,3 cm ketika terancam bahaya. Kekuatan maksimumnya 129,3 bhp.

Bahkan ia juga “lahir” pada 3 September 2112 (12/9/3).

GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

4. Kenapa ia tak punya telinga

Doraemon digambarkan sebagai sosok robot kucing.

Sebagai kucing, Doraemon seharusnya memiliki telinga, namun mengapa ia tak punya telinga?

Dulu sebenarnya Doraemon punya telinga, tapi kedua telinganya rusak saat menjadi pengasuh bayi Sewashi yang merupakan cicit Nobita dari abad 22.

Saat itu ada sebuah robot tikus yang menggigit telinganya dan akhirnya membuat Doraemon harus kehilangan kedua telinganya.

5. Warna asli Doraemon adalah kuning

Ternyata Doraemon dulunya berwarna kuning lo.

Lalu mengapa sekarang jadi biru?

Ternyata alasan mengapa Doraemon berwarna biru ada hubungannya dengan telinganya yang hilang digigit tikus.

Setelah dia tahu bahwa telinganya digigit tikus, Doraemon terus murung.

Tidak tega melihat kakaknya yang terus murung, adiknya, Dorami memberikan ramuan pembuat senang.

Tapi yang diberikan Dorami ternyata adalah ramuan kesedihan.

Alhasil setelah meminumnya, Doraemon semakin sedih dan ia pun terus menangis, sehingga warna kuning pada tubuhnya pun luntur dan menjadi warna biru.

Slobodan Milosevic, "Tukang Jagal" dari Balkan



Slobodan Milošević (diucapkan [sloˈbodan miˈloʃevitɕ]; Serbia Cyrillic: Слободан Милошевић) (20 Agustus 1941 – 11 Maret 2006) adalah Presiden Serbia dan Yugoslavia. Ia menjabat Presiden Serbia pada 1989-1997 dan kemudian menjabat Presiden Republik Federal Yugoslavia pada 1997-2000. Ia juga memimpin Partai Sosialis sejak didirikannya pada 1990. Ia disidang dengan dakwaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukannya di Kosovo. Pada 11 Maret 2006, ia meninggal di sel tahanannya di Den Haag, Belanda.

Stanislava (Ibu Slobodan), Borislav (saudara Slobodan) dan Slobodan (di sebelah kanan) sebagai anak-anak.

Masa Muda

Milošević adalah seorang Serbia Montenegro, yang dilahirkan di Požarevac, Yugoslavia, pada saat pendudukan oleh Negara-negara As. Ayahnya, Svetozar Milošević, melakukan bunuh diri ketika Slobodan masih di sekolah menengah. Kabarnya ayahnya pernah belajar untuk menjadi imam di Gereja Ortodoks, namun ia tidak pernah ditahbiskan. Ibu Slobodan, Stanislava Milošević, menggantung dirinya sepuluh tahun kemudian. Slobodan menikah dengan Mirjana Marković (mereka mempunyai seorang anak laki-laki, Marko, dan anak perempuan, Marija).

Pada 1959, Milošević bergabung dengan Partai Komunis (juga dikenal sebagai Liga Komunis). Milošević juga belajar ilmu hukum di Universitas Beograd (lulus pada 1964), dan di sana ia bertemu dengan Ivan Stambolić, seorang pemuda yang sedang naik daun di lingkungan Partai Komunis Yugoslavia. Sesuai dengan langkah-langkah mentornya, Milošević belakangan menuduh Stambolić "telah mengkhianati perjuangan Serbia". Sejak 1969 ia menjadi wakil CEO Tehnogas, sebuah perusahaan dengan Stambolić sebagai CEO-nya. Ketika Stambolić menjadi pemimpin Partai Komunis Serbia (1973), Milošević menggantikannya sebagai CEO Tehnogas. Ia bekerja di sana hingga 1978 ketika ia menerima jabatan sebagai ketua Beogradska Banka (Bank Beograd). Sesekali ia tinggal di New York sebagai perwakilan resmi bank itu di luar negeri, dan akhirnya ia meninggalkannya pada 1983 untuk mengabdikan dirinya sepenuhnya dalam politik.


Gambar Milošević di pegunungan pada tahun 1989 dengan kata-kata "Tetap bangga, itu keinginan rakyat."

GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Naik ke panggung kekuasaan

Setelah terpilih sebagai presiden dari Komite Kota Beograd dari Liga Komunis pada April 1984, Milošević secara terbuka menentang nasionalisme dan menghalangi penerbitan sebuah buku yang mengandung tulisan Slobodan Jovanović, seorang sejarahwan Serbia terkemuka, profesor hukum, dan politikus nasionalis pada awal abad ke-20. Milošević juga membela agar Marxisme tetap dipertahankan sebagai sebuah mata pelajaran sekolah dan secara terbuka mengecam para remaja Beograd karena sedikit yang muncul pada Hari Pemuda Komunis. Menurutnya, ketidakhadiran mereka "mencemari" watak dan karya Tito.

Pada April 1987 Milošević muncul sebagai kekuatan yang menonjol dalam politik Serbia. Posisi politiknya kadang-kadang disebut nasionalis, meskipun sosialisme dan internasionalisme juga kadang-kadang menjadi ciri ideologinya. Belakangan tahun itu, ketika berbicara di depan khalayak Serbia di Kosovo yang berkumpul untuk memprotes kebrutalan polisi, ia mengatakan kepada mereka bahwa "Tak seorangpun yang boleh memukul kalian!". Pernyataan ini ditafsirkan para kritiknya sebagai petunjuk dari nasionalismenya. Yang lainnya mengklaim bahwa, sebagai wakil politik, ia memberikan keyakinan kepada massa bahwa ia tidak akan membiarkan begitu saja pelanggaran terhadap hak-hak asasi mereka. Namun itu adalah kali pertama sejak Perang Dunia II bahwa seorang pejabat Partai Komunis secara terbuka memihak suatu kelompok etnis tertentu. Stambolić belakangan berkata bahwa "ia menganggap hari itu sebagai akhir dari Yugoslavia".

Sementara itu, Stambolić terpilih sebagai pemimpin partai dari bagian Serbia dari Liga Komunis. Pada September 1987, ia menjadi Presiden Serbia. Ia mendukung Milošević dalam pemilihan sebagai ketua partai yang baru, dan hal ini menimbulkan rasa cemas di antara para tokoh senior partai. Selama tiga hari Stambolić membela Milošević sebagai pemimpin, dan berhasil memenangkannya dengan suara tipis. Ini adalah pemilihan yang paling ketat dalam sejarah pemilihan internal Partai Komunis Serbia.

GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Dragiša Pavlović, pengganti Milošević yang cukup liberal di pucuk pimpinan Komite Beograd partai, menentang kebijakan Milošević terhadap orang-orang Serbia Kosovo. Ia menyebutnya "janji yang diberikan dengan terburu-buru". Berlawanan dengan nasihat yang diberikan Stambolić, Milošević mengecam Pavlović yang dianggapnya terlalu lunak terhadap kaum radikal Albania. Pada 23 September dan 24, selama sebuah sesi Komite Sentral Komunis yang berlangsung 32 jam yang disiarkan langsung di televisi negara, Milošević berhasil membuat Pavlović tersingkir. Karena merasa malu dan tertekan oleh para pendukung Milošević, Stambolić mengundurkan diri beberapa hari kemudian.

Pada Februari 1988, pengunduran diri Stambolić dinyatakan resmi, dan memungkinkan Milošević mengambil jabatannya sebagai Presiden. Dua belas tahun kemudian, pada musim panas 2000, Stambolić diculik; mayatnya ditemukan pada 2003 dan Milošević dituduh telah memerintahkan pembunuhannya. Pada 2005, sejumlah anggota polisi rahasia dan gang kriminal Serbia dinyatakan bersalah di Beograd atas sejumlah pembunuhan, termasuk pembunuhan Stambolić.

Milošević menghabiskan sebagian besar tahun 1988 dan 1989 untuk memusatkan perhatian pada politiknya di sekitar "masalah Kosovo ". Bawahannya menyelenggarakan demonstrasi-demonstrasi umum – apa yang disebut "revolusi anti birokrat " – yang menyebabkan tersingkirkannya pimpinan terpilih Vojvodina (6 Oktober 1988), Montenegro (10 Januari 1989) dan akhirnya Kosovo sendiri (pada Februari-Maret 1989). Azem Vlasi, pemimpin mayoritas Kosovo Albania, ditangkap; campur tangan polisi khusus pada pemogokan para buruh tambang Stari trg yang terjadi kemudian menyebabkn kematian 32 orang.

Pada 28 Maret 1989, Dewan Nasional Serbia, di bawah kepemimpinan Milošević, mengamendemen Konstitusi Republik Sosialis Serbia dan mengurangi otonomi dua provinsinya. Tiga bulan kemudian, pada Vidovdan (hari St. Vitus) dan peringatan ke-600 Pertempuran Kosovo, Milošević berbicara di depan kerumunan besar rakyat yang berkumpul di tempat yang konon merupakan tempat berlangsungnya pertempuran itu. Di antaranya ia mengatakan:

"Kita kembali terlibat di dalam pertempuran dan menghadapi pertempuran. Bukan pertempuran bersenjata, meskipun tidak berarti pertempuran bersenjata tidak akan terjadi."

Kata-kata ini dianggap secara umum sebagai permulaan resmi dari kampanye nasionalis Serbia, sebuah unsur yang menentukan dari Perang Yugoslavia yang pecah beberapa tahun kemudian. Para pembela Milošević mengklaim bahwa pidato itu mengagung-agungkan kesatuan di antara semua rakyat di Serbia, sambil menunjukkan kepada pernyataan-pernyataan lain di dalam pidato Milošević seperti misalnya:

"Pada dasarnya, seluruh negara kita ini harus dibangun berdasarkan prinsip-prinsip seperti itu. Yugoslavia adalah sebuah komunitas multi nasional dan ia hanya dapat bertahan di bawah kondisi-kondisi kesetaraan penuh bagi semua bangsa yang hidup di dalamnya."
"Hubungan-hubungan yang sederajat dan harmonis di antara bangsa-bangsa Yugoslavia adalah syarat yang perlu bagi keberadaan Yugoslavia dan agar negara ini dapat keluar dari krisis ini."

Milošević menutupnya dengan mengatakan:

"Biarlah kenangan heroisme Kosovo hidup selama-lamanya! Hidup Serbia! Hidup Yugoslavia! Hidup perdamaian dan persaudaraan antara semua bangsa!"


Milošević menandatangani Kesepakatan Dayton pada tahun 1995 atas nama kepemimpinan Serbia Bosnia, yang secara resmi mengakhiri Perang Bosnia.

Kepresidenan

Slobodan Milošević mula-mula terpilih sebagai Presiden Serbia oleh Dewan Nasional pada 1989.

Pada Kongres ke-14 Liga Komunis Yugoslavia pada Januari 1990, delegasi Serbia yang dipimpin oleh Milošević mendesak agar Konstitusi 1974 dikembalikan – yang mengandung kebijakan yang memberikan kekuasaan kepada republik-republik Yugoslavia – ketimbang memperkenalkan kebijakan "satu orang, satu suara ", yang akan memberdayakan penduduk mayoritas, orang-orang Serbia. Hal ini menyebabkan delegasi Slovenia dan Kroasia (yang masing-masing dipimpin oleh Milan Kučan dan Ivica Račan) meninggalkan Kongres sebagai protes dan menandai memuncaknya perpecahan dalam partai yang berkuasa di Yugoslavia.

Milošević memimpin transformasi Liga Komunis Serbia menjadi Partai Sosialis Serbia (Juli 1990) dan diterimanya sebuah Konstitusi Serbia yang baru (September 1990) yang memungkinkan diadakannya pemilu langsung dengan presiden yang memiliki kekuasaan yang lebih besar. Milošević kemudian terpilih kembali sebagai presiden dari Republik Serbia dalam pemilu langsung Desember 1990 dan Desember 1992.

Dalam pemilu parlementer pertama yang bebas pada Desember 1990, Partai Sosialis Milošević memenangkan 80,5% suara. Etnis Albania di Kosovo pada umumnya membokot pemilu itu, dan praktis melenyapkan oposisi yang paling sedikitpun yang dihadapi Milošević sebelumnya. Milošević sendiri memenangkan pemilu kepresidenan dengan persentase suara yang jauh lebih besar lagi.

Naiknya Milošević ke panggung kekuasaan terjadi di tengah-tengah berkembangnya nasionalisme di semua republik bekas Yugoslavia setelah runtuhnya pemerintah komunis di seluruh Eropa timur. Yang perlu dicatat, orang-orang Slovenia memilih sebuah pemerintahan nasionalis di bawah Milan Kučan, dan orang-orang Kroasia melakukan hal yang sama dengan Franjo Tuđman. Kaum politikus Bosnia juga berorientasi nasionalis.

Yugoslavia yang sosialis pada waktu itu diperintah oleh sebuah Kepresidenan dengan delapan orang anggota dan empat di antaranya cenderung mendukung gagasan-gagasan Slobodan Milošević (seperti misalnya pengumuman undang-undang darurat), sementara empat lainnya cenderung menentang. Karena keputusan-keputusan penting pada akhirnya macet, kepala negara pun tidak berfungsi.

Pada Juni 1991, Slovenia dan Kroasia memisahkan diri dari federasi, diikuti oleh republik Makedonia (September 1991) dan Bosnia dan Herzegovina (Maret 1992). Minoritas Serbia yang besar di Kroasia (580.000) dan Bosnia (1,36 juta) menuntut untuk tinggal di Yugoslavia berdasarkan hak untuk memutuskan nasib sendiri yang diklaim oleh tetangga-tetangga Kroasia dan Muslim (Bosnyak) mereka.

Orang-orang Serbia di Kroasia mulai mengorganisasi otonomi mereka sendiri sejak pertengahan 1990, dan mereka didukung dalam hal ini oleh pemerintah Yugoslavia. Sepanjang 1991 dan awal 1992, bersama-sama dengan Tentara Rakyat Yugoslavia, mereka terlibat dalam perang melawan pemerintah Kroasia. Pemimpin Serbia pertama di Kroasia, Milan Babić, telah menyatakan bahwa Milošević bertanggung jawab untuk semua ini, sementara penggantinya Goran Hadžić secara terbuka membanggakan dirinya bahwa dia adalah "perpanjangan tangan Slobodan Milošević".

GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Pada 1992, hal serupa terjadi di Bosnia dan Herzegovina, ketika Tentara Rakyat Yugoslavia memindahkan sebagian besar pasukan-pasukannya ke sana. Pada 1995, Milošević ikut perundingan dalam Kesepakatan Dayton atas nama orang-orang Serbia Bosnia (sama halnya dengan apa yang dilakukan Tuđman untuk orang-orang Kroasia Bosnia). Ketika perjanjian itu akhirnya menghentikan peperangan di Bosnia, Milošević dipuji oleh Dunia Barat sebagai salah satu tiang perdamaian Balkan.


Milosevic bertemu dengan Presiden AS Bill Clinton di Paris pada 14 Desember 1995

Jatuhnya Kepresidenan

Spoiler for Isi:
Pada 4 Februari 1997, Milošević mengakui kemenangan oposisi pada sejumlah pemilu lokal, setelah sebelumnya menolak hasilnya selama 11 minggu.

Meskipun secara konstitusional jabatannya sebagai Presiden Serbia dibatasi dua masa jabatan, pada 23 Juli 1997, Milošević menduduki jabatan presiden Federasi Yugoslavia (saat itu terdiri dari Serbia dan Montenegro). Tindakan-tindakan bersenjata oleh kelompok-kelompok separatis Albania dan tindakan balasan oleh polisi dan militer Serbia di wilayah Serbia yang tadinya otonom (dan 90% terdiri dari orang Albania) di provinsi Kosovo memuncak dengan peperangan pada 1998, serangan-serangan udara NATO terhadap Republik Federal Yugoslavia antara Maret dan Juni 1999, dan akhirnya semua pasukan keamanan Yugoslavia ditarik mundur sepenuhnya dari provinsi itu.

Selama Perang Kosovo Milošević dikenai tuduhan pada 27 Mei 1999, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan di Kosovo. Ia diadili hingga kematiannya di International Criminal Tribunal for the Former Yugoslavia, yang dinyatakannya tidak legal, karena dibentuk berlawanan dengan anggaran dasar PBB.

Menurut konstitusi Yugoslavia pemilu harus dilangsungkan dalam dua putaran, dan putaran kedua diikuti oleh dua kandidat dengan suara terbanyak. Hasil-hasil resmi menunjukkan bahwa Koštunica unggul atas Milošević namun suara yang diperolehnya kurang dari 50%. Menurut jajak pendapat, para pendukung dari semua kandidat kecil akan dialihkan kepada Milošević, demikian pula suara orang-orang yang sebelumnya abstain pada putaran pertama, namun menentang oposisi yang didukung oleh kekuatan NATO.

Milošević menolak klaim pihak oposisi yang menyatakan bahwa mereka telah memenangi putaran pertama pada September 2000. Hal ini menyebabkan terjadinya demonstrasi besar-besaran di Beograd pada 5 Oktober dan runtuhnya kewibawaan pemerintah. Pemimpin oposisi Vojislav Koštunica akhirnya menjabat sebagai presiden Yugoslavia pada 6 Oktober ketika Milošević secara terbuka mengakui kekalahannya. Ironisnya, Milošević kehilangan kendali kekuasaannya setelah kalah dalam pemilu yang dijadwalkannya sebelum mandatnya berakhir, dan yang sesungguhnya tak perlu dimenangkannya untuk dapat bertahan dalam kekuasaan yang terpusat pada parlemen yang dikuasai oleh partainya dan rekan-rekannya. Kejatuhan Milošević disebut Revolusi Bulldozer.

Setelah dikeluarkannya perintah untuk penangkapannya oleh penguasa authorities atas tuduhan-tuduhan korupsi/penyalahgunaan kekuasaan, Milošević akhirnya menyerah kepada pihak keamanan pada 31 Maret 2001. Pada 28 Juni tahun yang sama, Milošević dipindahkan oleh pejabat-pejabat pemerintah dari Yugoslavian ke tahanan PBB di dalam wilayah Bosnia. Kemudian ia dipindahkan ke International Criminal Tribunal for the Former Yugoslavia, meskipun Konstitusi secara eksplisit melarang ekstradisi warga negara Yugoslavia. Koštunica secara resmi menentang pemindahan ini.




Pengadilan

Spoiler for Isi:
Setelah dipindahkannya Milošević, tuduhan-tuduhan awal berupa kejahatan perang di Kosovo ditambah dengan tuduhan-tuduhan genosida di Bosnia dan kejahatan perang di Kroasia. Pada 30 Januari 2002, Milošević menuduh bahwa pengadilan penjahat perang itu melakukan "serangan jahat dan penuh permusuhan" terhadap dirinya. Pengadilan dimulai di Den Haag pada 12 Februari 2002, dengan Milošević membela dirinya sendiri sementara menolak untuk mengakui keabsahan yurisdiksi pengadilan itu.

Popularitasnya di antara orang-orang Serbia dan Yugoslavia kembali meningkat tajam begitu pengadilan itu dimulai, karena para pendukungnya memandangnya sebagai cemoohan terhadap keadilan dan pelanggaran terhadap kedaulatan nasional.

Milošević mempunyai sebuah tim di Beograd yang menolongnya, sering kali mengirimkan kepadanya informasi yang didapat dari arsip-arsip polisi rahasia. Orang-orang dalam di Serbia sering kali mendukung sudut pandangan Milošević, sementara saksi-saksi Bosnia dan Kroasia menawarkan banyak kesaksian yang mendukung tuduhan-tuduhannya. Pengadilan ini harus membuktikan bahwa Milošević mempunyai tanggung jawab komando di Kroasia dan Bosnia, setidak-tidaknya secara de facto, karena secara resmi sebagai Presiden Serbia pada saat itu ia tidak berkuasa. Pengaruhnya mungkin telah melampaui tugas-tugas resmiknya, namun tidak ada catatan tentang semua itu.

Milošević sendiri tidak dianggap oleh sejumlah orang sezamannya sebagai seorang nasionalis radikal (meskipun sebagian pengikutnya termasuk). Retorika Milošević tidak menggunakan ucapan-ucapan yang mengandung kebencian.

Pada suatu saat pada masa perang Yugoslavia, Serbia menolak kerja sama lebih jauh dengan orang-orang Serbia Kroasia (Republik Serbia Krajina), dan juga dengan orang-orang Serbia Bosnia (Republika Srpska, pada 1993, ketika Serbia menutup perbatasan di sungai Drina. Setelah Persetujuan Dayton pada 1995, partai radikal) kaum nasionalis Serbia (Vojislav Šešelj menjadi lawan-lawannya yang paling kuat, hingga 1998 ketika mereka bergabung dengan partainya dalam suatu pemerintahan koalisi.

Pengadilan ini sendiri masih merupakan masalah kontrovesial dan telah menampilkan banyak kesaksian yang bertentangan dan aneh, yang dipandang oleh banyak pihak mendukung teori penyelubungan dan ketidakjujuran dari pihak-pihak yang belawanan. Misalnya:

pernyataan oleh William Walker, bekas duta besar AS di El Salvador selama perang itu, bahwa ia tidak ingat menelepon sejumlah pejabat senior AS untuk mengatakan bahwa, di Racak, ia telah menemukan pembenaran untuk perang NATO, tetapi ia tidak menyangkal bahwa pejabat-pejabat yang mengatakan bahwa mereka telah menerima teleponnya menceritakan kebenaran,
kesaksian oleh Jenderal Wesley Clark bahwa Milošević telah secara pribadi mendekatinya pada sebuah konferensi untuk mengakui bahwa ia mengetahui sebelumnya tentang rencana pembantaian Srebrenica dan dalam bukti yang sama bahwa NATO tidak mempunyai kaitan dengan KLA,
pernyataan oleh Rade Marković bahwa sebuah pernyataan tertulis yang telah dibuatnya yang melibatkan Milošević didapatkan daripadanya melalui tekanan yang setara dengan siksaan oleh sejumlah perwira NATO yang disebutkan namanya,
pernyataan oleh Lord Owen (pengarang Rencana Vance Owen) bahwa Milošević adalah satu-satunya pemimpin yang secara konsisten telah mendukung perdamaian dan bahwa bentuk rasisme apapun di matanya adalah suatu "anatema".
Jaksa penuntut membutuhkan dua tahun untuk menyampaikan tuntutannya pada bagian pertama dari pengadilan itu, yang mencakup perang di Kroasia, Bosnia dan Kosovo. Sepanjang dua tahun itu, proses peradilan ini diikuti dengan cermat oleh masyarakat dari republik-republik bekas Yugoslavia karena menakup berbagai kejadian penting dari perang tersebut serta melibatkan sejumlah saksi penting.

Milošević semakin parah sakitnya sepanjang waktu ini (tekanan darah tinggi dan flu yang parah), yang menyebabkan jeda dan pengadilan yang diperpanjang hingga sekurang-kurangnya enam bulan. Pada awal 2004, ketika akhirnya ia muncul di pengadilan untuk mulai menyampaikan pembelaanya (dengan menyebutkan lebih dari 1.200 orang saksi), kedua hakim ICTY memutuskan untuk menunjuk dua orang pengacara sesuai dengan pandangan-pandangan kardiolog di pengadilan. Tindakan ini ditentang oleh Milošević sendiri serta kedua pengacara Britania yang ditunjuk mendampinginya.

Pada November 2004, bekas Perdana Menteri Soviet, Nikolai Ryzhkov menjadi tokoh penting pertama yang memberikan kesaksian yang meringankan.

GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Ada anggapan bahwa bila diizinkan mengajukan pembelaan, Milošević akan berusaha membuktikan bahwa serangan NATO atas Yugoslavia adalah sebuah agresi, dan karena itu merupakan suatu kejahatan perang di bawah undang-undang internasinoal dan bahwa, sementara mendukung KLA, mereka sadar bahwa mereka telah mempraktikkan dan bermaksud untuk melanjutkan genosida, yang merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. Bila tuntutan prima facie atas kedua klaim itu terbukti, ICTY secara hukum, berdasarkan kerangka acuannya sendiri, harus menyiapkan tuduhan terhadap para pemimpin dari kebanyakan negara NATO, meskipun Jaksa Penuntut telah menyimpulkan suatu “penelitian” terhadap para pemimpin NATO.



Para pendukung Milošević

Ada sejumlah penulis dan wartawan yang mengatakan bahwa kejahatan dari tindakan-tindakan Milošević selama Perang Saudara Bosnia telah dilebih-lebihkan untuk dijadikan pembenaran bagi intervensi militer. Ilmuwan politik Michael Parenti mengajukan pembelaan terhadap Milošević, dan mengatakan bahwa tindakan-tindakan orang-orang Serbia pada umumnya, secara sistematik telah dilebih-lebihkan oleh media arus utama AS selama masa pengeboman NATO (lihat buku Parenti "To Kill a Nation" untuk penjelasan lebih terinci).

Selain itu, wartawati yang berbasis di Paris, Diana Johnstone menyatakan dalam bukunya, Fool's Crusade, bahwa tindakan-tindakan Milošević paling-paling marginal, dan tidak lebih parah daripada kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang Kroasia maupun Muslim Bosnia, bahkan ia sampai menyatakan bahwa pembantaian Srebrenica tidak terjadi, dan hanya merupakan rekayasa media. Namun ada yang menyatakan bahwa Johnstone adalah seorang teman lama dari Mirjana Marković, istri Milošević.

Ilmuwan politik Edward Herman (bekas rekan penulis Noam Chomsky) secara terbuka mendukung temuan-temuan Johnstone di dalam tinjauannya di dalam The Fool's Crusade dalam Monthly Review setelah buku itu terbit.[1]Noam Chomsky sendiri tidak memberikan komentar tentang keakuratan temuan-temuan Johnstone meskipun ia telah menyatakan bahwa ia menyesal bahwa ia tidak cukup kuat mendukung bukunya ketika diterbitkan. Komentar ini kemudian kabarnya didistorsikan oleh Emma Brockes, seorang wartawati, dalam sebuah wawancara dengan Chomsky dalam The Guardian yang membuat seolah-olah Chomsky seniri menyangkal pembantaian Srebrenica. Sebagai tanggapan Chomsky mengeluakan sebuah surat terbuka kepada The Guardian yang isinya menuduh Brockes dan para redakturnya telah membuat rekayasa The Guardian belakangan meminta maaf kepada Chomsky dan mencabut kembali artikel itu dalam sebuah surat singkat.

Diana Johnstone belakangan membuat komentar di koran The Guardian dalam jurnal Alexander Cockburn CounterPunch. Chomsky tidak setuju dengan pandangan-pandangan Johnstone tentang Milošević, Serbia, ataupun Srebrenica khususnya, tetapi ia kritis tentang campur tangan NATO dan telah menyatakan bahwa kampanye itu dilakukan dengan pengetahuan sebelumnya bahwa pengeboman itu akan meningkatkan kekejaman. Pandangan-pandangannya tentang topik ini dapat ditemukan di dalam dalam bukunya The New Military Humanism.

GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Jurnalisme investigatif profesor dari Universitas Pennsylvania Francisco Gil-White tentang Baju Raja yang Baru dan Penelitian Historis dan Investigatif nya mengungkapkan dokumen-dokumen, yang diyakininya, mendukung bahwa klaim-klaim tentang tindakan kriminal Milošević sebagai Presiden Yugoslavia dilebih-lebihkan, kalau tidak malah direkayasa seluruhnya. Penelitiannya tentang hal ini dan berbagai topik kontroversial lainnya telah menyebabkan ia dipecat dari Universitas.



Kematian

Milošević ditemukan meninggal dunia di selnya pada 11 Maret 2006 di pusat tahanan pengadilan penjahat perang PBB di Den Haag. Seorang pejabat di kantor jaksa penuntut utama mengatakan bahwa Milošević ditemukan sekitar pk. 10 pagi hari Sabtu dan tampaknya telah meninggal selama beberapa jam. International Criminal Tribunal for the former Yugoslavia (ICTY) mengatakan bahwa Milošević telah lama menderita masalah dengan jantungnya dan tekanan darah tinggi. Peradilannya mestinya dilanjutkan kembali pada 14 Maret dengan mendengarkan kesaksian dari bekas presiden Montenegro, Momir Bulatović. Baru-baru ini pengadilan menolak permintaannya untuk pergi ke Rusia untuk mendapatkan perawatan dokter spesialis. Ia merencanakan untuk naik banding atas keputusan ini, karena katanya kondisinya semakin memburuk. Kematiannya yang tampaknya disebabkan oeh hal-hal yang wajar, diumumkan oleh Partai Sosialis Serbia, meskipun berbicara di depan kamera televisi di Den Haag, pengacara Milošević, Zdenko Tomanović, menyatakan bahwa Milošević telah menyatakan kekuatirannya bahwa ia diracuni, dan menuntut agar jenazahnya diotopsi di Rusia dan bukan di Belanda. Permintaan untuk otopsi di Rusia ditolak oleh ICTY dan jenazahnya dipindahkan ke Institut Forensik Belanda. Permintaan agar otopsi dihadiri oleh seorang ahli patologi dari Beograd dikabulkan.

Sumber:

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Slobodan_Milo%C5%A1evi%C4%87

Kenapa Jalur Gaza Diperebutkan Israel dan Palestina?

 Kenapa Jalur Gaza Diperebutkan Israel dan Palestina?


KOMPAS.com - Jalur Gaza adalah sebuah kawasan di pantai timur Laut Tengah, yang berbatasan dengan Mesir dan Israel. Secara de facto, Hamas (gerakan perlawanan Islam di Palestina) menjadi penguasa wilayah ini sejak 2007. Kendati demikian, Jalur Gaza terus diperebutkan dan menjadi medan tempur dalam konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Lantas, mengapa Jalur Gaza diperebutkan Israel dan Palestina?


Berdirinya negara Israel

Awal mula terjadinya konflik di Jalur Gaza disebabkan oleh kekalahan Dinasti Turki Usmani dalam perang melawan Inggris pada 1917. Akibatnya, Turki Usmani terpaksa harus menyerahkan wilayah Palestina, termasuk Jalur Gaza. Setelah itu, Inggris mengumumkan Deklarasi Balfour pada 2 November 1917.

GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Secara tersirat, Deklarasi Balfour berisi tentang dukungan bagi pembentukan kediaman nasional bagi bangsa Yahudi di Palestina. Hal inilah yang menimbulkan celah untuk menerjemahkan kata kediaman nasional. Celah Deklarasi Balfour kemudian dimanfaatkan para zionis untuk mewujudkan cita-cita mereka, yaitu mendirikan negara Yahudi di Palestina. Sejak saat itu, populasi Yahudi di Palestina awalnya menjadi kaum minoritas, meningkat tajam dan menunjukkan arogansinya. Buntut dari Deklarasi Balfour ialah proklamasi kemerdekaan Israel pada 1948, yang menyebabkan ratusan ribu penduduk pribumi Palestina terusir dari tanah kelahirannya.


Perang Arab-Israel

Setelah Israel mengumumkan proklamasi, lima negara Arab yakni Mesir, Suriah, Yordania, Lebanon, dan Irak menyerang Israel. Aksi penyerangan ini menimbulkan terjadinya Perang Arab-Israel 1948. Pada 22 September 1948, Pemerintahan Seluruh Palestina diproklamasikan oleh Liga Arab di Kota Gaza.

Kenapa Jalur Gaza Diperebutkan Israel dan Palestina?
Warga Palestina meninggalkan kota Galilea pada Oktober-November 1948. Akibat Perang Arab-Israel I, ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi tak bisa kembali ke kampung halaman mereka.(Wikipedia)

Namun, pemerintahan ini tidak diakui oleh negara-negara di luar Liga Arab. Pada 1949, Perang Arab-Israel dapat diakhiri melalui perjanjian gencatan senjata. Salah satu isi perjanjian tersebut menyatakan bahwa garis demarkasi di Jalur Gaza bukan merupakan perbatasan internasional dan wilayahnya diduduki oleh Mesir. Sejak pembubaran Pemerintahan Seluruh Palestina, Jalur Gaza secara langsung dikelola oleh seorang gubernur militer Mesir.


Perpindahan kepemilikan Jalur Gaza

Pertempuran antara Israel dan Mesir kembali terjadi pada 1967, yang kemudian disebut dengan Perang Enam Hari. Dalam Perang Enam Hari, Israel berhasil merebut Jalur Gaza setelah mengalahkan Mesir, Suriah, dan Yordania. Kendati demikian, konflik masih belum juga mereda di Jalur Gaza sampai akhirnya dibuat Persetujuan Damai Oslo tahun 1993. Dalam persetujuan tersebut, otoritas Palestina ditetapkan sebagai badan administratif yang mengelola pusat kependudukan wilayah Jalur Gaza. Palestine Liberation Organization (PLO) juga diakui oleh Israel sebagai perwakilan sah warga Palestina. Di sisi lain, Israel mempertahankan kontrolnya terhadap Jalur Gaza di wilayah udara, perairan, dan lintas perbatasan darat dengan Mesir.

GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Status Jalur Gaza belum jelas

Pada 2005, Israel menarik diri dari Jalur Gaza, terutama setelah pemilu yang menyatakan Jalur Gaza dianggap sebagai bagian dari teritori Palestina. Dalam pemilihan umum legislatif Palestina 2006, Hamas (gerakan perlawanan Islam di Palestina) menjadi organisasi politik terkuat di Palestina. Sejak Juli 2007, setelah Pertempuran Gaza, Hamas juga menjadi penguasa Jalur Gaza secara de facto dan membentuk Pemerintahan Hamas di Gaza. Kendati demikian, status de jure Jalur Gaza masih belum jelas. Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Human Rights Watch, dan organisasi internasional lainnya masih menganggap Jalur Gaza dikuasai oleh Israel. Hal itu karena sesuai perjanjian, Israel yang menguasai wilayah udara dan perairan Gaza, dan tidak mungkin dilakukannya pergerakan barang tanpa melewati wilayah tersebut. Hal itulah yang menyebabkan Jalur Gaza sering diperebutkan dan menjadi titik konflik antara Israel dan Palestina.


Referensi:

Aloni, Shlomo. (2001). Arab-Israeli Air Wars 1947-1982. Inggris: Osprey Aviation.

Akhir Pekan yang Tak Sama di Seluruh Dunia

 Akhir Pekan yang Tak Sama di Seluruh Dunia

Pada 1 Januari 2022 mendatang, Uni Emirat Arab akan menggeser hari akhir pekan resminya. Sebelumnya, negara ini memiliki akhir pekan pada Jumat dan Sabtu. Ketentuan ini akan diubah menjadi Sabtu dan Minggu dengan hari Jumat menjadi hari kerja setengah hari. Mengapa hari akhir pekan di berbagai negara tidaklah sama?

Klik gambar untuk menuju sumber gambar

Sejarah
Akhir Pekan yang Tak Sama di Seluruh Dunia
Kalender Uni Soviet tahun 1930, saat negara tersebut menerapkan sistem kalender nepreryvka yang membuat industri terus bekerja dengan menjatah hari libur yang berbeda untuk pekerja.

Akhir pekan adalah hari-hari dalam satu pekan yang tidak termasuk dalam hari kerja. Ini adalah saat orang-orang beristirahat di rumah masing-masing atau pergi bersenang-senang.

Sejarah akhir pekan dimulai dari kalangan Yahudi setidaknya pada abad ke-6 SM. Orang Yahudi diwajibkan untuk beristirahat dan tidak melakukan kegiatan apapun pada hari Sabat, yaitu mulai dari matahari terbenam pada hari Jumat sampai saat matahari terbenam pada hari Sabtu. Hari Sabat inilah yang dianggap sebagai "akhir pekan" bagi orang Yahudi karena mereka tidak diperkenankan untuk bekerja.

GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Di kalangan orang Kristen, hari Minggu adalah waktu untuk beribadah di gereja, mengikuti hari kebangkitan Yesus Kristus dari kematian pada hari Minggu (hari ke-3 setelah wafat).

Dari kedua tradisi inilah, berkembang hari Sabtu dan Minggu sebagai akhir pekan yang umum di Eropa.

Tradisi akhir pekan di masa modern dimulai di Britania Raya pada awal abad ke-19 pada masa Revolusi Industri. Ini mulanya adalah kesepakatan antara pekerja dan pengusaha yaitu pekerja dapat pulang kerja pada pukul 2 siang pada hari Sabtu dengan syarat mereka sudah harus siap kembali bekerja pada Senin pagi dengan kondisi sadar dan segar bugar (kelas pekerja Inggris terkenal suka meminum minuman keras).

Penggunaan kata weekend paling awal ditemukan dalam Notes and Queries keluaran tahun 1879.

Pada 1908, sebuah pabrik tekstil di New England, Amerika Serikat memulai penerapan 5 hari kerja dalam sepekan untuk memberi kesempatan bagi pekerja beragama Yahudi untuk beribadah pada hari Sabat.

Pada 1926, Henry Ford (pemilik Ford Motor Company) menghentikan operasi pabrik pada hari Sabtu dan Minggu.

Pada 1930-an, durasi jam kerja telah berkurang dari hampir 60 jam kerja seminggu menjadi kurang dari 50 jam kerja seminggu. Angka ini bahkan menyusut menjadi 35 jam kerja seminggu selama Depresi Besar.

Pada 1938, Fair Labor Standards Act ditandatangani Presiden Franklin Delano Roosevelt. Undang-undang ini menetapkan standar jam kerja yaitu 8 jam kerja sehari dan 5 hari kerja sepekan (40 jam kerja sepekan). Ini akan menjadi standar jam kerja sepekan yang diadopsi banyak negara seiring bertumbuhnya perdagangan internasional dalam lingkup hegemoni AS.

Setelah Perang Dunia II hingga 1960-an, negara-negara di dunia mulai menerapkan akhir pekan 2 hari untuk menyesuaikan diri dengan perdagangan internasional. Terdapat dua aliran besar : Jumat-Sabtu dan Sabtu-Minggu.

GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Lama kelamaan, konsep akhir pekan menjadi baku dan menjadi ladang bisnis baru. Tempat rekreasi menawarkan kegembiraan yang bisa dinikmati sekeluarga pada akhir pekan setelah kerja sepekan. Bioskop memutar film keluaran terbaru pada akhir pekan. Akhir pekan pun menjadi identik dengan bersenang-senang. Di Barat, Sabtu malam atau Malam Minggu adalah waktu paling ideal untuk pergi ke pesta atau tempat rekreasi.

Selain itu, terdapat pula tradisi akhir pekan yang berbeda.

Di Romawi Kuno, terdapat sistem pekan 8 hari yang disebut nundinum. Hari ke-8 dari pekan ini, disebut nundinae, merupakan hari warga desa untuk pergi ke kota dan menjual barang dagangannya. Hari ini juga merupakan saat pemuka agama beristirahat.

Di Uni Soviet, pada 1929 diperkenalkan sistem kalender nepreryvka, yang menjatah waktu akhir pekan untuk berbagai kelompok pekerja. Mulanya, terdapat 5 hari dalam sepekan, terdiri atas 4 hari kerja dan 1 hari libur. Namun, hari libur ini tidak sama untuk semua orang. Setiap orang ditentukan pada hari apa akan berlibur berdasarkan kode warna dalam kalender (kuning, merah jambu, merah, ungu, dan hijau). Satu bulan terdiri atas 6 pekan, sehingga dalam 12 bulan terdapat 72 pekan dan 360 hari. 5 hari (6 hari pada tahun kabisat) yang tersisa dijadikan hari libur dan diletakkan sepanjang tahun.

Tujuan dari sistem ini adalah membuat orang melupakan kegiatan beribadah (yang menjadi sulit karena ibadah mengikuti hari dalam sepekan) dan meningkatkan produktivitas (karena dalam 1 hari, hanya 20 persen dari jumlah pekerja yang berlibur karena penjatahan hari libur. Sebagai konsekuensinya, setiap hari, 80 persen dari jumlah angkatan kerja akan bekerja). Namun, hal ini merepotkan karena orang tidak bisa berkumpul dengan keluarga dan teman yang memiliki jatah hari libur yang berbeda.

GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Pada Desember 1931, sistem ini direvisi dengan 1 pekan kini menjadi 6 hari dan akhir pekan diseragamkan untuk semua orang.

Sistem ini dihentikan pada 26 Juni 1940 dan sistem 7 hari dalam sepekan kembali diberlakukan.

Di Timur Tengah, hari Jumat, ketimbang Minggu, dianggap sebagai akhir pekan. Ini karena pada hari ini dilakukan kegiatan salat Jumat.

Akhir Pekan di Seluruh Dunia
Akhir Pekan yang Tak Sama di Seluruh Dunia
Kalender Indonesia bulan Januari 2012. Pada negara yang menerapkan akhir pekan Sabtu-Minggu, Sabtu diwarnai biru dalam beberapa kalender. Namun, Minggu selalu diwarnai merah.

Terdapat variasi waktu akhir pekan di seluruh dunia.
Variasi 2 hari
Kebanyakan negara di dunia memiliki 5 hari kerja dalam sepekan.
Sabtu-Minggu : Ini adalah variasi yang paling umum digunakan di dunia. Kebanyakan negara Barat dan Asia menggunakan variasi ini. Untuk negara mayoritas Muslim yang menerapkan variasi ini, termasuk Indonesia, umumnya jam istirahat makan siang hari Jumat diperpanjang untuk mengakomodasi ibadah salat Jumat atau bahkan pekerja hanya bekerja setengah hari pada hari Jumat.
Jumat-Sabtu : Ini adalah variasi yang umum digunakan di negara berpenduduk mayoritas Muslim, terutama di kawasan Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Bahrain. Variasi ini juga diterapkan di 4 negara bagian Malaysia : Kedah, Kelantan, Terengganu, dan Johor. Namun, beberapa negara pemakainya mulai beralih ke Sabtu-Minggu seperti Uni Emirat Arab.
Kamis-Jumat : Sebelum tahun 2000-an, negara Timur Tengah menerapkan variasi ini sebelum berpindah ke Jumat-Sabtu. Yordania menjadi yang pertama berpindah dari Kamis-Jumat ke Jumat-Sabtu pada pekan kedua Januari 2000, diikuti negara lain. Saat ini, hanya Afganistan yang masih menetapkan Kamis-Jumat sebagai akhir pekan.
Jumat-Minggu : Variasi ini unik karena menjadikan pekerja bekerja pada hari Senin sampai Kamis, kemudian berlibur pada hari Jumat, bekerja lagi pada hari Sabtu, dan berlibur lagi pada hari Minggu. Variasi ini digunakan di Provinsi Aceh (Indonesia), Negara Bagian Sarawak (Malaysia), dan Brunei Darussalam.

GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Variasi 1 hari
Masih terdapat beberapa negara yang secara resmi menerapkan 6 hari kerja sepekan.
Jumat : Djibouti, Iran, Palestina, dan Somalia secara resmi hanya menganggap Jumat sebagai akhir pekan. Di Iran, sekolah dan kantor pemerintah beraktivitas setengah hari pada Kamis. Di Djibouti, kantor buka lebih pagi (pukul 7-8 pagi) dan tutup lebih awal (pukul 1-2 siang) untuk menghindari cuaca panas.
Sabtu : Nepal, yang menggunakan kalender Vikram Samvat, hanya menjadikan Sabtu sebagai akhir pekan.
Minggu : Variasi ini digunakan di Bolivia, Filipina, Guinea Khatulistiwa, Hong Kong, India, Kolombia (sebagian), Korea Utara, dan Uganda.

Kendala terbesar dari berbedanya waktu akhir pekan di berbagai negara adalah berkurangnya hari kerja efektif dalam perdagangan dan transaksi internasional. Misalnya, negara A menerapkan hari kerja Senin-Jumat dan negara B menerapkan hari kerja Minggu-Kamis. Penduduk di kedua negara hanya bisa melakukan transaksi dengan satu sama lain pada hari Senin hingga Kamis. Ini belum pula memperhitungkan perbedaan zona waktu yang dapat mengurangi jam kerja efektif antarnegara.