Jumat, 15 Oktober 2021

7 Tips Mencari Kerja Agar Tidak Lama Menganggur

 7 Tips Mencari Kerja Agar Tidak Lama Menganggur

sumber gambar detik.com

Gabutbanget.net-Udah bosan menganggur? atau kalian sedang menginginkan sesuatu namun tidak mempunyai cukup uang untuk membelinya? Jika iya, maka solusinya hanya satu, yaitu bekerja. Walau begitu, nyatanya mencari pekerjaan juga lebih sulit, sebab dari tahun ke tahun banyak pula persaingan terhadap calon pencari kerja. Entah itu fresh graduate atau orang yang baru lulus menjalani studi pendidikan dan orang-orang yang memang sudah memiliki pengalaman kerja sebelumnya.

Oleh karena itu, kiranya memang patut untuk membuat strategi matang-matang agar proses lamaran kerja diterima. Memang tak jarang pula dalam proses menacari pekerjaan hal ini menimbulkan rasa stress akibat pusing terhadap hasil yang tidak sesuai dengan keinginan. Apalagi persaingan melamar pekerjaan yang diidam-idamkan cukup banyak pesaingnya. 

Tapi, untuk kalian tak usah risau akan hal itu, Gabutbanget.net akan memberikan tips bagi kalian semua agar bisa secepatnya mendapatkan pekerjaan. Setelah membaca ulasan artikel ini, kalian diharapkan agar mempraktikannya dan tidak kebanyakan mikir, karena bagaimanapun itu kesuksesan akan berpihak kepada orang yang berusaha.

Berikut ini adalah tips yang patut kalian praktikan agar cepat mendapatkan pekerjaan, silakan baca dan simak baik-baik.

1. Pilih kerja sesuai dengan keahlian kalian

Perlu diketahui bahwa mencari kerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki menjadi faktor penting. Selain akan membuat kalian betah bekerja pada perusahaan nantinya kalau telah diterima lamarannya, perusahaan ternyata juga sangat membutuhkan orang-orang yang mengerti pada bidang yang akan mereka kerjakan.

Semisal kalian adalah seorang fresh graduate yang hanya memiliki pengetahuan atau ilmu saja dan tidak memiliki pengalaman di bidang yang di incar. Tentu saja itu tak menjadi persoalan. Meski begitu hal-hal tersebut masih bisa dilatih, hanya memperlukan pengembangannya saja sebab sudah memiliki ilmu dasarnya.

Namun akan menjadi persoalan, jika kalian melamar atau memiliki incaran pekerjaan yang tidak mempunyai hubungan pada bidang penguasaan keilmuan yang kalian kuasai. Contohnya saja, lulusan teknik yang melamar pekerjaan menjadi seorang acounting. Jelas saja dua bidang tersebut sangatlah bertolak belakang, tapi akan berbeda cerita kalau telah memiliki pengalaman di bidang tersebut. Meski tidak berasal dari bidang keilmuan yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang akan dilamar, masih terdapat kemungkinan HRD di suatu perusahaan tersebut mempertimbangkan kalian.

2. Perluas jaringan

Faktor kedua ini mampu untuk mendapatkan pekerjaan secara lebih cepat. Bukan menjadi rahasia lagi, kalau memiliki jaringan atau koneksi pertemanan akan memiliki banyak manfaat,salah satu halnya yakni pada bidang pekerjaan.

Mempunyai banyak haringan pertemanan sangat membantu dalam memperoleh informasi lowongan pekerjaan, bahkan tidak jarang jaringan pertemanan yag kalian miiki itu yang akan menawarkan pekerjaan saat mengetahui perusahaannya membutuhkan tenaga kerja tambahan. Selain mendapatkan informasi pekerjaan yang didapat dari jaringan pertemanan, kalian nantinya juga akan memperoleh informasi-informasi lain yang sangat penting lainnya. Seperti besar-kecilnya gaji maupun kelebihan dan kekurangan dari pekerjaan tersebut.

3. Aktif mengikuti job fair

Job fair sendiri merupakan salah satu cara mencari pekerjaan yang masih diminati oleh banyak orang. Menghadiri job fair akan memberikan banya informasi terkait lowongan pekerjaan, umumnya di job fair kalian akan menjumpai puluhan bahkan hingga ratusan pekerjaan yang ditawarkan.

Ketika mengikuti job fair, hendaknya perhatikanlah sedetail mungkin dari pakaian saat kalian kesana hingga memperhatikan penulisan resume terkait biodata singkat kalian. Jangan lupa pula, saat berkunjung di job fair untuk makan terlebih dahulu karena bisa jadi suasana job fair sangat ramai dan berdesakan. Serta alangkah lebih baiknya, cari info terlebih dahulu tentang perusahaan incaran kalian dan bawalah beberapa rangkap CV/resume. Sehingga ketika ada perusahaan yang dirasa cocok, kalian tidak perlu lagi repot mencari tempat print untuk memprint CV/resume kalian.

4. Cari lowongan pekerjaan online

Kalau kalian kurang menyukai mencari pekerjaan di job fair, kalian bisa coba satu cara ini yakni mencari pekerjaan secara online. Selain memperoleh langsung informasi lowongan pekerjan secara online, sekarang ini juga banyak ditemukan berbagai perusahaan yang menerapkan apply CV yang dilakukan secara online.

CV/resume nantinya akan dikirimkan ke alamat email perusahaan yang nantinya akan langsung diseleksi oleh pihak HRD. Dengan adanya sistem rekrutmen online seperti ini, jelas saja akan membawa keuntungan tersendiri. Selain tidak perlu mengikuti job fair atau mungkin mengunjungi antara satu kantor ke kantor lainnya, kalian juga mampu mengirim CV/resume puluhan ke alamat email perusahaan yang mmebutuhkan tenaga kerja dalam kurun waktu yang singkat.

Selain empat cara diatas, kira-kira apa hanya sebatas itu tips ampuh untuk mencari pekerjaan? jawabnya, tidak. Seperti halnya yang telah banyak disinggung diatas, bahwa mencarai pekerjaan, kunci untuk mendapatkannya terletak pada CV/resume kalian, sebab itulah kalian harus memperhatikan hal-hal di bawah ini.

5. Pastikan data di CV sudah lengkap

Sering banyak ditemukan, para pelamar pekerjaan yang cenderung mengabaikan berbagai data yang tercantum di CV/resume tersebut. Banyak dari mereka hanya mencantumkan data umum saja, padahal semakin lengkap dan detail data yang dicantumkan, maka akan semakin terbuka lebar peluang untuk bisa bekerja dan di lirik HRD.

Berikut ini adalah data yang harus benar-benar diperhatikan dan pastikan tercantum di CV/resume, diantaranya;

-Data pribadi; nama lengkap, tempat tanggal lahir, alamat, nomor telephone, serta alamat email

-Pendidikan 

-Pengalaman kerja

-Keahlian

-Prestasi 

-Organisasi yang pernah diikuti

6. Buat CV yang menarik

Hal yang paling mendasar lainnya ketika melamar kerja adalah CV/resume yang menarik. Bukan hanya isinya saja yang diperhatikan oleh suatu perusahaan, namun juga desain dari CV/resume itu sendiri. Hendaknya, kalian harus memperhatikan beberapa poin penting ini, diantaranya;

-Templates CV/resume yang rapi

-Penggunaan huruf

-Pastikan ukuran huruf cukup jelas untuk bisa dibaca

-Gunakan kombinasi warna yang enak dipandang

7. Buat surat lamaran kerja dengan benar

Selain CV/resume, surat lamaran kerja juga menjadi poin penting bagi pelamar kerja agar bisa diterima. Isi dari surat lamaran kerja sendiri terdiri dari pembuka, perkenalan, data diri secara singkat, maksud dan tujuan dibuatnya surat lamaran kerja tersebut,  lampiran berkas-berkas pendukung, dan terakhir penutup.

Dalam membuatnya, pastikan jangan sampai terdapat huruf yang salah ketik atau typo. Semakin rapi, lengkap serta jelas surat lamaran kerja yangg kalian buat, maka peluang kalian juga akan sangat terbuka lebar untuk dipilih oleh perusahaan diantara banyaknya pesaing pelamar kerja.

Kalau kalian sudah mempraktikan berbagai tips diatas, sekarang hanya tinggal melakukan tips yang terkahir yakni berdo'a dan persiapkan mental. Berdo'a kepada tuhan untuk diberikan hasil yang terbaik dan siapkan mental untuk menerima pelbagai kemungkian yang akan kalian terima terkait lamaran pekerjaan kalian. Selamat mencoba.  

Cara Jepang Mengubah Pola Hidup Ngaret jadi Disiplin

 



Penulis Susy Ong dalam bukunya berjudul Seikatsu Kaizen, menderitakan bahwa pada masa lalu jam waktu Jepang sama dengan jam Indonesia yaitu, ngaret. Datang tepat waktu pada sebuah acara merupakan hal yang langka di Jepang kala itu.


Awal pendisiplinan Jepang ini terjadi ketika Jepang mulai berinteraksi dengan negara-negara barat. Susy menuliskan setelah sekian lama menutup diri dari dunia asing, pada 1871-1873, para petinggi Pemerintahan Jepang memutuskan melakukan kunjungan ke negara-negara barat seperti Amerika Serikat, dan 11 negara di Eropa. 
Dipimpin oleh negarawan Iwakura Tomomi, rombongan itu mengunjungi pabrik, sekolah, pelabuhan, kantor pemerintahan, dan bertemu para pemimpin negara. Delegasi Jepang itu tercengang oleh kedisiplinan masyarakat barat. Kesimpulan dari Misi Iwakura ini adalah Jepang masih sangat tertinggal dalam industri dan kualitas SDM.
Oleh sebab itu Jepang harus mencontoh negara barat jika ingin maju. Merespon kunjungan tersebut, pemerintah Jepang bekerja sama dengan masyarakat kelas menengah mereka melaksanakan serangkaian kampanye nasional. Tujuannya guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia Jepang.

“Dari malas, santai, tidak disiplin, teledor, apatis, dan boros menjadi rajin, hemat, disiplin, teliti, dan antusias untuk maju,” tulis Susy.
Misalnya, pada 1889, beberapa tokoh masyarakat yang terkesan dengan kedisiplinan masyarakat barat lantas berinisiatif mendirikan Asosiasi Reformasi Pola Hidup Jepang. Motivasinya yaitu untuk menerapkan kedisiplinan kepada rakyat Jepang yang kala itu masih memiliki pola hidup kampungan.
Susy mengungkapkan kisah ketidakdisiplinan masyarakat Jepang ini tertuang dalam buku karya Ketua asosisasi tersebut Dohi Masataka. Dohi menuliskan masyarakat Jepang ketika itu tidak pernah datang tepat waktu ketika menghadiri rapat atau pesta. Mereka menganggap terlambat dan menyuruh orang lain menunggu adalah hal biasa.
Langkah nyata lainnya ditempuh dengan membentuk opini publik mengenai pentingnya reformasi pola hidup. Surat kabar, buku, majalah-majalah didorong untuk membangun kesadaran publik soal kedisplinan.
Hal itu terlihat pada 1903, ketika terbit buku tentang jam karya Ishii Kendo. Dalam buku itu, penulis membandingkan jam buatan Jepang, Swiss, dan Amerika. Kesimpulannya, jam buatan Jepang tingkat ketepatannya paling rendah.
Selain itu dikisahkan juga tentang pengalaman Yagi Hidetsugu, ilmuan Jepang penemu antena gelombang elektromagnetik yang murka ketika diundang oleh pemda mengisi ceramah tetapi hadirin dan pejabat pemdanya telat datang.
Tidak hanya lewat buku atau surat kabar, pada November 1919, kementerian pendidikan Jepang mengkampanyekan reformasi pola hidup dengan menggelar pameran life improvement di Museum Pendidikan Tokyo. Pameran itu menampilkan poster dan foto-foto mengenai pola hidup yang efisien mencakup segi sandang, pangan, dan papan.
Susy mencatat pameran tersebut mendapat sambutan luar biasa dari warga Tokyo. Akhirnya dibentuklah Better Life Union, perkumpulan hidup yang lebih baik dengan agenda antara lain tepat waktu, tata krama, buang kebiasaan gengsi, hilangkan tingkah laku menggangu kesehatan dan kebersihan umum, dan menabung.
“Sejak 1956, pemerintah dan tokoh masyarakat memulai kampanye nasional untuk meningkatkan moral publik yaitu mengajak rakyat agar bertingkah laku sesuai dengan standar masyarakat beradab.”
Berkat ikhtiar konsisten ini, masyarakat Jepang memetik hasilnya. Mereka sekarang menjadi rujukan dalam ketepatan waktu. Dengan kata lain bangsa negeri matahari terbit ini tidak dilahirkan sebagai bangsa tepat waktu.
Dihubungi lewat sambungan telepon, Susy mengatakan, keberhasilan Jepang dalam mereformasi pola hidup seperti tepat waktu karena peran Pemerintah dan kelas menengah yang bersama-sama mengkampanyekan hal tersebut. Imbauan-imbauan tentang kedisplinan disebar ke seluruh penjuru negara hingga ke pelosok-pelosok. Umpamanya, poster-poster yang menyindir kebiasaan telat sebagai hal yang memalukan. Hal tersebut dilakukan secara konsisten.
“Jadi lama kelamaan orang makin sadar,” tuturnya kepada Bisnis.
Selain itu, ujarnya, tidak sekadar mengimbau tetapi juga ada penghargaan yang diberikan. Perusahaan atau instansi pemerintah akan memberikan penghargaan bagi pegawainya yang kerap tepat waktu. “Tidak hanya memberikan hukuman tetapi juga ada reward,” tutur wanita lulusan Universitas Tokyo ini.
Dalam konteks Indonesia, menurut Susy perusahaan memiliki andil besar dalam mereformasi pola hidup ini. Perusahaan-perusahaan bisa menjadi penggerak untuk mendisiplinkan para karyawannya demi efisiensi kerja. Di samping itu, tokoh masyarakat juga mempunyai peluang yang sama. Mereka dapat menjadi panutan dalam hal ini.
“Pemerintah juga perlu tetapi perlu dibantu oleh perusahan dan tokoh masyarakat.”
Dalam kesempatan terpisah, Sosiolog dari Universitas Padjajaran Yusar Mulijadji berpendapat budaya tepat waktu di Jepang hadir seiring keterbukaan mereka pada dunia barat pada era resotrasi Meiji. Mereka mengambil hal-hal positif dari barat termasuk budaya tepat waktu. Padahal masa lalunya, mereka juga terkenal ngaret.
Dalam beberapa catatan, ujarnya, pelayar Inggris mengeluhkan hal tersebut. Mereka melihat orang Jepang memang pekerja keras tetapi tidak tepat waktu. “Jadi budaya [tepat waktu orang Jepang] tidak murni-murni budaya Jepang tetapi impor dari barat-industrial. Tetapi modal awal bekerja kerasnya sudah ada dalam spiritualitas orang Jepang,” ujarnya.
Dalam kasus Indonesia, Yusar menilai industrialisasi baru menyentuh fisik belum pada aspek pola hidup. Menurut dia, industrialisasi akan mengubah seseorang dari yang asalnya mengandalkan metafisis menjadi saintis. Namun industrialisasi yang terjadi di Indonesia belum masuk ke proses manusianya.
“Saya kira itu titik pentingnya kenapa kita selalu jam karet. Industrialisasinya tidak terserap sempurna,” ujarnya.

Sumber :
Tempo

Fadli Zon: Tidak Ada Teroris di Indonesia, Hanya Dibuat-buat

 Fadli Zon: Tidak Ada Teroris di Indonesia, Hanya Dibuat-buat


Terkini.id, Jakarta – Politisi Gerindra, Fadli Zon belakangan ini menuai sorotan publik lantaran mengusukan agar Densus 88 yang bertugas memberantas teroris di Indonesia dibubarkan.

Menurut Fadli Zon, hal itu lantaran berdasarkan analisanya kemunculan Densus 88 hanya merugikan kalangan Islam yang 100 persennya menyasar umat Islam. Padahal di satu sisi, teroris dianggap hanya sebuah hal yang dibuat-buat demi kepentingan semata.

Ia pun lantas mengungkapkan sejumlah keganjilan standar ganda definisi terorisme di Indonesia yang menurutnya tidak jelas.

“Kita punya UU Nomor 5 tahun 2018, saya ingat sekali ketika itu pembahasan paling alot tentang definisi terorisme. Dan akhirnya di dalam itu jelas disebutkan teroris adalah orang yang mengunakan kekerasan serta ancaman kekerasan dengan sasaran korban luas yang mengakibatkan kehancuran terhadap obyek vital strategis, fasilitas publik, dengan motif ideologi politik dan keamanan,” ujar Fadli.

Hal itu diungkapkan Fadli Zon saat tampil menjadi narasumber di program ‘Catatan Demokrasi’, seperti dilihat pada Kamis 14 Oktober 2021.

Fadli Zon menjelaskan, dalam konteks separatisme juga disebutkan melibatkan senjata di mana ikut masuk dalam definisi terorisme.

Artinya, kata Fadli, ada double standar soal terorisme di Tanah Air. Dan menurutnya hal itulah yang kemudian menjadi keliru.

“Ini akhirnya yang jadi sasaran hampir 100 persen umat Islam, dan merugikan persatuan dan kesatuan. Padahal saya yakin Islam dimanapun di Indonesia itu moderat, menghargai agama lain. Dan itu yang terjadi,” tegasnya.

Lebih lanjut, Fadli Zon juga berharap bangsa Indonesia tidak menjadi korban operasi intelijen yang dipakai jaringan-jaringan internasional untuk kegiatan kerja-kerjanya.

Pasalnya, menurut Fadli, saat ini saja mereka sudah mulai meninggalkan kerja-kerja itu. Sebut saja soal Taliban, di mana Amerika Serikat bahkan sudah memberi keleluasaan dengan melakukan negosiasi kepada mereka dan kerjasama.

“Makanya tweet itu mulanya dari situ (soal Densus), kita harus lihat secara kontekstual suasana zaman, karena war and teror sudah selesai, dan cuma jadi obyek bisnis luar biasa tanpa audit,” tuturnya.

Mengutip Hops.id, terkait hal itu ia mengungkapkan bukti bahwa Amerika bahkan memberikan senjata-senjatanya serta pesaat-pesawatnya pada Taliban. Dan sejak dulu, Amerika memang pernah bekerja sama dengan Taliban dan AlQaeda saat sama-sama melawan komunisme Soviet, termasuk ISIS.

Oleh karena itu, Fadli Zon menilai bahwa teroris sebenarnya tidak ada di Indonesia dan hanya dibuat-buat atau difabrikasi.

“Jadi, jangan menari di gendang orang lain. Tidak ada teroris di Indonesia. Kalaupun ada bisa diselesaikan dengan cara lain. Kan sudah ada BIN, BNPT, dan Polisi, sudah lebih dari cukup itu. Kalau ini terus dilesatarikan jangan glorifikasi soal terorisme, karena teroris itu sebenarnya dibikin-bikin, dibuat-buat, difabrikasi,” ujarnya.

https://makassar.terkini.id/fadli-zo...a-dibuat-buat/

Kronologis Perang Jawa-Tionghoa melawan VOC (1740-1743)

 Kronologis Perang Jawa-Tionghoa melawan VOC (1740-1743)


Perang terbesar yang dihadapi VOC/ Belanda di Jawa adalah Perang yang terjadi tahun 1740-1743 yang dipicu oleh pembantaian Tionghoa di Batavia pada Oktober 1740, bukan Perang Diponegoro (1825-1830) sebagaimana yang diketahui oleh umum saat ini. Perang Kuning/ Perang Sepanjang ini meletus mulai dari Batavia, Karawang, Cirebon, pesisir Pantura-Tegal, Pekalongan, Semarang, Kudus, Purwodadi, Rembang hingga Lasem, Tuban, Surabaya hingga Pasuruan serta daerah pedalaman Mataram yang kini dikenal sebagai Yogyakarta, Surakarta, Banyumas, Pacitan, Madiun sampai Malang.

Quote:

Demikian dahsyatnya dampak perang sampai-sampai pemerintah kolonial merasa perlu merombak perspektif hubungan antara orang Jawa-Tionghoa secara total melalui pemisahan-pemisahan yang terstruktur untuk mencegah terjadinya koalisi kedua etnis ini di kemudian hari.

Akibat dari pemisahan ini masih kental kita rasakan hingga jaman sekarang.

Beginilah kronologi peperangan tersebut (silakan mengubah peta menjadi mode ‘Full Screen bila diperlukan agar dapat mengamati urutan lokasi peristiwanya secara runut) :
  1. 1690menerapkan kuota bagi imigran Tionghoa. Imigran Tionghoa yang resmi dan ilegal menjadi obyek pemerasan VOC. Krisis ekonomi di Batavia memperburuk keadaan.
  2. 25 Juli 1740 Dewan Hindia (Raad Van Indie) merazia orang Tionghoa yang mencurigakan
  3. September 1940 lebih dari 1000 orang gerombolan Tionghoa terlihat di pabrik gula dipimpin Sepanjang yang disebut kompeni sebagai Khe (Que) Panjang (Tay Wan Soey) atau kapitan Sepanjang
  4. 7 Oktober 1740, pasukan tionghoa menyerang pos VOC di Meester Cornelis dan De Qual. Pasukan Voc dalam perjalanan ke Kaduwang (Kedawung), Tangerang, diserang.
  5. 9 Oktober 1740 pasukan Tionghoa meninggalkan Batavia. VOC menangkapi orang Tionghoa. Muncul desas-desus orang yang ditangkap akan dibuang ke laut. Orang Tionghoa panik dan meninggalkan Batavia.
  6. 19 Oktober 1740, kebakaran di permukiman Tionghoa, Gubernur Jendral Adriaan Valckenier memerintahkan membantai orang Tionghoa.
  7. 10 Oktober 1740 puncak pembantaian massal. Gubernur Jendral Adriaan Valckenir memerintahkan 500 orang Tionghoa yang tersisa, disembelih di depan Stadhuis. Mayat mereka dibuang di Kali Besar. Diperkirakan 7.000 sampai 10.000 orang Tionghoa dibunuh dalam dua hari pembantaian tersebut.
  8. 11 Oktober 1740, 3.000 pasukan Tionghoa menyerbu Benteng Kompeni di Tangerang. Sementara 5.000-6.000 orang Tionghoa menyerbu pertahanan VOC di Meester Cornelis.
  9. Kapitan Sepanjang semula bermaksud masuk wilayah Banten- melintasi Cisadane- tetapi Sultan Banten mengusir mereka karena tidak ingin terlibat konflik. Pasukan Tionghoa bergerak ke Bekasi.
    Quote:

  10. 19 Oktober 1740, Bartholomeus Visscher, Gezaghebber (Kepala Perwakilan) VOC di Semarang. Visscher meminta Bupati Semarang Astrawijaya (Keturunan Tionghoa) untuk membantai orang Tionghoa di Semarang jika memberontak.
  11. Kompeni mengirim pasukan di bawah komando Abraham Roos mengejar pasukan Tionghoa. Pasukan Tionghoa berkumpul di sekitar Bekasi dan Karawang. Pasukan Tionghoa menyingkir ke wilayah Mataram melintasi Cirebon-Losari-Tegal.
  12. Oktober 1740, pengungsi Tionghoa yang lolos dari pembantaian Batavia tiba di Lasem. Mereka ditolong putra mantan Bupati Lasem, Raden Panji Margana dan Bupati Lasem baru Tumenggung Widyaningrat (oey Ing Kiat).
  13. 1 Februari 1741 di Majawa-Pati, gerombolan Tionghoa bersenjata menyerang rumah Kopral Claas Lutten seorang serdadu Kompeni. Mereka menjarah serta membakar rumah sebelum membunuh Claas Lutten.
  14. Bupati Kudus mengejar gerombolan tersebut. Pemimpin kelompok Tionghoa ditangkap dan dipancung kepalanya.
  15. April 1741, pasukan Tionghoa dalam jumlah besar muncul dipimpin Singseh (Tan Sin Ko) di Tanjung Welehan (dekat Demak). Bupati Demak @irasastro diminta menumpas pasukan Tionghoa. Pasukan Wirasastro mundur, diduga bersimpati pada perjuangan pasukan Tionghoa.
  16. 13 Mei 1741 Sunan Pakubuwono II meminta para pejabat keraton dan bupati bersumpah setia serta bersiap mengusir Kompeni VOC keluar dari tanah Jawa.
  17. 23 Mei 1741, Juwana diserbu pemberontak Tionghoa dari Welehan. Residen Kompeni melarikan diri. Pemberontak membunuh 9 pegawai VOC.
  18. Mei-Juni 1741. Bala tentara pimpinan sepanjang memasuki Cirebon menuju Tegal. Penguasa Cirebon pura-pura memerangi laskar Tionghoa, bersimpati dan membiarkan laskar Tionghoa melintasi Sungai Losari memasuki wilayah Mataram.
  19. 12 Juni 1741. Kompeni mengerahkan pasukan Eropa, Bumiputera dan pasukan Bupati Surabaya Surengrono ke Tugu (barat Semarang). Pasukan Bupati Surabaya meninggalkan medan pertempuran. Meski terdesak, Kompeni berhasil memukul mundur serangan laskar Tionghoa dan mundur ke Semarang.
  20. 20 Juli 1741. Pasukan Mataram menyerang Benteng Kompeni di Kartasura. Konflik terbuka Mataram dan Kompeni dimulai.
  21. 27 Juli 1741. Rembang jatuh ke tangan laskar Tionghoa. Residen dan prajurit VOC dibunuh.
  22. 1 Agustus 1741. Pasukan Tionghoa tiba di Kartasura bergabung dengan pasukan Mataram mengepung Benteng Kompeni. Para Panglima Tionghoa dari wilayah Mataram (Singseh, Leyang, Etik dan Epo). Pasukan dan laskar Kapitan Sepanjang dari Batavia dipercaya mengoperasikan meriam Keraton Kartasura untuk menggempur Benteng Kompeni.
    Quote:

  23. Awal Agustus 1741. Sunan Pakubuwono II mendukung pemberontak Tionghoa melawan Kompeni.
  24. Awal Agustus 1741. Sunan Pakubuwono II meminta Pangeran Mangkubumi (kelak Hamengkubuwono I) memimpin pasukan Mataram-Tionghoa menghadang pasukan Cakraningrat di Tuban-Lamongan.
  25. 10 Agustus 1741. Benteng Kompeni di Kartasura direbut Mataram. Pasukan Tionghoa dan Jawa Mataram merampas 417 pucuk senapan dan tiga pucuk meriam Kompeni.
  26. Akhir Agustus 1741. Sunan Pakubuwono II memerintahkan Bupati Banyumas Tumenggung Yudanegara ke Priangan Timur untuk menyerang VOC. Kompeni mengirim 500 serdadu dari Garnisum Tegal untuk mempertahankan Priangan Timur. Pertempuran di Semarang buntu. Batavia mengirim 500 prajuris Bugis, Ambon dan Makasar ke Semarang.
  27. September-Oktober 1741. Fron Jawa Timur. Pasukan Mataram-Tionghoa memukul mundur pasukan Cakraningrat kembali ke Madura. Setelah pasukan VOC di bawah Kapten Gerrit Mom tiba di Sedayu, Cakraningrat mendarat di Ujung, Surabaya. Sawunggaling dan Bupati Japan menahan serbuan Madura. Cakraningrat menduduki Lamongan.
  28. 29 November 1741. VOC merayakan kemenangan di Semarang.
  29. Awal 1741. Sunan Pakubuwono II memutuskan koalisi dengan pasukan Tionghoa. Patih Notokusumo, Bupati Martapuro, Bupati Mangunoneng dan sejumlah bangsawan Mataram tetap memihak laskar Tionghoa.
  30. Januari 1742. Fron Jawa Timur: Lasem-Gresik diduduki pasukan Madura pimpinan Bupati Cakraningrat IV. Laskar Tionghoa yang mundur dari Semarang, berkonsolidasi di Grobogan, Demak, Kudus, Pati, Jepara dan Lasem.
  31. Awal Februari 1742. Pasukan Bupati Martopuro-Singseh (Tan Sin Kho)-Bupati Mangunoneng menyerbu dan menguasai Kudus dan Pati. Citrosoma, Bupati Pati yang kini memihak VOC mundur ke Jepara.
  32. Akhir Februari 1742. Pertempuran meluas ke Kudus. Bupati Kudus, Arya Jayasentika, lari ke Mayong digempur Singseh. Wirasastra kalah besar di Demak. Pemberontak telah menguasasi seluruh timur dan timur laut Demak.
  33. Februari-Maret 1742. Tiga Brigade Jawa dan tiga Brigade Tionghoa berkumpul di Groboga, dipimpin Sunan Amangkurat V (Sunan Kuning)
  34. Juni 1742. Sunan Kuning menuju Kartasutra. Laskar Tionghoa dipimpin Entik, Macan dan Pibulung. Laskar Jawa dipimpin Kertawirya, Wirajaya dan Martapuro. Sunan dikawal Mangunoneng, Kapitan Sepanjang dan Singseh. Mereka bertempur di Salatiga hingga Boyolali.
  35. 30 Juni 1742, Pasukan Sunan Amangkurat V memasuki Kartasura. Kapitan Sepanjang memimpin pasukan. Sultan Pakubuwono II melarikan diri dari Kartasura. Kapten Van Hohendorff mengevakuasi Pakubuwono II ke timur menyebrang Bengawan Solo ke Magetan.
  36. 1 Juli 1742, Sultan Amangkurat V alias Sunan Kuning bertahkta di Kartasura.
  37. 5 Agustus 1742, serangan balik kubu Pakubuwono II ke Kartasura dari Ponorogo. Bupati Madiun menyerang melalui Sukowati (Sragen), dihadang Bupati Martapuro dan laskar Jawa-Tionghoa.
  38. 8-9 Agustus 1742, Kompeni menyerbu Demak yang masih dikuasai Jawa-Tionghoa. Kompeni dipimpin Kapten Gerrit Mom merebut Demak. Banyak korban di pihak kolasi Jawa-Tionghoa. Lim Pin Ko (Encik Ping) dan Tan Sin Ko (Singseh) masih tetap memimpin gerilya di sekitar Demak.
  39. 24 Agustus 1742, pertempuran Welahan, pasukan Jawa-Tionghoa dengan kekuatan 1200 orang dipimpin Raden Mas Said dan Singseh bersama 600 pasukan Tionghoa di Welahan, menghadapi serbuan Kompeni yang menghadang di Tanjung.
  40. Agustus 1742, laskar Tionghoa Lasen dipimpin Tan Ke Wie dan laskar Tionghoa dari Grobogan menyerbu posisi Nathane Steinmets di Juwana. Kompeni Kewalahan. Usai pertempuran, Tan Ke Wie dan prajuritnya menuju Jepara dengan perahu. Di dekat Pulau Mandalika, Tan Ke Wie gugur.
  41. Sebtember-Oktober 1742, Kapitan Sepanjang mundur dari Ungaran ke selatan Kali Tuntang.
  42. 15 Oktober 1742, Paukan Jawa-Tionghoa mundur dari Juwana ke Rembang. Pasukan Van Hohendorff, Steinmets, dan Mom menyerbu Rembang, memukul pasukan Jawa-Tionghoa yang mundur ke Grobogan menuju Kartasura, Lasem, bertujuan ke Pulau Bawean untuk melanjutkan perjalanan ke Johore. Singseh ke Lasem tetapi tewas disergap patroli VOC.
  43. November 1742, Sunan Amangkurat V di Kartasura diserang dari tiga arah, Cakraningrat IV memimpin pasukan Madura, pasukan Sunan Pakubuwono II dari Jagaraga dekat Ngawi, dan pasukan VOC dari jurusan Ungaran-Salatiga.
  44. 26 November 1742, Pasukan Madura menduduki Kartasura. Sunan Amangkurat V mengungsi melintasi Kali Bengawan. Ratusan laskar Jawa-Tionghoa gugur melawan pasukan Madura. Laskar Tionghoa mengawal Amangkurat V ke selatan.
  45. 20 Desember 1742, Sunan Pakubuwono II kembali ke atas takhta di Kartasura. Sunan Kuning didampingi Kapitan Sepanjang dan Raden Mas Said menyiapkan perlawanan dengan 900 prajurit di Randulawang dekat Prambanan.
  46. Januari-Juni 1743, saling serang antara pasukan Pringgalaya dibantu oleh satuan pasukan dari Makassar, Mandar, dan Ternate mengejar pasukan Sunan Kuning di Randulawang.
  47. 3 Juni 1743, VOC mengirim ekspedisi di bawah Van Hohendorff dengan 1.007 serdadu (223 di serdadu Eropa), menyerang Randulawang. Sunan Amangkurat V bersama Kapitan Sepanjang dan Raden Mas Said mundur ke timur menuju Nguter lalu ke Keduwang.
  48. 14 Juni 1743, pertempuran pasukan Raden Mas Said dan Raden Panghulu melawan Wangsadipa dan VOC di Tembayat.
  49. September 1743, Sunan Kuning dan Kapitan Sepanjang bergabung dengan Laskar Untung Surapati dan bergerilya di selatan Surabaya. Dalam satu pertempuran, Sunan Kuning terpisah dari Kapitan Sepanjang.
  50. 2 Desember 1743, VOC menahan Sunan Kuning, yang menyerah di Surabaya, dibawa ke Batavia, kemudian dibuang ke Sri Lanka.
  51. Akhir 1743, Kapitan Sepanjang dan sisa pasukan bergerak ke arah Blambangan sambil menyerang pos-pos VOC. Catatan terakhir VOC (1750-an) menyebutkan Kapitan Sepanjang pindah ke Bali dan mengabdi pada sebuah kerajaan.

Quote:


𝙎𝙐𝙈𝘽𝙀𝙍: Geger Pacinan, Daradjadi.
Grafis peta oleh: Gunawan Kartapranata