Masa pandemi Covid-19 membuat banyak orang sadar akan pentingnya meningkatkan sistem kekebalan tubuh demi mencegah tertular virus corona.
Selain dengan menjaga asupan nutrisi, berolahraga hingga rutin berjemur, suntik vitamin C menjadi salah satu cara yang juga banyak dipilih.
Namun, amankah jika suntik vitamin C dilakukan bersamaan dengan vaksin Covid-19? Dokter konsultan Tropik Infeksi RSCM, Robert Sinto mengungkapkan bahwa cukup aman melakukan suntik vitamin C dan vaksin Covid-19 secara bersamaan. Sebab, komposisi kedua suntikan tersebut berbeda. padangtoto
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
"Tidak ada batasan karena dua-duanya tidak berinteraksi jadi bisa diberikan. Misalnya, pagi divaksin dan sorenya disuntik vitamin C, tidak apa-apa," ujar Robert, seperti dikutip Antara.
Kendati demikian, Robert menyarankan bahwa sebaiknya memang tidak dilakukan secara berbarengan di hari yang sama kecuali dalam kondisi mendesak.
Dia mengatakan penyuntikan di waktu yang bersamaan akan mempersulit dalam melihat perbedaan efek samping dari vaksin atau vitamin.
"Nanti kita tidak bisa mengamati efek samping yang muncul, apakah ini misalnya demam karena efek samping akibat vaksin atau vitamin," katanya.
"Konsekuensi ini akan berpengaruh pada pengulangan berikutnya.
Nanti 'kan akan rancu efeknya, jadi kalau memang tidak perlu segera, bisa memberikan jeda dalam hitungan hari meski tidak ada kontraindikasi," lanjut Robert.
Sementara itu, Eric Antonius, Direct to Consumer (DTC) Brand Manager Kalbe Farma mengatakan suntik vitamin bisa dilakukan sebulan sekali dan dibantu dengan penggunaan suplemen multivitamin untuk kebutuhan harian.
"Penggunaan multivitamin itu kan pada dasarnya untuk memenuhi kebutuhan harian, kalau dari pengalaman saya pribadi melakukan suntik sehat itu sebulan sekali.
Jadi untuk memastikan kondisi tubuh tetap fit karena produktivitas harus tetap dijaga," kata Eric. padangtoto
Untuk dosis yang tepat, setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda.
Hal ini didasarkan pada usia, jenis kelamin dan riwayat kesehatan.
"Tiap individu punya kebutuhan yang beda-beda. Kalau dalam angka kebutuhan manusia itu kan berdasarkan penyakitnya atau tubuhnya seperti apa," ujar Robert.
Sumber - CNN Indonesia