Kamis, 21 Januari 2021

Penjelasan Apa Itu Ngereh

 




Setelah dicari-cari pada beberapa kamus Bahasa Bali ternyata tidak mencantumkan kata ngereh. Begitu juga pada Kamus Bahasa Bali karangan Simpen AB juga tidak ditemukan kata ngereh.

Namun beberapa lontar memang ada memberi petunjuk mengenai ngereh, antara lain Lontar Canting Mas (Informasi dari Ida Pedanda Bang Buruan pada majalah taksu, 196 th 2007), Widhi Sastra dan Ganapati Tatwa dan lontar pengerehan. Lontar-lontar tersebut ternyata memberikan penjelasan mengenai ngereh atau kerauhan dalam perspektif yang luas, sehingga menimbulkan kesan bahwa ngereh hanyalah prosesi mistik yang sangat rahasia. Disebut rahasia sebab dilakukan di kuburan tengah malam, hal ini merupakan pengertian ngereh yang sempit yang hidup dan berkembang dalam benak masyarakat Hindu Bali.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Jadi ngereh merupakan suatu prosesi ritual mistik yang dilakukan dikuburan pada tengah malam dan merupakan tahapan akhir dari proses sakralisasi petapakan Ida Bhatara Rangda atau Barong Landung. Atau tahapan akhir dari proses sakralisasi setelah memperbaiki petapakan yang lama atau rusak.

Menurut Ida Pedanda Bang Buruan Manuaba dari Gria Muding Kerobokan Kabupaten Badung bahwa ngereh merupakan simbulis kumpulan aksara-aksara suci yang terdapat dalam swalita dan mudra yang dirangkum menjadi satu sehingga menjadi kalimusada dan kalimusali yang biasanya dipakai untuk surya sewana. Dari kalimusada dan kalimusali ini muncul dwijaksara diakulturasikan menjadi dasa aksara menjadi panca aksara kemudian menjadi Tri Aksara, Dwi Aksara dan akhirnya menjadi Eka Aksara.

Kaitannya dengan ngereh adalah menghidupkan kekuatan Ista Dewata atau lingga beliau yang sesuai dengan fungsinya, khususnya mengidupkan benda-benda yang dibikin oleh manusia.

Dalam beberapa lontar yang ada yang memuat tentang ngereh yakni lontar Canting Mas dan Siwer Mas peninggalan Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh / Dang Hyang Dwi Jendra, ngereh mempunyai arti yakni menghidupkan organ inti manusia yang berupa cakra-cakra dalam tubuh manusia.

Didalam tubuh manusia terdapat tujuh cakra yang harus dihidupkan menjadi kundalini yang menjadi rah atau ngereh. Dengan kata lain kita harus menyatukan ongkara ngadeg dan ongkara sungsang dalam tubuh. Ini berfungsi untuk mengaktifkan kekuatan diri sendiri untuk mencapai kesadaran diri dan dapat menyatu dengan sifat-sifat beliau ( ketuhanan ). Dengan sifat-sifat ketuhanan yang lebih mantap akan memudahkan kita berbuat baik dalam menjalani hidup. Di masyarakat dikenal dengan membangkitkan aura (taksu) yang berdasarkan kekuatan batin. Jadi tidak selalu ngerehang itu bersifat menyeramkan. Kalaupun itu bersifat menyeramkan berarti merupakan spesifikasi dari ngerehang. Khusus terhadap ngerehang rangda dan barong landung haruslah mengacu pada dresta yang berlaku setempat.

Menurut Drs. I Made Karda, M.Si yang juga sebagai tukang saluk rangda pada tulisannya di majalah Taksu 169 Thun 2007 menjelaskan bahwa Ngereh lebih dekat dengan kata kerauhan atau kesurupan, yang artinya kemasukan roh manifestasi Tuhan. Mereka akan menggeraklan tubuhnya sesuai dengan kekuatan yang menempatinya.

Ditambahkan bahwa kerauhan di Bali ada 2 (dua) konsep :


Pertama : kerauhan yang biasanya terjadi ketika piodalan di pura, sanggah kemimitan ataupun dirumah yang memberi isyarat bahwa yadnya telah berhasil dengan baik atau sebaliknya tidak berhasil dengan alasan ada kesalahan. 
Kedua : kerauhan untuk menghadirkan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa pada saat mengangkat seorang pemangku secara niskala pada suatu pura atau sanggah kemimitan. Ini disebut dengan ketapak ditunjuk secara niskala oleh Ida Bhatara.
Kerauhan yang lain adalah untuk pasupati tapel rangda yang terbuat dari kayu Pule setelah dipasupati tidak lagi disebut Tapel rangda tetapi disebut dengan Ratu Ayu sebutan lain yang disepakati oleh masyarakat penyungsungnya.

Ida Bagus Sudiksa seorang tokoh spiritual, dalang dan pembuatan pratima, barong dan rangda dari Desa Adat Kerobokan Kabupaten Badung menyatakan bahwa setelah selesai pembuatan tapakan Ida Bhatara kemudian dilakukan pengatepan, melaspas, nueden, pasupati oleh Sang Sulinggih dan terakhir barulah dilaksanakan pengerehan.

Desebutkan bahwa ngereh adalah pesucian dari tapakan Ida Bhatara yang ada di Pura. Adapun makna dari pengerehan adalah pengijakan pertama pada Ibu Pertiwi untuk menghidupkan kekuatan magis barong atau rangda yang dilakukan di setra. Ritual di setra ini berhubungan dengan kekuatan magis dan alam gaib dan erat hubungannya dengan jiwa Agama Hindu di Bali yang menganut paham Siwaisme.

Terkait dengan ngereh selain lontar Kala Maya Tatwa ada juga beberapa Lontar tentang pengerehan yakni Lontar Barong Swari yang memuat tentang Kanda Pat, pembuatan barong, rangda, telek, jauk dan lain-lainnya.

Seorang tokoh juga dari Desa Adat Kerobokan Kabupaten Badung Jro Mangku Drs Made Meja Swarata juga berprofesi sebagai dalang dan sejak masih muda biasa memimpin Ritual Ngereh, walaupun beliau tidak terjun langsung selaku pengeranya mengatakan bahwa Ngereh adalah kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan memohon sesuatu pasupati / kekuatan / kehidupan kepada Ida Bhatara terhadap sesuatu petapakan atau palawatan Ida Bhatara misalnya Rangda atau Barong Landung.

Ritual ini dilakukan setelah Barong Landung/Rangda (petapakan) selesai diperbaiki (bagi yang lama) atau bagi petapakan yang baru dibuat akan mulai dipergunakan. Sesudah tentunya sebelum ritual ngereh ini, terhadap petapakan ini terlebih dahulu dilaksanakan penyucian dan pemlaspas serta pasupati (sekala).



Ngereh biasanya berhubungan dengan Upacara Sakral berupa : Pasupati, Ngatep dan Mintonin.
BACA JUGA
Asta Kosala dan Asta Bumi Arsitektur Bangunan Suci Sanggah dan Pura di Bali
Muput Piodalan Alit di Merajan / Sanggah
Kamus Hindu Bali
Ngereh artinya memusatkan pikiran, dengan mengucapkan mantra dalam hati, sesuai dengan tujuan yang bersangkutan. Pasupati artinya kekuatan dari Dewa Siwa. Ngatep artinya mempertemukan dan Mintonin adalah bahasa Jawa Kuna yang artinya menampakkan diri.

Dalam prosesi Ngereh Petapakan Ida Betara diperlukan tiga tingkatan upakara seperti ; Prayascita dan Mlaspas, Ngatep dan Pasupati, Masuci dan Ngerehin


Tahap Prayacitta dan Melaspas. Tujuan dari upacara ini adalah untuk menghapuskan noda baik yang bersifat sekala maupun niskala yang ada pada kayu dan benda lain yang digunakan untuk pembuatan Petapakan Betara. Noda ini dapat saja ditimbulkan oleh sangging (seni ukir) ataupun bahan itu sendiri. Dengan Upacara Prayascitta diharapkan kayu atau bahan itu menjadi bersih dan suci serta siap untuk diberikan kekuatan. Upakara tersebut dihaturkan kehadapan Sang Hyang Surya, Sang Hyang Siwa dan Sang Hyang Sapujagat.
Tahap Ngatep dan Pasupati dapat dilakukan oleh Pemangku (orang suci) dan Sangging (seni ukir). Dengan upacara ini terjadilah proses Utpeti (kelahiran) terhadap Petapakan Betara. Mulai saat itu dapat difungsikan sebagai personifikasi dari roh atau kekuatan gaib yang diharapkan oleh penyungsungnya (Pemujanya).
Tahap Masuci dan Ngrehin, merupakan tingkat upacara yang terakhir dengan maksud Petapakan Betara menjadi suci, keramat dan tidak ada yang ngeletehin (menodai). Tujuan upacara adalah untuk memasukkan kekuatan gaib dari Tuhan. Dengan demikian diharapkan Petapakan Betara mampu menjadi pelindung yang aktif. Upacara ini biasanya dilakukan pada dua tempat yaitu di pura dan di kuburan. Apabila dilakukan di kuburan yang dianggap tenget (angker), maka diperlukan tiga tengkorak manusia yang berfungsi sebagai alas duduk bagi yang memundut (mengusung). Begitu pula bila dilakukan di pura maka tengkorak manusia dapat diganti dengan kelapa gading muda. Upacara ini biasanya dilakukan pada tengah malam terutama pada hari-hari keramat seperti hari kajeng kliwon menurut kalender Bali. Sebagai puncak keberhasilan upacara ini adalah adanya kontak dari alam gaib yaitu berupa seberkas sinar yang jatuh tepat pada pemundutnya (pengusungnya). Si pemundut (pengusung) yang kemasukan sinar itu akan dibuat kesurupan (trance) dan pada saat itu pula si pemundutnya (pengusungnya) menari-nari. Kejadian lain yang menandakan upacara ini berhasil adalah apabila Petapakan Betara bergoyang tanpa ada yang menyentuhnya.
Demikianlah beberapa difinisi berdasarkan pendapat beberapa orang yang memang sudah cukup berpenglaman terkait dengan ngereh itu. Memperhatikan bebeapa pendapat yang telah diuraikan di depan, pada intinya ngereh itu adalah suatu ritual niskala yang bersifat magis yang merupakan kelanjutan dari ritual sekala yang dilaksanakan terhadap suatu petapakan (biasanya Barong Landung atau Rangda). Jadi ngereh ini bermakna memohonkan kekuatan kehadapan Ida Bhatara agar petapakan menjadi sakral dan memiliki kekuatan gaib sehingga mampu dan diyakini melindungi masyarakat penyungsungnya serta warga disekitarnya.

Ngereh adalah ritual yang langka dan bernuansa magis serta gaib, maka untuk lokasinya pastilah disesuikan. Tentunya, tidak dilaksanakan pada tempat-tempat umum atau keramaian, malah sebaliknya mencari lokasi yang sepi, tenget, sakral jauh dari hiruk piuk keramaian. Dipastikan tempat itu adalah setra (kuburan). Hal ini diperkuat lagi dengan bunyi salah satu definisi atau pengertian dari Ngereh yakni penginjakan pertama pada ibu pertiwi untuk penghidupan pada barong dan rangda yang dilakukan di setra (kuburan).

Pernah satu kali di dalam prosesi ngereh di sebuah kuburan di tengah kota Denpasar yang di sebut Sema Badung. Prosesi itu dimaksudkan untuk membuktikan atau mengetahui apakah Ida Bhatara Rangda yang baru dibuat telah memperoleh atau memiliki kesaktian. Entah karena alasan apa, mungkin pengerahan tidak dapat berkondentrasi lantaran disekitar kuburan itu kendaraan lalu lalang dengan suara yang memekakkan telinga atau karena hubungan antara manusia dengan alam niskala itu telah terputus, maka prosesi itu tidak berhasil atau gagal. Padahal, ngereh kali ini merupakan bagian akhir dari proses sakralisasi merupakan yang sesungguhnya telah melewati tahapan-tahapan yang demikian rumit, panjang dan kompleks.

- JUAL BANTEN MURAH hub.0882-9209-6763 atau KLIK DISINI

Lokasi ngereh memang di kuburan, yang kalau dahulu suasana serta keberadaannya betul-betul sepi dan menyeramkan dengan pepohonan besar-besar yang angker. Semak-semak betul-betul rimbun, tenpa tembok pembatas. Namun sejalan dengan perkembangan dan kemajuan jaman, maka kuburan yang semula disebut sama berubah menjadi setra dan kemudian mengikat lagi statusnya menjadi setra gandamayu. Kalau yang disebut dengan sema, memang kondisi kuburan itu betul-betul masih terbelakang yakni dengan ciri-ciri tanpa tembok pembatas/penyengker, semak-semak yang lebat rimbun dan suasananya kumuh, kuburan masih banyak berisi batu nisan dan gegumuk yang letaknya tidak beraturan, begitu juga palinggih-palinggih dan tata cara penanganan kematian sudah professional, seperti dapat dilihat di setra Gandamayu Dalem Kerobokan Desa Adat Kerobokan Kabupaten Badung. Kalau ritual atau prosesi ngereh dilaksanakan disana, maka tentunya saja kalau dilihat secara sepintas, maka suasananya tidak akan seram atau berbau magis, karena memang suasana kesehariannya bagaikan taman kota. Tembok panyengker yang indah, tata tetamanan yang asri, rerumputan menghijau rapi, pohon-pohon besar ditanam teratur, patung-patung artistik dan lampu penerangan yang bercahaya terang.

Namun demikian bukan berarti, kuburan itu tidak memiliki nuansa magis yang tinggi, jika digunakan sebagai lokasi ngereh, maka keberadaan Setra Gandamayu ini akan dikondisikan agar nuansa seram, magis dan gaib betul-betul terasa. Pada saat prosesi ngereh, seluruh kendaraan yang biasa lewat di jalan yang membelah Setra Gandamayu Dalem Kerobokan dialihkan arus lalu lintasnya sehingga suasana betul-betul tenang dan hening. Lampu-lampu penerang jalan, pura, setra dan termasuk bangunan serta perumahan disekitar kuburan seluruhnya dimatikan. Tentu saja hal ini memerlukan koordinasi yang betul-betul intensif dengan pihak-pihak yang terkait. Dengan terciptanya suasana yang bernuansa magis seperti itu ditambah dengan kedisiplinan dan kelascaryaan serta subakti yang tulus iklas niscaya ngereh itu berhasil.

Mengapa pengerehan dilaksanakan di setra?

Karena setra atau kuburan merupakan tempat pemujaan terhadap Dewi Durga Bhirawi (Dewanya kuburan sesuai dengan Lontar Bhairawi Tatwa), yang merupakan perwujudan dari Dewi Durga. Dalam mitologinya, Dewa Siwa berubah wujud untuk menemui saktinya Dewi Durga (berupa rangda), sehingga memunculkan beberapa kekuatan yang menyeramkan untuk menguasai dunia. Inilah alasannya kenapa setra dipakai sebagai tempat ngerehang Barong Landung atau Rangda. Karena penuh dengan kekuatan gaib atau Black Magic, sehingga dalam ngerehang ini jika sudah mencapai puncaknya maka ia akan hidup, setelah hidup, rangda akan memanggil anak-anak buahnya berupa leak atau makhluk lainnya.

Tengetnya setra seperti yang tercantum pada Lontar Kala Maya Tattwa, di mulai dengan cerita diadakannya rapat di Sorga Loka oleh Siwa, Sadasiwa dan Paramasiwa sebagai perlambang Tri Purusa. Sedangkan sebagai petugas yang melayani rapat adalah Dewi Uma saktinya dari Siwa yang dibantu oleh para bidadari. Apa yang terjadi ? Ternyata pada saat rapat berlangsung Dewi Uma sedang menstruasi (haid), namun Dewi Uma tidak mau terbuka dan menutupi hal tersebut. Menurut peraturan di Sorga Loka bahwa wanita yang sedang menstruasi (haid) tidak boleh mengikuti kegiatan di Kahyangan.

Kejadian Dewi Uma sedang kotor kain (haid)ini diketahui oleh para Dewa lainnya yang sedang mengikuti rapat, namun Dewi Uma tidak peduli dan berlaku cuek saja. Hal ini diketahui oleh Sada Siwa yang memimpin rapat dan segera memberitahukannya kepada Paramasiwa. Akhirnya kotor kainnya Dewi Uma jatuh dan diketahui oleh Paramasiwa yang menyebabkan beliau marah. Maka diusirlah Dewi Uma dari sorga dan mengutuknya menjadi Dhurga bertempat tinggal di Setra Gandamayu.

Lama-kelamaan Siwa menjadi rindu kepada saktinya Dewi Uma di Setra Gandamayu yang telah berubah menjadi Dhurga. Siwa bermaksud turun ke dunia ingin bertemu dengan Dewi Uma, namun beberapa kali selalu diketahui oleh para Dewa lainnya. Untuk menghindari supaya tidak diketahui oleh para Dewa lainnya, maka Siwa berubah (memurti) menjadi raksasa.

Kemudian bertemulah Dewa Siwa dengan Dewi Uma yang telah menjadi Dewi Dhurga. Mereka bercengkrama yang kemudian mengeluarkan sprema Siwa (raksasa). Untuk sperma yang jatuh di tanah menjadi beberapa macam kayu, yakni pule, kepah, kepuh dan kayu jaran. Sedangkan sperma yang jatuh ditubuhnya menjadi beberapa makhluk seperti Bengala-bengali, bhuta-bhuti, bebai, leak, umik-imikan dan lain-lainnya. Dengan terciptanya tetumbuhan dan makhluk-makhluk seram ini membuat kuburan menjadi angker yang akhirnya memang cocok dipergunakan sebagai lokasi ngereh.

Disamping itu, kelurlah bisama beliau kepada manusia yang isinya agar membuat pura dimana mereka bercengkrama yang diberi nama Pura Prajapati. Pura ini berfungsi untuk meminta keselamatan masyarakat melalui Desa Pakraman, agar terhindar dari malapetaka, grubug maupun penyakit / hama yang menyerang pertanian. Maka dibuatkan pelawatan atau petapakan beliau seperti topeng, barong, rangda dan lain-lainnya.

Sumber : cakepane.blogspot.com

Rabu, 20 Januari 2021

Beralih Ke Mobil Listrik, Why Not? Simak juga Kelebihan dan Kekurangannya!



Jaman sudah semakin berubah. Perkembangan teknologi sudah semakin pesat. Mau tidak mau negara kita Indonesia pun harus ikut serta mengikuti kemajuan teknologi termasuk dalam dunia Otomotif.


Belakangan ini dalam dunia Otomotif pun tak ketinggalan melakukan sebuah inovasi yaitu dengan hadirnya mobil listrik. Pasalnya, mobil listrik diklaim akan menjadi alat transportasi di masa yang akan datang. Mungkin mobil dengan bahan bakar seperti bensin tidak akan beroperasi lagi.




Sumber: gambar



Maka dari itu, banyak produsen mobil di luar sana yang saling berlomba untuk memproduksi kendaraan listrik roda empat.


Termasuk negara kita Indonesia yang tidak mau kalah dengan negara lainnya, pada tahun 2019 kemarin Pemerintah telah menerbitkan Peraturan presiden (perpres) terkait Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik. Seperti di bawah ini Gansis yang ane ambil dari sebuah sumber.




Sumber: link


Konon, salah satu produsen yang otomotif yang paling awal mengembangkan mobil dengan tenaga listrik adalah Tesla.


Seperti kabar yang sedang heboh belakangan ini Gansis dimana seorang Crazy Rich asal Medan yang tidak bisa tidur alias kena insomnia dan akhirnya membeli mobil listrik Tesla ini via online.




Sumber: gambar


Namun, diketahui juga mobil listrik yang masuk ke Indonesia ini harganya masih relatif mahal yaitu di kisaran 600 juta rupiah yang paling murah. Sungguh fantastis sekali bukan, seolah jiwa misqueenane meronta-ronta Gansis.


Masalah harga inilah juga yang seolah masih jadi kendala bagi kita. Bisa dibilang hanya orang-orang tertentu saja, seperti para Crazy Richyang bisa membeli dan menikmati sederet kecanggihan dari mobil listrik tersebut.


Padahal, mobil listrik ini konon mempunyai banyak keunggulan sehingga dianggap bisa jadi alat transportasi di masa depan.


Mungkin yang bisa dilakukan oleh negara kita adalah memproduksi mobil listrik dengan material yang sedikit berbeda dari asalnya, agar harganya tidak terlalu mahal dan bisa dinikmati oleh kalangan masyarakat dengan Ekonomi menengah.




Sumber: gambar



Pasalnya, jika dibandingkan dengan mobil berbahan bakar biasa harganya bisa dikatakan dua kali lipat.
Maka dari itu produksi mobil listrik harus disesuaikan juga dengan tingkat ekonomi di masing-masing negara. Ya, balik lagi dengan pendapatan Ekonomi dan soal uang. Kita bicara secara realita dan lebih realistis saja, karena ingin beli sesuatu kan harus pakai uang. Jika, tidak punya banyak uang belum tentu bisa beli mobil listrik. Mungkin lebih baik memikirkan bagaimana agar dapur tetap ngebul.

Makna, Tujuan dan Cara Penggunaan Benang Tri Datu

 




Ini Makna, Tujuan dan Cara Penggunaan Benang Tri Datu

BENANG TRI DATU: Penggunaan benang Tri Datu sebagai lambang Tri Murti. (AGUNG BAYU/BALI EXPRESS)

BALI EXPRESS, DENPASAR - Agama Hindu di Bali memiliki banyak simbul dalam menjalankan agamanya. misalnya ada ritual yang membuat orang Hindu Bali menggunakan gelang benang Tri Datu. Namun benang merah, hitam dan putih ini bak menjadi trend fashion. Karena tak hanya orang Bali, atau orang hindu. Namun non hindu juga "nyaman" menggunakan gelang Tri Datu.

- JUAL BANTEN MURAH hub.0882-9209-6763 atau KLIK DISINI

Menurut pandangan Ketua PHDI Provinsi Bali, Prof I Gusti Ngurah Sudiana, bagi umat Hindu Bali, benang Tri Datu atau juga sering disebut Sri Datu, secara etimologi, berasal dari dua kata yakni kata tri yang berarti tiga, dan datu yang berarti kekuatan, jadi Tri Datu berarti tiga kekuatan. Tiga kekuatan ddi sini adalah kekuatan dari tiga Dewa utama dalam agama Hindu. “Yakni Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa,” jelasnya.



Tri Datu yang memiliki tiga wrna yakni merah, putih dan hitam ini menjadi lambang tiga kekuatan. Yakni Dewa Brahma dengan aksara suci Ang, memiliki urip 9 dengan sakti Dewi Saraswati, disimbolkan dengan warna merah. Dewa Wisnu dengan aksara suci Ung, memiliki urip 4 dengan sakti Dewi Sri, dengan simbol warna hitam.




Dan Dewa Siwa dengan aksara suci Mang, memiliki urip 8 dengan sakti Dewi Durga, disimbolkan dengan warna putih. “Ketiga aksara ini yaitu Ang, Ung, Mang bila disatukan akan menjadi aksara AUM yang bila diucapkan menjadi OM. Aksara pranawa OM merupakan aksara suci umat Hindu serta memiliki nilai magis yang luar biasa sebagai simbol dari Ida Sanghyang Widi Wasa,” lanjut dosen IHDN ini.

Sehingga pada hakikatnya, dikatakan Sudiana, benang Tri Datu merupakan salah satu aktualisasi diri dalam konteks Tri Murti. Dalam ajaran agama Hindu Tri Murti adalah tiga kekuatan Sang Hyang Widhi Wasa dalam menciptakan, memelihara, dan mengembalikan pada asalnya alam beserta isinya.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Salah satu sastra yang membahas tentang penggunaan benang Tri Datu dalam ritual keagamaan Hindu adalah Lontar Agastya Parwa. Dimana dalam lontar Agastya Parwa disebutkan Sudiana, benang Tri Datu untuk manusia yakni Umat Hindu Bali digunakan sebagai sarana perlindungan dari kekuatan negatif. Sehingga manusia bisa terhindar dari hal-hal negatif dan bisa berfikir lebih bijaksana.

Dijelaskan Sudiana untuk jalinan benang ini bisa dikatakan benar bila ukuran benangnya, besar benangnya sama dijalin saling ikat bukan terlepas begitu saja, atau bukan dijalin seperti jalinan rambut. “Benang Tri Datu bagi masyarakat Hindu juga difungsikan sebagai sarana dan prasarana upacara keagamaan,” tambahnya.

Jika dilihat dilihat dari sejarah penggunaan benang Tri Datu, sebelum menjadi tren seperti saat ini, dikatakan Sudiana, hampir semua kegiatan keagamaan yang terangkum dalam Panca Maha Yajna dalam pelaksanaannya memakai benang Tri Datu. Mulai dari upacara Dewa Yajna benang Tri Datu difungsikan sebagai sarana nuntun Ida Sang Hyang Widhi dengan segala manifestasinya.

Selain itu, benang sebagai alat atau media penghubung antara pemuja dan yang dipuja, sehingga benang Tri Datu pada awalnya adalah sebuah pica (Anugrah) dari beberapa pura seperti Pura dalem Ped yang berlokasi di Nusa Penida. “Bisa dikatakan Pura Dalem Ped inilah yang pertama kali menganugrahkan gelang Tri datu kepada pemedek yang tangkil ke Pura, selanjutnya seiring dengan perkembangan, akhirnya hampir seluruh Pura di Bali saat ini menganugrahkan benang Tri datu kepada umatnya,” urainya.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Dalam upacara Butha Yajna, benang Tri Datu dipakai pamogpog (pelengkap) atas kekurangan persembahan yang dilaksanakan. Untuk pelaksanaan upacara Rsi Yajna juga memakai benang Tri Datu yang digunakan sebagai slempang pada tubuh yang di diksa atau winten sebagai pawitra dari nabe kepada sisya.

Sedangkan pada upacara Manusa Yajna benang Tri Datu difungsikan sebagai lambang panugrahan. Memakai benang pawitra berwarna Tri Datu bermakna pengikatan diri terhadap norma-norma agama. “Sedangkan pada upacara Pitra Yajna benang Tri Datu difungsikan sebagai panuntun atma yang telah meninggal,” paparnya.

Lantas bagaimana dengan benang Sanga Datu dan benang Panca Datu yang bisa didapat di Pura watu Klotok untuk Panca Datu dan Pura Besakih untuk Sanga Datu?

Hingga saat ini Sudiana mengaku jika belum ada literature yang menjabarkan tentang penggunaan Sanga Datu dan Benang Panca datu untuk digunakan sebagai gelang atau kalung oleh umat. “Untuk Sanga Datu dan panca Datu ini, belum ada literature yang menyebutkan tentang penggunaan kedua benang ini untuk gelang bagi manusia,” tambahnya.

Dengan latarbelakang ini, Prof Sudiana mengatakan tidak ada masalah jika umat non hindu menggunakan gelang benang Tri Datu tidak salah. “Selain itu memang tidak ada larangan bagi umat non Hindu untuk menggunakan benang Tri datu ini, sepanjang penggunaannya pada tempat yang tepat,” jelasnya.

Adapun masud tempat yang tepat ini seperti digunakan untuk gelang tangan dan kalung dan bukan gelang kaki. Karena jika digunakan di kaki tanpa adanya tujuan dan ritual yang jelas, maka penggunaan tersebut bisa dianggap sebagai pelecehan, karena mengunakan simbul Tri Murti bukan pada tempatnya. "Posisinya tepat, sehingga tidak menjadi pelecahan terhadap simbol Hindu. Tidak masalah jika digunakan umat lain," urainya. 

(bx/gek/bay/yes/JPR)

Selasa, 19 Januari 2021

15 Mitos Nyeleneh yang Kita Percayai Setengah Mati Waktu Bocah

 


Mengingat masa kecil sangatlah menyenangkan. Bagaimana tidak? Kembali flashback ke masa-masa di mana kita melangkah ringan tanpa beban, itu benar-benar membuat rindu. Kangen teman sekolah. Kangen jajanan di depan gerbang. Kangen ngebolang sama teman-teman. Serta kangen keseruan-keseruan lainnya.

Bicara tentang masa kecil, tentu tidak lengkap jika tidak membahas mitos-mitos nyeleneh yang kita percayai setengah mati. Bahkan beberapa di antaranya membuat kita benar-benar ketakutan. Ya, apa kalian masih ingat tentang mitos-mitos tersebut? Jika ada yang lupa, tenang saja. Soalnya kali ini ane mau mengajak kalian semua untuk bernostalgia, mengingat kembali mitos-mitos nyeleneh yang menakuti masa kecil kita.

Kajja!

emoticon-I Love Indonesia (S)

1. Siulan dan Ular

15 Mitos Nyeleneh yang Kita Percayai Setengah Mati Waktu Bocah

Hayo, siapa yang dulu takut bersiul di dalam rumah pas malam hari karena takut rumahnya dimasuki ular? Kalau ada, berarti kita satu komplotan! Ane waktu kecil juga takut sama mitos ini. Namun, sampai hari ini ane nggak tahu asal-usul dari mitos ini. Apa ada yang tahu legendanya? Kalau ada, kasih tahu di kolom komentar, ya.

***

2. Kunang-Kunang Kukunya Setan

15 Mitos Nyeleneh yang Kita Percayai Setengah Mati Waktu Bocah

Sekarang, ane merasa bodoh karena sudah percaya pada mitos ini dulu. Apa kalian juga merasakan hal yang sama? Dulu, katanya, kunang-kunang adalah kuku setan atau orang mati. Makanya, sepulang dari surau pas ba'da Isya, kalau melihat kunang-kunang, ane and the gang langsung lari tunggang langgang.

***

3. Biji Buah Tumbuh di Dalam Perut

15 Mitos Nyeleneh yang Kita Percayai Setengah Mati Waktu Bocah

Rata-rata anak kecil zaman dulu percaya sama mitos ini. Jujur saja, dulu waktu TK, ane pernah gak bisa tidur gara-gara kepikiran biji semangka yang gak sengaja ane telan. Ane takut kalau tiba-tiba semangka itu tumbuh dalam badan ane. Ealah, polos banget ane dulu, ya.

***

4. Hari Jum'at Penuh Kutukan

15 Mitos Nyeleneh yang Kita Percayai Setengah Mati Waktu Bocah

Bagi umat Islam, hari Jumat adalah hari yang penuh berkah. Namun waktu kecil, Ibu ane malah melontarkan kutukan seram yang bisa terjadi di hari Jumat. Katanya, kalau ane mandi di sungai di hari Jumat, ane bisa jadi ikan. Kalau ane manjat-manjat pohon jambu di hari Jumat, ane bisa jadi monyet. Aduh, Mak. Bikin ane deg-deg-an aja dah!

***

5. Video Ikan Pari yang Bikin Tobat

15 Mitos Nyeleneh yang Kita Percayai Setengah Mati Waktu Bocah

Hayo siapa dulu yang pernah termakan hoax video ikan pari? Itu loh, video yang katanya ada anak yang dikutuk menjadi ikan pari gara-gara menendang Alquran ibunya yang sedang mengaji. Jujur aja, ane langsung sayang sama emak sehabis menonton video itu. Disuruh emak pergi ngaji, ane gak membantah. Disuruh tidur siang, ane langsung nurut. Disuruh ke warung, ane langsung pergi dan gak nyolong uang kembaliannya. Sekuat itu impact video ikan pari ke diri ane. Heheh.

***

6. Jeep dan Penculik Anak

15 Mitos Nyeleneh yang Kita Percayai Setengah Mati Waktu Bocah

Gara-gara di sinetron selalu menayangkan penjahat yang naik jeep. Hal itu rupanya berdampak pada kehidupan nyata. Ane yakin, banyak anak-anak zaman dulu yang langsung sembunyi ketika melihat jeep melintas. Takut diculik. Hehehe.

***

7. Nyapu Nggak Bersih, Nanti Suaminya Brewok

15 Mitos Nyeleneh yang Kita Percayai Setengah Mati Waktu Bocah

Gadis kecil zaman dulu banyak yang takut sama laki-laki brewok. Ya, mereka tampak menyeramkan, seperti penjahat-penjahat dalam sinetron. Itulah mengapa, ketika emak-emak mengatakan, jika menyapu tidak bersih bisa mendapat suami brewok, para wanita langsung takut. Namun, sekarang sudah enggak. Yang ada, ketika para wanita diingatkan tentang mitos ini, laki-laki brewok yang mereka bayangkan adalah Zayn Malik. Bener gak tuh? Heheh.

***

8. Makan Nggak Habis, Nasinya Nangis

15 Mitos Nyeleneh yang Kita Percayai Setengah Mati Waktu Bocah

Ini adalah jurus ampuh Emak ketika ane makannya nyisa mulu. Setelah emak ceramah tentang tangisan nasi yang bersisa, mau nggak mau ane langsung melahap nasi itu sampai habis. Soalnya kasian sama nasi kalau mereka nangis. Heheh. Namun, mitos ini bagus juga. Secara enggak langsung kita telah diajarkan untuk lebih menghargai makanan.

***

9. Ruam Biru Sehabis Mandi tandanya Habis Dicubit Hantu Air

15 Mitos Nyeleneh yang Kita Percayai Setengah Mati Waktu Bocah

Lagi-lagi, ane pernah percaya dengan mitos-mitos nyeleneh. Termasuk mitos cubitan hantu air ini. Tiap habis mandi di sungai atau mandi sore, ketika melihat ada ruam biru di kaki atau di tangan, ane auto merinding ketakutan. Siapa sih yang nggak takut habis disentuh sama hantu air? Heheh.

***

10. Wewe Gombel dan Mister Gepeng

15 Mitos Nyeleneh yang Kita Percayai Setengah Mati Waktu Bocah

Dua makhluk ini benar-benar menambah daftar ketakutan dalam masa kecil ane. Bagaimana tidak? Ane yang merupakan anak berbakti ini (cieelahh), langsung lari ngibrit kalau pulang ke rumah kesorean. Takut diculik wewe gombel soalnya. Di sekolah pun sama. Ane jadi ngeri masuk toilet gara-gara takut diganggu Mister Gepeng. Etdaah, polos dan bego rupanya beda-beda tipis. Heheh.

Btw, ada yang heran gak sih? Kenapa Mister Gepeng bergentayangan di wc padahal matinya di lift? Ada yang bisa jawab?

***

11. Kejedot dan Anak Kembar

15 Mitos Nyeleneh yang Kita Percayai Setengah Mati Waktu Bocah

Siapa nih yang waktu kejedot sama temannya, bukannya minta maaf tapi malah sengaja dijedotin lagi? Haduuuh. Polos bangetya, kalian dulu. Katanya, kalau kejedot sama temen, nanti kalau punya anak, anaknya kembar siam. Nah, biar hal itu tidak kejadian, mereka yang kejedot harus ngejedotin kepalanya lagi.

***

12. Hutang Darah

15 Mitos Nyeleneh yang Kita Percayai Setengah Mati Waktu Bocah

Melangkahi teman yang sedang tengkurap sama artinya dengan hutang darah. Hutang tersebut nantinya akan dibayar ketika kiamat tiba. Duhserem banget, yak! So, biar gak ditagih di hari kiamat, hutang tersebut harus dibayar. Caranya gampang. Orang yang sudah melangkahi temannya harus dilangkahi oleh orang yang ia langkahi. Jadinya, saling melangkahi dah tuh. Hahahaha..

***

13. Pengen Tahu Jumlah Anak? Tinggal Tekan Pergelangan Tangan

15 Mitos Nyeleneh yang Kita Percayai Setengah Mati Waktu Bocah

Anak-anak memang penuh akan rasa ingin tahu yang tinggi. Sampai-sampai di usia yang sangat bocah, kita sudah kepo dengan jumlah anak ketika menikah kelak. Nah, dulu kita punya cara tersendiri untuk mengetahui jumlah anak. Yaitu dengan menghitung jumlah benjolan dari pergelangan tangan ketika ditekan. Kalau dihitung-hitung, kayaknya nanti ane bakal punya anak lima. Hahahaha.

***

14. Minum di Sedotan yang Sama = Ciuman

15 Mitos Nyeleneh yang Kita Percayai Setengah Mati Waktu Bocah

Siapa nih yang marah pas teman lawan jenisnya tiba-tiba nyosor minum dengan sedotan yang sama dengan kita? Jangan khawatir! Ane dulu juga gitu, kok. Bahkan ane pernah ngegeplak kepala anak orang gara-gara dia minum dengan sedotan ane. Alasannya nyeleneh. Ane gak mau dianggap sudah ciuman dengan dia. Etdah, pikiran!

***

15. Kalo Kebelet Genggam Batu

15 Mitos Nyeleneh yang Kita Percayai Setengah Mati Waktu Bocah

Ane rasa, hampir seluruh bocah SD, apalagi anak-anak 90-an, percaya sama mitos ini. Katanya, kalau kebelet dan gak nemu toilet, kita bisa menahannya dengan menggenggam sebuah batu. Percaya atau tidak, bahkan sampai saat ini, masih banyak bocah yang percaya dengan mitos ini.

Senin, 18 Januari 2021

Kasdim Gresik Meninggal Usai Disuntik Vaksin Sinovac, Begini Faktanya

 Kasdim Gresik Meninggal Usai Disuntik Vaksin Sinovac, Begini Faktanya


VIVA – Beredar sebuah informasi di media sosial yang menyebut Kasdim Gresik Mayor Inf Sugeng Riyadi meninggal dunia setelah disutik vaksin COVID-19 Sinovac.

Narasi:

Innalillahi wainalilahi roziun.Vaksin pertama,Kasdim 0817 Gresik,Mayor Sugeng Riyadi.tadi malam Dan ramil kebu mas gresik meninggal akibat siangnya disuntik vaksin...pagi ini proses pemakaman...hati2 bahaya vaksin ini nyata.
Penjelasan

Informasi yang menyebut Kasdim Gresik Mayor Inf Sugeng Riyadi meninggal dunia usai disuntik vaksin COVID-19 Sinovac adalah menyesatkan alias hoax

Hal ini ditegaskan Kepala Penerangan Kodam V/Brawijaya Kolonel Arm Imam Haryadi, Senin, 18 Januari 2021.

"Hingga saat ini, Kasdim Gresik dalam keadaan sehat wal'afiat. Jadi tidak benar berita yang mengatakan bahwa ia meninggal setelah disuntik vaksin Sinovac," ujar Kolonel Imam kepada VIVA.co.id.

Terkait dengan foto yang dilingkari dalam gambar yang beredar, foto tersebut adalah foto Alm Mayor Kav Gatot Supriyono, Danramil Kobomas Kodim 0817 Gresik. 

Mayor Gatot meninggal dunia pada Jumat, 15 Januari 2021 pukul 23.06, diduga akibat serangan jantung. Dan, almarhum Mayor Kav Gatot Supriyono belum pernah disuntik vaksin Sinovac. Mayor Gatot sendiri sudah melaksanakan rapid test antigen di Poskes Gresik pada Kamis, 10 Januari 2021 dengan hasil negarif.

"Adapun foto yang beredar diambil dari dokumentasi tanggal 10 Januari 2021, saat yang bersangkutan mendampingi Danrem 084/BJ beserta keluarga melaksanakan ziarah ke makam Sunan Giri di Gresik," tuturnya.

Pada hari yang sama, Kasdim Gresik Mayor Inf Sugeng Riyadi menerima vaksinasi COVID-19, dengan merek Sinovac di RSUD Ibnu Sina Gresik, menggantikan Dandim 0817/Gresik (Letkol Inf Taufik Ismail, S. Sos. M.I. Pol) dikarenakan pada saat screening, tensi Dandim tinggi. 

"Hingga berita ini diturunkan, kondisi Mayor Inf Sugeng Riyadi dalam keadaan sehat," Kolonel Imam menegaskan.

Sehingga, kata Kolonel Imam, pemberitaan yang menyatakan bahwa Kasdim Gresik meninggal dunia usai divaksin Sinovac, adalah berita tidak berdasarkan kebenaran.

"Sehingga masyarakat diharapkan tidak terpengaruh berita tersebut, serta yakin bahwa vaksin COVID-19 merek Sinovac telah aman dan manjur untuk mengatasi pandemi COVID-19 di Indonesia saat ini," ujarnya.

https://www.viva.co.id/amp/ragam/cek...egini-faktanya

6 Fitur Telegram yang tidak bisa ditemukan di WhatsApp



1. Kirim Video/Foto tanpa harus menurunkan Kualitasnya


Sumber Gambar: Google Image
Munkin kita Pernah mengirim Foto atau Video Menggunakan Aplikasi WhatApps, dan bisanya Video atau foto yang kita kirim menjadi Blur/Buram. Hal ini di sebabkan Karena Penurunan Kualitas, WhatsApp dengan Sendirinya Mengkompres Foto/Video yang kita kirim. Naah, Masalah ini ngga akan Agan temukan di Aplikasi Telegram. Karena Telegram memberikan Pilihan kepada agan untuk mengkompres Gambar atau Mengirimkan ukuran asli pada Foto/Video yang akan agan Kirim.



2. Peyimpanan Ruangan yang tidak Terbatas



Sumber Gambar: Zdnet.com
Penyimpanan Online atau Cloud Storage Sangat Dibutuhkan sekarang ini, karena dapat membackup Foto/Video dan Juga File-file Penting yang agan Punya. Karena Menyimpannya pada Penyimpanan Online atau Cloud Storage Cenderung lebih aman dan tidak mudah Hilang.

Salah satu Keunggulan Aplikasi Telegram Memiliki Ruang Peyimpanan Online yamg ngga Terbatas Gan. Jadi Agan bisa dengan Bebas Menyimpan Foto/Video dan File-file Besar Lainnya. Keunggulan ini gabisa agan dapatkan pada Aplikasi WhatsApp.



3. Pesan Rahasia



Sumber Gambar: Google Image
Fitur Selanjutnya adalah Pesan Rahasia atau Secret Chat. Dengan Menggunakan Fitur ini, Agan gaperlu Khawatir lagi ada yang membaca Pesan agan, Karena yang bisa membaca Pesan Tersebut hanya Agan dan Orang yang ada di dalam Ruang Chat Tersebut. Bahkan, Pihak Telegram pun Tidak akan tau dengan isi Chat Tersebut.

Secret Chat milik Telegram ini juga Bisa menghapus Pesan dengan Sendirinya dengan jangka waktu yang di tentukan. Pesan yang terkirim juga Tidak bisa Diteruskan (forward) ke Orang lain.



4. Grub dengen Member yang Banyak



Sumber Gambar: Freepik.com
Batas Banyak Orang di Grup WhatsApp adalah 256 Orang, Mungkin itu udah Cukup untuk Grub Pribadi ataupun Pekerjaan. Namun, Telegram memiliki Fitur yang Bernama Supergroup yang mampu Menampung Hingga Lebih dari 5 Ribu orang. Fitur Supergroup ini sangat cocok untuk Grup Komunitas yang Besar Seperti Komunitas Kaskus yang memiliki Jutaan Member ini.



5. Bisa Mengedit Pesan yang sudah Terkirim



Sumber Gambar: winaero.com
Pada Saat Chattingan Pasti agan Pernah Melakukan Typo atau Kesalahan dalam mengetikan? Nah di Telegram agan bisa mengedit Pesan yang Sudah terkirim, Jadi Agan bisa memperbaiki Pesan yang sudah agan Kirim Sebelumnya. Fitur ini Hanya Tersedia di Aplikasi Telegram dan Gabisa Agan Temuin di Aplikasi Chatting WhatsApp.



6. Bisa login di Beda Perangkat



Sumber Gambar: callbell.eu
Berbeda Dengan Aplikasi WhatsApp yang hanya bisa Login Bersamaan di Smartphone dan juga Komputer, Agan Ga akan bisa Login dengan Menggunakan 2 Smartphone. Telegram dapat Login Lebih dari satu Smartphone Secara Bersamaan, Fitur ini Memudahkan Agan yang mempunya Smartphone Lebih dari satu.