Rabu, 20 Mei 2020

PERINGATAN SERIUS DARI PENGAMAT INTELIJEN, SEMUA HARUS WASPADA!


jpnn.com, JAKARTA - Stanislaus Riyanta mengingatkan aparat keamanan tetap waspada terhadap potensi ancaman terorisme, kriminalitas, dan konflik sosial di tengah pandemi COVID-19. 

Stanislaus yang merupakan pengamat intelijen dan keamanan itu mengatakan, pemerintah yang sedang fokus menangani wabah corona, bisa dimanfaatkan para pengacau. 

"Terorisme, kriminalitas, dan konflik massa berpotensi terjadi dengan memanfaatkan pandemi COVID-19," katanya, saat diskusi publik virtual bertajuk "Implikasi Pandemi COVID-19 dalam Perspektif Sosial, Ekonomi, Politik, Hukum dan Keamanan" di Jakarta, Senin (18/5) malam. 

Dikatakan, kesibukan pemerintah dalam penanganan COVID-19 bisa menjadi celah bagi datangnya ancaman-ancaman, termasuk gangguan keamanan nasional. 

Terkait terorisme, kata dia, ada beberapa penangkapan yang dilakukan oleh Densus 88 Polri yang menunjukkan adanya gerakan signifikan dari kelompok teroris, terutama Jemaah Anshar Daulah (JAD) dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang memanfaatkan situasi pandemi COVID-19. 

Dia menyebutkan beberepa penangkapan pada masa pandemi COVID-19, antara lain penangkapan empat orang jaringan JAD di Batang, Jawa Tengah, 26 Maret 2020, satu orang di Kemayoran Jakarta Pusat, 10 April, dua orang jaringan JAD ditangkap di Sidoarjo, Jawa Timur pada 11 April. 

Penangkapan juga dilakukan terhadap empat orang jaringan JAD di Muna, Sulawesi Tenggara, 13 April, tiga orang terduga teroris AS, AMA, CM di Serang pada 27 April, dan seorang terduga teroris MH di Sidoarjo pada 26 April. 

Selain itu, aksi teror juga telah terjadi di Poso, berupa penembakan terhadap anggota Polri (Briptu Ilham Suhayar) yang berjaga di Bank Mandiri Syariah, Poso (15/4) oleh dua anggota kelompok MIT Poso pimpinan Ali Kalora.

"Tingkat kriminalitas pada masa pandemi COVID-19 mengalami kenaikan. Polri menyatakan tingkat kriminalitas meningkat sebesar 19,72 persen selama pandemi corona," katanya. 

Disebutkan Stanislaus, potensi konflik massa juga bisa terjadi pada massa pandemi COVID-19 karena adanya kelompok yang mencoba melakukan provokasi untuk konflik massa, seperti kelompok Anarko. 

"Kelompok Anarko ini menentang kapitalisme dan pemerintah. Selain ini provokasi-provokasi dari kelompok tertentu yang mengarah kepada perlawanan terhadap pemerintah juga terjadi," katanya. 

Untuk menekan terorisme, kriminalitas, dan mencegah terjadinya konflik di masyarakat, kata dia, perlu dilakukan upaya-upaya tertentu oleh pemerintah secara berjenjang yang sangat perlu untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti sembako bagi warga di daerah PSBB dan tidak memperoleh pendapatan. 

"Masalah pangan sangat sensitif dan jika tidak terpenuhi dampaknya bisa berbahaya," ujarnya. 

Meskipun demikian, Stanislaus meminta Polri perlu hati-hati dan bijak dalam menangani pelaku kriminal yang didorong karena terdesak kebutuhan pangan. 

"Hubungan yang erat antara masyarakat dengan aparat keamanan akan menjadi benteng untuk mencegah gangguan keamanan. Kolaborasi antara aparat keamanan dan masyarakat harus terus dilakukan agar pada masa pandemi COVID-19 ini kriminalitas, terorisme dapat dicegah dan konflik massa tidak terjadi," katanya. 

Sementara itu, penasehat Ahli Kapolri Prof. Muradi meyakini Indonesia akan berada pada situasi normal kembali atau "new normal" dalam beberapa minggu ke depan meskipun pasien virus corona terus mengalami peningkatan setiap harinya.

Muradi mengatakan diperlukan instrumen lain untuk memperkuat aparat keamanan dalam mengantisipasi situasi keamanan nasional agar aparat keamanan tidak mengalami degradasi dalam menegakkan aturan di tengah ketatnya pemberlakuan PSBB di masa pandemi COVID-19. (antara/jpnn)

https://babe.topbuzz.com/a/6828321656100880898

SEJARAH SINGKAT DAN MAKNA HARI KEBANGKITAN NASIONAL BAGI BANGSA INDONESIA⁣⁣

⁣⁣
Hari Kebangkitan Nasional dimaknai sebagai kebangkitan nasionalisme bangsa Indonesia di masa lalu dalam melawan agresi Belanda yang telah memporak-porandakan bangsa Indonesia. Bagian dari luapan semangat rakyat dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.⁣⁣
⁣⁣
Pada masa itu rakyat Indonesia berada pada puncak kegeramannya terhadap aksi-aksi kekerasan, penindasan dan pembodohan oleh sistem kolonialisme Belanda. Bagaimana tidak, selama 350 tahun lebih Indonesia dijajah dan diperbudak oleh bangsa lain. Semua hak-hak asasi terenggut, kesejahteraan rakyat semakin terpuruk dan perbudakan ada di mana-mana.⁣⁣
⁣⁣
Kondisi bangsa Indonesia yang sengsara pada masa itu, membuat beberapa orang terpelajar ikut berpartisipasi membuat gebrakan baru dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mereka adalah kalangan “priyayi” atau para bangsawan yang berada di lingkungan keraton.⁣⁣
⁣⁣
Sehingga pada Minggu 20 Mei 1908 bertempat di salah satu ruang belajar STOVIA, Soetomo menjelaskan gagasannya.⁣ Beliau menyatakan bahwa masa depan bangsa Indonesia ada di tangan mereka.⁣⁣
⁣⁣
Gelora semangat hari itu melahirkan sebuah organisasi yang bernama Boedi Oetomo sebagai organisasi pendobrak pada masa itu. Perintis organisasi ini, menurut sejarawan M.C. Ricklefs (1994), adalah Dr. Wahidin Soedirohoesodo (1857-1917). Ia adalah seorang lulusan Sekolah Dokter Jawa di Weltevreden (yang sesudah tahun 1900 dinamakan Stovia). Ia bekerja sebagai dokter pemerintah di Yogyakarta sampai tahun 1899.⁣⁣
⁣⁣
Harkitnas lahir dari semangat persatuan, kesatuan, nasionalisme, serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Masa itu ditandai dengan dua peristiwa, yakni berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 dan terucapnya ikrar Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Asal usul kebangkitan nasional dimulai pada tahun 1912, saat berdirinya partai politik pertama, Indische Partij. “Tiga serangkai” Dr. Cipto Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara, dan dr. Douwes Dekker sebagai penggagasnya.⁣⁣

Jumat, 15 Mei 2020

Titik Kritis: “Perang” Melawan Pandemi Atau Berdamai dengan Covid-19







Oleh: I Gde Sudibya
Menyimak pernyataan pemerintah dan implementasinya di lapangan, tampak terjadi inkonsistensi kebijakan dan tidak seiramanya kebijakan beberapa menteri dalam upaya ” memerangi” pandemi Covid-19.

Contoh dari inkonsistensi kebijakan, di mana pemerintah secara tegas melarang warga untuk mudik, karena akan berpotensi mengakibatkan penularan virus dalam jumlah jutaan di pedesaan, yang sistem pelayanan kesehatannya sangat terbatas. Pada sisi lain, Kementrian Perhubungan memberikan izin ke perusahaan angkutan umum untuk menjalankan kegiatan operasionalnya, walaupun dengan catatan para penumpang diwajibkan mengikuti protokol kesehatan.

Contoh dari lemahnya koordinasi antar menteri yakni Menko Perekonomia telah mengumumkan secara rinci program pelonggaran atau relaksasi, tetapi diberitakan Menteri Kesehatan tidak mengetahui program relaksasi yang dimaksud. Padahal kita mengetahui Kementrian Kesehatan yang lebih punya kewenangan dan tanggung jawab dalam program melawan pandemi ini.

Dalam inkonsistensi kebijakan ini, memarik untuk disimak ulasan kolom Jawa Post ( 12/5 ) JATI DIRI, dengan judul: Awas, dari Pandemi ke Pan-dinamit dikutip secara lengkap ( sebagian ): ” Perubahan strategi dari ” perang ” ke ” berdamai ” dengan Covid-19 akan berkonsekuensi panjang. Pilihan Jokowi ini patut dicemaskan akan memakan tak sedikit korban. Sebab, Covid-19 bukanlah musuh yang bisa diajak damai”.

Lebih lanjut kolom ini menulis: ” Ketika Jokowi berbelok untuk ” damai ” dengan Covid-19, maknanya ini adalah pelonggaran. Kemarin Ketua Gugus Tugas Covid- 19 Doni Monardo menyatakan, orang 45 tahun ke bawah akan diperbolehkan kerja. Demi menghindari PHK. Ini kelanjutan dari kejutan pelonggaran semua moda transportasi oleh Menhub Budi Karya Sumadi.”

Pelonggaran di Masa Puncak Pandemi
Inkonsistensi kebijakan pemerintah di atas, ulasan atau lebih tepatnya warning atau peringatan yang disampaikan dalam kolom JP di atas, menimbulkan sejumlah pertanyaan.

Pertama, kenapa tindakan pelonggaran begitu cepat dilakukan, pada saat pandemi diperkirakan ada pada titik puncaknya, minggu ke 2 dan ke 3 bulan Mei ini.Termasuk prediksi yang dibuat oleh ketua tim akhli dalam tim gabungan tingkat nasional penanggulangan pandemi?

Kedua, bagaimana simulasi skenario yang dibuat pemerintah terhadap risiko tingginya penularan, terlebih-lebih pasca pelonggaran. Bagaimana respons pemerintah terhadap pendapat para akhli epidemiologi dan bio statistik yang berupa relaksasi semestinya baru dapat dilakukan setelah curve korban dan penularan terus turun sampai tingkat landai, dan tidak ada lagi kasus baru?

Ketiga, apa dasar pemikiran pemerintah untuk melakukan relaksasi, sebutlah terlalu dini, dengan risiko besar jumlah korban, semakin panjangnya rentang waktu pembasmian dan kemudian berdampak terhadap mundurnya upaya pemulihan ekonomi.
Di era demokrasi dan transparansi dewasa ini, semestinya pemerintah segera memberikan penjelasan terhadap titik kritis ini ( relaksasi sekarang, atau ditunda dulu pasca curve pandemi terus turun melandai dan tidak ada lagi kasus baru ).

Penjelasan pemerintah ini sangat diperlukan, untuk menghindarkan terjadinya spekulasi berkepanjangan yang berupa : pemerintah tidak cukup dana untuk membelanjai PSBB, kekhawatiran akan terjadi tekanan sosial besar kalau ekonomi tidak segera dilonggarkan.

Tantangan untuk Bali
Sejalan dengan konsepsi kehidupan: Desa, Kala, Patra, Bali semestinya tetap fokus untuk peningkatan efektivitas pembasmian Covid-19, dengan target meminimalkan korban, memperpendek rentang waktu” peperangan” sehingga bisa mempercepat upaya pemulihan ekonomi.

Econimic rebound segera terjadi : menyebut beberapa diantaranya, di Ubud, Candi Dasa, Tulamben, Sanur, Kuta, Legian, Seminyak, Tanah Lot, Pemuteran dan Lovina. PKM yang dijalankan pemerintah Kota Denpasar, bisa dijadikan rujukan model dengan penyesuaian: Desa ( ruang ), Kala ( waktu ), dan Patra ( Manusia dan lingkungannya ).

I Gde Sudibya, ekonom pengamat sosial ekonomi dan kebijakan publik.

Kamis, 14 Mei 2020

PLN Jelaskan Tagihan Listrik pada Pelanggan

Bali Tribune / Pertemuan antara PLN UID Bali bersama perwakilan pelanggan. (ist)

balitribune.co.id | Denpasar - PLN melakukan pertemuan dengan perwakilan pelanggan dan Ombudsman Bali di Kantor PLN ULP Denpasar pada Rabu (13/5). Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bali Selatan I Made Suamba menyampaikan secara langsung penjelasan hitungan tagihan listrik kepada perwakilan pelanggan yang hadir. Suamba menyampaikan bahwa tarif listrik tidak mengalami kenaikan. 
“Pada pemakaian bulan sebelumnya, digunakan hitungan rata-rata. Ketika bulan April dilakukan pembacaan meter, terdapat selisih pemakaian bulan sebelumnya yang ditambahkan pada pemakaian April. Jumlah tagihan sudah disesuaikan,” jelasnya.
Kepala Ombudsman RI Provinsi Bali Umar Ibnu Alkhatab menyampaikan sebelumnya pihak PLN telah menjelaskan secara langsung terkait banyaknya keluhan masyarakat mengenai tagihan listrik. 
“Jumat lalu sudah dilakukan pertemuan. PLN berinisiatif untuk menjelaskan langsung kepada pelanggan melalui forum hari ini,” ungkap Umar. 
Menurutnya, langkah ini menjadi bentuk upaya perbaikan layanan PLN kepada masyarakat. Di hadapan Kepala Ombudsman RI Bali, perwakilan pelanggan menyampaikan apresiasi atas inisiatif PLN dalam mendengar langsung pendapat pelanggan. 
“Setelah mendapat penjelasan, saya memgerti, paham dan bisa menerima kenapa tagihan listrik melonjak,  sesuai dengan pemakaian. Terlebih ini bisa langsung berdiskusi,” kata Angga, salah satu perwakilan pelanggan
Melalui diskusi dengan perwakilan pelanggan ini, PLN mendapat masukan dan mendengar langsung harapan dan keluhan yang disampaikan pelanggan. 
“Kami berterima kasih pada perwakilan pelanggan. Masukan yang disampaikan akan menjadi bahan evaluasi ke depan,” ujar Manager PLN UP3 Bali Selatan. Kepala Ombudsman RI Bali juga menambahkan pihaknya berharap permasalahan ini tidak terulang. PLN juga bisa meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,
Untuk menjaga akurasi pembacaan meter pelanggan, PLN mengharapkan partisipasi aktif pelanggan untuk melakuka  pencatatan meter mandiri melalui Whatsapp PLN 08122123123 setiap akhir bulan. Bagi pelanggan yang merasa mengalami kenaikan tagihan listrik dapat menyampaikan keluhan melalui Contact Center PLN 123. 

WHO: Kita Harus Hidup dengan Covid-19, Virus Itu Mungkin Tak Bakal Hilang

WHO: Kita Harus Hidup dengan Covid-19, Virus Itu Mungkin Tak Bakal Hilang

Suara.com - WHO mengeluarkan pernyataan baru mengenai virus corona covid-19. Menurut organisasi kesehatan dunia tersebut, covid-19 mungkin tidak akan pernah hilang.

Pernyataan tersebut diutarakan di tengah negara-negara di dunia melonggarkan aturan pembatasan wilayah atau lockdown.

Bahkan, WHO menyatakan semua orang di dunia harus belajar hidup bersama virus tersebut, demikian seperti disadur dari AFP.

"Kita memiliki virus baru yang memasuki populasi manusia untuk pertama kalinya dan oleh karena itu sangat sulit untuk diprediksi kapan kami akan mengatasinya," kata Michael Ryan, direktur kedaruratan WHO dikutip dari AFP.

"Virus ini mungkin hanya menjadi virus endemik di komunitas kita dan virus ini mungkin tidak akan pernah hilang," katanya dalam konferensi pers virtual di Jenewa.

Lebih dari setengah umat manusia telah dikunci sejak krisis virus corona dimulai. WHO juga memperingatkan tidak ada cara untuk menjamin bahwa pelonggaran pembatasan tidak akan memicu gelombang kedua infeksi.

"Banyak negara ingin keluar dari langkah-langkah yang diterapkan. Tapi rekomendasi kami tetap waspada dengan tingkat setinggi mungkin di negara mana pun." kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.


Michael Ryan menambahkan bahwa harus menempuh "jalan yang sangat-sangat jauh" untuk kembali ke keadaan normal.

"Ada beberapa pemikiran ajaib yang terjadi bahwa lockdown bekerja dengan sempurna dan bahwa melonggarkan lockdown akan sangat baik. Keduanya penuh dengan bahaya," kata ahli epidemiologi Irlandia tersebut.

Ryan juga mengutuk serangan terhadap petugas kesehatan yang terkait dengan pandemi, mengatakan lebih dari 35 insiden "cukup serius" tercatat pada bulan April saja di 11 negara. Dia mengatakan serangan itu merupakan reaksi berlebihan dari komunitas yang kurang informasi.

"Ini adalah tindakan kekerasan dan diskriminasi yang tidak masuk akal yang harus dilawan."

Tetapi pejabat WHO tersebut juga beranggapan pencarian vaksin ini merupakan kesempatan bagi umat manusia untuk berperan bagi kehidupan dunia.

"Ini peluang besar bagi dunia," kata Ryan.

https://www.suara.com/news/2020/05/1...k-bakal-hilang

Download GTA San Andreas Mobile

Resep Roti Kering

• • • • • •
 🍞
By @cynthiahali

Bahan-bahannya :
- 1 bungkus roti tawar
- 200 gr mentega
- 100 gr gula pasir

Cara membuat :
1. Oles roti tawar dengan mentega hingga rata
2. Taburkan gula pasir keseluruh permukaan roti
3. Potong-potong sesuai selera
4. Oven sampai roti kering dan renyah atau hingga kuning kecoklatan .

Resep Kue Kaastengel

Kaastengel
by @dyahlarvin
.
Bahan
- 300 gr ( Butter+ Margarin)
- 200 gr Keju ( Parmesan + Edam)
- 2 Sdm Susu bubuk cream
- 350 gr Terigu protein sedang
- 50 gr Maizena

Bahan olesan
- kuning telur kocok lepas
- Keju Cheddar parut untuk taburan

Cara membuat
- Mix butter margarin asal tercampur rata
- Masukan parutan keju Parmesan dan Edam aduk rata
- Masukan terigu, Maizena dan Susu bubuk aduk rata hingga bisa dipulung
- Cetak adonan sesuai selera tata dalam loyang, oles kuning telur dan taburi keju parut
- Panggang api kecil hingga matang kuning keemasan
.