Jumat, 17 April 2020

TGUPP Anies Jelaskan Dana Bansos Senilai Rp600 Ribu per KK

TGUPP Anies Jelaskan Dana Bansos Senilai Rp600 Ribu per KK

TGUPP Anies Jelaskan Dana Bansos Senilai Rp600 Ribu per KK

Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta Tatak Ujiyati meluruskan jumlah penerima bantuan sosial (bansos) yang diberikan pemprov yakni sebanyak 1,25 juta masyarakat Jakarta.

Padahal, diketahui sebelumnya saat Gubernur DKI Anies Baswedan teleconference dengan Wapres Ma'ruf Amin disebutkan mencapai 3,7 juta jiwa.

Dalam tulisan di akun Facebook-nya, ia menjelaskan angka 3,7 juta jiwa yang sempat disebutkan Anies saat teleconference itu adalah dari total masyarakat miskin dan rentan miskin. Tatak menjelaskan angka itu adalah hanya estimasi yang berasal dari formula Bank Dunia, yaitu 40% dari populasi adalah masyarakat terdampak.

"Angka ini memasukkan angka penduduk miskin, hampir miskin dan nyaris miskin," tulis Tatak di akun Facebook dan sudah dikonfirmasi CNNIndonesia.com kepada yang bersangkutan, Rabu (15/4).


Lebih lanjut, Tatak menyatakan banyak masyarakat yang salah persepsi terkait bantuan tersebut. Tatak mengatakan 1,25 juta masyarakat itu dalam satuan kepala keluarga, bukan jumlah masyarakat murni.


"Data akhirnya kira-kira 1,25 juta Kepala Keluarga, sebagaimana disebut Mas Anies. Atau kalau dihitung jumlah orang ada kira-kira 2,5 juta jiwa," tulis perempuan yang tergabung dalam Komite Pencegahan Korupsi di TGUPP DKI tersebut di akun Facebook-nya

Dengan demikian, merujuk apa yang diutarakan Tatak tersebut, 1 kepala keluarga asumsinya dihitung rata-rata terdiri atas dua orang.

Saat dikonfirmasi lebih lanjut mengenai kira-kira jumlah orang dalam 1 KK itu jika merujuk pada jumlah orang yang menerima bansos DKI, Tatak menjawab kepada CNNIndonesia.com, "Bukan asumsi, itu data setelah di-cross check dengan data KK dari dukcapil. Untuk pastinya bisa ditanyakan langsung ke Ketua Gugus Tugas Covid ya."

Dalam lanjutan tulisan di akun Facebook-nya, Tatak menjelaskan dari formula Bank Dunia itu, Pemprov DKI pun melakukan verifikasi lebih lanjut dengan mencocokkan kepada data penduduk dan penerima bantuan yang selama ini sudah bergulir. Hasilnya, tetap ada 1,25 juta KK atau 2,5 juta jiwa yang dibantu oleh DKI Jakarta melalui dana APBD.

"Artinya data penerima bansos tahap pertama itu basis datanya tunggal. Yaitu data yang sudah dikumpulkan Pemprov DKI Jakarta. Totalnya kurang lebih 1,25 juta KK atau 2,5 juta jiwa. Bukan 3,7 juta jiwa lagi (sebab ini hanyalah estimasi awal)," tulis Tatak.

"Dari fakta tersebut di atas kita bisa meluruskan. Asumsi bahwa ABW menyediakan 1,25 juta dan sisanya 2,5 juta jiwa akan dibantu Jokowi -- tidak tepat. Yang benar jumlah Kepala Keluarga yang akan dibantu jumlahnya tetap, yaitu kurang lebih 1,25 juta jiwa itu. Dana APBD dan APBN akan dikeluarkan pada tahapan yang berbeda," imbuhnya pada tulisan tersebut.


Sumber Dana

Selain jumlah penerima bantuan, dalam tulisannya Tatak juga menyatakan jumlah bantuan tahap pertama berasal dari kocek APBD DKI. Sementara bantuan tahap selanjutnya diharapkan dari APBN dari Kementerian Sosial.

Tatak juga menjelaskan detail bahwa awalnya jumlah bantuan yang akan diberikan ke masyarakat ialah sebesar Rp1 juta per keluarga. Namun, ada sejumlah penyesuaian yang membuat angka itu turun jadi Rp880 ribu per kepala keluarga, dan terakhir menjadi Rp600 ribu per kepala keluarga.


"Keadaan ekonomi sedang sulit, pendapatan negara juga berkurang. Angka Rp 600.000 ini pun harus kita syukuri. Jadi asumsi bahwa warga akan menerima bantuan dobel dari Pemprov DKI Jakarta dan dari Pemerintah Pusat pada saat yang sama, itu keliru," tegas dia di tulisannya.

Dana Rp600 ribu itu juga tidak diberikan dengan uang tunai, melainkan dengan barang. Tatak membeberkan untuk satu paket kedatangan jumlah yang ditetapkan ialah sebesar Rp149.500, dan akan diberikan sebanyak 4 kali atau senilai Rp598.000.

Ia menjamin angka-angka itu kredibel, dan akan kembali ke kocek DKI jika berlebih. Ia juga menyatakan angka ini bisa diverifikasi oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di kemudian hari.

"Angka pengeluaran riil yang Rp149.500 per paket ini yang akan dipertanggungjawabkan kemudian. Jadi bukan diumpetin apalagi dikorupsi. Soal kredibilitas penyalurannya bagaimana nanti akan dinilai kemudian oleh audit BPK," beber dia.

Terakhir ia menyatakan hingga hari ini DKI masih belum menerima dana dari pusat untuk disalurkan kepada masyarakat. Ia berharap agar masyarakat memahami situasi yang ada dan tidak melakukan provokasi lebih lanjut.

"Dana ini dikelola oleh Kementerian Sosial dan sejauh ini belum disalurkan. Menunggu giliran setelah bansos Pemprov DKI Jakarta tahap I selesai. Demikianlah, semoga bisa meluruskan. Sangat disayangkan masih saja ada yang memprovokasi dengan memanfaatkan situasi," tutup dia.
(ctr/kid)
sumber

*******

Tolong KPK siap-siap ya. Masih berlaku kan hukuman mati bagi pihak yang mengkorupsi dana bantuan sosial disaat bencana? Nanti kalau ternyata benar ada korupsi dana bantuan sosial yang dikorupsi tapi pelakunya tidak bisa diseret ke meja hukum, bubar saja KPK.

Ini sekedar mengingatkan, awal April 2020, artinya baru sekitar 2 minggu yang lalu, Anies meminta bantuan pusat untuk menafkahi para masyarakat miskin yang dikatakannya berjumlah 3,7 juta jiwa.
Ingat ya, jiwa atau orang, bukan KK atau Kepala Keluarga . Dan itu dikatakan Anies didepan Wakil Presiden. Lalu ketika ditanya Wakil Presiden, apakah yang 3,7 juta jiwa ini sudah valid datanya, Anies mengatakan bahwa yang sudah valid adalah 1,1 juta jiwa atau orang. Sekali lagi, ini bukan KK atau Kepala Keluarga. Lalu ketika Anies mengatakan bahwa yang nantinya mendapat bantuan sosial adalah warga yang ber KTP DKI Jakarta, dan juga dimungkinkan yang tidak ber KTP Jakarta, maka lagi-lagi ini bukan KK atau Kepala Keluarga.

Lantas dimana bedanya KK dengan KTP?
Dalam sebuah KK, bisa jadi ada 2 minimal orang yang telah mempunyai KTP, yaitu orangtua. Ini kalau anak dalam sebuah KK belum mempunyai KTP. Tetapi bisa jadi dalam sebuah KK justru seluruh anggota keluarga telah mempunyai KTP. Dan dalam sebuah KK, bisa ada 3 jiwa, bisa juga 5 jiwa.

Dari sini, sudah mulai rancu. Perhitungan Anies yang menyebut 1,1 juta jiwa, ini menurut KTP atau bukan? Kalau bukan, artinya Anies telah menghitung jumlah orang didalam ribuan KK DKI Jakarta. Dan artinya, KK yang dihitung, pastinya lebih kecil dari 1,1 juta jiwa. Anggaplah dalam 1 KK ada 3 orang yaitu 2 orangtua dan 1 anak. Ini berarti jumlah KK yang terhitung ada sekitar 1,1 juta jiwa : 3 = 366.666 KK.

Sekarang pertanyaannya, bagaimana mungkin anggota TGUPP ini bisa menjabarkan jumlah 1,1 juta jiwa itu menjadi 1,1 juta KK? Dan bagaimana mungkin dari 1,1 juta KK menjadi 2,5 juta jiwa?

Sekarang kita berhitung pakai nalar dan logika. Jika 1,1 juta KK itu menjadi 2,5 juta jiwa, artinya dalam 1,1 juta KK itu hanya terdiri dari orangtua tanpa anak. Ya dong. 1,1 juta KK x 2 orang = 2,2 juta jiwa. Lalu yang 300 jiwa? Kita masukan dalam KK tersebut, artinya dari 1,1 juta KK itu 300.000 KK berisi 3 orang dalam sebuah keluarga, dan 800.000 KK adalah sebuah keluarga tanpa anak. 

Masuk logika?

Perhitungan itu didapat kalau TS mengikuti kata-kata Anies yang mengatakan bahwa 1,1 juta jiwa telah valid by name by address.

Kalau kita ikut kata-kata anggota TGUPP nya Anies yang mengkoreksi kata-kata Anies menjadi 1,25 juta KK lalu menyebut angka 2,5 juta jiwa, artinya seluruh keluarga yang KKnya tercatat itu TIDAK PUNYA ANAK!

Jadi, sampai sini saja sebenarnya Anies telah berbohong didepan Wakil Presiden KH. Ma'ruf Amin. Dan pastinya berbohong juga pada rakyat Indonesia yang menonton saat Anies teleconference dengan Wakil Presiden. Dan pastinya jumlah 3,7 juta jiwa yang disebut Anies hanyalah akal-akalan Anies agar dilihat wah. Ini lho Jakarta. Kami akan mengeluarkan dana sekian T untuk sekian juta warga.

Dan ketika jumlah bantuan dana yang tadinya 1 juta menjadi 850 ribu lantas menciut lagi menjadi 600 ribu, silakan dinilai sendiri.

Apalagi ketika nilai bantuan sosial yang dikatakan senilai 149.000 ternyata nilainya hanya dikisaran 120 an ribu, maka bau-bau korupsi sangat kental.

Lihat yang dibold miring.
Karena bingung, akhirnya kejeblos sendiri dengan kata-katanya.

Pahit memang kenyataan ini bagi pendukung Anies. Tapi inilah faktanya.
Kalau tidak terima, silakan mendebat tanpa oot.
Silakan.

Ngopi dulu ah....




Presiden Ukraina Janjikan Imbalan Rp 16 Miliar untuk Penemu Vaksin Corona


Presiden Ukraina Janjikan Imbalan Rp 16 Miliar untuk Penemu Vaksin Corona


Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menjanjikan imbalan US$ 1 juta atau setara Rp 16 miliar bagi ilmuan yang berhasil mengembangkan vaksin virus corona. Dilansir dari AFP, Selasa (14/4/2020), janji imbalan dari Presiden Ukraina itu disampaikan melalui juru bicaranya, Yuliya Mendel, dalam pernyataan kepada AFP.

“Presiden Zelensky meyakini US$ 1 juta sebagai insentif yang baik,” sebut Mendel. Mendel menyebutkan bahwa tujuan pemberian insentif ini, untuk mendorong pengembangan vaksin yang akan ‘menyelamatkan ratusan ribu nyawa’.

“Presiden sangat ingin para ilmuwan Ukraina untuk bekerja lebih aktif dalam mengembangkan obat yang akan membantu seluruh dunia,” ucap Mendel.

Mendel menambahkan bahwa permintaan Presiden Zelensky untuk pengembangan vaksin virus corona telah dikirimkan ke Akademi Sains Ukraina pada bulan lalu.


Pada Senin (13/4/2020) waktu setempat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti pentingnya pengembangan vaksin untuk virus corona. WHO menyebut bahwa vaksin sangat diperlukan untuk sepenuhnya menghentikan penularan virus corona, yang kini telah menewaskan lebih dari 119 ribu orang di seluruh dunia.

Otoritas Ukraina sejauh ini mengonfirmasi 3.102 kasus virus corona di wilayahnya, dengan 98 kematian. Pemerintah Ukraina telah memerintahkan penutupan sekolah-sekolah, universitas dan tempat-tempat umum untuk membatasi penyebaran virus corona. Sistem kereta metro di tiga kota di negara itu juga telah dihentikan sementara.

sumber


Kamis, 16 April 2020

Pasien Covid-19 Tersebar di 237 Kelurahan Jakarta, Kasus Terbanyak di Petamburan


Pasien Covid-19 Tersebar di 237 Kelurahan Jakarta, Kasus Terbanyak di Petamburan


JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta mencapai 2.447 orang hingga Rabu (15/4/2020) ini. 

Dari total pasien positif Covid-19 di Ibu Kota, 164 orang dinyatakan sembuh, sementara 246 pasien lainnya meninggal dunia. 

Data terbaru mengenai kasus Covid-19 di Jakarta bisa dilihat melalui situs web corona.jakarta.go.id. 

Berdasarkan informasi di situs web tersebut, kasus positif Covid-19 tersebar di 237 kelurahan dari total 267 kelurahan di Jakarta. 

Pasien positif Covid-19 paling banyak tinggal di Kelurahan Petamburan, Jakarta Pusat, yaitu 34 pasien. 

Angka kasus positif Covid-19 di Petamburan ini melonjak dibandingkan Selasa (14/4/2020). 

Pada Selasa kemarin, pasien positif Covid-19 di Petamburan dilaporkan ada 9 orang. 
Artinya, dalam satu hari, jumlah pasien positif Covid-19 di Petamburan bertambah 25 orang. 

Kemudian, kasus positif Covid-19 terbanyak kedua berada di Kelurahan Pegadungan, Jakarta Barat, dengan 28 kasus. 

Berikut 10 kelurahan di Jakarta dengan kasus positif Covid-19 terbanyak: 

1. Petamburan, Jakarta Pusat: 34 kasus
2. Pegadungan, Jakarta Barat: 28 kasus 
3. Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara: 26 kasus 
4. Pondok Kelapa, Jakarta Timur: 26 kasus 
5. Pondok Pinang, Jakarta Selatan: 24 kasus 
6. Kalideres, Jakarta Barat: 23 kasus 
7. Kebon Jeruk, Jakarta Barat: 21 kasus 
8. Duren Sawit, Jakarta Timur: 18 kasus 
9. Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara: 17 kasus 
10. Pademangan Barat, Jakarta Utara: 17 kasus

https://megapolitan.kompas.com/read/...nyak-di?page=1


Awas Aturan Ekstra, Pemotor Ini Kena Tilang karena Tak Pakai Sarung Tangan

Awas Aturan Ekstra, Pemotor Ini Kena Tilang karena Tak Pakai Sarung Tangan

Suara.com - Lazimnya, selain membawa surat-surat 'wajib', pengendara motor juga diharuskan untuk menggunakan helm. Namun bagi anda yang sedang tinggal di daerah yang tengah menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), anda harus punya persiapan ekstra.

Setidaknya itulah hal yang tersirat dari potingan viral satu ini. Viral di media sosial, seorang pengendara motor yang mengaku terkena tilang akibat diterapkannya PSBB. "Hati-hati yang nggak pakai sarung tangan, yang punya di kawasan PSBB" kata warganet tersebut.

Postingan ini diunggah oleh akun @newdramaojol.id hari ini (15/4/2020). Dalam postingan tersebut, terlihat surat sebuah surat tilang yang diterima sang pengendara motor.

Awas Aturan Ekstra, Pemotor Ini Kena Tilang karena Tak Pakai Sarung Tangan

Dalam surat tersebut, rupanya terlihat lima aturan baru yang berlaku. Yakni pengendara wajib menggunakan masker. Selain itu, pengendara juga wajib mengenakan sarung tangan.

Lalu, pengguna motor kedapatan mempunyaisuhu tubuh di atas normal. Dua aturan lainnya adalah pengendara ojol dilarang mengangkut penumpang.

Yang terakhir, pengendara motor dilarang membawa penumpang dengan alamat yang berbeda.

Rupanya aturan ini masih belum banyak diketahui oleh warganet. Tak heran,jika banyak yang cukup kaget dengan adanya aturan tersebut.

"Lohh, katanya psbb gak bakalan ditilang, cuma sanksi teguran aja." tulis @maleshunting.

"Bukannya yg wajib masker ya???" kata @a.carolina_289.

https://www.suara.com/otomotif/2020/...-sarung-tangan


Kisah Pilu Perawat Dengar Kata Terakhir Pasien Virus Corona Sebelum Meninggal


Kisah Pilu Perawat Dengar Kata Terakhir Pasien Virus Corona Sebelum Meninggal


Derrick Smith, seorang perawat anestesi di sebuah rumah sakit di New York, Amerika Serikat, sudah terbiasa menyaksikan akhir hidup para pasiennya yang menjadi korban keganasan virus corona. 

Meski begitu, Smith mengaku pandemi virus corona kini jauh lebih mengerikan. Ia semakin sering mendengar kata-kata terakhir memilukan yang keluar dari mulut pasiennya. Di tengah kondisi mereka yang sekarat, pasien masih mengkhawatirkan biaya perawatan rumah sakit.

Pernah suatu kali, pasien Smith yang sekarat dan hendak dipasangi ventilator bertanya kepadanya,

“Siapa yang akan membayar semuanya?”


Pertanyaan itu disampaikan dengan terbata-bata karena si pasien kesulitan bernapas. 

"Itu adalah kata-kata terakhir yang tidak akan pernah saya lupakan," kata Smith dikutip CNN. "Pria ini mengalami kesulitan bernapas yang parah, mengalami kesulitan berbicara, namun masih saja memikirkan siapa yang akan membayar biaya perawatannya sehingga ia bisa bertahan hidup, meski sebenarnya sangat kecil kemungkinannya pasien ini bisa selamat." 

Smith sadar pria itu tak bakal tertolong meski sudah dipasang intubasi endotrakeal. Dengan berat hati, ia menyampaikan kenyataan pahit itu kepada istri si pasien. 

Smith pun memberikan kesempatan sang istri untuk mendampingi saat-saat terakhir sang suami. Ia memberi keleluasaan bagi si pasien untuk mengucapkan selamat tinggal pada orang-orang terkasihnya. 

Kebanyakan pasien COVID-19 tak berhasil selamat setelah dipasang ventilator. Tingkat kematiannya, menurut Smith, bisa mencapai 80 persen pada pasien yang diintubasi. Meskipun ia tidak bisa memastikan apakah pasiennya bisa bertahan hidup atau tidak, namun mengharapkannya bisa kembali pulih merupakan hal yang sangat mustahil. 

Menangani pasien COVID-19 yang sekarat, kata Smith, merupakan pengalaman terburuknya selama menjalani profesi sebagai perawat anestesi dalam 12 tahun terakhir. Tak banyak yang bisa dilakukan para tenaga medis untuk menyelamatkan hidup seorang pasien yang sudah mengalami gejala serius. 

"Aku sangat sedih dan jujur hal ini sedikit mengerikan. Ini menunjukkan bahwa kita memiliki kegagalan besar mendapati pasien harus khawatir tentang keuangan mereka ketika mereka sedang berhadapan dengan masalah yang jauh lebih besar yang berkaitan dengan hidup atau mati,” beber Smith. 

Smith tentu tak memiliki jawaban untuk pertanyaan pasiennya itu. Ia membiarkan pria itu bisa berbicara dengan pasangannya untuk yang terakhir kalinya. Terlepas dari kisah pilu pasiennya, pertanyaan pria itu masih terngiang-ngiang di benak Smith. 

Smith sangat menyayangkan respons lamban pemerintah di tengah wabah virus corona yang saat ini membuat AS benar-benar tak berdaya. Di sisi lain, ia juga mengkhawatirkan jaminan perawatan kesehatan untuk masyarakat yang terdampak langsung oleh wabah mematikan ini.


Amerika Serikat adalah satu-satunya negara maju tanpa perawatan kesehatan universal. Hampir 28 juta orang Amerika non-lanjut usia, atau 10,4 persen, tidak diasuransikan pada 2018, menurut data Biro Sensus terbaru yang tersedia. 

"Mengatasi virus corona dengan puluhan juta orang tanpa asuransi kesehatan atau dengan asuransi yang tidak memadai akan menjadi tantangan tersendiri bagi Amerika di antara negara-negara maju," tulis Larry Levitt, wakil presiden eksekutif untuk kebijakan kesehatan di organisasi nirlaba Kaiser, lewat Twitter. 



Menurut Levitt, uang tetap dibutuhkan untuk membayar perawatan bagi pasien COVID-19 yang harus dirawat di rumah sakit, terutama mereka yang tidak mempunyai asuransi kesehatan. 

Kekhawatiran yang terjadi pada banyak orang saat ini erat kaitannya dengan biaya perawatan yang sangat tinggi. Hal ini kemudian menghalangi seseorang untuk memeriksakan diri saat mereka memiliki keluhan sakit. 

Beberapa perusahaan asuransi di sejumlah negara bagian membebaskan biaya untuk tes deteksi virus corona untuk pemegang polis tertentu. Namun pasien masih harus dibebani dengan biaya perawatan ketika mereka harus menjalani rawat inap di rumah sakit. 

Bagi orang Amerika Serikat yang saat ini menganggur, secara otomatis tidak bisa mendapatkan manfaat asuransi kesehatan dari pekerjaan mereka. Ini kemudian menjadi krisis besar lainnya. 

Secara keseluruhan, sekitar 16,8 juta pekerja AS, yang merupakan 11 persen dari angkatan kerja AS, telah mengajukan klaim awal untuk tunjangan pengangguran hanya dalam tiga minggu sebelumnya. 

"Ini bisa menjadi lebih buruk jika kita tidak meningkatkan akses yang adil ke perawatan kesehatan," kata Smith. 

"Sebagai akibat dari banyaknya kehilangan pekerjaan terkait pandemi, populasi yang tidak diasuransikanakan meningkat, dan itu akan tetap menjadi tantangan bagi mereka yang memiliki asuransi kesehatan swasta. Analisis terakhir yang saya lihat diproyeksikan meningkat hingga 40 persen pada premi asuransi tahun depan sehingga itu akan menjadi beban yang lebih besar yang perlu kita bicarakan. " 


SUMBER:
https://kumparan.com/kumparansains/k...al-1tDHKU5OG1e

Rabu, 15 April 2020

NingsihTinampi Jual Obat Corona Harga Rp 35 Ribu:Semua Didoain Atas Izin Allah Sembuh

NingsihTinampi Jual Obat Corona Harga Rp 35 Ribu:Semua Didoain Atas Izin Allah Sembuh

TRIBUN-TIMUR.COM,- Ningsih Tinampi menghebohkan lagi dengan obat Corona.
Melalui channel resmi YouTubenya, Ningsih Tinampi menjual minuman anti Corona.
Setiap botol obat Corona ini dijual Rp 35 ribu.

Bahkan kata Ningsih yang takut dengan Corona bisa membeli produk produksi Pandaan tersebut.
Pandaan alamat praktek Ningsih Tinampi di jawa Timur.
Dalam videonya Ningsih Tinampi menyebutkan dirinya sudah meminta kepada Allah agar daerahnya bersih dari Corona.
Ningsih Tinampi juga menyebut Corona menipis saat bulan suci Ramadhan.
"Mudah-mudahan cepat hilang"kata Ningsih Tinampi.
Ningsih kembali menunjukkan botol minuman obat Corona ke kamera.

"Insya Allah bermanfaat untuk yang takut Corona. Untuk penyembuhan Corona" kata Ningsih Tinampi.
Bahkan kata Ningsih Tinampi orang kesehatan sudah tahu jenis minuman tersebut.
Ningsih juga mendoakan Corona cepat hilangd ari negeri ini.
"Insya Allah Corona cepat hilang"kata Ningsih Tinampi.

Biaya Pengobatan Dipatok Ningsih Tinampi

Tak sedikit yang menyebut biaya pengobatan Ningsih Tinampi sangat mahal.
Apalagi sudah ada harga yang dipatok Ningsih Tinampi. 
Nilainyapun termasuk mahal.
Llau kemana uang pengobatan itu mengalir?
Apakah dinikmati sendiri Ningsih Tinampi untuk kebutuhan pribadinya?

Pengobatan Ningsih Tinampi berhasil menyita perhatian publik.
Ningsih Tinampi menjadi viral di sosial media.
Pasiennya bahkan bejubel dan padat sekali.
Bahkan Ningsih Tinampi punya channel YouTube dengan 2 juta lebih subscriber.

Isinya soal pengobatan yang dilakukannya sehari-hari.
Termasuk momen setiap kali Ningsih Tinampi dan tim bersedekah.
Ningsih Tinampi pada wawancara sebelumnya mengatakan menyedekahkan sebagian uang dari pengobatannya.
Dan dilakukan dengan rutin.
Selain bicara soal kekuatan Ningsih Tinampi, Bisri Mustofa juga membeberkan soal penghasilan Bu Ning.
Dalam tayangan tersebut, Bisri Mustofa mengaku bahwa Ningsih Tinampi selama ini memang kerap membagi-bagikan penghasilannya dari mengobati orang lain untuk kaum yang membutuhkan.

Bagi-bagi atau sedekah itu rutin dilakukan Ningsih Tinampi setiap hari senin atau malam jumat legi.
Tim dan Ningsih Tinampi mengaku setiap waktu yang sudah ditentukan itu mereka rutin membagi-bagikan beras hingga sembako.
"Iya, iya. Jadi kita setiap hari Senin, setiap malam jumat legi kita bagi-bagi. Setiap malam jumat legi itu hampir dua ton beras itu dibagi-bagi. Sembako, beras minyak," pungkas Bisri Mustofa.
Pun ketika ada inovasi yang dilakukan di pengobatan Ningsih Tinampi

Diakui Bisri Mustofa, Ningsih Tinampi akan menyisihkan sebagian penghasilannya untuk berbagi kepada anak yatim dan kaum yang membutuhkan.
"Sekarang ada terobosan, inovasi lah, biayanya Rp 1,5 juta. Nah itu, sebagian untuk itu, sebagian untuk dibagi-bagi lagi ke fakir miskin, yatim piatu, kaum duafa. Kemarin kami juga ke SMK 1 Gempol sama ke Gresik, kita bagi ke sana," akui Bisri Mustofa.
Nabung Ningsih Tinampi rupanya punya cara tersendiri membagikan sumbangannya.
Seperti terlihat dalam kanal youtubenya.
Namun cara Ningsih membagikan sumbangan berbeda dengan orang lain pada umumnya.
Dalam video terlihat Ningsih Tinampi membagikan uang tunai tanpa amplop.
Seperti yang selama ini kita saksikan.
Termasuk yang dilakukan para selebriti atau mereka yang bersedekah.
Ningsih Tinampi berbeda dengan membagikan langsung tanpa amplop.
Di depan siswa-siswi SMAN 1 Pandan terlihat uang tunai langsung dibagikan.
Besarannya 100 ribuan.
Masing-masing siswa diberi dua lembar atau Rp 200 ribu.
Ada juga pecahan Rp 50 ribu.

Kepada siswa dan pihak sekolah Ningsih Tinampi akan berkunjung setiap bulannya.
"Kita akan bertemu setiap bulan"kata Ningsih Tinampi dalam YouTubenya.

https://makassar.tribunnews.com/2020...-sembuh?page=4