Charles I dalam Tiga sudut berbeda
Van Dyck/WikimediaCommons
Kelahiran Charles
Charles lahir pada 19 November 1600 di Kastil Dunfermline yang terletak diFife, Skotlandia. Ia adalah putra kedua James VI Of Scotland atau James I Of England dan ibunya adalah Anne Of Denmark putri Frederick II, Raja Denmark dan Norwegia.
Ayah Charles menjadi raja Skotlandia dan Inggris setelah Elizabeth I "Raja" Inggris meninggal pada tahun 1603 tanpa memiliki pewaris tahta.
Kakak laki-laki Charles, Henry meninggal karena tipus pada tahun 1612 sehingga ia menjadi pewaris. Jika kakak laki-laki Charles yang populer dan disukai tidak mati muda karena tipus, mungkin Inggris tidak akan terjadi perang saudara paling berdarah yang pernah ada.
Charles adalah anak yang sakit-sakitan, dengan perawakan yang "sangat kecil". Charles masih belum bisa berjalan atau berbicara pada usia dua tahun.
Ketika ayahnya berhasil naik takhta menjadi raja Inggris pada tahun 1603, keluarganya pindah ke London. Charles yang berusia dua tahun menghabiskan Natal pertamanya di Inggris tepatnya di Hampton Court Palace.
Ayah Charles menjadi raja Skotlandia dan Inggris setelah Elizabeth I "Raja" Inggris meninggal pada tahun 1603 tanpa memiliki pewaris tahta.
Kakak laki-laki Charles, Henry meninggal karena tipus pada tahun 1612 sehingga ia menjadi pewaris. Jika kakak laki-laki Charles yang populer dan disukai tidak mati muda karena tipus, mungkin Inggris tidak akan terjadi perang saudara paling berdarah yang pernah ada.
Charles adalah anak yang sakit-sakitan, dengan perawakan yang "sangat kecil". Charles masih belum bisa berjalan atau berbicara pada usia dua tahun.
Ketika ayahnya berhasil naik takhta menjadi raja Inggris pada tahun 1603, keluarganya pindah ke London. Charles yang berusia dua tahun menghabiskan Natal pertamanya di Inggris tepatnya di Hampton Court Palace.
Lukisan Charles muda, tahun 1610
Robert Peake/WikimediaCommons
Robert Peake/WikimediaCommons
Pada tahun 1624, Charles diatur untuk menikah dengan Henrietta Maria, adik perempuan Louis XIII Of France. Pasangan itu kemudian memiliki sembilan anak, dua putra tertua adalah Charles dan James, keduanya suatu hari akan menjadi raja.
Charles Menjadi Raja
Charles mewarisi tahta ketika ayahnya meninggal karena sakit pada 27 Maret 1625. Dia menjadi raja untuk Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia pada usia muda. Ayahnya selain mewarisi tahta juga mewarisi masalah dengan Parlemen serta dengan bangsawan Inggris.
Charles terbukti lebih yakin akan hak ketuhanan untuk memerintah daripada ayahnya. Hak ketuhanan adalah sebuah doktrin yang dijunjung oleh seluruh Dinasti Stuart, salah satu keluarga paling kuat yang pernah memerintah Skotlandia. Mereka percaya bahwa raja-raja dipilih oleh Tuhan untuk memerintah, dan bahwa hanya Tuhan yang dapat memerintah mereka. Charles percaya bahwa dia satu-satunya yang berhak untuk membuat hukum, jadi menentangnya adalah dosa terhadap Tuhan.
Charles dimahkotai pada 2 Februari 1626, pada usia 25 tahun. Dia menikah dengan Henrietta Maria Of France pada tahun sebelumnya. Ada tiga kejadian aneh yang terjadi pada penobatannya di Westminster Abbey : merpati di tongkat kerajaannya terlepas, permata di cincin penobatannya jatuh, dan terjadi gempa bumi, semacam pertanda bahwa pemerintahannya akan berjalan buruk.
Charles terbukti lebih yakin akan hak ketuhanan untuk memerintah daripada ayahnya. Hak ketuhanan adalah sebuah doktrin yang dijunjung oleh seluruh Dinasti Stuart, salah satu keluarga paling kuat yang pernah memerintah Skotlandia. Mereka percaya bahwa raja-raja dipilih oleh Tuhan untuk memerintah, dan bahwa hanya Tuhan yang dapat memerintah mereka. Charles percaya bahwa dia satu-satunya yang berhak untuk membuat hukum, jadi menentangnya adalah dosa terhadap Tuhan.
Charles dimahkotai pada 2 Februari 1626, pada usia 25 tahun. Dia menikah dengan Henrietta Maria Of France pada tahun sebelumnya. Ada tiga kejadian aneh yang terjadi pada penobatannya di Westminster Abbey : merpati di tongkat kerajaannya terlepas, permata di cincin penobatannya jatuh, dan terjadi gempa bumi, semacam pertanda bahwa pemerintahannya akan berjalan buruk.
Pada awal pemerintahan Charles, Inggris kalah perang melawan Spanyol dan Prancis. Serangan ke Cadiz, Spanyolpada pertengahan tahun 1626 gagal, kemudian serangan ke La Rochelle, Prancis pada bulan Juni 1628 juga tidak berhasil. Perdamaian dengan Prancis ditandatangani pada 1629 dan dengan Spanyol pada 1630.
Charles adalah seorang pecinta seni dan dia juga seorang kolektor lukisan, ia menunjuk Anthony van Dyck menjadi seniman istananya dari tahun 1632.
Charles adalah seorang pecinta seni dan dia juga seorang kolektor lukisan, ia menunjuk Anthony van Dyck menjadi seniman istananya dari tahun 1632.
Lukisan Charles I menunggang kuda oleh Anthony van Dyck
Google Cultural Institute (public domain)
Google Cultural Institute (public domain)
Seniman favorit lainnya termasuk Andrea Mantegna, Titian, dan Peter Paul Rubens, dari hobinya ini Charles menghabiskan banyak uang untuk mengumpulkan koleksi lukisan.
Bermasalah Dengan Perlemen
Ayah Charles sudah banyak bermasalah dengan parlemen, dan Charles menambahkan masalah-masalah lain. Perihal hobi jajanlukisan Charles ikut andil memberi masalah soal keuangan, karena parlemen bertanggung jawab untuk mengesahkan undang-undang pajak baru dan memutuskan masalah anggaran. Namun menurut Charles, dia bisa melakukannya tanpa persetujuan parlemen dan memerintah sebagai raja absolut dengan hak ketuhanan yang ia miliki.
Charles berulang kali membubarkan dan mengganti Parlemen, Charles salah perhitungan ketika dia berpikir bahwa rakyat Inggris akan menyerahkan uang yang mereka peroleh dengan susah payah untuk berpartisipasi dalam pemerintahan negara. Namun ternyata semuanya tidak seperti yang ia pikirkan.
Charles berulang kali membubarkan dan mengganti Parlemen, Charles salah perhitungan ketika dia berpikir bahwa rakyat Inggris akan menyerahkan uang yang mereka peroleh dengan susah payah untuk berpartisipasi dalam pemerintahan negara. Namun ternyata semuanya tidak seperti yang ia pikirkan.
Oliver Cromwell, Salah satu anggota parlemen yang bertanggung jawab atas eksekusi Charles I
Samuel Cooper (public domain)
Samuel Cooper (public domain)
Selama beberapa tahun bahkan Charles tidak memiliki Parlemen, kemudian pada tahun 1637 mulai terjadi kesalahan, terutama mengenai kebijakannya soal agama. Charles telah menunjuk William Laud sebagai Uskup Agung Canterbury, kepala Gereja Inggris pada tahun 1633. Laud dibenci oleh kaum Puritan (bagian masyarakat Inggris yang kaya dan berkuasadi Parlemen). Laud selanjutnya membuat marah kaum Puritan ketika dia memperkenalkan kembali praktik Katolik tertentu ke dalam Gereja. Laud juga membuat marah para pemimpin gereja Skotlandia dengan memperkenalkan buku doa baru pada tahun 1637.
Akibatnya tentara Skotlandia mulai bersiap melawan Charles, melintasi perbatasan ke Inggris pada tahun 1638 dan menduduki Newcastle pada tahun 1640. Tanpa adanya parlemen Charles hanya bisa mengerahkan pasukan milisi yang tidak berpengalaman untuk menghadapi ancaman itu. Kedua kekuatan bertemu tetapi Charles menyadari pasukannya yang kurang terlatih kemungkinan besar akan kalah, ia pun memutuskan untuk menyerah pada tuntutan Skotlandia.
Skotlandia diizinkan kebebasan beragamanya, dan para panglima perang dijanjikan sejumlah besar uang untuk mundur. Charles kemudian mulai kebingungan tentang bagaimana mendapatkan uang yang ia janjikan.
Akhirnya parlemen dipanggil kembali pada musim semi tahun 1640, untuk pertama kalinya setelah sebelas tahun. Anggota Parlemen memanfaatkan kesempatan mereka dan kesulitan militer raja untuk menjamin kelangsungan hidup mereka di masa depan. Uang akan dikumpulkan tetapi hanya dengan syarat bahwa undang - undang disahkan oleh Parlemen dan parlemen tidak dapat dibubarkan oleh keinginan raja. Charles menyetujui persyaratan tersebut, tetapi hanya untuk ia langgar di kemudian hari.
Skotlandia diizinkan kebebasan beragamanya, dan para panglima perang dijanjikan sejumlah besar uang untuk mundur. Charles kemudian mulai kebingungan tentang bagaimana mendapatkan uang yang ia janjikan.
Akhirnya parlemen dipanggil kembali pada musim semi tahun 1640, untuk pertama kalinya setelah sebelas tahun. Anggota Parlemen memanfaatkan kesempatan mereka dan kesulitan militer raja untuk menjamin kelangsungan hidup mereka di masa depan. Uang akan dikumpulkan tetapi hanya dengan syarat bahwa undang - undang disahkan oleh Parlemen dan parlemen tidak dapat dibubarkan oleh keinginan raja. Charles menyetujui persyaratan tersebut, tetapi hanya untuk ia langgar di kemudian hari.
Perang Saudara
Pada tahun 1641 pemberontakan besar pecah melawan kekuasaan Inggris di Irlandia, didorong oleh keluhan atas penyitaan tanah oleh Inggris dan pekerjaan eksklusif untuk imigran Inggris dan Skotlandia di banyak perkebunan besar. Charles dan Parlemen Inggris masih berselisih mengenai pembentukan pasukan yang diperlukan untuk memadamkan pemberontakan. Dengan beragam perselisihan yang terjadi, bukan menemukan solusi untuk memadamkan pemberontakan, hasilnya parlemen juga berbalik untuk melawan raja memecah Inggris ke dalam dua kubu, Royalis vs Parlementaria. Pasukan kerajaan dibentuk, dan tahap pertempuran Perang Saudara Inggris dimulai pada November 1642.
Bagian barat dan utara Inggris tetap setia kepada raja dengan pengecualian beberapa pusat terpencil yang mencakup Gloucester, Plymouth, dan Hull. London dan bagian tenggara Inggris juga dikendalikan oleh Parlemen. Raja mendapat dukungan dari House of Lords (Dewan Bangsawan). Anggota Parlemen memiliki kendali atas angkatan laut dan pedagang.
Royalis memenangkan pertempuran besar pertama di Edgehill, Warwickshire pada 23 Oktober 1642. Setengah dari pertempuran skala besar yang pernah terjadi di tanah Inggris terjadi selama dekade perang saudara yang berdarah ini.
Bagian barat dan utara Inggris tetap setia kepada raja dengan pengecualian beberapa pusat terpencil yang mencakup Gloucester, Plymouth, dan Hull. London dan bagian tenggara Inggris juga dikendalikan oleh Parlemen. Raja mendapat dukungan dari House of Lords (Dewan Bangsawan). Anggota Parlemen memiliki kendali atas angkatan laut dan pedagang.
Royalis memenangkan pertempuran besar pertama di Edgehill, Warwickshire pada 23 Oktober 1642. Setengah dari pertempuran skala besar yang pernah terjadi di tanah Inggris terjadi selama dekade perang saudara yang berdarah ini.
Lukisan abad ke-19 yang menggambarkan Charles (tengah dengan selempang biru) sebelum pertempuran Edgehill, 1642
WikimediaCommons
WikimediaCommons
Royalis membuat awal yang kuat, dan kavaleri mereka tetap tak terkalahkan sampai 1644. Perlahan-lahan anggota Parlemen di bawah jenius militer Oliver Cromwell mulai menang dalam pertempuran. Pertempuran Naseby pada Juni 1645 dan kekalahan tentara Royalis mungkin menandai titik balik dalam perang, meskipun pertempuran masih terus berlangsung hingga 1649.
Kekalahan Charles
Anggota Parlemen dengan bantuan pasukan Skotlandia, memenangkan pertempuran Marston Moor pada 2 Juli 1644. Pada Pertempuran Naseby di Northamptonshire Charles memimpin pasukan langsung melawan Anggota Parlemen yang dipimpin oleh Jenderal Fairfax. Anggota Parlemen memenangkan pertempuran tersebut.
Pada Januari 1647 Charles dipenjarakan oleh Cromwell dan ditempatkan sebagai tahanan rumah di Istana Hampton Court, Pada 11 November 1647 Charles melarikan diri dan ditangkap kembali dan ditahan di Kastil Carisbrooke, Isle of Wight. Namun terlepas dari banyak kesempatan, Charles menolak untuk bertobat dan berdamai. Dia dengan keras kepala menolak untuk menerima kekalahan atau tunduk pada parlemen.
Pada Januari 1647 Charles dipenjarakan oleh Cromwell dan ditempatkan sebagai tahanan rumah di Istana Hampton Court, Pada 11 November 1647 Charles melarikan diri dan ditangkap kembali dan ditahan di Kastil Carisbrooke, Isle of Wight. Namun terlepas dari banyak kesempatan, Charles menolak untuk bertobat dan berdamai. Dia dengan keras kepala menolak untuk menerima kekalahan atau tunduk pada parlemen.
Lukisan Charles I dicemooh oleh tentara Cromwell
Delaroche/WikimediaCommons
Delaroche/WikimediaCommons
Pada 1 Desember 1648, Perwira Parlemen akhirnya dikirim ke pulau itu, dan mereka membawa raja ke Kastil Hurst. Charles terus mendorong Royalis untuk berjuang, dan pasukan Skotlandia dikerahkan untuk membantunya, namun dikalahkan lagi.
Pada akhirnya, Charles diadili pada 20 Januari 1649 dan dinyatakan bersalah atas tirani, pengkhianatan, dan perang terhadap rakyatnya sendiri. Charles tidak membuat pembelaan karena dia tidak menganggap pengadilan memiliki otoritas apa pun atas dirinya.
Pada akhirnya, Charles diadili pada 20 Januari 1649 dan dinyatakan bersalah atas tirani, pengkhianatan, dan perang terhadap rakyatnya sendiri. Charles tidak membuat pembelaan karena dia tidak menganggap pengadilan memiliki otoritas apa pun atas dirinya.
Raja yang disebut hanya "Charles" di depan pengadilan, dijatuhi hukuman mati dengan pemenggalan kepala. Dokumen tersebut, yang membawa stempel dari komisioner pengadilan yang terlibat, bertahan hingga hari ini dan menunjukkan bahwa hanya 59 orang dari 159 orang yang berani membubuhkan stempel mereka.
Dokumen persetujuan eksekusi Raja Charles I
National Archives (public domain)
National Archives (public domain)
Perpisahan
Charles I hanya diberi waktu tiga hari untuk membereskan urusannya dan mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya. Setelah persidangan, Charles pergi ke Istana Whitehall, ia menolak untuk bertemu siapa pun kecuali anak-anaknya dan pendetanya, Uskup Juxon. Keesokan harinya Raja dipindahkan ke Istana St James. Charles menghabiskan hari itu dengan membakar kertas, berdoa dan mengucapkan selamat tinggal kepada dua anak bungsunya, Henry Duke of Gloucester, berusia 9 tahun dan Putri Elizabeth, yang berusia 11 tahun.
Lima anak Charles I, tahun 1637. Kiri ke kanan: Mary, James, Charles, Elizabeth dan Anne.
Anthony van Dyck/WikimediaCommons
Anthony van Dyck/WikimediaCommons
Charles mengatakan kepada dua bungsunya untuk tidak berduka, mereka harus mematuhi kakak laki-laki mereka Charles II. Elizabeth menangis histeris ketika dia menyadari bahwa dia tidak akan dapat melihat ayahnya lagi, dan Charles menyembunyikan air matanya untuk menenangkan putrinya. "Sweetheart, you will forget this", Charles menghibur putrinya Elizabeth. Dia mencatat setiap detail dalam buku hariannya malam itu. Istrinya, Henrietta Maria telah melarikan diri ke luar negeri sejak awal perang, dan anak-anaknya yang lain juga berada di pengasingan.
Keesokan paginya, Selasa 30 Januari 1649 Raja bangun pagi-pagi dan berpakaian untuk cuaca dingin, meminta kemeja yang lebih tebal dari biasanya, sehingga dia tidak menggigil, dan orang-orang tidak akan mengira dia gemetar ketakutan. Dia kemudian berdoa sampai pintu diketuk pada pukul 10 pagi. Charles, Uskup Juxon dan pelayannya Thomas Herbert berjalan melintasi Taman St. James. Raja Charles mengenakan jubah hitam, dikelilingi oleh penjaga.
Raja dibawa ke kamar tidurnya di Istana Whitehall, untuk menunggu panggilan menuju eksekusi. Tiga jam kemudian ia dipanggil, Charles berjalan melintasi lantai Banqueting House, di bawah lukisan langit-langit yang 20 tahun ia pesan dari Rubens.
Hari Eksekusi
Keesokan paginya, Selasa 30 Januari 1649 Raja bangun pagi-pagi dan berpakaian untuk cuaca dingin, meminta kemeja yang lebih tebal dari biasanya, sehingga dia tidak menggigil, dan orang-orang tidak akan mengira dia gemetar ketakutan. Dia kemudian berdoa sampai pintu diketuk pada pukul 10 pagi. Charles, Uskup Juxon dan pelayannya Thomas Herbert berjalan melintasi Taman St. James. Raja Charles mengenakan jubah hitam, dikelilingi oleh penjaga.
Raja dibawa ke kamar tidurnya di Istana Whitehall, untuk menunggu panggilan menuju eksekusi. Tiga jam kemudian ia dipanggil, Charles berjalan melintasi lantai Banqueting House, di bawah lukisan langit-langit yang 20 tahun ia pesan dari Rubens.
Gambar ilustrasi pemenggalan Charles I di halaman Banqueting House, Whitehall
WikimediaCommons
WikimediaCommons
Kerumunan besar telah berkumpul dalam cuaca buruk bulan Januari. Raja menyambut kematian dengan penuh martabat, Kemudian di depan rakyatnya sebelum eksekusi, Charles menyatakan :
"Saya harus memberi tahu kalian bahwa kebebasan dan kemerdekaan rakyat terdiri dari memiliki Pemerintah, undang-undang yang dengannya kehidupan dan kebaikan rakyat dapat menjadi milik mereka sendiri. Bukan karena rakyat memiliki bagian dalam Pemerintahan, Pemerintah tidak ada hubungannya dengan rakyat. Rakyat dan penguasa adalah hal yang berbeda." -terjemahan bebas
Tapi rakyat ditahan begitu jauh sehingga pidato singkat terakhir Raja Charles I hilang di udara. Pidato tersebut didengar oleh Uskup Juxon.
Raja melepas jubahnya dan berbaring. Dia mengatakan kepada algojo bahwa dia akan membaca doa singkat, dan kemudian memberikan sinyal bahwa dia sudah siap. Setelah beberapa saat, Raja mengulurkan tangannya, dan kapak jatuh, algojo memenggal kepalanya.
Raja melepas jubahnya dan berbaring. Dia mengatakan kepada algojo bahwa dia akan membaca doa singkat, dan kemudian memberikan sinyal bahwa dia sudah siap. Setelah beberapa saat, Raja mengulurkan tangannya, dan kapak jatuh, algojo memenggal kepalanya.
Saya beralih dari mahkota yang fana menjadi mahkota abadi ,di mana tidak ada gangguan, tidak ada gangguan di dunia.
Charles I, beberapa menit sebelum kapak algojo jatuh
Charles I, beberapa menit sebelum kapak algojo jatuh
Restorasi
Inggris menjadi negara republik, gelar dan jabatan monarki dihapuskan tetapi tidak di Skotlandia, House of Lords dihapuskan, Gereja Inggris direformasi, dan bahkan Mahkota kerajaan Inggris dipecah dan dijual. Skotlandia tetap setia kepada raja, dan putra sulung Charles I, Charles II secara garis keturunan adalah rajanya. Namun, tentara Skotlandia dikalahkan oleh tentara Inggris dan calon raja, Charles II Of England terpaksa melarikan diri ke Prancis.
Perang Saudara Inggris akhirnya berakhir tetapi anggota Parlemen terpecah karena beberapa menginginkan reformasi radikal dan yang lain keberatan.
Ketidaksepakatan menyebabkan Parlemen dibubarkan pada tahun 1653. Oliver Cromwell kemudian diangkat menjadi Lord Protector tetapi pemerintahannya yang otoriter, lebih dari yang pernah dilakukan Charles, membuat banyak orang menginginkan moderasi dan tradisi monarki lama. Kesalahan paling populer Cromwell adalah keputusannya untuk menghapuskan Natal dan Paskah.
Ketika Cromwell meninggal pada 1658, republiknya mati bersamanya. Ironisnya untuk seorang republikan, penerus yang dipilih Cromwell adalah putranya Richard Cromwell, tetapi dia tidak menikmati banyak dukungan.
Ketika Charles II kembali dari pengasingan pada tahun 1661, opini publik telah berayun kembali ke belakang monarki. Banyak orang benar-benar muak dengan pengekangan Puritanisme. Oliver Cromwell telah gagal menciptakan Parlemen yang berfungsi dan putranya yang tidak kompeten, terpaksa mengundurkan diri. Alih-alih menanggung Perang Saudara lainnya, Parlemen mengundang putra mendiang Raja Charles untuk kembali berkuasa.
Di bawah Charles II, 41 anggota republik yang masih hidup yang telah memberi stempel atas surat eksekusi ayahnya dipanggil untuk bertanggung jawab. Sebagian besar melarikan diri, atau menyerah secara sukarela untuk menghindari eksekusi. Sepuluh orang yang menolak untuk memohon pengampunan diadili dan dijatuhi hukuman mati. Setelah Restorasi, para royalis menggali mayat Oliver Cromwell yang membusuk dan menggantungnya di Tyburn.
Charles I tetap menjadi satu-satunya raja Inggris yang diadili dan dieksekusi karena pengkhianatan. Pada tahun-tahun setelah kematiannya, kekacauan Parlemen dan pada akhirnya kegagalan untuk membentuk pemerintahan yang berfungsi membuat rakyat sejahtera mulai memandang Charles I secara berbeda.
Mungkin warisan terpenting Charles I adalah koleksi seninya yang luar biasa, yang sekarang menjadi Koleksi Kerajaan. Eksekusi Charles I diperingati setiap tahun pada tanggal 30 Januari dengan kebaktian di Rumah Perjamuan.
Ketika Cromwell meninggal pada 1658, republiknya mati bersamanya. Ironisnya untuk seorang republikan, penerus yang dipilih Cromwell adalah putranya Richard Cromwell, tetapi dia tidak menikmati banyak dukungan.
Ketika Charles II kembali dari pengasingan pada tahun 1661, opini publik telah berayun kembali ke belakang monarki. Banyak orang benar-benar muak dengan pengekangan Puritanisme. Oliver Cromwell telah gagal menciptakan Parlemen yang berfungsi dan putranya yang tidak kompeten, terpaksa mengundurkan diri. Alih-alih menanggung Perang Saudara lainnya, Parlemen mengundang putra mendiang Raja Charles untuk kembali berkuasa.
Warisan Raja Charles
Di bawah Charles II, 41 anggota republik yang masih hidup yang telah memberi stempel atas surat eksekusi ayahnya dipanggil untuk bertanggung jawab. Sebagian besar melarikan diri, atau menyerah secara sukarela untuk menghindari eksekusi. Sepuluh orang yang menolak untuk memohon pengampunan diadili dan dijatuhi hukuman mati. Setelah Restorasi, para royalis menggali mayat Oliver Cromwell yang membusuk dan menggantungnya di Tyburn.
Charles I tetap menjadi satu-satunya raja Inggris yang diadili dan dieksekusi karena pengkhianatan. Pada tahun-tahun setelah kematiannya, kekacauan Parlemen dan pada akhirnya kegagalan untuk membentuk pemerintahan yang berfungsi membuat rakyat sejahtera mulai memandang Charles I secara berbeda.
Mungkin warisan terpenting Charles I adalah koleksi seninya yang luar biasa, yang sekarang menjadi Koleksi Kerajaan. Eksekusi Charles I diperingati setiap tahun pada tanggal 30 Januari dengan kebaktian di Rumah Perjamuan.