Gilgamesh dideskripsikan sebagai raja yang kejam pada awalnya
Gilgameshadalah Raja Uruk di Mesopotamia terkenal dari The Epic of Gilgamesh yang ditulis abad 2150 - 1400 SM, karya sastra Sumeria / Babilonia yang dibuat ribuan tahun sebelum masehi, merupakan Epik (syair kepahlawanan) tertua di dunia. Gilgamesh merupakan tokoh semi-mitik yang juga merupakan bagian dari Mitologi Mesopotamia Kuno, banyak kisah mistik dalam syair kepahlawanannya, seperti Gilgamesh meninggalkan kerajaannya setelah kematian sahabatnya, Enkidu. Ia ingin menemui Utnapishtim dan mendapatkan kehidupan abadi, meskipun dia gagal mendapatkan keabadian, pencarian itu sendiri memberi arti pada hidupnya. Tema ini telah dieksplorasi oleh penulis dan filsuf dari seluruh dunia.
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
Gilgamesh menakhlukan singa dan ular
Jastrow/WikimediaCommons
SEJARAH DAN LEGENDA GILGAMESH
Ayah Gilgamesh adalah Raja Lugalbanda tertulis dalam dua puisi Sumeria tentang kemampuan sihirnya yang kuat dan ibu Gilgamesh adalah Dewi Ninsun juga dikenal sebagai Ninsumun, Bunda Suci dan Ratu Agung. Oleh karena itu, Gilgamesh adalah "manusia setengah dewa" yang telah hidup sangat lama. Daftar Raja Sumeria mencatat masa pemerintahannya selama 126 tahun, Ia merupakan raja yang sangat sakti.
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
Dikenal sebagai 'Bilgames' dalam bahasa Sumeria, 'Gilgamos' dalam bahasa Yunani, dan terkait erat dengan sosok Dumuzi dari puisi Sumeria The Descent of Inanna, Gilgames secara luas diterima sebagai raja Uruk yang ke lima dalam sejarah. Gilgamesh memerintah pada abad ke-26 SM. Pengaruhnya yang begitu luar biasa memunculkan legenda tentang Gilgamesh. Bahwa Gilgamesh merupakan sosok manusia setengah dewa yang sakti mandra guna. Kisah-kisah tersebut banyak sekali diceritakan dalam catatan kuno tentang status kedewaannya, perjalanan hidup dan perbuataannya yang akhirnya memuncak dalam kisah-kisah yang ditemukan dalam The Epic of Gilgamesh. Raja-raja Mesopotamia setelah Gilgamesh sering menggunakan Gilgamesh sebagai nenek-moyangnya. Yang paling terkenal, Shulgi dari Ur (2029-1982 SM), dianggap sebagai raja terbesar dari Periode Ur ke-3 (2047-1750 SM) di Mesopotamia. Ia mengklaim bahwa Lugalbanda dan Ninsun sebagai orang tuanya, dan Gilgames adalah saudaranya untuk meningkatkan citranya di depan rakyat.Peta Sumeria Kuno
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
PERKEMBANGAN TEKS SEJARAH
Teks versi Akkadiaditemukan di Niniwe (kota di Irak) pada reruntuhan perpustakaan Ashurbanipal tahun 1849 M oleh arkeolog Austin Henry Layard. Ekspedisi Layard adalah bagian dari inisiatif lembaga dan pemerintah Eropa pada pertengahan abad ke-19 untuk mendanai ekspedisi ke Mesopotamia guna menemukan bukti fisik untuk menguatkan peristiwa yang dijelaskan dalam Alkitab. Apa yang ditemukan dalam ekspedisi tersebut adalah bahwa Alkitab yang dianggap sebagai buku tertua di dunia yang di dalamnya terdapat kisah-kisah, mengambil kisah dalam mitos-mitos Sumeria yang jauh lebih tua.
Epic of Gilgamesh juga merupakan kompilasi dari kisah-kisah, yang diturunkan secara lisan kemudian yang akhirnya ditulis 700-1000 tahun setelah pemerintahan Gilgamesh. Penulis kisah Gilgamesh yang ditemukan Layard adalah penulis dari Babilonia yaitu Shin-Leqi-Unninni yang menuliskan kompilasi kisah Gilgamesh sekitar tahun 1300-1000 SM dianggap sebagai penulis pertama di dunia yang dikenal dengan nama sampai ditemukannya karya Enheduanna(2285-2250 SM), anak perempuan Sargon dari Akkad. Shin-Leqi-Unninni memanfaatkan sumber-sumber dari Sumeria untuk membuat cerita-cerita Gilgamesh telah menjadi pahlawan populer selama berabad-abad pada saat epik itu dibuat.
Dalam kisah Sumeria tentang Inanna dan Pohon Huluppu , di mana dewi Inanna (Dewi Cinta dan PerangSumeria) menanam pohon di tamannya. Pohon tersebut diharapkan suatu hari dapat dibuat kursi dan tempat tidur. Namun pohon itu dikerumuni oleh ular di akarnya, setan perempuan (lilitu) di batangnya, dan burung Anzu di cabang-cabang pohonnya. Dewi Inanna pun mencoba melenyapkan "hama" yang mengerumuni pohonnya namun gagal, maka ia meminta bantuan saudara laki-lakinya, Utu (Dewa Matahari). Namun Utu menolak dan permintaan tersebut didengar oleh Gilgamesh yang kemudian datang dengan senjata lengkap, dan membunuh ular, setan perempuan dan burung Anzu kemudian melarikan diri. Ini dianggap sebagai penampilan pertama Gilgames dalam puisi heroik (epik) dan dia menyelamatkan seorang dewi yang kuat dari situasi yang sulit menunjukkan betapa sudah saktinya Gilgamesh sejak awal.
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
Kisah-kisah lain juga menyebutkan Gilgamesh merupakan pahlawan besar dan raja dalam sejarah kemudian diberikan status sepenuhnya sebagai dewa. Dia dipandang sebagai saudara laki-laki Inanna, salah satu dewi paling populer di seluruh Mesopotamia. Doa-doa yang ditemukan tertulis di lempengan tanah liat menunjukan bahkan setelah kematiannya, Gilgamesh di akhirat menjadi hakim di alam kubur yang bisa dibandingkan dengan Hakim alam kubur Yunani yang terkenal yaitu : Rhadamanthus, Minos, dan Aeacus.
Quote:
KISAH KEPAHLAWANAN GILGAMESH
Dalam The Epic of Gilgamesh, Gilgamesh dianggap terlalu sombong oleh para dewa sehingga mereka memutuskan untuk memberinya pelajaran dengan mengirim manusia sakti, Enkidu, untuk memberi Gilgamesh pelajaran. Enkidu dan Gilgamesh dianggap seimbang oleh orang-orang tetapi, setelah pertempuran sengit , Enkidu dikalahkan. Enkidu dengan lapang dada menerima kekalahannya kemudian keduanya menjadi teman dan memulai petualangan bersama.
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
Mereka membunuh Humbaba, iblis atau penjaga Hutan Cedar, yang menarik perhatian Dewi Inanna (dalam cerita Akkadia / Babiloniadikenal dengan nama Ishtar). Dewi Inanna mencoba merayu Gilgames tetapi Gilgamesh menolaknya, semua pria yang Inanna jadikan kekasih, hidup mereka berakhir buruk. Inanna sangat marah dan mengirim saudara iparnya, Banteng Surga turun ke bumi untuk menghancurkan Gilgamesh. Enkidu datang untuk membantu Gilgamesh dan membunuh Banteng Surga, tetapi dengan melakukan itu, Enkidu yang sebelumnya diutus para dewa dianggap telah menentang para dewa dan dijatuhi hukuman mati.
Ketika Enkidu meninggal, Gilgamesh jatuh ke dalam kesedihan yang mendalam dan merasakan kematiannya sendiri melalui kematian temannya tersebut. Gilgamesh pun mulai mempertanyakan makna hidup dan nilai pencapaian manusia dalam menghadapi kematian. Dia menangis :
Quote:
Kematian Enkidu menghilangkan semua kesombongan Gilgamesh, ia memulai pencarian untuk menemukan arti hidup dan cara untuk mengalahkan kematian. Dia melakukan perjalanan melalui pegunungan, melewati lautan luas, dan akhirnya menemukan Utnapishtim yang menawarkan dua syarat untuk keabadian. Pertama, dia tidak boleh terjaga selama enam hari enam malam artinya Gilgamesh harus tidur selama waktu tersebut. Kedua, dia harus melindungi tanaman ajaib. Gilgamesh gagal memenuhi persyaratan tersebut, seekor ular memakan tanaman itu sementara Gilgamesh sedang tertidur. Gagal mendapatkan keabadian, Gilgamesh kembali ke rumah. Bigitulah salah satu rangkuman kisah dalam The Epic of Gilgamesh.
PENINGGALAN DAN PERDEBATAN BERKELANJUTAN
Melalui perjuangannya menemukan makna kehidupan, Gilgamesh menantang kematian ia menjadi pahlawan pertama dalam syair kepahlawanan sastra dunia. Duka Gilgamesh dan pertanyaan yang ditimbulkan oleh kematian temannya, kemudian beresonansi dengan setiap manusia yang bergumul dalam pencarian makna hidup saat menghadapi kematian. Meskipun Gilgames akhirnya gagal memenangkan keabadian dalam cerita, perbuatannya hidup melalui kata-kata tertulis dan dikenal sampai saat ini.
Kisah Gilgames dalam Epos V Gilgamesh
Osama Shukir Muhammed Amin FRCP (Glasg)/WikimediaCommons
Sejak The Epic of Gilgamesh ada dalam bentuk lisan jauh sebelum ditulis, ada banyak perdebatan mengenai apakah kisah tersebut ditulis pada masa awal Sumeria atau setelah masuknya pengaruh budaya Babilonia. Versi cerita yang paling terjaga berasal dari Shin-Leqi-Unninni yang kemungkinan besar kisahnya berasal dari sumber asli Sumeria. Mengenai hal ini, Orientalis Samuel Noah Kramer menulis:
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
Quote:
Bukti sejarah keberadaan Gilgamesh ditemukan dalam prasasti yang memuji dia dengan pembangunan tembok besar Uruk (sekarang Warka, Irak) yang dalam cerita adalah tempat dia pertama kali mencatat perbuatan besarnya dalam pencarian makna hidup. Ada referensi lain dari tokoh-tokoh sejarah terkenal pada masanya seperti Raja Enmebaragesi dari Kish dan tentu saja daftar Raja Sumeria dan legenda yang tumbuh di sekitar masa pemerintahannya.
Sampai saat ini Gilgamesh masih dibicarakan dan ditulis. Sebuah tim Arkeolog Jerman mengklaim telah menemukan Makam Gilgames pada bulan April 2003 M. Penggalian arkeologi, yang dilakukan melalui teknologi modern yang melibatkan magnetisasi di dalam dan sekitar dasar sungai Efrat, telah mengungkapkan bangunan tertentu, dan struktur yang dijelaskan dalam The Epic of Gilgamesh termasuk makam Raja Agung. Menurut legenda, Gilgmesh dimakamkan di dasar Sungai Efrat ketika sungai terbelah saat kematiannya.
Pertanyaan apakah Gilgamesh benar-benar ada atau tidak masih menjadi perdebatan, bagaimanapun Gilgamesh telah hidup selama berabad-abad sampai saat ini dalam ingatan siapapun yang membaca atau mendengarkan kisahnya. Di akhir cerita, ketika Gilgamesh terbaring sekarat, narator berkata :
Quote:
Kisah kegagalan Gilgames untuk mewujudkan mimpinya tentang keabadian adalah sarana untuk mencapainya. Epik itu sendiri adalah keabadian dan telah menjadi inspirasi untuk kisah serupa yang telah ditulis sejak saat itu.
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
Gilgames mendorong harapan bahwa, meskipun seseorang tidak dapat hidup selamanya, pilihan yang dibuat dalam hidup bergema dalam kehidupan orang lain. Mungkin teman, keluarga, kenalan, atau mungkin orang asing yang hidup setelah kematian seseorang yang terus tersentuh oleh kisah abadi pahlawan yang menolak kehidupan tanpa makna. Perjuangan Gilgames melawan ketidakberartian mendefenisikan dirinya serta mendefinisikan siapa pun yang pernah hidup serta pencariannya terus menginspirasi siapapun yang menyadari bahwa betapa abadinya perjuangan itu.