Rabu, 01 April 2020

Penceramah ini Sebut Corona Mewabah Karena Habib Rizieq Dilarang Pulang


Penceramah ini Sebut Corona Mewabah Karena Habib Rizieq Dilarang Pulang

Beredar video seorang penceramah menyebut wabah virus corona Covid-19 masuk Indonesia lantaran Habib Rizieq tak boleh pulang.

Video ini dengan cepat menjadi viral dan mendapat tanggapan sejumlah tokoh populer di media sosial.

Video tersebut diunggah oleh Alqarni_Pro dan berdurasi 29 detik. Terlihat seorang penceramah menggebu-gebu menyampaikan pidato dalam sebuah acara.
Dalam pidatonya, penceramah itu menyebut, para habaiblah yang membawa kedamaian di alam semesta.

"Mereka para habaib, mereka adalah alasan yang membawa daripada kedamaian. Adanya para habaib, yang membuat Allah memberikan keamanan kepada seluruh penduduk alam semesta," 
dalam video tersebut.

Penceramah ini Sebut Corona Mewabah Karena Habib Rizieq Dilarang Pulang

Penceramah itu lantas menyinggung soal pandemi Covid-19 yang kekinian mengancam keselamatan warga Indonesia.

Ia mengklaim pandemi virus corona tersebut ada kaitannya dengan pentolan FPI Habib Rizieq Shihab yang dilarang pulang ke Indonesia.

"Corona datang, musibah-musibah datang tiada lain dan tiada bukan saudara pasti kesalahan ini ada kaitannya. Apa kaitannya? Karena Habib Rizieq tidak boleh kembali ke Tanah Air. Allah Taala murka lalu kirim corona ke Indonesia," imbuhnya.

Video itu nyatanya menuai perhatian Rais Syuriah PCNU Australia Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir.

Melalui akun Twitter pribadinya, Gus Nadir membagikan ulang video dan mengatakan tidak mengenali sosok penceramah tersebut.

"Saya gak tau siapa yang ceramah seperti ini," kata Gus Nadir.

"Tapi jika benar beliau mengatakan bahwa corona itu masuk ke Indonesia karena Habib Rizieq Shihab dilarang pulang, maka pernyataan ini bukan hanya bermasalah secara teologis tapi juga tidak logis," tandasnya.

Download GTA San Andreas Mobile

Lockdown Corona : Revolusi Mengintai Italia


Lockdown Corona : Revolusi Mengintai Italia

POJOKSATU.id, JAKARTA –

Pemerintah Italia kini pusing tujuh keliling dengan situasi di negara tersebut karena pandemi Virus Corona. Kebijakan lockdown kini malah berdampak buruk pada kekacauan sosial dan ancaman revolusi.


Kegelisahan warga Italia sedang mencapai titik puncak selama penguncian (Lockdown) karena wabah corona. Kini seruan revolusi mulai menguat.

Setelah Italia menerapkan lockdown sejak dua pekan lalu, warga mulai kekurangan bahan makanan. Bisnis London melaporkan bahwa sejumlah warga di Negeri Pizza itu mulai menjarah supermarket.

Ribuan orang Italia kehilangan mata pencaharian dan kekurangan makanan di rumah, seorang ayah di Palermo mengaku stok makanan sudah hampi habis, bahkan untuk makan roti buat putrinya juga susah.

Dalam sebuah video yang ditujukan kepada Perdana Menteri Italia, Conte mengatakan: “Sudah 15 hingga 20 hari kita berada di dalam (rumah).

“Kami sudah berada di batas kesabaran kami.”

“Seperti putriku, anak-anak lain dalam beberapa hari tidak akan bisa makan roti ini. Yakinlah, kamu akan menyesali ini karena kita akan melakukan revolusi.”

Download GTA San Andreas Mobile

Banyak negara di Eropa mengalami perpanjangan penguncian, khususnya di Spanyol dan Italia karena kasus Covid-19 meningkat dengan cepat di dua negara tersebut.

Seorang pejabat Palang Merah telah memperingatkan bahwa kota-kota Eropa akan segera meletus dengan kerusuhan sipil, karena ini adalah “bom sosial.”

Francesco Rocca, kepala Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Masyarakat (IFRC) mengatakan kepada konferensi pers Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), “Banyak orang yang hidup sangat terpinggirkan, dalam apa yang disebut lubang hitam masyarakat.”

“Di lingkungan yang paling sulit di kota-kota terbesar saya khawatir bahwa dalam beberapa minggu kita akan menghadapi masalah sosial.”

“Ini adalah bom sosial yang bisa meledak kapan saja, karena mereka tidak punya cara untuk mendapatkan penghasilan.”

Rocca mengatakan bahwa puluhan ribu orang telah terkena dampak buruk dari penguncian untuk memutus rantai penyebaran virus corona.

Sebagai akibat dari penguncian, jutaan keluarga di seluruh Eropa mengalami penurunan pendapatan atau bergantung pada tunjangan negara.

Kepala Palang Merah memperingatkan bahwa kerusuhan sipil tinggal beberapa minggu lagi.

Source:
https://pojoksatu.id/news/internasio...gintai-italia/

https://www.express.co.uk/news/world...tion-shortages


Download GTA San Andreas Mobile

Minggu, 29 Maret 2020

Sekilas Tentang Lahirnya Virus Penyebab AIDS


Sekilas Tentang Lahirnya Virus Penyebab AIDS
Virus HIV (warna hijau) di dalam darah manusia


Ketika suatu virus penyakit yang belum dikenal sebelumnya menyerang manusia, orang mungkin akan menyangka bahwa virus tersebut bersumber dari hewan, dan tidak akan ada seorangpun yang akan menyangka jika virus tersebut adalah hasil rekayasa genetika. Hampir semua manusia memahami bahwa semua jenis virus (contoh: virus flu, anthrax, flu burung, ebola, SARS, MERS, corona, dan lain-lain) di dunia ini tercipta secara alami. Dalam kasus AIDS, sangkaan serupa merupakan penjelasan paling populer di antara para ilmuwan. AIDS pertama kali menyita perhatian publik pada tahun 1981, ketika Centers for Disease Control(CDC) Amerika Serikat mencatat adanya 5 orang pria homoseksual yang menderita penyakit asing (penyakit asing ini akhirnya diketahui adalah radang paru-paru sangat parah yang disebabkan oleh jamur Pneumocystis Jiroveci). Pada tahun 1982, seorang laki-laki anak pejabat pemerintah di Republik Congo dari kota Kinshasa meninggal dunia dalam usia 8 tahun di Stockholm, Belgia. Ketika diuji darahnya, anak ini positif terinfeksi sebuah virus asing yang merusak sistem kekebalan tubuh. Lalu pada tahun 1983, penelitian laboratorium Luc Montagnier beserta koleganya berhasil mengisolasi sebuah virus yang kemudian dikenal dengan nama human immunodeficiency virus disingkat HIV. Dua tahun kemudian, sejenis virus mirip HIV ditemukan di dalam tubuh monyet-monyet Afrika yang kemudian disebutsimian immunodeficiency virusalias SIV. Dalam hubungannya dengan AIDS, beberapa ilmuwan ada yang berpendapat bahwa virus SIV, entah bagaimana caranya, masuk ke dalam tubuh manusia lalu berkembang dan berubah menjadi virus HIV.

Seperti virus lainnya, HIV juga memiliki struktur genetika. Uniknya, 2 jenis utama virus HIV, yaitu HIV-1 (penyebab AIDS) dan HIV-2 (sangat mirip dengan virus SIV dan ditemukan di hampir seluruh wilayah Afrika sebelah barat) memiliki struktur genetika yang berbeda satu sama lain. Di samping itu, virus HIV sangat sulit bertahan hidup di luar tubuh suatu makhluk hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan mati jika berada di udara terbuka, dan hanya bisa hidup di dalam darah dan selaput lendir (mukosa) suatu makhluk hidup. Maka dari itu, wajar jika muncul pertanyaan: Kapan dan dimana penyakit AIDS pertama kali ditemukan? Mungkinkah virus SIV berkembang dan berubah menjadi virus HIV-2, lalu berubah lagi menjadi virus HIV-1 di dalam tubuh manusia? Bagaimana awalnya virus SIV bisa masuk ke dalam tubuh manusia?

Jika dilihat berdasarkan asal-usul virusnya, HIV sebagai penyebab penyakit AIDS pertama kali terdeteksi di wilayah Afrika Sub Sahara. Menariknya, kemunculan pertama kali AIDS di Afrika Sub Sahara terjadi setelah dilaksanakannya program pemberantasan penyakit Polio dengan cara pemberian vaksin Polio kepada penduduk salah satu negara di wilayah Afrika Sub Sahara ini, yaitu Republik Demokratik Congo (sekarang ada juga yang menyebutnya Zaire) pada tahun 1950-an. Ketika itu, diketahui lebih dari 600.000 penduduk Congo yang mendapatkan vaksin Polio yang meliputi penduduk Kinshasa (dulu bernama Leopoldville), Burundi, Rwanda, Lubudi, Katanga, Lisala, Kikwit, dan Matadi. Pada tahun 1969, ketika sampel darah yang diambil dari seorang pria warga kota Kinshasa pada tahun 1959 diteliti, ternyata darah tersebut telah positif terinfeksi virus HIV-1. Sampai dengan tahun 1991, Hilary Koprowski, salah seorang petinggi diWistar Institute Committee Amerika Serikat masih menyimpan stok vaksin polio yang digunakan pada tahun 1950 di Congo. Seorang peneliti medis bernama Robert Bohannon pernah mengirim surat kepada Koprowski untuk meminta Koprowski agar meneliti stok vaksin tersebut agar bisa diketahui apakah vaksin polio tahun 1950 tersebut terkontaminasi virus SV40 atau tidak. Koprowski sama sekali tidak menggubris permintaan Bohannon ini. Namun pada tahun 1992, Wistar Institute Committee mengeluarkan rekomendasi agar vaksin polio tidak lagi dibuat dengan menggunakan sel dari ginjal monyet, karena dimungkinkan adanya virus lain dari monyet yang belum diketahui yang akan menyebabkan terkontaminasinya vaksin polio. Sementara itu, pada tahun yang sama, atas nama AIDS/Poliovirus Advisory CommitteeAmerika Serikat, 5 orang profesor mikrobiologi dan David Ho (Direktur Aaron Diamond AIDS Research Center) menyatakan bahwa pembuatan vaksin polio dengan menggunakan sel ginjal monyet tidak berbahaya.

Fakta menarik lainnya adalah bahwa pada tahun 1960-an virus HIV terdeteksi di Haiti. Lalu pada tahun 1955-1963, Ben Sweet dan Maurice Hilleman menemukan bahwa 10% sampai dengan 30% vaksin polio di Amerika Serikat terkontaminasi oleh sejenis virus SIV bernama SV40. Ketika itu, lebih dari 10 juta warga Amerika Serikat mengkonsumsi vaksin polio yang mengandung SV40 tersebut. Menurut Barbara Fisher dari National Vaccine Information Center Amerika Serikat pada tahun 2013, peristiwa tahun 1960 itu terjadi karena Jonas Salk (pencipta vaksin polio) memakai rhesus (sistem penggolongan darah berdasarkan ada atau tidaknya antigen di permukaan sel darah merah) monyet yang darahnya mengandung SV40 dalam proses pembuatan vaksin polio. Dengan begitu bisa dipahami bahwa pada tahun 1960-an terdapat lebih dari 10 juta tubuh penduduk Amerika Serikat yang telah menjadi inang bagi virus SV40 untuk beradaptasi dengan tubuh manusia, sehingga bisa bertahan hidup, tumbuh, berkembang, dan bahkan mungkin bermutasi.

Kemudian pada tahun 1970, pada sebuah acara simposium khusus di Belgia yang disponsori oleh NATO (sebuah organisasi internasional untuk keamanan bersama atau persekutuan militer yang dibentuk dari sejak masa perang dingin yang beranggotakan 29 negara), peneliti biomedis Robert C. Gallo dan kawan-kawan mempresentasikan makalah hasil riset eksperimental mereka tentang memasukkan bakteri asam ribonukleat (RNA) ke dalam sel darah putih manusia. Makalah yang juga dipublikasikan di Proceeding of the National Academy of Sciences ini membahas pula beberapa kemungkinan memasukan "asam nukleat asing" ke dalam limfosit (salah satu jenis sel darah putih). Limfosit adalah sel yang paling sering diserang oleh virus HIV ketika masuk ke dalam tubuh manusia. Namun anehnya, pada tahun 1987, Robert C. Gallo menyangkal bahwa dirinya pernah membuat makalah tersebut. Meski begitu, hasil riset Gallo lainnya ternyata menarik untuk diketahui seperti:
  • Mekanisme mengurangi asam amino dan sintesis protein dengan T-limfosit untuk menekan kekebalan tubuh.
  • Spesifik enzim untuk menghasilkan efek "mutasi pertukaran pasangan basa" (base pair switch mutation) di dalam sel darah putih untuk menciptakan disfungsi sistem kekebalan tubuh.
  • Metode "degradasi DNA" sel darah putih dan perusakan sistem kekebalan tubuh yang dimungkinkan dengan menggabungkan beberapa Purin (basa nitrogen yang membentuk dua jenis dasar nukleotida dalam DNA dan RNA) dan/atau penambahan reaktan atau reagen tertentu.

Dilihat dari tahun publikasinya, maka bisa diketahui bahwa penelitian Gallo yang sangat menarik perhatian NATO ini dilakukan pada kisaran rentang waktu 1960-an sampai dengan 1970-an. Intisari dari semua riset Robert C. Gallo beserta koleganya adalah kemungkinan menciptakan suatu entitas biologis yang mampu mengantarkan enzim unik dan RNA asing ke dalam sel normal suatu makhluk hidup, sehingga makhluk hidup tersebut mengalami defisiensi sistem kekebalan tubuh.

Lalu pada tahun 1983, riset laboratorium Luc Montagnier dan koleganya yang membiakkan virus LAV (lymphadenopathy-associated virus) ternyata berhasil mengisolasi virus LAV tersebut, sehingga melahirkan suatu virus baru yang dikenal dengan nama human immunodeficiency virus disingkat HIV. Karena keberhasilan riset ini, Luc Montagnier dan koleganya Francoise Barre-Sinoussi memperoleh penghargaan Nobel Kedokteran tahun 2008, dan didapuk sebagai penemu pertama virus HIV.

Satu lagi yang menarik, sampai dengan hari ini, The U.S Government Patent Office(lembaga setingkat kementrian yang mengurus hak paten di Amerika Serikat) menyimpan hak paten sebuah penemuan tentang metode membunuh virus HIV. Hak paten bernomor aplikasi 5676977 tersebut adalah milik Marvin S. Antelman dari Antelman Technologies Ltd yang resmi dipublikasikan pada tahun 1997. Antelman berhasil menciptakan metode membunuh virus HIV dengan menggunakan molekul Tetrasilver tetroxide dan oksigen. Sayangnya, Pemerintah Amerika Serikat tidak pernah tertarik untuk meneliti lebih lanjut penemuan Antelman ini.

Selain itu, ada juga beberapa ahli yang berpendapat lain. Pada tahun 2000, Dr. Bette Korber dari Los Alamos National Laboratory Amerika Serikat mengatakan dalamConference on Retroviruses and Opportunistic Infections bahwa virus HIV telah bermutasi berkali-kali sejak tahun 1930-an. Pada tahun 2014, sebuah tim riset gabungan dari universitas Oxford (Inggris) dan universitas Leuven (Belgia) mempublikasikan hasil penelitiannya yang menyatakan bahwa pandemik AIDS bermula di Leopoldville alias kota Kinshasa (Congo/Zaire) pada tahun 1920. Bahkan ahli mikrobiologi dari universitas Sherbrooke (Kanada) bernama Jacques Pepin menyatakan bahwa Leopoldville merupakan ground zero bagi virus HIV-1. Lalu sekelompok peneliti Jerman dari German Advisory Committee Blood (Arbeitskreis Blut) menyatakan dalam publikasi penelitiannya pada tahun 2015 bahwa secara epidemologis dan filogenetis, virus HIV telah "akrab" dengan manusia pada rentang waktu tahun 1920-an sampai dengan tahun 1940-an. Pendapat para peneliti dari Amerika Serikat, Inggris, Belgia, dan Jerman ini mendukung asumsi bahwa virus SIV/HIV diperkirakan telah "mengenal" manusia sebelum tahun 1920-an.
Sekilas Tentang Lahirnya Virus Penyebab AIDSPenyebaran virus HIV versi Majalah Newscientist

Fakta yang mendukung asumsi di atas adalah bahwa pada tahun 1915, seorang dokter ahli bedah kelahiran Rusia yang tinggal di Perancis bernama Serge Voronof berhasil melakukan transplantasi sebuah tiroid (testis) monyet Afrika ke dalam skrotum seorang anak Perancis. Hingga pertengahan tahun 1920-an, Voronof telah berhasil melakukan transplantasi organ tubuh monyet Afrika kepada 300 orang. Salah satunya adalah seorang wanita yang berhasil mengganti indung telurnya (ovarium) dengan indung telur monyet betina Afrika. Dengan begitu bisa dipahami bahwa jika di dalam mukosa 300 organ tubuh monyet Afrika yang dicangkokan tersebut bersemayam virus SIV, maka 300 tubuh pasien Serge Voronof tersebut telah menjadi inang bagi virus SIV untuk beradaptasi dengan tubuh manusia, sehingga bisa bertahan hidup, tumbuh, berkembang dan melahirkan varian baru. Hingga sekarang, di dunia ini terdapat lebih dari 36 juta manusia yang terinfeksi virus HIV sehingga mengidap penyakit AIDS.
Sekilas Tentang Lahirnya Virus Penyebab AIDSSiklus Virus SIV/HIV di dalam tubuh manusia


Jadi, bisa diketahui bahwa para ahli telah sepakat bahwa tempat asal kelahiran virus HIV adalah Leopoldville alias kota Kinshasa (Congo/Zaire). Kemudian pertama kali virus SIV masuk ke dalam tubuh manusia adalah melalui transplantasi organ tubuh monyet Afrika pada tahun 1915 sampai dengan 1920 di Perancis, dan masuknya virus SV40 ke dalam tubuh lebih dari 10 juta warga Amerika Serikat melalui konsumsi vaksin polio yang terkontaminasi virus SV40 pada tahun 1960-an. Disadari atau tidak, proses lahirnya virus HIV ternyata melibatkan campur tangan manusia di dalamnya. Bagaimana dengan virus Corona?

Sumber:
Robert C. Gallo, Seymour Perry, and T.R. Breitman, The Enzymatic Mechanisms for Deoxythymidine Synthesis in Human Leukocytes: Substrate Inhibition by Thymine and Activation by Phosphate or Arsenate, The Journal of Biological Chemistry, Volume 242, No.21, 1967.

Robert C. Gallo and T.R. Breitman, The Enzymatic Mechanisms for Deoxythymidine Synthesis in Human Leukocytes: Inhibition of Deoxythymidine Phosphorylase by Purines, The Journal of Biological Chemistry, Volume 243, No.19, 1968.

Flor Herrera, Richard H. Adamson, and Robert C. Gallo, Uptake of Transfer Ribonucleic Acid by Normal and Leukemic Cells, Proceeding of the National Academy of Sciences, Volume 67, No.4, 1970.

Brian Martin, Polio Vaccines and The Origin of AIDS: The Career of a Threatening Idea, Townsend Letter for Doctors, No. 126, USA, 1994.

Tom Curtis, The Origin Of Aids A Startling New Theory Attempts To Answer The Question 'Was It An Act Of God Or An Act Of Man?', Rolling Stone, Issue 626, USA, 1992.

Hilary Koprowski, AIDS and the Polio Vaccine, Science, Volume 257, USA, 1992.

Claudio Basilico, Clayton Buck, Ronald Desrosiers, Frank Lilly, Eckard Wimmer, David Ho,Report from the AIDS/Poliovirus Advisory Committee, USA, 1992. 

Julian Cribb, The White Death, Angus & Robertson, Australia, 1996.

Jacques Pepin, The Origins of AIDS: From Patient Zero To Ground Zero, Journal of Epidemiology & Community Health, Volume 67, No.6, UK, 2013.

https://www.bbc.com/news/health-29442642

https://www.nytimes.com/2000/02/02/u...tudy-says.html

https://www.atlasobscura.com/article...ke-us-immortal

Sejarah Kacang Hijau


Sejarah Kacang HijauPada kali ini saya akan memmbahas tentang sejarah kacang hijau yang belum diketahui banyak orang. Mungkin sudah tidak asing dikalangan masyarakat tentang kacang hijau, namun tidak semuanya tahu tentang sejarah dari kacang hijau. Untuk menambah informasi dan pengetahuan, simak berikut ini.

Kacang Hijau

Kacang hijau adalah sejenis palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. 

Di Indonesia, kacang hijau juga dikenal sebagai tanaman sayur semusim. Kacang hijau atau (Vigna radiata) berasal dari famili pabaceae alias polong-polongan,  kacang hijau dan kecambahnya banyak  manfaat bagi kesehatan. 

Sejarah Kacang Hijau


Dari buku C.R. Boxer berjudul The Dutch Seaborne Empire, 1600-1800 disebutkan informasi menarik bahwa pada tahun 1781 Verhandelingen memuat artikel membahas pengolahan kacang hijau, bereiding van de soya. 

Artikel tersebut ditulis oleh Isaac Titsingh berdasarkan pengamatannya di Jepang. Tisingh sendiri adalah pemimpin loji di Deshima dari tahun 1780 sampai 1785. Selain itu keterangan tentang de grone cadjangh ada dalam Dagregister dari VOC tanggal 31 Juli 1670 dan 31 Juli 1675. 

kacang hijau punya kualitas yang lebih tinggi dibanding tahu kedelai. Demikian pula tempe yang diolah dengan bahan baku kacang hijau punya kualitas lebih tinggi dibanding dengan tempe kedelai.

Raffles membicarakan kacang hijau dalam History of Java, sebuah buku tebal yang ia persiapkan sebagai sebuah proposal ilmiah diajukan kepada pemerintah Kerajaan Inggris agar tidak menyerahkan Jawa kepada Belanda. Pada jilid I halaman 98 dari buku tersebut Raffles menceritakan tentang kacang hijau:

“The Chinese prepare a species of soy, somewhat inferior to that brought from Japan; the kachang-iju is highly useful as a general article of diet and is good substitute for various legumes.”

Artinya kira-kira sebagai berikut:

Orang-orang Cina menyiapkan sejenis kacang yang agak lebih kecil dari kacang yang dibawa dari Jepang; kadang iju yang sangat bermanfaat sebagai pasal diet dan pengganti bagus untuk aneka kacang polong.

Dan beberapa tahun kemudian, Comte de Hogendrop membicarakan peran kacang hijau. Dengan nama Melayu katjang idjoe, bangsa Cina dan beberapa pribumi membudidayakan sejenis saus dengan nama ketjap. Kacang hijau dimakan dalam keadaan segar dan manakalaa sudah kering menjadi bagian dari ransum pasokan pemerintah untuk militer dan pelaut.

Dari beberapa petunjuk itu, kita bisa mengambil manfaat bahwa perkembangan besar kacang hijau terjadi berkat petani Cina, namun tidak mungkin terjadi, sebelum dasawarsa pertama abad ke -19. 

Demikian mengenai sejarah kacang hijau, patut disyukuri indonesia ditumbuhi tanamankacang hijau dengan nutrisi dan manfaatnya. Semoga bermanfaat.

Cara Rasulullah Menghadapi Wabah Penyakit


Cara Rasulullah Menghadapi Wabah Penyakit

Wabah Virus Covid-19 yang pertamakali muncul di Wuhan, China. Saat ini telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.

Termasuk di Indonesia, dalam waktu yang singkat sudah belasa orang menjadi korban keganasan virus ini dan telah menyebar ke beberapa daerah.

Pada dasarnya, munculnya penyakit yang kemudian mewabah kerap muncul sejak ribuan tahuna lalu dan memakan korban ribuan jiwa hingga  jutaan orang.


Wabah Penyakit Dimasa Rasulullah saw

Dimasa kehidupan Rasulullah saw juga ternyata pernaha terjadi wabah penyakit menular yang mematikan.

Wabah yang terjadi pada zaman Rasulullah saw diantaranya penyakit kusta atau lepra dan pes atau taun, yang bisa menular melalui sentuhan kulit, juga menyebabkan kematian. Proses penyebarannya pun sangat cepat kala itu.

Dikisahkan oleh Hadhrat Aisyah radiyallahu anha, “Ketika Rasulullah saw tiba di Madinah, kota itu adalah sarang wabah penyakit demam. Banyak dari sahabat Rasulullah saw yang tertimpa wabah tersebut. Namun Allah Ta’ala menghindarkan Rasul-Nya dari penyakit itu. Ketika Abu Bakar, Amir bin Fuhairah, dan Bilal tinggal di dalam satu rumah, mereka semua terserang penyakit demam. Maka aku pun datang untuk menjenguk mereka. Hanya Allah yang tahu tentang beratnya sakit yang mereka alami. Aku pun datang dan menemui Abu Bakar dan menyapanya, ‘Bagaimana kabarmu, wahai ayahku?’.

“Kukatakan kepada beliau saw, ‘Mereka tidak menyadari apa yang mereka ucapkan karena parahnya demam yang menyerang mereka,’. Mendengar itu, Rasulullah saw pun menjawab, ‘Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kami mencintai Makkah atau bahkan lebih dari itu. Berkahilah mud dan sha-nya (barang-barang yang ditimbang dengan mud dan sha/bahan makanan), serta pindahkanlah wabah yang menimpanya ke Mahya’ah, yaitu Juhfah (tempat yang jauh) yang merupakan miqat penduduk Syam.”

Bagaimana Cara Rasulullah Ketika Menghadapi Wabah Penyakit? Beliau sebagai pemimpin umat sekaligus juga penguasa negara, orang yang paling bertanggungjawab  atas keselamatan umat dan seluruh masyarakat Madinah telah mengajarkan upaya-upaya pencegahan penyebaran wabah penyakit.

Lockdown

Dalam mengatasi wabah-wabah penyakit Rasulullah saw menginstruksikan agar umat Islam untuk tidak keluar dan masuk suatu kawasan demi mengurangi proses penularan wabah atau yang populer saat ini disebut  lockdowen.

Hal itu telah diajarkan oleh Rasulullah saw, dimana beliau saw bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا

“Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)

Social Distancing

Rasulullah juga mengaajarkan agar umat Islam menerapkan social distancing, yaitu membuat jarak dengan orang yang sakit atau menghindari keramaian dan kerumunan.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda; “Larilah dari orang yang sakit lepra, sebagaimana kamu lari dari singa.” (Bukhari dan Muslim)

Hal itu jauh hari sudah diajarkan oleh Rasulullah saw ketika menghadapi wabah penyakit yang melanda masyarakat.

Rasulullah saw juga menganjurkan agar umatnya untuk bersabar dan memohon pertolongan dari Allah Ta’ala juga tidak panik ketika menghadapi wabah penyakit.

Wabah Dimasa Khalifah Umar bin Khattab

Sekitar tahun 18 Hijriyah, Negeri Syam dilanda wabah kolera yang dahsyat. Diperkirakan wabah tersebut menelan korban jiwa sebanyak 25 ribu kaum muslimin.

Secara kebetulan Khalifah Umar bersama rombongan  saat itu dalam perjalanan menuju Syam. Umar pun meminta pendapat kaum muhajirin dan kaum anshar untuk memilih melanjutkan perjalanan atau kembali ke Madinah. Sebagian dari mereka berpendapat, tetap melanjutkan perjalanan dan sebagian lagi ingin agar khalifah kembali ke Madinah.

Sahabat Abdurrahman bin Auf ra menceritakan satu pengalaman, bahwa suatu ketika Rasulullah melarang seseorang untuk memasuki suatu wilayah yang terkena wabah penyakit. Begitupun masyarakat yang terkena wabah tersebut untuk tidak meninggalkan atau keluar dari wilayahnya. 

Mendengar hal itu Khalifah Umar pun memutuskan, membatalkan kunjungannya ke Syam dan kembali ke Madinah.

Akibat dari ganasnya wabah kolera yang melanda Syam, terdapat beberapa sahabat mulia Nabi saw yang meninggal akibat wabah tersebut, mereka yaitu, Muadz bin Jabbal, Abu Ubaidah, Syarhbil ibn Hasanah, Al-Fadl ibn Al-Abbas ibn Abdul Muthallib.

Kesimpulan

Belajar dari apa yang terjadi di masa Rasulullah saw dan para sahabat dulu dalam menghadapi wabah penyakit, penting bagi setiap orang untuk mengikuti saran pemerintah dan pihak yang berwenang dalam mencegah penyebaran virus dan selalu memohon perlindungan Allah Ta’ala.