Kamis, 16 Januari 2020

Suka Makan Sayuran Segar? Ini Manfaat dan Risiko yang Harus Kamu Tahu!


Suka Makan Sayuran Segar? Ini Manfaat dan Risiko yang Harus Kamu Tahu!

Makan sayuran segar rupanya semakin populer dan menjadi tren di Indonesia. Terbukti dengan semakin menjamurnya produk salad segar baik yang homemade maupun yang bisa dijumpai di mall.

Sayuran secara general memang menyimpan banyak manfaat untuk kesehatan. Begitu pula dengan sayuran segar. Kamu salah satu penggemarnya? Berikut ini manfaat dan risiko konsumsi sayuran segar yang harus kamu perhatikan.


1. Kandungan nutrisi lebih tinggiSuka Makan Sayuran Segar? Ini Manfaat dan Risiko yang Harus Kamu Tahu!
Karena belum dimasak, nutrisi yang terkandung dalam sayuran segar lebih banyak. Proses memasak bisa melarutkan vitamin, terutama A dan C. Sebab vitamin memiliki sifat sensitif terhadap panas.


2. Mengandung zat untuk memerangi kankerSuka Makan Sayuran Segar? Ini Manfaat dan Risiko yang Harus Kamu Tahu!
Sayuran, baik mentah maupun dimasak, memiliki kemampuan untuk mengurangi risiko kanker. Namun manfaat tersebut akan lebih banyak kamu dapatkan dari sayuran segar. Ini karena semua nutrisi yang dikandungnya masih original tanpa ada pengurangan akibat proses memasak. Contohnya, brokoli mentah mengandung myrosinase yang bisa mengurangi kadar karsinogen di dalam tubuh.


3. Kandungan antioksidan lebih tinggiSuka Makan Sayuran Segar? Ini Manfaat dan Risiko yang Harus Kamu Tahu!
Salah satu alasan mengapa sayuran segar baik untukmu adalah kandungan antioksidannya. Seperti vitamin, zat tersebut mudah larut jika dimasak menggunakan air maupun minyak. Oleh karena itu jika tubuhmu membutuhkan antioksidan yang tinggi, konsumsilah sayuran segar.


4. Sayuran segar baik untuk kesehatan jantungSuka Makan Sayuran Segar? Ini Manfaat dan Risiko yang Harus Kamu Tahu!
Konsumsi sayur tanpa dimasak bisa menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko penyakit jantung. Dilansir dari Health Line, orang yang banyak mengonsumsi sayuran segar memiliki risiko 75 persen lebih rendah untuk terkena tekanan darah tinggi. Selain itu sayuran segar juga bisa menurunkan risiko penyakit jantung sebanyak 42 persen.


5. Menurunkan berat badanSuka Makan Sayuran Segar? Ini Manfaat dan Risiko yang Harus Kamu Tahu!
Dilansir dari American Journal of Clinical Nutrition menyebutkan bahwa konsumsi sayuran segar bisa membantu untuk menurunkan berat badan. Ini karena mereka mengandung kepadatan kalori yang lebih rendah daripada sayuran yang sudah dimasak. Oleh karena itu, ada istilah raw vegan diet yang sering dilakukan oleh orang yang ingin menurunkan berat badan.


6. Mempercepat proses detoksifikasiSuka Makan Sayuran Segar? Ini Manfaat dan Risiko yang Harus Kamu Tahu!
Sayuran segar mengandung lebih banyak serat yang baik untuk tubuh. Kandungan tersebut bisa membantu mempercepat proses detoksifikasi. Hal ini juga akan melancarkan pencernaan, membantu buang air besar, dan mengeluarkan sisa metabolisme serta lemak tubuh.


7. Tekstur sayuran tetap terjagaSuka Makan Sayuran Segar? Ini Manfaat dan Risiko yang Harus Kamu Tahu!
Sayuran yang sudah dimasak biasanya memiliki tekstur yang serupa. Mengonsumsi sayuran segar bisa memberikanmu tekstur yang lebih bervariasi sehingga kamu tidak akan bosan.

Misalnya dengan mengganti bayam yang direbus dengan bayam segar di dalam salad. Semakin bervariasi sayuran segar yang kamu masukkan ke dalam salad, semakin beragam pula tekstur yang kamu dapatkan.


8. Konsumsi sayuran segar tidak luput dari beberapa risiko kesehatanSuka Makan Sayuran Segar? Ini Manfaat dan Risiko yang Harus Kamu Tahu!
Walaupun kaya akan manfaat, kamu tetap harus waspada saat mengonsumsi sayuran segar. Terkadang banyak bakteri yang masih menempel di atasnya. Ini bisa menyebabkan infeksi bakteri hingga keracunan makanan. Selain itu, sayuran yang masih mentah dikhawatirkan masih memiliki pestisida dan pupuk kimia yang berbahaya.

Makanya, pastikan kamu sudah mencuci sayuran yang akan kamu konsumsi dengan baik ya. Dengan begitu, kamu akan terhindar dari risiko keracunan.


Sumber : https://www.idntimes.com/health/fitn...mpaign=network

Rabu, 15 Januari 2020

7 Mitos Buruk Makanan yang Ternyata Tak Benar

Jakarta - Terkadang orang dibuat ragu saat akan mengonsumsi suatu makanan. Sejumlah mitos yang menyebutkan dampak buruk setelah memakannya kerap menjadi pertimbangan.

Seperti "apakah benar susu sapi dan gandum tidak sehat?" atau "apakah makanan organik lebih sehat dari konvensional?".
Ternyata beberapa mitos tentang makanan tidaklah benar. Seorang ahli nutrisi, Martijn Katan mengungkap mitos-mitos dan klaim yang salah tentang makanan.


Orang yang tidak enak badan, biasanya menyalahkan makanan, kata Martijn Katan.

"Kita semua makan setidaknya tiga kali sehari. Siapa pun yang merasa tidak enak badan selalu berkata, "Ini pasti karena sesuatu yang tadi saya makan." Selain itu, ada ratusan teori tentang jenis diet apa yang terbaik dan bagaimana melindungi tubuh dari penyakit dan alergi.
Ahli gizi Martijn Katan melihat lebih dekat cerita-cerita horor yang beredar dan kehebohan tentang makanan, dari makanan super, diet terbaik, hingga bahaya terbesar yang ada di rak supermarket, seperti dikutip dari DW, Minggu (27/5/2018).
7 Mitos Buruk Makanan yang Ternyata Tak Benar

Mitos 1: Makanan organik lebih sehat daripada makanan yang diproduksi secara konvensional
Pertanian organik sangat baik, misalnya, untuk kesehatan tanah. Namun sayangnya, produk organik tidak lebih sehat daripada makanan yang diproduksi oleh pertanian konvensional. Jumlah pestisida dalam makanan umumnya sangat kecil sehingga tidak menjadi masalah. Sayuran organik mengandung lebih sedikit nitrat daripada sayuran non-organik, tetapi belum jelas apakah ini merupakan suatu keuntungan.
Dulu orang-orang berpikir bahwa nitrat dalam tubuh akan bereaksi terhadap nitrit dan nitrosamin dan oleh karenanya menjadi karsinogenik. Kini kita tahu bahwa hal ini tidak benar. Nitrat mungkin menurunkan tekanan darah, tapi itu bukan merupakan hal yang buruk.
Namun demikian, ada cukup alasan bagi kita untuk mendukung pertanian organik. Sebagai contoh, petani organik menggunakan lebih sedikit antibiotik dalam peternakan dibandingkan petani konvensional. Penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat menyebabkan perkembangan bakteri resisten, yang bisa berbahaya bagi kita semua.

Mitos 2: Sayuran mentah adalah yang paling sehat karena kalau dimasak nutrisinya hilang
Sayuran tidak mengandung banyak nutrisi tinggi. Namun, sayuran mengandung banyak vitamin C dan asam folat. Kandungan vitamin C berkurang selama memasak, tetapi itu tidak masalah: Kekurangan vitamin C tidak lagi menjadi masalah di masyarakat kita.
Memasak sayuran, di sisi lain, memiliki kelebihan. Jika dimasak, sayuran menjadi lebih padat, jadi Anda bisa makan lebih banyak. Dan selama memasak, kuman apapun bisa mati, misalnya bakteri E.coli O157, yang saat ini menyebabkan masalah pada sayuran mentah dan salad di AS.

Mitos 3: Susu sapi tidak sehat dan memicu alergi
Lemak susu sapi memang tidak terlalu sehat karena meningkatkan kolesterol dalam darah dan risiko penyakit kardiovaskular. Lebih baik mengonsumsi susu dan produk susu yang rendah lemak. Susu dan produk susu sebenarnya mengandung banyak manfaat: Vitamin B12, yodium, kalium, seng, dan beberapa vitamin B. Susu juga merupakan sumber protein yang baik untuk kaum vegetarian.
Satu hingga dua persen anak-anak alergi terhadap protein susu, tetapi ini biasanya hilang dengan sendirinya saat mereka tumbuh besar. Dan laktosa kadang-kadang tidak bisa dikonsumsi oleh orang-orang dari Afrika, Asia dan Eropa selatan, tetapi ini biasanya hanya ketahuan jika mereka minum susu dalam jumlah besar.
Namun, susu memiliki satu kelemahan. Ada kemungkinan susu membantu perkembangan kanker prostat pada pria. Meskipun demikian, ada bukti yang lebih kuat bahwa susu menghambat kanker usus.

Mitos 4: Jika Anda ingin menurunkan berat badan, Anda tidak boleh mengkonsumsi karbohidrat
Karbohidrat meningkatkan kadar gula darah dan menyebabkan pelepasan insulin, yang menghambat pembakaran lemak.
Setiap diet dapat berfungsi dengan baik apapun bentuknya. Baik itu diet dengan mengkonsumsi lebih sedikit karbohidrat, lebih sedikit lemak atau lebih sedikit makanan yang namanya dimulai dengan huruf A sampai L. Dengan melakukan diet, Anda makan lebih sedikit karena Anda tidak bisa langsung makan apa yang Anda inginkan. Oleh karena itu, diet menurunkan asupan kalori normal kita.
Selama tiga miliar tahun kehidupan, manusia telah menjadi spesialis untuk tidak kehilangan kalori tubuh. Apa pun yang masuk ke mulut dapat digunakan dan dibakar oleh otot atau disimpan.
Tidak ada yang dibuang, baik itu karbohidrat, protein atau lemak. Ini seperti rekening tabungan: Tidak ada bedanya di bank mana saya menyetor uang, bedanya hanya pada berapa banyak jumlahnya. Semuanya berakhir di rekening tabungan atau di perut.

Mitos 5: Gandum harus dihindari karena tidak sehat
Ada orang yang tidak tahan dengan gluten dan menjadi sangat sakit karenanya. Penyakit karena gluten disebut penyakit celiac. Dalam setiap 1.000 orang, penyakit serius ini mempengaruhi sekitar satu hingga lima individu.
Meskipun begitu, kebanyakan orang tidak punya masalah dalam mencerna gandum.
Namun, gagasan bahwa gandum bertanggung jawab untuk banyak masalah kesehatan kita telah tersebar luas. Tentu saja, kita semua memiliki masalah kesehatan. Kita pernah mengalami sakit, lelah, lemas atau depresi. Jutaan wanita menderita sindrom iritasi usus besar, suatu kondisi yang sangat rentan terhadap efek plasebo.
Hal ini menyebabkan orang yang sakit perut berpikir bahwa gandum lah penyebabnya. Padahal hampir tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa ada sesuatu dalam gandum yang membuat banyak orang sakit.

Mitos 6: Vitamin C mencegah masuk angin. Lebih baik minum vitamin C terlalu banyak daripada terlalu sedikit
Teori ini telah diuji secara ekstensif. Hasilnya menunjukkan bahwa vitamin C tidak melindungi tubuh dari pilek.
Jika Anda minum sejumlah besar vitamin C setiap hari sebelum Anda terkena pilek, pilek berikutnya tidak bertahan 5 hari, tetapi 4,5 hari. Dan untuk hal itu Anda harus minum 1.000 mg vitamin C setiap hari. Tentu itu tidak sehat.
Dua penelitian besar telah menunjukkan bahwa terlalu banyak konsumsi vitamin C dapat menyebabkan masalah batu ginjal karena vitamin C sebagian diubah menjadi oksalat, komponen batu ginjal.

Mitos No. 7: Gula menyebabkan ADHD pada anak-anak
ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah gangguan yang menyebabkan anak-anak menjadi hiperaktif. Gula dipercaya menjadi penyebab ADHD pada anak-anak.
Teori ini dikembangkan di AS 50 tahun yang lalu, tetapi terbukti tidak benar. Kemudian ada teori bahwa bukan gula melainkan pewarna buatan yang memicu ADHD.
Tidak ada bukti kuat untuk mendukung teori ini. Bisa jadi sejumlah kecil anak-anak memang hiperaktif, tetapi mereka hanyalah anak-anak: Mereka sangat aktif, dan di masyarakat kita semakin sedikit tersedia ruang untuk menyalurkan keaktifan anak.
Jika anak-anak tinggal di daerah pertanian, mereka dapat menjadi hiperaktif sejauh yang mereka inginkan, dan itu tidak membahayakan.

Jadi apa yang harus kita waspadai?
Bahaya sesungguhnya daripada makanan adalah rokok, alkohol dan obesitas.
Jika kita berbicara tentang pola makan di negara industri seperti Jerman, maka masalah terbesarnya adalah orang makan terlalu banyak. Dan obesitas menyebabkan banyak penyakit, termasuk kanker.
Martijn Katan adalah Profesor Emeritus Ilmu Gizi di Vrije Universiteit, Amsterdam, Belanda. Dia menulis kolom untuk harian Belanda NRC Handelsblad dan menulis buku, "Mengapa roti tidak berbahaya untuk kita dan microwave tidak menghancurkan vitamin."

[qoute]https://www.liputan6.com/global/read/3540073/7-mitos-buruk-makanan-yang-ternyata-tak-benar[/quote]

Selasa, 14 Januari 2020

Manfaat Diet Raw Food


Manfaat Diet Raw Food

Raw food merupakan salah satu deretan diet yang sedang tren belakangan ini. Gaya hidup sehat sepertinya sudah semakin digemari, termasuk menjalani pola makan atau diet sehat. Seperti namanya, diet raw food adalah diet di mana pelakunya hanya mengonsumsi makanan mentah, atau hanya melalui sedikit proses pengolahan dengan panas yang tidak lebih dari 400 Celcius. Hal ini dikarenakan panas yang lebih dari 400 Celcius diperkirakan dapat menghancurkan enzim yang membantu tubuh memecah nurtrisi. Melakukan diet raw food dipercaya dapat meningkatkan pencernaan sehingga makanan dapat lebih mudah diserap tubuh, dan membantu dalam mengurangi risiko munculnya penyakit kronis.

Apa Manfaat Diet Raw Food?
Diet jenis ini sebenarnya masih dalam penelitian lebih lanjut. Beberapa peneliti melihat manfaat diet raw food dari pola makan yang dijalani oleh vegetarian.

Berikut ini adalah beberapa manfaat yang ditawarkan oleh diet raw food.
1. Banyak Mengandung Serat.
Sayur dan buah mentah masih mengandung serat yang tinggi. Serat membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes.

2. Dapat Mengurangi Risiko Kanker.
Sayuran dan buah mentah memiliki kandungan vitamin, mineral dan antioksidan yang tinggi. Selain itu makanan mentah rendah racun yang berbahaya dibanding makanan matang. Perlu kamu ketahui, makanan yang dimasak lebih berisiko menghasilkan racun dibanding makanan yang masih mentah.3. Memiliki Kandungan Enzim Alami.
Makanan mentah memiliki kandungan enzim alami yang baik untuk membantu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Mengonsumsi makanan mentah dapat membantu mempercepat proses metabolisme dalam tubuh.

4. Rendah Lemak dan Kalori
Buah dan sayuran alami mengandung lemak, gula dan kalori yang rendah. Meski memiliki kandungan rendah kalori, sayur dan buah mampu memberi energi yang baik untuk kamu. Jika kamu ingin membuat salad buah dan sayur, selalu gunakan yoghurt tanpa lemak.Tentu saja, agar raw food diet kamu berhasil.

5. Dapat Mencegah Karang Gigi
Jika kamu memiliki masalah dengan karang gigi, cobalah untuk mengonsumsi makanan mentah. Konsumsi buah dan sayur, serta kacang-kacangan dapat membantu menjaga kesehatan gigi kamu.6. Memenuhi 3 Unsur Makanan sehat.
Nutrisinya tinggi (terutama kandungan vitamin dan mineral), tinggi serat (menyapu semua kotoran di tubuh), dan tahu diri (tidak meninggalkan jejak di tubuh).

7. Membersihkan Usus Dan Mengandung Nutrisi “listrik”
Hal ini dikarenakan makanan masih mengandung enzim hidup. Listrik dibutuhkan manusia untuk bergerak dan hanya bisa didapatkan dari makanan hidup (raw food).8. Membantu Melangsingkan Tubuh.Karena ada satu efek yang sangat efektif dalam membantu proses pembakaran lemak. Ketika kita makan buah-buahan dan sayur-sayuran (mentah), serat dalam makanan tersebut memiliki efek mem-block lemak sehingga lemak yang masuk ke dalam tubuh tidak terlalu banyak.
Sehat sih, Tapi Hati-hati dan Perhatikan Hal Ini

Manfaat dari diet raw food ini mungkin telah membuat Anda jatuh cinta, tapi jangan terburu-buru mempraktikan jenis diet ini. Perhatikan dan ingat baik-baik, beberapa dari makanan ini diperkirakan berpotensi tidak aman dikonsumsi dalam keadaan mentah. Karena sebagian dicurigai mengandung racun.
Makanan yang tidak disarankan untuk masuk ke dalam menu diet Anda antara lain, kacang merah, singkong, kacang polong, kacang kapri, telur mentah, daging mentah, susu yang tidak dipasteurisasi, dan biji aprikot.

Tapi ingat, tidak semua makanan cocok menjadi menu diet raw food. Mengolah makanan yang Anda konsumsi dengan memanaskan pun tentu tidak ada salahnya. Agar makanan yang Anda konsumsi minim bakteri atau mikroba. Jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, disarankan untuk mengonsultasikan hal ini terlebih dahulu kepada dokter.

Bersumber dari http://caraalami.xyz/manfaat-diet-raw-food/

Pro Kontra Diet Mentahan

Banyak yang mengartikan diet dalam lingkup yang sempit: penurunan berat badan. Sama seperti ketika film “Dilan” populer. Jagad politik merenggutnya untuk jargon salah satu pasangan calon presiden dengan memanjangkannya sebagai “Dilanjutkan”. Begitu pula “diet”. Dalam kaitan dengan penurunan berat badan, diet sering dipanjangkan sebagai “dietung”.

Dietung dalam bahasa Jawa berarti dihitung. Jadi setiap makan dihitung kalori yang masuk. Tentu diharapkan kalori yang masuk tak melebihi kalori yang dibakar tubuh. Kalau kelebihan, akan berbuntut panjang bagi kesehatan tubuh. Padahal, diet tak sesempit itu. Pengertian diet bagi setiap orang berbeda-beda karena setiap orang memiliki tujuan masing-masing dalam melakukan diet. Diet bisa lebih dari sebuah filosoii atau gaya hidup dibandingkan dengan penurunan berat badan semata. Misalnya dalam diet rawfood (mentahan).

Pro Kontra Diet MentahanPro Kontra Diet Mentahan

Gagasan hanya makan makanan mentah telah ada sejak pertengahan abad ke—19 saat Sylvester Graham, pereformasi diet, mengenalkannya sebagai cara untuk menghindari penyakit. Meski mentahan, namun penganut diet ini masih membolehkan proses pemasakan. Asalkan dalam proses memasaknya panas yang digunakan tak lebih dari 47C. Secara umum, diet mentahan adalah mengonsumsi makanan mentah minimal 70%.

Lantas apakah mereka hanya mengonsumsi sayuran dan buah? dalam dunia mentahan ada beberapa jenis aliran. Ada yang menjadi raw veganism, dalam artian vegetarian murni dan mentahan. Ada yang membolehkan makan produk susu dan telur tetapi memantang daging. Yang lain boleh makan daging, asalkan mentah.

Pada veganisme mentahan, penganutnya banyak mengonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan kecambah. Mereka percaya bahwa makanan mentah dan sedikit dipanaskan mengandung lebih banyak nutrisi daripada yang dimasak. Sebagai pengganti memasak, mereka melakukan proses alternatif. Seperti membuat jus, mencampur, merendam, mengecambahkan, atau mengeringkannya.

Motivasi mereka yang menjalani pola ini adalah alasan kesehatan. Pertama, kesehatan jantung. Konsumsi buah dan sayuran dikaitkan dengan tekanan darah rendah serta pengurangan risiko penyakit jantung dan stroke. Kemudian konsumsi kacang-kacangan dan biji-bijian serta kecambah dapat meningkatkan kadar kolesterol darah yang pada ujungnya dapat menurunkan risiko penyakit jantung.

Sebuah penelitian lain menambahkan, pelaku diet mentahan memiliki risiko terkena tekanan darah tinggi lebih rendah hingga 75% dan risiko meninggal akibat penyakit jantung 42% lebih rendah. Diet mentahan ini juga sangat efektif dalam mengurangi kolesterol jahat LDL.

Kedua, mengurangi risiko diabetes. Sekali lagi ini karena buah-buahan dan sayuran yang terkait dengan risiko lebih rendah terkena diabetes tipe 2. Juga karena diet ini kaya akan serat, yang erat hubungannya dengan penurunan kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin. Diet ini menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2 sampai 12%. Sedangkan diet kacang-kacangan dan sejenisnya dapat membantu menurunkan kadar gula darah.

Ketiga, membantu menurunkan berat badan. Pola makan mentahan ini tampaknya efektif membantu orang menurunkan berat badan dan mempertahankannya. Diet mentahan berkaitan erat dengan jumlah lemak tubuh yang lebih rendah. Mereka yang menjalani diet mentahan selama lebih dari 3,5 tahun kehilangan sekitar 10—12 kg. Mereka juga memiliki persentase lemak tubuh total antara 7-9,4% lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang makan makanan khas Amerika.

Keempat, membantu meningkatkan pencernaan. Ini karena diet mentahan memberi banyak serat dalam makanan. Baik serat larut dan tidak larut. Serat yang tidak larut akan menambah massa feses sehingga membuat lebih cepat bergerak melalui usus kita. Hasilnya? Kecil kemungkinan kita mengalami sembelit.

Sedangkan serat larut menjadi makanan bakteri baik di usus kita. Pada gilirannya, bakteri baik ini menghasilkan nutrisi seperti lemak rantai pendek yang membantu usus besar mengurangi peradangan di usus.

Mereka juga memperbaiki gejala sindrom iritasi usus besar, penyakit Crohn (penyakit radang usus kronis yang memengaruhi lapisan saluran pencernaan), dan colitis ulseratif (sebuah penyakit yang menyebabkan peradangan pada dinding saluran pencernaan; dikenal juga dengan nama radang usus besar).

Sama seperti diet diet yang tak lazim di mata awam, diet inipun tak lepas dari pro kontra. Misalnya, diet mentahan butuh lebih sedikit kalori untuk memperoleh lebih banyak nutrisi. Dan merasa lebih kenyang dibandingkan makan masakan yang dimasak. Akan tetapi situasinya tidak selalu demikian. Makan mentahan mungkin lebih baik untuk memperoleh beberapa tujuan, sementara memasak bisa jadi meningkatkan asupan vitamin dan mineral lainnya.

Makanan utuh merupakan makanan yang seharusnya lebih mudah dicerna oleh manusia. Namun tidak disarankan semua orang untuk 100% rawfood. Intinya dikombinasikan. Meski beberapa nutrisi sensitif terhadap panas, ada beberapa yang tak terpengaruh. Misalnya vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan IO. Ada beberapa hal yang bisa Anda pertimbangkan, terlepas mau mengonsumsinya mentah atau dimasak.

Pro Kontra Diet Mentahan

Pertama, belilah produk lokal. Beberapa vitamin hilang selama pengiriman dan penyimpanan. Berkaitan dengan penyimpanan, simpan buah—buahan seperti tomat di suhu kamar alih-alih di dalam lemari es. Ini bertujuan untuk mengoptimalkan proses pematangan dan meningkatkan tingkat likopen yang berguna bagi tubuh.

Kedua, siapkan buah dan sayur tepat sebelum Anda membutuhkannya. Untuk menghindari kehilangan vitamin yang larut dalam air, seperti kelompok vitamin B dan vitamin C, masaklah dengan air yang minim atau malah tanpa air sama sekali. Dengan memanggang contohnya. Saat merebus atau mengukus, manfaatkan air rebusan atau air kukusan untuk membuat kuah atau sop.

Sedangkan untuk meningkatkan vitamin yang larut dalam lemak, olahlah sayuran dengan sedikit minyak. Tumis bisa jadi pilihan. Terakhir, seimbangkan asupan Anda. Nikmati sayuran mentah yang renyah untuk menambah vitamin C, dan masak yang lain untuk memperoleh perlindungan antioksidan.

Keuntungan dan kerugian memasak

1. Proses memasak menghancurkan enzim dalam makanan, enzim menjadi nonaktif ketika terpapar suhu di atas 47C. Namun belum ada penelitian ilmiah yang mendukung kerugian hilangnya enzim itu bagi tubuh.

2. Beberapa vitamin yang larut air hilang selama proses memasak. Merebus sayuran dapat mengurangi kandungan vitamin yang larut dalam air sebanyak 50—60%. Beberapa mineral dan vitamin A juga hilang selama memasak, meskipun pada tingkat yang lebih rendah. Sementara vitamin D, E, dan K yang larut dalam lemak sebagian besar tidak terpengaruh oleh pemasakan. Dibandingkan dengan proses memasak lain, merebus menghilangkan banyak nutrisi. Mengukus, memanggang, dan menggoreng adalah beberapa metode terbaik untuk memasak sayuran dalam hal mempertahankan nutrisi. Sementara, semakin lama makanan dimasak, semakin besar kehilangan nutrisi.

3. Memasak memudahkan untuk mengunyah dan menambah cita rasa. Saat dimasak, serat dan dinding sel tanaman akan pecah sehingga lebih mudah dicerna dan diserap nutrisinya. Memasak juga meningkatkan rasa dan aroma makanan. Memasak biji— bijian dan kacang—kacangan dengan benar tidak saja meningkatkan daya cerna mereka, tetapi juga mengurangi jumlah anti-nutrisi yang dikandungnya. Anti-nutrisi adalah senyawa yang menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi dalam makanan nabati.

4. Memasak meningkatkan kapasitas antioksidan beberapa sayuran. Memasak sayuran dapat meningkatkan ketersediaan antioksidan seperti beta-karoten dan lutein. Beta-karoten merupakan antioksidan kuat yang diubah tubuh menjadi vitamin A. Diet kaya beta-karoten dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung. Antioksidan Iikopen juga lebih mudah diserap tubuh ketika makanan dikonsumsi matang daripada mentah. Likopen ini dikaitkan dengan penurunan risiko kanker prostat pada pria dan risiko penyakit jantung yang lebih rendah. Begitu juga dengan kandungan Iikopen dalam tomat yang meningkat lebih dari dua kali lipat dalam waktu 30 menit setelah dimasak. Total kapasitas antioksidan tomat meningkat lebih dari 60% tapi kandungan vitamin C berkurang 29% akibat pemasakan.

5. Memasak membunuh bakteri dan mikroorganisme yang berbahaya. Bayam, selada, tomat, dan tauge adalah beberapa buah dan sayuran yang paling sering terkontaminasi bakteri. Sedangkan daging mentah, ikan, telur, dan susu sering mengandung bakteri yang dapat membuat Anda sakit. E. coli, Salmonella, Listeria, dan Campylobacter adalah beberapa bakteri yang paling umum ditemukan dalam makanan mentah. Sebagian besar bakteri tidak dapat bertahan hidup pada suhu di atas 60C. Susu yang diproduksi secara komersial dipasteurisasi, yang berarti "dipanasi" untuk membunuh bakteri berbahaya yang dikandungnya. Jika Anda memilih untuk mengonsumsi makanan mentah, pastikan makanan Anda segar dan membelinya dari sumber terpercaya.

Pro Kontra Diet Mentahan