Rabu, 27 Mei 2020

Apa itu NEW NORMAL


1. New Normal adalah kebijakan membuka kembali aktivitas ekonomi, sosial dan kegiatan publik secara terbatas dengan menggunakan standar kesehatan yg sebelumnya tidak ada sebelum pandemi.

2. New Normal adalah upaya menyelamatkan hidup warga dan menjaga agar negara tetap bisa berdaya menjalankan fungsinya.

3. New Normal adalah tahapan baru setelah kebijakan stay at home atau work from home atau pembatasan sosial diberlakukan untuk mencegah penyebaran massif wabah virus corona. New Normal utamanya agar warga yg memerlukan aktivitas luar rumah dapat bekerja dengan menggunakan standar kesehatan yg ditetapkan. Jadi bukan sekedar bebas bergerombol atau keluyuran.

4. New Normal diberlakukan karena tidak mungkin warga terus menerus bersembunyi di rumah tanpa kepastian. Tidak mungkin seluruh aktivitas ekonomi berhenti tanpa kepastian yang menyebabkan kebangkrutan total, PHK massal dan kekacauan sosial. 

5. New Normal ditujukan agar negara tetap mampu menjalankan fungsi2nya sesuai konstitusi. Harap diingat bahwa pemasukan negara berasal dari pajak dan penerimaan negara lainnya. Jika aktivitas ekonomi terus berhenti total maka negara tidak punya pemasukan, akibatnya negara juga tidak bisa mengurus rakyatnya.

6. New Normal diberlakukan dengan kesadaran penuh bahwa wabah masih ada disekitar kita. Untuk itu aktivitas ekonomi/publik diperbolehkan dengan syarat menggunakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

7. Jika New Normal tidak dilakukan maka dampak sosial ekonominya tidak akan bisa tertahankan. Kebangkrutan korporasi selamjutnya ekonomi akan membawa efek domino kebangkrutan negara!

8. Jika anda tidak setuju dengan New Normal, silakan terap tinggal di rumah. Sebab banyak orang tetap harus keluar rumah untuk bisa menghidupi keluarganya. Tidak semua orang bisa bertahan selama berbulan2 apalagi bertahun2 dan tetap bisa menghidupi keluarganya.

9. Untuk memastikan New Normal bisa berjalan baik maka pemerintah harus melakukan upaya yg sistematis, terkordinasi dan konsisten dalam melakukan pengawasan publik dan law enforcement. Di dalamnya juga termasuk memperbesar kapasitas sektor kesehatan kita untuk mengantisipasi lonjakan penderita Covid-19. 

10. Pemerintah pusat dan daerah harus bersinergi utk memastikan pemeriksaan kesehatan yg massif, tersedianya sarana perawatan dan peralatan medis, melindungi mereka yg paling rentan melalui penyiapan pengamanan sosial yg tepat sasaran dan perlindungan kesehatan.

Selebihnya terserah kita apakah mau berpartisipasi atau tidak, mau melindungi diri atau tidak. Berhentilah menjadi provokator dan menyebarkan energi negatif yg tidak bermanfaat bagi siapapun serta berpotensi menimbulkan kecemasan publik. Jika anda cemas, lindungilah diri anda dan keluarga sebab itulah satu2nya cara!

5 skema program perlindungan dan pemulihan ekonomi di sektor UMKM

Pemerintahan jokowi sudah menerapkan 5 skema program perlindungan dan pemulihan ekonomi di sektor UMKM di masa pandemi ini..

Beberapa kementerian pun juga menerapkan stimulus lainnya untuk menolong UMKM bangkit di tengah pandemi covid 19, yang hingga saat ini masih belum ditemukan vaksinnya..

Kementerian Perdagangan (Kemendag) secara konsisten terus mendorong pembelian penggunaan produk buatan dalam negeri agar terus berkiprah.

"Ayo terus dukung UMKM Indonesia yang banyak memproduksi produk-produk buatan Indonesia," ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto di Jakarta, Jumat (15/5).

Beberapa UMKM mitra binaan BUMN seperti pertamina
juga mengalami hal yang sama saat menghadapi pandemi, syukurnya saat ini beberapa UMKM mitra binaan bisa bangkit..

Ali, pengrajin sepatu dan tas kulit dari Sidoarjo, Jawa Timur, sempat pening tujuh keliling ketika pandemi Covid-19 mulai membelit usahanya, Maret lalu.

Produksi dan penjualan menyusut, sementara ia tetap harus menggaji para karyawannya.

Namun, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang mengibarkan bendera Jocce ini ogah menyerah. Berada dalam situasi sulit, Ali mencoba memutar otak agar roda usahanya bisa tetap berputar.

Beruntung, UMKM ini menjadi mitra binaan Pertamina Region V Jatim Balinus. Setelah melalui serangkaian diskusi, akhirnya Ali pun memberanikan diri untuk banting setir memproduksi masker kain non medis (dua lapis) serta baju hazmat.

“Alhamdulillah, dibantu Pertamina dengan memesan masker. Karena bukan merupakan lini bisnis, kami perlu belajar terlebih dulu sebelum berani memproduksi secara massal,” kisah Ali.

Darul Mahbar, pemilik UKM Jahe Merah Cangkir Mas juga mengaku mendapat berkah dari pandemi. Mengikuti program kemitraan yang sama, produk jahe merah milik Darul juga turut didistribusikan kepada masyarakat.

“Kini minuman herbal produk jahe merah kami banyak dicari masyarakat. Alhamdulillah penjualan di masa Covid-19 ini semakin meningkat, omset bertambah 50 persen, senilai lebih dari Rp100 juta”, ungkapnya.

Ada banyak manfaat ketika UMKM mengikuti program kemitraan yang dikembangkan berbagai perusahaan. Selain mendapatkan pengetahuan, UMKM juga kerap dibantu modal dan distribusi penjualan.

Seperti yang disampaikan oleh Menteri Perdagangan Agus Suparmanto yang juga merupakan arahan Presiden jokowi
, kita harus bangga dengan produk bangsa sendiri..

refrensi 
https://ekbis.sindonews.com/read/31351/34/mendag-ajak-beli-produk-indonesia-agar-ekonomi-tidak-terpuruk-1589562349

https://dagangyuk.id/umkm-jangan-malu-ikut-program-mitra-binaan/

Selasa, 26 Mei 2020

INDONESIA SELAMAT, OPTIMISME YANG REALISTIS


Saya ingat situasi di penghujung Maret 2020.  Saat itu saya baru pulang dari Edinburgh Skotlandia, untuk satu tugas yang saya kategorikan mission impossible - karena saat itu UK sudah semi-lockdown dan bersiap untuk lockdown penuh.  Saya harus mempercepat kunjungan ke Edinburgh karena seluruh tamu hotel diharuskan keluar, hotel harus tutup.  Jakarta di penghujung Maret 2020 terbilang punya aura yang cukup mencekam.  Masyarakat cukup intens dibombardir berita-berita menyeramkan tentang covid 19.  Energi  metafisik yang destruktif dan menguatkan rasa takut juga cukup dominan.  Saat itu, narasi yang menguat adalah Indonesia lockdown.   Kelompok oposisi kencang sekali mendesak agar Indonesia mengambil kebijakan lockdown.  Desakan pada Presiden Jokowi juga muncul dari lingkaran dalam yang terkondisi untuk setuju kebijakan lockdown.  Saat Rapat Terbatas dilaksanakan di Istana Negara tanggal 30 Maret 2020, terkesan tinggal ketok palu itu disetujui: 99% Indonesia lockdown. 

Tetapi ajaib, Indonesia tak jadi lockdown.  Presiden Jokowi mengambil keputusan yang bisa disebut titik tengah: di satu sisi memelihara kesehatan masyarakat sesuai arahan WHO, di sisi lain juga, menghindar dari tragedi lumpuhnya perekonomian yang bisa memicu tragedi turunan.  Situasinya memang dilematis, jika Presiden mengabaikan arahan WHO akan dianggap mengorbankan rakyat dan bisa jadi amunisi untuk menurunkannya seperti Gus Dur diturunkan.  Tetapi jika kebijakan lockdown diambil, dengan mempertimbangkan ketersediaan anggaran, kinerja aparat pemerintah di lapangan dalam mengalirkan bantuan, dan terlalu banyaknya orang miskin dengan penghasilan harian, pasti memicu protes dan kerusuhan yang ujungnya juga bisa jadi amunisi untuk menjatuhkan Presiden.  Buah simalakama bukan? 

Nah, darimana datangnya keajaiban sehingga yang muncul adalah keputusan moderat yang menyelamatkan? Ini tak bisa dimengerti jika hanya menggunakan pendekatan rasional empirik apalagi pendekatan dogmatik.  Karena realitasnya, keajaiban ini melibatkan faktor x, faktor metafisik.  Jadi begini, di Indonesia ini ada orang-orang yang bekerja di balik layar, menggunakan energi kosmik.  Sejak masa Pilpres, pengumuman pemenang Pilpres oleh KPU hingga saat ini, mereka terus bekerja dengen totalitas penuh.  Tentu saja tanpa bayaran finansial karena bukan aparat pemerintah.   Kerja mereka, karena dilandasi jiwa yang murni, menarik pertolongan langit - banyak kekuatan dari dimensi luhur yang bekerja dan mendatangkan keajaiban.  

Pada kasus Ratas tentang Covid, sebetulnya terjadi benturan energi yang dahsyat karena berbagai kekuatan kegelapan coba mempengaruhi peserta Ratas untuk mengambil keputusan lockdown.  Tetapi kekuatan kasih murni yang ternyata menang.  Kesadaran peserta Ratas bisa terkondisi untuk mengambil keputusan yang paling menyelamatkan ; Presiden Jokowi memutuskan PSBB bukan lockdown.  Ini sebetulnya diluar prediksi pihak-pihak yang ada di balik issue Covid 19.  Dalam pekerjaan seperti ini, bisa dibilang, taruhannya juga nyawa.  Jadi para tenaga kesehatan, belajarlah untuk mengerti banyak pihak yang sebetulnya sama-sama berjasa untuk menyelamatkan bangsa dan negara.   Anda tak layak mengeluh, karena yang mempertaruhkan nyawa tanpa dibayar juga tak mengeluh.  Kita belajar untuk berbakti dengan ketulusan. 

Setelah proses ini, tantangan lain tentu saja muncul.  Di level aplikasi, PSBB sering ditarik untuk menjadi seperti lockdown.  Ini menjadi momentum permainan politik, karena tak semua kepala daerah satu kepentingan dengan Presiden RI.  Maka kerja yang kemudian dilakukan oleh para pekerja cahaya adalah memainkan energi untuk mengkonsolidasi kekuatan pemerintah agar solid selaras satu komando di bawah Presiden Jokowi.  Dan ini memang terjadi, Pemerintahan Presiden Jokowi makin solid   Dukungan TNI dan Polri juga makin bulat.  Di sisi lain, pihak oposisi mengalami pelemahan yang signifikan.  Di tingkat global, pihak-pihak yang bermain di belakang layar juga bisa dilemahkan secara maksimal.  Termasuk dalam hal ini ancaman the second wave bisa diantisipasi.  Ini semua tentang permainan energi kosmik. 

Kesan inkonsistensi dalam kebijakan, bacalah sebagai dinamika yang wajar dari proses mensolidksn kerja pemerintah yang bagaimanapun ditekan dan ditarik oleh beragam kepentingan yang berbeda-beda.  Yang pasti, dibukanya kembali jalur udara pada 8 Mei 2020 merupakan satu sinyal kuat bahwa masa krisis telah terlampaui. 

Seiring dengan berjalannya PSBB, selama April - Mei 2020 ini kemudian terbukti bahwa dampak destruksi virus di Indonesia (yang disebut Covid 19 juga meski berbeda dengah 3 tipe Corona yang ada di dunia), jauh dari kata parah.   Apa yang dinujumkan oleh para propagandis lockdown sama sekali tidak terjadi.  Tidak ada kematian dalam jumlah signifikan yang benar-benar bisa diputuskan " Kematian karena Corona".  Secara umum juga tidak ada peningkatan signifikan pada mortality rate di berbagai daerah.  Intinya terbukti nyata, Indonesia selamat dari dampak tragis lockdown, sekaligus selamat dari ancaman kematian massal akibat epidemi.  

Menimbang ini semua, menjadi sangat logis jika Pemerintah Ri mulai berpikir tentang menghidupkan dinamika ekonomi.  Itu adakah keharusan karena banyak pelaku usaha dan rakyat yang harus ditolong.  Terlambat membuka dinamika ekonomi bisa membuat semakin banyak PHK dan kebangkrutan pelaku usaha di berbagai sektor .  Namun, tentu kita tak bisa menuntut semua langsung normal seperti sediakala.  Permainan global tentang issue pandemi masih  berjalan.  Pemerintah bagaimanapun harus mengikuti aturan internasional ; menerapkan protokol kesehatan sebagaimana yang ditetapkan WHO.  Lagi-lagi inilah keputusan moderat yang bisa diambil pemerintah.  Gegabah dalam mengambil kebijakan seperti dengan mengabaiksn secara terbuka arahan WHO akan sangat membahayakan nasib bangsa. 

Nah, justru kitalah yang kemudian harus melakukan langkah-langkah yang tak bisa dilakukan pemerintah tapi mendukung pemerintah untuk mencapai visi bersama: Indonesia Selamat 

Pertama, bersikaplah bahwa sebetulnya kehidupan memang sudah normal.  Bersukacitalah dan bebasksn diri dari segala ketakutan akan ancaman Covid 19 yang diisukan sangat berbahaya.  Sadari bahwa ivirus ini adalah virus dengan tingkat bahaya rendah, mirip dengan virus flue biasa.  Tidak adanya perbedaan signifikan antara Mortality rate per bulan pra dan selama issue covid, juga sangat rendahnya angka kematian murni karena covid (dan ini memang tak dipublikasi terbuka), bisa menjadi acuan kita.  Jika belum percaya kesimpulan saya silakan selami data yang valid dari berbagai sumber.   Catatannya, jika kita ke ruang publik ya tetap hormatilah pemerintah dengan ikuti protokol yang ada, meski Anda tahu pasti Anda selalu aman karena punya imunitas memadai. 

Kedua, mari kita agresif menebar vibrasi yang optimistik dan membawa harapan serta kesukacitaan.  Lewat berbagai media, kita lawan segala narasi yang gelap dan menakut-nakuti.   Sebarkan data yang akurat tentang realitas dari issue covid ini, yang mrmbuat rakyat mengerti bahwa tak ada yang mereka perlu takutkan.  Bahwa ada permainan global yang hendak membodohi bangsa kita dan itu ditunggangi para politisi lokal yang opportunis beserta seluruh pendukungnya.  

Ketiga, mulai praktikkan gaya hidup spiritual berdasarkan Pancasila yang memastikan keagungan bangsa ini bisa pulih.  Kita ini punya tradisi keheningan yang memastikan kita punya imunitas kuat untuk melindungi diri dari segala virus   Kita juga punya tradisi penyembuhan dan pengobatan yang hebat.  Jadi kita tak lagi sepenuhnya tergantung kepada layanan kesehatan modern yang berkaitan erat dengan kepentingan industri farmasi yang kadang jadi sangat serakah.   

Keempat, buatlah mahakarya sesuai talenta Anda untuk memajukan bangsa ini dan menyongsong era keemasan.  Situasi sulit karena issue pandemi ini justru menjadi momentum percepatan bagi bangsa ini untuk mencapai era keemasannya.  Guna memastikan pencapaian visi itu, kita harus berkontribusi dengan inovasi di berbagai bidang : spiritual, teknologi, pendidikan, ekonomi dan lainnya.  Kepemimpinan Presiden Jokowi semakin teruji, ia akan menuntaskan tugasnya untuk membawa bangsa ini mengarungi masa transisi yang penuh tantangan.  Kita genapi itu dengan sumbangsih yang nyata sehingga bangsa ini makin maju dan sejahtera. 

Bersukacitalah.  Indonesia pasti selamat dan kita songsong bersama era keemasan Indonesia. 

Setyo Hajar Dewantoro
* Penulis adalah Guru Meditasi
Foto by Agus Suparto

JANGAN SAMAKAN NGABEN SUDAJI DENGAN HURA-HURA DI KAMPUNG JAWA.

( Oleh Gede Pasek Suardika ) 

Sebenarnya fakta ini akan Saya sampaikan saat pembelaan di persidangan jika kasusnya ngotot dilanjut oleh Penyidik Polres Buleleng hingga ke pengadilan, namun akhirnya Saya ungkap sekarang ke publik karena banyak yang menempatkan 'apple to apple' kedua peristiwa tersebut. Padahal sangat jauh bedanya. 

1.Persiapan Ngaben Sudaji disiapkan dalam jangan waktu lama dan biaya yang cukup besar. Sehingga dengan kondisi yang ada wabah Covid 19 dan prosesi yang sudah setengah jalan tahapan prosesinya, warga yang Ngaben mengadakan pertemuan yang dihadiri semua unsur baik penguasa wilayah maupun barat keamanan dan Satgas Gotong Royong sebelum Ngaben dilakukan.
Dari pertemuan itu dengan melihat ketentuan keputusan keputusan dari Gubernur, MDA dan PHDI yang ada, akhirnya Upacara Ngaben diputuskan dilanjutkan. Tentu dengan catatan protokol kesehatan penanganan wabah Covid 19 untuk dijalankan. (Foto pertemuan terlampir). Apa ini namanya Bengkung..? Bukankah itu hasil pertemuan setelah menimbang banyak hal dan masukan. Dilakukan dengan niat baik, apalagi mau Meyadnya.

2. Singkat cerita, pelaksanaan Ngaben dijalankan dengan didahului kegiatan penyemprotan desinfektan baik tempat-tempat Yadnya, Bade dan lainnya. Masker juga dibagikan ke semua keluarga dari 7 Sawa yang diaben. Aparat keamanan juga hadir ikut membantu kelancaran upacara (Lihat foto saat ngusung bade terlampir).

3.Para pemangku, keluarga yang ngaben semua mengenakan Masker. Kekeliruan yang terjadi adalah soal jumlah. Karena untuk angkat Bade saja ternyata tidak bisa 25 orang tetapi harus 34 orang. Letak geografis yang naik turun juga menyulitkan hal ini. Ketika berjalan juga banyak masyarakat berkerumun ikut menonton menambah jumlah orang. Saat itu aparat keamanan sudah kerja keras ikut mengaturnya. 

4. Jika kemudian setelah Ngaben sampai saat ini tidak ada masalah apa soal kesehatan Wabah Covid 19 ya wajar karena semua standar penanganan Wabah sudah dijalankan. Jika karena lebih 25 lalu penyelenggaranya dijadikan Tersangka maka justru yang harus ditanyakan harus dibawah angka 25 orang itu dasarnya hukumnya apa..? Apa paham jenis2 upacara di Bali yang membuat aturan, apa pernah negen bade yang buat aturan.? Kenapa untuk upacara diatur 25 orang tetapi di pasar tidak diatur..? Bahkan pertemuan rapat pemerintah bisa lebih 25 orang..? Kenapa kegiatan di luar adat Bali lebih 25 kok dibolehkan, tetapi Ngaben Sudaji kok malah dipidanakan..? 

5. Ini soal Ngaben, salah satu upacara adat yang khas Bali tidak ada duanya di dunia. Jika hari ini dijadikan Tersangka maka jangan samakan dengan kerumunan hura-hura di Kampung Jawa itu. Di situ tidak ada mengikuti protokol kesehatan penanganan wabah Covid 19 model apapun. Walau sudah berstatus PKM.

6. Hari ini, Tim Hukum mengajukan secara resmi permohonan agar dikeluarkan SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan) ke Mapolres Buleleng sehingga kasus ini bisa dihentikan. Tidak ada kemanfaatan hukum kasus ini dilanjutkan sementara para rampok, maling, copet, tukang begal yang ditahan sudah dikeluarkan dari penjara. Hanya akan menambah luka keadilan bagi warga Bali yang mencintai adat.

7. Jangan samakan Ngaben Sudaji dengan kejadian di Kampung Jawa. Beda sekali tata titi sesana yang dijalankan. Jika hari ini kita lihat yang di Sudaji ditersangkakan, dan di Kampung Jawa masih diayun sedikit dibela....ya itu ranah polisi yang berwenang. Tetapi sebagai masyarakat kita berhak menilai, karena saya yakin masyarakat sekarang tidak bodoh-bodoh amat untuk dibodohi dengan tontonan penegakan hukum model begini. Sembari kita berdoa, semoga siapapun yang ditugaskan di Bali adalah mereka yang juga mencintai Bali dan budayanya...bukan hanya mengejar karir dan merugikan Bali.

8. Saya bersedia menjadi salah satu Tim Penasihat Hukum Tersangka karena diminta untuk mendampingi perjuangan Yang bersangkutan mencari keadilan. Dan itupun setelah yang bersangkutan ditetapkan menjadi Tersangka. Kebetulan profesi Saya sebagai Advokat. Saya dampingi dengan prodeo sebagai bagian kecintaan Saya menjaga simbol-simbol Adat di Bali. Tentu saya berterimakasih dengan berbagai elemen Hindu baik Persadha Nusantara, KMHDI, Peradah, FA KMHDI, Puskor Hindunesia, Cakrawayu dan lainnya yang terus membantu, mengawal dan berjuang menjaga martabat upacara adat Bali ini. Juga seluruh masyarakat Bali yang rela ikut menandatangani petisi online Bebaskan Tersangka Ngaben Sudaji yang dibuat Persadha Nusantara. Luar biasa jumlahnya terus meningkat.

Sekali lagi beda kualitaslah kegiatan Ngaben Sudaji kalau disamakan dengan kejadian di Kampung Jawa.

"Keadilan memang sulit dihadirkan, tetapi harus tetap diperjuangkan" -GPS-

Satyam Eva Jayate..!

Oleh Gede Pasek Suardika.

cara hidup dalam new normal

Baca semua...ini Bagus 👍👍👍.

Hal-hal yg berguna dan gamblang dari: kepala klinik  penyakit menular, Universitas Maryland USA:

1. Bisa jadi kita hidup dengan C19 untuk beberapa bulan atau tahun. Sebaiknya kita bersikap tidak menolak atau panik. Ayo jangan bikin hidup kita menjadi tidak bermanfaat. Segera belajar untuk menerima kenyataan ini.

2. Kamu tidak akan bisa menghancurkan virus C19 yg bisa berpenetrasi ke dinding sel, minumlah air panas se-banyak2nya, paling-paling kamu hanya akan lebih sering ke kamar mandi.

3. Cuci tangan dan menjaga jarak fisik 2 meter  itu metode terbaik untuk menjagamu.

4. Jika dirumahmu tidak ada yg terpapar C19, tidak perlu memakai disinfektan  pada di rumahmu.

5. Paket kargo, mengisi BBM, kereta belanja  dan ATM tidak menyebabkan penularan. Cuci tanganmu dan hidup seperti biasa.

6. C19 bukan menular dari makanan. Penyebaran terjadi melalui droplet seperti flu. Belum ada resiko penularan dari pemesanan makanan.

7. Kamu bisa kehilangan indra penciuman karena banyak alergi dan infeksi virus. Ini merupakan gejala spesifik dari C19.

8. Begitu tiba di rumah,  kamu perlu mengganti baju harus segera mandi! Kebersihan adalah yg terbaik, ketakutan tidak menyelesaikan masalah.

9. C19 tidak hidup di udara. Ini infeksi dan menular lewat droplet dan membutuhkan contact yg dekat untuk tertular.

10. Di udara yg bersih, kamu dapat berjalan menyusuri kebun/taman (tetap menjaga jarak).

11. Cukup menggunakan sabun biasa untuk mencegah C19, tidak perlu sabun antiseptik. Ini merupakan virus bukan bakteri.

12. Kamu tidak perlu takut jika memesan makanan. Tapi kamu dapat memanaskan lagi di microwave jika kamu mau.

13. Kemungkinan C19 terbawa ke rumah pada sepatu, maka jemurlah di bawah sinar 2x sehari.

14. Kamu tidak bisa mencegah tertular dengan cara meminum cairan asam, jus manis, dan jahe, karena hal tsb hanya untuk meningkatkan imun tubuh.

15. Menggunakan masker untuk waktu yg lama dapat mengganggu pernafasan. Gunakan hanya di keramaian.

16. Menggunakan sarung tangan merupakan ide yg buruk, virus akan berakumulasi ke dalam sarung tangan dan akan lebih mudah bertransmisi jika kamu memegang muka dengan tangan. Lebih baik mencuci tangan secara rutin.

17. Imunitas akan mudah melemah jika selalu bertahan di lingkungan yg steril. Walaupun jika kamu memakan makanan untuk meningkatkan imun, dimohon pergi ke luar rumah secara teratur ke beberapa taman atau pantai.
Imunitas meningkat jika terpapar patogen, tidak dengan duduk diam di rumah dan konsumsi gorengan/pedas/makanan manis dan soda

Senin, 25 Mei 2020

KITA PASTI SELAMAT DARI KRISIS CORONA, BEGINI CARANYA


Saya punya trust 100% pada Presiden RI Joko Widodo dan Ketua Gugus Tugas Covid 19 Doni Monardo.  Mereka adalah negarawan dengan jiwa patriotik, betul-betul berjuang untuk menyelamatkan bangsa ini.  Mereka punya kasih murni, sangat peduli pada nasib seluruh warga Indonesia.  Saya katakan ini setelah saya selami jiwa mereka.  Dalam keheningan saya bisa menjangkau realitas tersembunyi, saya mengerti keagungan yang ada di balik dua sosok yang sekarang menjadi tokoh kunci penyelesaian issue pandemi di Indonesia. Maka saya dukung beliau berdua sesuai kapasitas saya, di ranah energi kosmik.  

Saya mengerti kesulitan yang beliau hadapi.  Karena ini bukan murni tentang pandemi.  Ini tentang pergulatan politik dalam negeri yang berkait kelindan dengan dinamika politik global.  Jadi apapun kebijakan yang dibuat oleh beliau berdua, pasti mencakup aspek yang utuh, tentang bagaimana memastikan Pemerintahan RI tetap stabil, dalam kedaulatan yang terjaga.  Ini tentang menakhodai perahu Republik Indonesia yang coba dilubangi dari dalam oleh orang-orang bermental durjana, juga terus dihantam dari luar oleh kelompok yang ingin terus mencengkeram dunia, agar karam atau bisa diambil alih.  Saya tahu sangat tidak mudah.  Keliru sedikit perahu bisa karam dan ratusan juta rakyat jadi korban.  Bukan karena virus tapi karena angkara para durjana di dalam dan luar negeri.  

Siapa mereka ini? Banyak faksi.  Di dalam negeri mereka merentang dari para politisi oportunis, kaum ekstremis agamis, pebisnis hitam, hingga kelompok yang dulu merasakan betapa manisnya kekuasaan dan ingin berkuasa kembali.  Di tingkat global, mereka adalah kelompok super kaya yang coba terus mencengkeram manusia di Bumi lewat institusi negara yang super power, institusi keuangan internasional, hingga industri farmasi.  Jadi perjuangan kita bukan melawan virus, tapi melawan manuver yang hendak melanggengkan penjajahan gaya modern di tanah air ini.   Ini tentang pertarungan politik, ekonomi, intelijen, proxy.  Issue pandemi digunakan untuk menciptakan pikiran kolektif yang penuh ketakutan, yang bisa melumpuhkan ekonomi, atau memicu kerusuhan, sehingga ada alasan untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah. 

Berita gembiranya adalah, Presiden RI dan Ketua Gugus Covid 19 pasti tahu bahwa kekuatan yang hendak menjatuhkan pemerintahan yang ini sudah sangat melemah, baik yang lokal maupun global.  Jadi tak perlu ragu lagi untuk mengambil keputusan berdasarkan hikmat kebijaksanaan.  

Maka, sepatutnya, bangkitlah para patriot Indonesia, sadarilah apa yang sebenarnya sedang terjadi.  Saatnya kita mendukung Pemerintah RI yang sejatinya berasa di tangan yang tepat.  Ini bukan tentang sikap partisan, tapi tentang menyelamatkan bangsa dan negara.  Lalu apa yang bisa kita lakukan? 

Ada beberapa langkah strategis yang kita bisa lakukan:

1. Stop menebar vibrasi ketakutan dengan membagikan berita apapun yang terindikasi membuat kesan bahwa virus Corona itu ada di Indonesia dan sangat menyeramkan.  Berhenti juga menuliskan segala opini tentang seramnya virus ini seolah Anda tahu pasti.  Berhenti juga menyinyiri atau mengkritik siapapun yang telah berupaya untuk hidup normal tanpa ketakutan apapun.  Sebarkanlah kesukacitaan, bagikan informasi yang membantu semua orang untuk punya imunitas yang bagus.  Bagikan informasi tentang kebijaksanaan tradisional kita untuk membuat kita tetap sehat, tentang gaya hidup sehat, jamu-jamuan, pengobatan tradisional, dan lainnya.  Tunjukkan kepada dunia bahwa Anda cerdas - tak bisa ditakut-takuti dengan cara apapun.  

2. Kita dukung Pemerintah RI untuk membuat kebijakan normalisasi sepenuhnya kehidupan di Republik Indonesia.  PSBB sudah waktunya dicabut.  Dinamika sosial, ekonomi, budaya, sudah saatnya dimerdekakan kembali.  Apa dasar bagi kebijakan ini?  
A. Telah terbukti dalam 3 bulan ini, virus yang ada di Indonesia apapun namanya, bisa dikendalikan.  Virus ini tidak menambah secara signifikan angka kematian di Indonesia, tidak membunuh pasien yang non comorbid dan jelas bisa disembuhkan.  Tidak ada orang meninggal bergelimpangan sekalipun rakyat Indonesia terbukti "bandel".
B.  Seiring dengan upaya memproporsionalkan ancaman virus agar sesuai dengan kenyataannya, kembangkan industri vaksin dan obat di dalam negeri.  Sudah jelas tipe virus yang tersebar di sini berbeda dengan 3 tipe virus Corona yang ada di dunia.  Jangan menunggu WHO yang sedang sibuk dengan pergulatannya sendiri, jangan menunggu pula vaksin dari industri farmasi global karena pasti tak kompatible. 
C. Menggenapi itu, kembangkan pola penanganan pasien yang memberdayakan seluruh potensi bangsa.  Mereka yang teridentifikasi postif terapi sakit ringan, biarkan ditangani puskesmas dan pengobatan mandiri di rumah.  Ruang khusus di RS hanya diperuntukkan bagi pasien positif dengah comorbid yang memang keadaannya kritis.  Hidupkan juga pengobatan tradisional dengan jamu-jamuan.  Beri ruang untuk berkembangnya pola penyembuhan yang non medis modern.  
D. Membuka kembali dinamika ekonomi adalah jalan satu-satunya untuk mencegah banyak perusahaan dan negara ini bangkrut.  Sudah jelas Pemerintah tak bisa memberi makan rakyat dalam jangka waktu panjang.  Biarkan rakyat mencari makan sendiri .  Sementara itu dinamika sosial dan budaya harus dibuka karena itulah jalan agar setiap orang menemukan makna hidup, berbahagia, sehingga imunitas meningkatkan dan jadi tetap sehat.  

Jayalah Republik Indonesia. 

Oleh Setyo Hajar Dewantoro 

Penulis adalah Guru Meditasi

"DIAM ADALAH TRIK JOKOWI MEMBUNUH LAWAN - LAWAN'NYA"

Mayoritas pendukung Bapak Jokowi pasti terkesima dengan judul seperti ini.
Merasa terlalu yakin bahwa diamnya "Bapak Jokowi terhadap lawan-lawannya hanyalah trik membunuh".
Salah satu contoh yang paling menonjol belakangan ini adalah diamnya Bapak Jokowi terhadap Abas.
Beberapa pengamat/penulis bahkan berpendapat bahwa "riwayat politik Abas sudah tamat"

Semua mungkin...

Tapi perlu kita sadari bahwa soal Abas beda persoalan nya.
Saya pun tahu mayoritas pendukung Bapak Jokowi menganut jalan berfikir seperti judul diatas.
Tapi yang menjadi konsentrasi saya bukan soal "Trik Jokowi", melainkan soal "Konspirasi Politik Tingkat Tinggi" yang tidak banyak masyarakat tahu.
Boleh percaya, boleh tidak, posisi Bapak Jokowi saat ini tidak sedang baik-baik saja.
Ini tidak sebatas persoalan Abas, ini soal kekuatan Oligarki yang ada dibelakangnya.

Dampak Kepemimpinan Abas memang sangat buruk bagi masyarakat umum, itu pasti. Tapi para Mafia membutuhkan orang seperti Abas untuk memuluskan segala bisnis kotor mereka dan hanya Abas yang mampu bahkan tega melakukan itu, meskipun yang menjadi korbannya adalah rakyat sendiri.
Seperti apapun cara kita beropini, waktu'lah yang akan membuktikan semuanya secara pasti.

Dan saya berani taruhan, siapapun yang bakal Nyapres di tahun 2024 nanti, bisa jadi rival terberatnya adalah Abas.
Misi saya untuk menguburkan Abas dari peredaran informasi ga akan berpengaruh banyak, saya pun menyadari itu, namun intinya saya berusaha dan tidak diam.
Waktunya nanti, mata para pendukung Bapak Jokowi akan terbuka, bahwa Misi yang sedang saya jalankan ini benar...

"Bayangkan kamu sedang melihat seseorang terjatuh dari gedung tinggi. Kamu mungkin berteriak sekencang-kencangnya. Tapi plisss... Tolong percaya sama saya bahwa teriakanmu tidak akan membuat orang yang sedang jatuh itu tertarik kembali keatas. Dia pasti terhempas kebumi, itu hukum alam" !

Seperti ketika kamu percaya "Ahok sungguh-sungguh tidak bersalah", namun fakta hari ini Ahok tetap SAH sebagai "orang bersalah".
Seperti ketika kamu percaya bahwa "Bung Karno telah dilengserkan saja oleh Soeharto", namun fakta hari ini Soeharto tetap SAH sebagai "penyelamat Negara"

Apa yang saya maksutkan dengan mengibaratkan kasus-kasus diatas ?
Maksut saya adalah: "Jangankan suaramu, bahkan jantungmu kau congkil dan kau sobek-sobek, tetap saja apa yang telah didesain oleh kekuatan Oligarki, itulah yang akan berlaku !

Bapak Jokowi terlalu tulus mengabdi kepada Bangsa dan rakyat, saya pun tahu...
Beliau berniat merombak secara total "Sistem dan Bisnis Politik Pengelolaan Negara" yang sedang bejalan, yang dianggapnya salah. Hal itu dilakukannya demi keadilan sosial dan kesejahteraan hidup seluruh rakyat Indonesia.
Tentu saja niat tersebut sungguh mulia.
Tapi saya harus jujur bahwa langkah Bapak Jokowi diakhir periode pertama Kepemimpinannya hingga jalan periode kedua ini terlalu kasar sehingga menciderai tubuh Oligarki yang juga telah turut menopang kepemimpinannya diperiode pertama.

Oh andai pengelolaan Lahan HGU tidak diusik Jokowi...
Andai permintaan JK untuk tetap mendampingi beliau di periode kedua itu dikabulkan...
Andai sistem Impor Migas tidak diusik Jokowi...
Saya yakin Negara ini jauh lebih "aman"

Mestinya periode saat ini jauh lebih kuat ketimbang periode sebelumnya. Mengapa..?
Karena parlemen didominasi oleh koalisi Pemerintah !
Bahkan rival terberat Jokowi di 2014 dan 2019 yakni Prabowo telah menjadi bagian dari Kepemerintahan.
Namun apa yang kita saksikan sejauh periode kedua ini berjalan ?
Meskipun saya tetap percaya pada kemampuan dan bijaksananya seorang Jokowi, namun saya tidak bisa pungkiri bahwa periode kedua kepemimpinan Jokowi sangat rentan dan rapuh.
Bapak Jokowi nyaris hilang semaraknya dimata masyarakat yang tidak memahami apa persoalan sesungguhnya dibalik semua hiruk-pikuk dunia politik.

Tidak sesederhana yang kita bayangkan.....
Bapak Jokowi tersandera diantara kepentingan Politik dan rasa cintanya terhadap rakyat.
Beliau begitu mencintai dan ingin sekali berbuat sebanyak-banyaknya untuk kesejahteraan rakyat selama kesempatan dirinya menjabat sebagai Presiden RI, namun dari sisi yang tersembunyi dirinya diserbu oleh kepentingan.

Saya tahu ada campur tangan pihak internal Partai Pengusung juga, padahal Partai pengusung tersebut bisa melambung dan berjaya berkat nama Jokowi.
Jadi sampai disini kita bisa memahami kenapa diperiode pertama kepemimpinan Bapak Jokowi terasa lebih greget ketimbang periode saat ini.
Karena diperiode pertama ada kawan dan ada lawan, sedangkan diperiode saat ini kawan ikut-ikutan jadi lawan. Dan dia benar-benar tersandera !

Sedikit menelisik kebelakang....
Andaikata Jokowi berhasil dilengserkan diperiode yang lalu, apakah pernah terlintas difikiran anda bahwa Prabowo'lah yang akan naik menjadi Presiden RI menggantikan Jokowi ???
Kalo anda pernah berfikir seperti itu, maka saya ingin katakan bahwa anda keliru.
Pemikiran tersebut terlalu lugu dan lucu.
Dan saya ingin anda tahu saat ini bahwa andaikata Jokowi berhasil dilengserkan kala itu, maka yang berpotensi menjadi Presiden RI menggantikan Jokowi adalah Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla.
Itulah hukum pemindahan kekuasaan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia.
Beruntung Bapak Jokowi mampu menyatu eratkan POLRI dan TNI secara emosional dalam waktu singkat, meskipun belum sempurna.
Saya kira itulah konci keselamatan Negara saat itu dan Doa-doa kita juga.

Tubuh Oligarki memang berisi orang-orang Nasionalis, tapi mereka juga punya bisnis. Dan siapa yang rela jika sistem usahanya diusik ?
Bapak Jokowi perlu belajar "ilmu semut"
Oligarki itu seperti "Semut rangrang"
Dia akan menggigit dan menghambat anda agar tidak mendekati sarang/tempat segala aktifitas produksi dan reproduksi berlangsung.

Ketika anda ngotot menerobos hingga mencapai sarangnya kemudian mengobrak-abrik itu, apakah dia akan musnah ?  TIDAK !!!

Besoknya anda akan melihat mereka telah merakit sarang lagi, dan bukan hanya satu. Itulah Oligarki.
Anda hanya bisa membasminya menggunakan semut juga, yakni semut hitam/ada yang menyebutnya semut gila.
Semut hitam ini saya ibaratkan "orang-orang kecil yang siap digigit bahkan siap mati"
Ketika anda melepaskan semut hitam diarea kekuasaan semut rangrang, semut hitam tersebut akan langsung disergap dan digigit hingga mati. Tapi beberapa detik kemudian jika anda perhatikan, semut rangrang itupun mabuk kemudian mati.

Jadi langkah Bapak Jokowi menerobos dan mengobrak-abrik itu baik. Niat tulusnya sungguh mulia yakni demi menegak'kan keadilan sosial dan kesejahteraan hidup seluruh rakyat Indonesia.
Tapi apakah langkah itu akan efektif ???
Saya yakin tidak !!!
Seperti semut rangrang mereka akan membangun sarang lagi, dan tidak hanya satu.
Yang saya sesalkan adalah, mereka telah mebangun sarang-sarang baru dibelakang Abas...

Kembali ke apa yang telah saya ketengahkan diatas bahwa tubuh Oligarki berisi orang-orang Nasionalis, tapi mereka juga punya bisnis dan tidak rela bisnisnya diusik.
Mereka tidak membutuhkan orang pintar dan hebat untuk memimpin Bangsa ini, mereka hanya butuh sosok yang bisa dikendalikan agar dapat memuluskan segala urusan bisnis mereka, tidak peduli rakyat yang dikorbankan "yang penting usaha saya mancur", begitulah prinsip mereka.
Dan hanya Abas yang mampu dan tega melakukan itu.

Sampai disini paham sayang....?

Salam Waras
Krisyanto Yen Oni