Rabu, 30 Maret 2022

Turki, Negara Mayoritas Muslim Pertama yang Mengakui Israel

 Turki, Negara Mayoritas Muslim Pertama yang Mengakui Israel

Ilustrasi Mozaik Turki mengakui kedaulatan Israel.

Turki menjadi negara mayoritas muslim pertama yang mengakui Israel. Sikap ini diambil karena mereka butuh dukungan AS demi menghindari ancaman Soviet.

tirto.id - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi untuk mengakhiri pendudukan Inggris atas Palestina dan membagi wilayah tersebut menjadi dua, yakni untuk Yahudi dan Arab, pada 29 November 1947. Saat itu negara-negara Arab menolaknya dengan alasan karena resolusi—secara resmi bernama United Nations Resolution 181—tidak sesuai dengan piagam PBB tentang pemberian hak kepada rakyat untuk menentukan nasib sendiri.

Para penolak khawatir karena resolusi tersebut suatu saat akan berdiri negara Yahudi yang mengancam keberadaan orang Palestina. Ketakutan tersebut menjadi nyata setahun kemudian. Aktivis zionisme, David Ben-Gurion, mendeklarasikan pendirian negara Israel pada 14 Mei 1948.

Banyak negara mengakui kedaulatan Israel—yang semakin menambah keabsahan pendiriannya. Di sisi berseberangan, sejalan dengan sikap terhadap resolusi, negara-negara Arab mengutuknya. Ketegangan di Timur Tengah lekas meningkat hingga berujung pecahnya perang antara mayoritas negara Arab (termasuk Lebanon, Suriah, Yordania, Mesir, dan Irak) melawan Israel. Peristiwa ini dikenal sebagai Perang Arab-Israel 1948.

Salah satu pihak yang memilih netral dalam perang adalah Turki meski mereka tidak setuju terhadap resolusi. Saat itu Turki masih menaruh sikap curiga terhadap Israel.

Namun antagonisme Turki-Israel tidak berlangsung lama. Pada 28 Maret 1949, tepat 73 tahun lalu, Turki justru mengakui Israel sebagai negara merdeka dan berdaulat. Keputusan ini membuat Turki menjadi negara mayoritas muslim pertama di dunia yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Tekanan Perang Dingin

Sebuah pertanyaan mendasar pun menyeruak: Mengapa Turki malah membina hubungan dengan Israel di tengah kalutnya situasi?

Jawabannya dapat ditelusuri dari apa yang terjadi dengan negara itu setelah berakhirnya Perang Dunia II (1939-1945). Turki, dengan luas sekitar 783.562 km persegi, cukup diperebutkan oleh dua negara adidaya, Amerika Serikat dan Uni Soviet, meski tidak secara langsung seperti Vietnam dan Korea. Hal ini terjadi karena Turki adalah salah satu negara dengan lokasi terbaik di Timur Tengah: di antara Eropa-Asia dan menjadi penghubung antara Laut Hitam-Laut Marmara-Laut Mediterania.

Pada mulanya Turki lebih dekat ke Soviet. Hubungan mereka telah terjalin sejak 1925, tepatnya ketika menyepakati Treaty of Friendship.

Menurut Ferenc Albert Váli dalam Bridge Across the Bosporus: The Foreign Policy of Turkey (2019), relasi Turki-Soviet mulai goyah pada 1936. Penyebabnya adalah karena Turki diberi kontrol untuk mengendalikan Selat Bosporus dan Dardanella yang menghubungan Laut Hitam dan Laut Marmara berdasarkan Konvensi Montreux. Banyak kapal dagang dan kapal perang Soviet yang mengarung di dua selat itu sebelum akhirnya berlayar bebas di Atlantik atau Suez. Soviet jelas punya kepentingan besar untuk mempertahankan kedua selat yang sangat strategis secara ekonomi dan politik itu.

Bagi Soviet, Konvensi Montreux membuat Turki dapat sewaktu-waktu menggunakan kewenangannya untuk kepentingan politik. Soviet khawatir suatu saat manuver Turki akan merugikan mereka. Maka mereka ngotot meminta Turki membagi kewenangan mengurus Selat Bosporus dan Dardanella. Negara komunis ini juga meminta izin untuk membangun pangkalan di dua perairan tersebut.

Keretakan Turki-Soviet mencapai puncaknya satu dekade kemudian. Joseph Stalin memandang bahwa Turki benar-benar tidak lagi netral karena mengizinkan kapal perang Nazi dan AS melewati dua selat itu untuk mencapai Laut Hitam—yang keberadaan mengancam kedaulatan Soviet.

Ini jelas tidak bisa dibiarkan begitu saja. Soviet menekan Turki dan membuat mereka cukup ketakutan, apalagi jarak antar kedua negara cukup dekat. Tidak menutup kemungkinan sewaktu-waktu Soviet menyerang Turki.

Sebagai upaya defensif, Turki memilih menjalin hubungan lebih dekat dengan AS. AS tentu saja menyambut baik. Pasalnya, sebagaimana dipaparkan Bülent Gökay dalam Soviet Eastern Policy And Turkey, 1920-1991 (2006), para elite AS menganggap jika satu negara jatuh ke pelukan komunisme, maka tinggal tunggu waktu saja negara-negara lain yang dekat akan mengalami hal yang sama—dikenal sebagai “teori domino”. Dalam konteks Turki, jika ia jatuh ke tangan Soviet, maka komunisme dapat dipastikan akan menyebar ke selatan Iran hingga India.

BACA JUGA : 

Salah satu upaya konkret mendukung Turki adalah mengeluarkan bantuan ekonomi bermotif politik bernama Doktrin Truman, yang konon menjadi penyulut Perang Dingin, sebesar 400 juta dolar AS kepada Turki (dan Yunani) pada 1947. Akan tetapi bantuan itu tidak membuat ancaman komunis serta-merta hilang. Justru Soviet semakin agresif, yang membuat Turki harus memikirkan cara lain agar selamat.

Alhasil, Turki pun mulai memandang perlu dukungan Israel. Elite politik Turki paham betul Israel adalah anak kesayangan AS di Timur Tengah. Dengan mengakui kedaulatan dan menjalin hubungan dengan Israel, Turki juga bakal mengamankan dukungan AS dan negara Barat lain. Turki bakal berhadapan dengan situasi sulit jika ancaman komunis menguat ketika pada saat yang sama tensi politik dengan Israel memanas. Jika persoalan ini dibiarkan berlarut, tentu Turki juga yang bakal rugi.

Atas dasar inilah Turki mengakui secara de facto kedaulatan Israel pada 28 Maret 1949, yang kemudian diikuti pengakuan secara de jure pada 1952.

Israel pun diuntungkan dengan pengakuan Turki. Menurut pakar politik asal Israel Amikam Nachmani dalam Israel, Turkey, and Greece (1987), selain memperoleh banyak keuntungan ekonomi, Turki juga dapat berfungsi sebagai mediator dengan negara-negara Arab yang ditargetkan untuk menjalin kerja sama.

Sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim dan cukup modern, Turki saat itu memiliki posisi penting dalam percaturan politik regional dan akan jauh lebih penting di masa depan. Dan ini terbukti ketika pada 1950-an negara tersebut menjalin berbagai kesepakatan politik dan militer dengan negara-negara Arab dan Barat, dan yang paling prestisius: bergabung dengan NATO.

Turki, Negara Mayoritas Muslim Pertama yang Mengakui Israel
Infografik Mozaik Turki mengakui kedaulatan Israel

Dikucilkan Arab

Dengan mengakui Israel, menurut Saban Halis Calis dalam Turkey’s Cold War: Foreign Policy and Western Alignment in the Modern Republic (2017: 115), Turki sebenarnya ingin dianggap sebagai jembatan antara Barat dan Timur Tengah untuk membentuk blok anti-Soviet dan anti-komunis. Sementara Shamir Hassan dalam “Turkey’s Israel Policy Since 1945” (2008) mengatakan Turki ingin berguna sebagai perisai komunisme dan fasilitator perundingan di Timur Tengah.

Namun cita-cita membentuk blok anti-komunis dipandang salah langkah. Orang Arab tidak menganggap komunisme sebagai ancaman utama. Justru Israel-lah yang dianggap bahaya tingkat tinggi. Terlebih masih banyak orang Arab, khususnya kaum nasionalis pergerakan kemerdekaan, yang sinis terhadap negara Barat.

Kebijakan pro-Barat, khususnya dukungan terhadap Israel, pada akhirnya membuat Turki terasing di Timur Tengah. Negara yang didirikan Mustafa Kemal Ataturk ini dipandang tidak setia kawan dan dicap pengkhianat.

“Sikap kebarat-baratan Turki itu tidak akan dapat diterima. Bahkan beberapa kelompok Islam menyebut Turki sebagai ‘Israel kedua’ yang juga harus dihancurkan,” tulis Saban Halis Calis.

Baca selengkapnya di artikel "Turki, Negara Mayoritas Muslim Pertama yang Mengakui Israel", https://tirto.id/gqfW


Kiprah Putin di KGB

 Kiprah Putin di KGB


SEBAGAI imbas dari hampir tiga pekan operasi militer khusus Rusia ke Ukraina, linimasa media sosial bertebaran dengan video-video tentang Presiden Vladimir Putin. Selain unggahan video pidatonya yang disambut pasukannya dengan seruan “Ura!”, warganet juga menyoroti video cara berjalan Putin yang unik.
Beberapa video menampilkan rekaman Putin berjalan dengan tangan kanannya diam di sisi tubuhnya, sementara tangan kirinya berayun selaras langkah kaki. Ciri khas itu sedianya pernah dikaji para pakar syaraf Eropa sejak 2015, yang melahirkan julukan “gunslinger’s gait”. Gestur Putin tersebut identik dengan Putin sejak dirinya jadi agen dinas intelijen Uni Soviet Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB) yang bubar pada 1991.
“Gunslinger’s gait” kemudian juga jadi ciri khas Dmitry Medvedev (perdana menteri Rusia), Anatoly Serdyukov (menteri pertahanan Rusia 2007-2012), dan Sergei Ivanov (menteri pertahanan Rusia 2001-2007, kini Kepala Staf Kepresidenan Rusia). Dalam kajian bertajuk “Gunslinger’s Gait: A New Cause of Unilaterally Reduced Arm Swing” karya Rui Araújo, Joaquim F. Ferreira, Angelo Antonini, dan Bastiaan R. Bloem yang dirilis The British Medical Journal, cara jalan itu terbentuk oleh keharusan setiap agen KGB siaga dengan senjatanya yang disarungkan di balik pakaian di sisi kanan tubuhnya.
“Berdasarkan manual latihan, para mata-mata KGB diperintahkan menyimpan senjata di tangan kanan dekat dada mereka dan berjalan dengan mengayunkan satu tangan, biasanya tangan kiri, diasumsikan si mata-mata bisa menggunakan senjatanya secepat mungkin ketika harus berkonfrontasi dengan musuh,” tulis Araújo dkk.
Putin memang merupakan agen KGB di Jerman Timur dalam kurun 1985-1990. Ia termasuk saksi mata kala Tembok Berlin dirobohkan dalam reunifikasi Jerman jelang runtuhnya Uni Soviet.

Keluarga Penyintas Perang
Di kala Kota Leningrad (kini St. Petersburg) masih berupaya pulih dari kehancuran akibat Perang Dunia II, pada 7 Oktober 1952 Vladimir Vladimirovich Putin dilahirkan dari rahim Maria Ivanovna Putina, seorang buruh pabrik. Maria dan suaminya yang seorang veteran, Vladimir Spiridonovich Putin, bisa tersenyum menyambut putra ketiga mereka.
Putin kecil dirawat sebagai putra satu-satunya lantaran dua kakaknya meinggal tanpa pernah dikenal Putin. Albert, kakak tertuanya, meninggal saat masih bayi pada 1930-an dan Viktor, kakak keduanya, wafat karena difteri semasa Pengepungan Leningrad (September 1941-Januari 1944).
Putin kecil tumbuh di tengah-tengah keluarga yang dekat dengan politik dan circle militer di Perang Dunia II. Mengutip sejarawan Universitas Kent, Inggris, Profesor Richard Sakwa dalam Putin Redux: Power and Contradiction in Contemporary Russia, Putin punya kakek dari garis ayah, Spiridon Putin, yang jadi koki pribadi Vladimir Lenin dan kemudian Josef Stalin. Ayahnya eks-awak kapal selam yang kemudian dipindahtugas ke NKVD (Polisi Rahasia Soviet). Nenek dari garis ibunya jadi korban pendudukan Jerman Nazi di Tver, dan sejumlah paman Putin gugur di front timur.

Latar belakang itu membuat Putin aktif bergabung di Organisasi Pemuda Perintis Lenin, V.I. Lenina, kala beranjak remaja dan masih mengenyam pendidikan dasar. Di V.I. Lenina pula Putin gandrung dengan beladiri judo dan SAMBO sambil mencerna karya-karya Karl Marx, Friedrich Engels, dan tentu Lenin.
“Sejak SMA Putin sudah mulai belajar bahasa Jerman dan kemudian sekolah hukum di Universitas Leningrad (kini Universitas Negeri St. Petersburg). Semasa kuliah ia juga diharuskan bergabung ke Partai Komunis Uni Soviet dan tetap jadi kadernya sampai dibubarkan karena dilarang mulai Agustus 1991,” tulis sejarawan Columbia University Prof. Allen C. Lynch dalam Vladimir Putin and Russian Statecraft.

Menjadi kader muda V.I. Lenina dan partai komunis membuka mata pemuda Putin akan perpolitikan internasional, dimulai dari naiknya Leonid Brezhnev pada 1964 yang menyingkirkan Nikita Khrushchev, détente hubungan internasional dengan Barat, hingga invasi ke Afghanistan. Maka meski disarankan untuk lebih dulu menyelesaikan kuliahnya, sejak dini Putin bercita-cita untuk menjadi abdi negara di bidang keamanan.
“Bahkan sebelum saya lulus sekolah (SMA), saya sudah ingin bekerja di intelijen. Itu sudah jadi mimpi saya, meski saya juga punya cita-cita seperti terbang ke Mars, misalnya. Atau ambisi saya lainnya menjadi pelaut. Dan ada satu ketika saya ingin jadi pilot. Tetapi buku-buku dan film-film tentang mata-mata seperti The Sword and the Shield (1968) mengembangkan imajinasi saya. Yang membuat saya kagum adalah bagaimana seseorang bisa mencapai sesuatu yang tak bisa dilakukan seribu tentara. Satu mata-mata bisa menentukan nasib ribuan orang,” aku Putin dalam otobiografi yang dituliskannya bersama Nataliya Gevorkyan, Natalya Timakova, dan Andrei Kolesnikov berjudul First Person.

Membangun Jaringan
Saat kuliah pascasarjana studi hukum internasional, Putin mengenal dan menjalin hubungan dekat dengan seorang profesor jurusan hukum bisnis, Anatoly Sobchak. Di kemudian hari, sosok yang jadi mentor Putin itu beralih jadi politikus dan kemudian walikota St. Petersburg hingga punya pengaruh besar bagi karier politik Putin di Kremlin.
Setelah lulus magister hukum internasional pada 1975, Putin bergabung ke KGB dan masuk pelatihan dasar di Sekolah KGB ke-401 di Okhta, Leningrad. Di sinilah Putin menerima banyak doktrin intelijen, termasuk gaya berjalan.

“Dalam Bab 2-Pergerakan, manual itu memberi instruksi: ‘Saat bergerak, sangat penting untuk menyimpan senjata merapat ke dada atau di tangan kanan.’ ‘Keabnormalan’ ini juga terlihat di beberapa pejabat Rusia yang dulunya menerima pelatihan yang sama oleh KGB atau dinas intelijen lain,” sambung Araújo dkk.

BACA JUGA : 

Begitu lulus, Putin ditempatkan di direktorat kontra-intelijen. Pada 1984, Putin masuk pendidikan lanjutan bidang intelijen asing KGB di Institut Panji Merah Yuri Andropov (SVR), Moskow. Setahun pelatihan, Putin lalu ditugaskan ke markas KGB di Dresden, Jerman Timur mulai 1985.
Ia juga membawa serta Lyudmila Shkrebneva, istri yang dipersuntingnya sejak 1983. Dengan penyamaran sebagai penerjemah, Putin diakomodasikan tempat tinggalnya di sebuah flat lingkungan militer dan agen Soviet serta Jerman Timur tak jauh dari markas KGB cabang Dresden di Angelikastraße Nomor 4.
“Periode kariernya ini paling samar. Tugas utama Putin dan kolega-koleganya disebutkan sekadar mengumpulkan kliping-kliping media cetak dan memproduksi segudang informasi yang kurang berguna,” tulis jurnalis Amerika berdarah Rusia, Masha Gessen dalam The Man Without a Face: The Unlikely Rise of Vladimir Putin.

Banyak cerita tentang Putin yang belum terkonfirmasi kebenarannya. Salah satu di antaranya adalah keterlibatan Putin dan koleganya, Vladimir Usoltsev, dalam menebar aksi teror di wilayah-wilayah Jerman Barat yang acap dilakukan kelompok militan kiri Baader-Meinhof-Gruppe (Faksi Tentara Merah/FTM). Putin yang mengkoordinir KGB dan FTM.
“Banyak aktivitasnya (Putin) yang diremehkan mantan kepala Stasi (Dinas Intelijen Jerman Timur) Markus Wolf. Hal ini sebenarnya untuk menutupi (dugaan) keterlibatan Putin dalam mendukung teroris Faksi Tentara Merah. Seringkali para anggota kelompok itu bersembunyi di Dresden karena minimnya agen intelijen Barat,” ungkap jurnalis Inggris Catherine Belton di kolom Politico, 20 Juni 2020.

Putin juga berupaya membangun jaringan antara elite Stasi dan KGB cabang Dresden serta militer Jerman Timur dan Soviet. Di kemudian hari, beberapa tokoh elite tersebut punya pengaruh tersendiri bagi lingkaran terdalam Putin di pemerintahan.
“Orang-orang itu termasuk Sergey Chemezov, yang bertahun-tahun kemudian memegang lembaga ekspor senjata dan sekarang memimpin program yang menyokong teknologi, dan Nikolai Tokarev yang memimpin perusahaan jalur pipa negara, Transneft. Matthias Warnig, eks-perwira Stasi, kini menjadi direktur Nordstream yang menjalankan jalur pipa gas dari Rusia ke Jerman melalui Laut Baltik,” ungkap sejarawan Miami University Prof. Karen Dawisha dalam Putin’s Kleptocracy: Who Owns Russia?.

Lima tahun di Dresden bersama istrinya, Putin amat menikmati kota tempat tugasnya. Kehidupan keduanya di Dresden ibarat “surga” jika dibandingkan dengan di Moskow atau Leningrad.
“Jalan-jalan di Dresden begitu bersih. Penduduk terbiasa membersihkan jendela mereka seminggu sekali. Aparat-aparat Jerman Timur juga mendapat gaji lebih besar dari orang-orang kami dilihat dari bagaimana kehidupan mereka di lingkungan kami,” ujar Putin.

Namun, keadaan Dresden berubah menjelang runtuhnya Tembok Berlin. Euforia reunifikasi Jerman di masyarakat berubah jadi aksi-aksi demonstrasi ke beberapa kantor pemerintahan Jerman Timur dan para sekutunya, termasuk markas KGB.
Pada 5 Desember 1989, massa yang menggeruduk markas Stasi hendak melanjutkan aksinya ke markas KGB. Aksi itu didahului sekelompok kecil demonstran yang “memata-matai” lebih dulu ke muka gerbang markas KGB. Sejumlah penjaga bersenjata KGB masuk ke dalam gedung setelah menggembok gerbang. Putin pun mengontak komandan unit tank Soviet, yang memang ditempatkan di Dresden, untuk meminta perlindungan.
“Dan saya mendapat jawaban: ‘Kami tidak bisa melakukan apapun tanpa perintah dari Moskow. Dan Moskow bungkam,’” kata Putin mengingat masa itu.

Setelah memerintahkan para koleganya untuk memilah berkas-berkas KGB yang akan dibakar dan disembunyikan, Putin memupuk nyali untuk melabrak massa di gerbang kantor KGB walau tanpa perlindungan.
“Para penjaga semua bergegas masuk ke dalam gedung. Tetapi setelah itu datang seorang perwira bertubuh kecil yang gelisah. Dia berseru kepada massa: ‘Jangan coba-coba memaksakan diri merangsek ke properti ini. Para kamerad saya semua bersenjata, dan mereka di bawah perintah untuk menggunakannya jika terpaksa’,” kenang Siegfried Dannath, salah satu demonstran itu.

Massa pun mundur kendati markas KGB belum sepenuhnya lepas dari ancaman. Dalam beberapa jam berikutnya, orang-orang terus diliputi kecemasan lantaran perlindungan tak kunjung tiba.
“Setelah beberapa jam orang-orang militer kami akhirnya datang juga. Dan massa sepenuhnya membubarkan diri. Tetapi perihal ‘Moskow bungkam’ – saya mendapat firasat bahwa negara (Soviet) sudah tak lagi eksis, sudah lenyap,” kata Putin.
Kekhawatiran Putin tak keliru. Sepulangnya ke Leningrad pada awal 1990, kota itu sudah berganti nama lagi jadi St. Petersburg. Itu menjadi satu tanda Soviet berada di titik nadir yang bakal membuatnya senasib dengan Jerman Timur. Ditambah dengan peristiwa “Moskow bungkam”, kondisi itu membuat Putin ingin mengundurkan diri dari KGB, namun urung dilakoni.

Sambil menyelesaikan pendidikan S3-nya di Leningrad, Putin yang tetap aktif di seksi Hubungan Internasional KGB bertugas mencari calon-calon rekrutan KGB di lingkungan akademisi. Di kampus itu pula dia bereuni dengan mentornya, Profesor Sobchak, yang sudah menjabat sebagai walikota St. Petersburg.
Putin lalu memilih resign dari KGB pada 20 Agustus 1991 untuk ikut Sobchak. Keputusannya terdorong oleh sikapnya yang menolak upaya kudeta kelompok SCSE, Komite Darurat Negara pimpinan Gennady Yanayev, yang ingin menumbangkan Mikhail Gorbachev.
“Seiring dimulainya kudeta, saya langsung mengambil keputusan untuk di pihak mana saya berdiri. Komunisme adalah jalan gelap yang jauh dari arus utama peradaban,” ujar Putin.

Putin memilih jalan politik dengan menjadi penasihat hubungan internasional bagi Walikota Sobchak hingga 1996. Jalan Putin ke Kremlin pun mulai terbuka. Berawal dari menduduki jabatan deputi kepala Departemen Pengelola Properti Kepresidenan hingga 1997, dilanjutkan dengan Deputi Kepala Staf Presiden Boris Yeltsin hingga 1998, Putin lalu dipercaya menjadi Direktur FSB, salah satu dinas intelijen pecahan KGB, hingga 1999.

Kedekatannya dengan Yeltsin juga memuluskan kariernya hingga jadi deputi perdana menteri. Pada Agustus 1999, Putin terpilih jadi perdana menteri Rusia. Saat Yeltsin mengundurkan diri empat bulan berselang, Putinlah yang dipilih jadi pejabat presiden. Ia resmi menjadi presiden baru setelah melewati pemilu Juni 2000 sebagai calon independen.

https://historia.id/politik/articles...b-PGa77/page/6


Bagaimana Agama dan Ilmu Antariksa Rusia Bertalian Erat?

 Bagaimana Agama dan Ilmu Antariksa Rusia Bertalian Erat?

Pyotr Kovalev/TASS

Sebelum Uni Soviet berdiri, Rusia adalah negara dengan rekam jejak tradisi keagamaan yang mengakar kuat. Enam puluh tahun lalu, di bawah bendara Uni Soviet, orang Rusia berhasil menembus ruang angkasa dan Yuri Gagarin mengaku tidak melihat Tuhan. Meski demikian, agama dan astronautika tetap akur, bahkan bertalian erat.

Ide perjalanan ruang angkasa pertama kali dicetuskan oleh seorang filsuf Ortodoks Rusia bermarga Gagarin

Bagaimana Agama dan Ilmu Antariksa Rusia Bertalian Erat?
Potret Nikolay Fyodorov oleh Leonid Pasternak

Nikolay Fyodorov (1829—1903), seorang guru sekolah dan pustakawan, menentang ide kepemilikan buku dan gagasan dan tidak pernah menerbitkan apa pun selama hidupnya. Dia menolak untuk dipotret dan duduk untuk dilukis. Tak heran, dua potretnya harus dibuat secara diam-diam. Sebagian besar ajarannya ia sampaikan secara lisan kepada para murid dan sahabatnya. Sang pelopor filsafat kosmisme Rusia tersebut adalah anak haram Pangeran Pavel Gagarin (1789—1872). Kebetulan, nama marga manusia pertama di ruang angkasa juga Gagarin sehingga keudanya sering kali disangkutpautkan. Bagaimanapun, selama hidupnya, Nikolay lebih dikenal dengan nama marga ayah baptisnya, Fyodorov.
Semasa tua, Fyodorov bekerja di Moskow sebagai pustakawan di perpustakaan Museum Rumyantsev, yang sekarang menjadi Perpustakaan Nasional Rusia. Di sana, ia berteman dengan banyak intelektual pada masanya, termasuk Leo Tolstoy dan Konstantin Tsiolkovsky, pelopor astronautika Rusia dan ilmu roket.

BACA JUGA : 

Bagaimana Agama dan Ilmu Antariksa Rusia Bertalian Erat?
Deskripsi dan ilustrasi Tsiolkovsky tentang rumah kaca pesawat ruang angkasa.

Fyodorov adalah seorang penganut Ortodoks yang taat, tetapi juga seorang filsuf alam (pengkajian alam dan semesta fisika yang pernah dominan sebelum berkembangnya ilmu pengetahuan modern). Gagasan utamanya adalah memperpanjang usia secara radikal melalui ilmu pengetahuan. Dia percaya bahwa perkembangan spiritual dan ilmu pengetahuan akan menuntun umat manusia untuk merealisasikan cita-cita Kristen: menyingkirkan kematian dan membangkitkan orang mati dengan gagasan pengklonaan. Fyodorov juga percaya bahwa eksplorasi ruang angkasa diperlukan karena sumber daya di Bumi dapat habis. Belakangan, para pengikutnya, yang menyebut diri mereka kaum biokosmis, menyebarkan gagasan “pengembangan segera komunikasi ruang angkasa”. Sergey Korolev, pencipta pesawat ruang angkasa pertama Rusia, juga turut mendalami ajaran Fyodorov.

Pelopor teori astronautika Rusia adalah seorang penganut ilmu kebatinan yang religius

Bagaimana Agama dan Ilmu Antariksa Rusia Bertalian Erat?
Konstantin Tsiolkovsky. Dari seri “Penjelajahan Ruang Angkasa”. Lukisan miniatur tradisional Rusia, Palekh.

Konstantin Tsiolkovsky layak dijuluki Da Vinci Rusia karena, terlepas dari studi ilmiahnya, ia amat terlibat dalam mistikisme. Tsiolkovsky menyatakan bahwa ia mengembangkan teori peroketan hanya sebagai suplemen untuk penelitian filosofis tentang masalah ini.
Sejak usia 35 tahun, ia tinggal dan bekerja di Kaluga, kota yang menjadi pusat gerakan teosofi (ajaran dan pengetahuan kebatinan, semacam falsafah atau tasawuf) Rusia. Tuli sejak kecil karena demam Scarlet (skarlatina), dia sangat wawas diri dan, sebagian besar, belajar seorang diri. Namun, jiwanya amat lembut dan ia mengaku telah dua kali menerima “wahyu” sepanjang hidupnya.

Bagaimana Agama dan Ilmu Antariksa Rusia Bertalian Erat?
Konstantin Tsiolkovsky with model zeppelinnya.

Filsafatnya terdiri dari teisme (ilmu yang mengajarkan adanya Tuhan), panteisme (ajaran yang menyamakan Tuhan dengan kekuatan-kekuatan dan hukum-hukum alam semesta), dan esoterik (pemikiran filsafat tentang proses evolusi dari manusia dan makhluk hidup lainnya). Dia percaya akan keberadaan Tuhan, tetapi tidak mengasosiasikannya dengan Yesus. Tsiolkovsky Mengembangkan teori eksplorasi ruang angkasa, sejajar dengan ide-ide Fyodorov, dan ia terkenal berkat penyataannya berikut: “Bumi adalah tempat lahir umat manusia, tetapi Anda tak bisa hidup dalam buaian selamanya!”

BACA JUGA : 

Numerologi manusia pertama di ruang angkasa

Bagaimana Agama dan Ilmu Antariksa Rusia Bertalian Erat?
Sergey Korolev mengirim Yuri Gagrin ke ruang angkasa. Dari seri “Penjelajahan Ruang Angkasa”. Lukisan miniatur tradisional Rusia, Palekh.

Sergey Korolev (1907—1966), insinyur roket terkemuka dan pencipta pesawat ruang angkasa Yuri Gagarin, mempelajari karya Nikolay Fyodorov dan Konstantin Tsiolkovsky. Temuan dan ide mereka menginspirasi Korolev untuk membuat pesawat bertenaga roket. Sebetulnya, kesalehan Korolev sendiri masih diperdebatkan, tetapi dia percaya takhayul. Korolev tidak melakukan peluncuran pada hari Senin dan melarang perempuan berada di landasan peluncuran. Bagaimanapun, kosmonaut Rusia juga memiliki segudang takhayul lainnya.

Bagaimana Agama dan Ilmu Antariksa Rusia Bertalian Erat?
Ikon Tangga Pendakian Ilahi abad ke-12 (Biara Santa Catherine, Semenanjung Sinai, Mesir) menunjukkan para biarawan, yang dipimpin oleh Yohanes Climacus, menaiki tangga menuju Yesus, di kanan atas.

Namun, yang menarik dari penerbangan ruang angkasa pertama yang dikerjakan Korolev adalah jumlah “kebetulan” dalam numerologinya. Pertama-tama, 12 April, hari Gagarin pergi ke ruang angkasa, dalam kalender gereja Ortodoks Rusia jatuh pada hari raya Santo Yohanes Climacus (Yohanes dari Tangga), penulis Tangga Pendakian Ilahi, sebuah teks biara yang menjelaskan bagaimana mengangkat tubuh dan jiwa seseorang kepada Tuhan melalui kepatuhan monastisisme (praktik keagamaan berupa tindakan menjauhi segala hasrat keduniawian dengan maksud membaktikan hidup semata-mata bagi kegiatan kerohanian). Metafora utama yang digunakan oleh Santo Yohanes adalah Tangga Yakub ke Surga (Kitab Kejadian, 28). Namun, argumen ini masih diperdebatkan walau beberapa pemuka Ortodoks meyakininya.
Kebetulan lainnya adalah total waktu penerbangan. Tak diragukan lagi, semuanya dihitung secara menyeluruh. Misalnya, penerbangan ruang angkasa berikutnya, 6—7 Agustus 1961, yang dilakukan oleh German Titov dengan Vostok-2, berlangsung tepat satu hari, satu jam, 11 menit. Sementara itu, Yuri Gagarin mengorbit Bumi pada 12 April 1961 selama 108 menit. Angka 108 dianggap suci dalam agama Hindu dan Buddha. Dalam kedua agama ini, 108 adalah angka keberuntungan yang berkaitan dengan keharmonisan, penyempurnaan, dan kesuksesan ilahi.

Banyak kosmonaut Soviet pada masa itu (dan hingga kini) memeluk Kristen

Bagaimana Agama dan Ilmu Antariksa Rusia Bertalian Erat?
Konsekrasi wahana peluncuran Soyuz-FG dengan pesawat ruang angkasa berawak Soyuz TMA-20M di kompleks peluncuran Kosmodrom Baikonur.

Pada 1964, tiga tahun setelah penerbangan Yuri Gagarin, sang kosmonaut mengunjungi Troitse-Sergieva Lavra (Biara Trinitas Santo Sergey) untuk sekadar melihat-lihat. Namun semasa Soviet, hal ini menimbulkan masalah dan berujung pada penyelidikan oleh pejabat Partai Komunis Uni Soviet. Belakangan, pada masa pasca-Soviet, keyakinan agama kembali menjadi urusan pribadi. Ternyata, banyak kosmonaut Rusia modern yang taat beragama.
Sebetulnya, hal serupa pun terjadi pada astronaut Amerika. Misalnya, pada 1963, Gordon Cooper berbicara dan merekam doa Thanksgiving selama penerbangannya. Pada Malam Natal, 24 Desember 1968, awak Apollo 8 membaca Kitab Kejadian saat mereka mengorbit Bulan dan masih banyak kisah lainnya.

https://id.rbth.com/technology/83717...-antariksa-wyx

Senin, 28 Maret 2022

Mbah Manto Buat Kios Bensin Kejujuran di Semarang, Ternyata Banyak yang Tak Bayar

 Kompas.com, 26 Maret 2022, 15:09 WIB


Mbah Manto Buat Kios Bensin Kejujuran di Semarang, Ternyata Banyak yang Tak Bayar

Penulis: Kontributor Semarang, Muchamad Dafi Yusuf | Editor: Dheri Agriesta

SEMARANG, KOMPAS.com - Sukarminto (62) berjalan pelan menyeberang Jalan Silayur, Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Dia membawa puluhan botol bekas air minum kemasan ukuran sedang ke pinggir jalan. Sambil melihat lalu-lalang kendaraan, dia mengisi bahan bakar minyak (BBM) ke dalam puluhan botol itu.

Botol berisi bensin itu ditata rapi di sebuah rak bertuliskan "Kios Pertalite/Pertamax Kejujuran".

Sukarminto atau yang akrab dipanggil Mbah Manto itu sudah beberapa tahun menjual bensin tanpa dijaga.


"Jadi untuk yang bayar bisa langsung taruh di boks warna putih itu," jelas Mbah Manto sambil menunjukkan boks bertuliskan Rp 10.000 itu, Sabtu (26/3/2022).

Alasan Mbah Manto membuat Kios Kejujuran karena kasihan melihat banyak pengendara yang kehabisan BBM di Jalan Silayur.

"Di sini kan menanjak sekali jalannya. sementara pom bensin juga cukup jauh. Jadi saya buatkan Kios Kejujuran ini,"katanya.

Kios Kejujuran yang dibuat itu tak pernah tutup. Dalam sehari, 40 liter bensin bisa habis terjual di kios itu.

"Paling banyak itu ketika malam, biasanya kalau malam kan sepi ya di sini. Jadi yang kehabisan bensin banyak yang mampir sini. Tau-tau pagi sudah habis saja," kelakarnya.


Membuat Kios Kejujuran ternyata tak selalu untung. Banyak pembeli yang tak membayar setelah mengambil bensin.

"Ya tidak masalah, saya memang ingin membantu. Namun kadang juga misal kemarin tak bayar besoknya bayarnya dobel juga ada. Jadi di boks itu tiba-tiba ada uang Rp 50.000,"
 imbuhnya.

Selain menyediakan BBM, Mbah Minto juga menyediakan air es dan air hangat lengkap dengan kopi. Minuman itu sengaja disediakan untuk pembeli.

"Jadi kebanyakan kan pembeli itu pada dorong, karena banyak kehabisan di jalan. Jadi saya sediakan minuman saja untuk melepas dahaga secara gratis," paparnya.

Salah satu pembeli, Yunika Wulandari mengaku terbantu dengan adanya Kios Kejujuran.

Dia mengaku sempat bingung karena kios tersebut tak ada yang jaga. Beruntung, lanjutnya, ada warga yang memberi tahu.

"Tadi saya bingung bayar di mana. Ternyata langsung ditaruh di boks itu," katanya.

https://regional.kompas.com/read/202...ernyata?page=1


Jumat, 25 Maret 2022

Anang Hermansyah Diminta Tanggung Jawab oleh Investor karena Harga Token Asix Anjlok

 Anang Hermansyah Diminta Tanggung Jawab oleh Investor karena Harga Token Asix Anjlok


Jakarta - Anang Hermansyah dan Ashanty kembali menjadi sorotan, Bunda. Kali ini masih terkait harga tokon kripto Asix miliki mereka.

Akibatnya, postingan Anang yang muncul di media sosial Instagram pribadinya diserang para pembeli. Dalam postingan tersebut, mereka mengungkapkan beragam keluhan dan minta pertanggungjawaban.

Untuk diingat kembali, Anang dan Ashanty pertama kali meluncurkan token kripto Asix pada 22 Januari 2022. Namun sayang, harganya memang fluktuatif naik turun, namun cenderung anjlok.

Mengutip dari detikcom, harga token Asix pada Senin (21/3/2022) kembali alami anjlok jauh 11,25 persen ke Rp 0,0116. Sedangkan hari ini, harga token Asix juga telah mengalami kenaikan sebesar 2,05 persen ke Rp 0,0120.

Postingan Anang terkait Asix Token beberapa waktu lalu itu berupa foto promosi demo game congklak, Bunda. Game tersebut dirilis Asix pada 18 Maret 2022 yang lalu.

"Kabar Bahagia buat kalian semua nih Game Congklak "Demo Version" sudah rilis," tulisnya melalui akun @ananghijau, dikutip pada Rabu (23/3/2022).

Alih-alih mendapatkan tanggapan positif, para pembeli malah melampiaskan kekesalan pada Anang. Kebanyakan dari mereka komplain dan tak terima dengan token Asix yang harganya terus terpuruk.

"Apa hubungan nya asix token sama congklak,, ini game kaga terintregasi ke crypto lawak lawak," tulis @asqo****.

"Mas Anang udah nikmat blm mkan BNB,, dr hrga 70 rp skrng dh 11 rupiah,, dgn project game congklak,, ini token Asli SAMPAH," tutur @adit****.

"#asixtoken bisa dilaporin kek penipuannya binomo ngga ya? Aku dah down banget hold terus dan harus nunggu pump 1000% biar balik modal liat asix di harga 12 hari ini," ungkap @lena****.

"Di saat yg lain merah Asix ikut merah, tetapi disaat yg lain hijau asix tetap merah, why?" kata @irva****.

"Udah parah banget sih ini dari puluhan juta tinggal ratusan ribu punya gue wkwkwkw. Mau marah tapi gimana emng rugpull cuma mau duit orang orang aja wkwk. Semoga berkah ya nang," sambung @sipa****.

https://www.haibunda.com/trending/20...en-asix-anjlok

Token ASIX awal listing di Indodax tanggal 3 Maret sempat di harga Rp88 per token tapi sekarang makin anjlok hingga Rp11 per token. Hanya dalam waktu 22 hari anjlok 87,5%



Anang Hermansyah Diminta Tanggung Jawab oleh Investor karena Harga Token Asix Anjlok



Misal ada investor yang beli di harga Rp60 per token, maka modalnya sekarang tinggal 18,35% saja sebab harga ASIX saat ini cuma Rp11 per token

Modal 50 juta jadi cuma 9,18 juta

Modal 100 juta jadi cuma 18,35 juta

Mendingan para investor ASIX tahun ini tidak usah mudik lebaran tapi main game congklak aja. Lumayan game congklak bisa buat hiburan




Anang Hermansyah Diminta Tanggung Jawab oleh Investor karena Harga Token Asix Anjlok