Kanya Retno, Mahasiswa Desain Produk Institut Teknologi Bandung 2018, memiliki banyak pengalaman dan prestasi di berbagai bidang berbeda.
Peraih penghargaan Mahasiswa Terbaik FSRD ITB 2021, pengalaman sebagai Investment Analyst di Global Founders Capital, hingga langkah besarnya untuk masyarakat luas dengan mendirikan layanan kesehatan mental berbasis onlinebernama “Kita Berkisah” adalah sebagian kegemilangan dirinya.
Ketertarikan Kanya untuk belajar banyak hal, terutama mengikuti organisasi dan kepanitiaan, adalah awal mula keberhasilannya.
“Sejak itu pikiran aku terbuka kalau dunia ini gak sesempit itu dan ada banyak yang hal yang belum aku ketahui,” ujar Kanya.
Selain gemilang prestasi dan pengalaman yang telah Kanya catatkan, ia juga telah memulai langkah besar yang dapat membantu banyak orang. Perbedaan kepedulian lingkungannya di bangku SMA dan kuliah terhadap kesehatan mental menjadi hal yang menggerakan hati Kanya untuk menciptakan sarana yang dapat membantu orang untuk menjaga kesehatan mental dengan melakukan konseling secara daring dan bebas biaya.
Dari sinilah, “Kita Berkisah” dilahirkan. Selain itu, “keresahan” akan prospek jurusan di Indonesia juga menjadi pemicu Kanya untuk giat belajar dan mencari pengalaman di bidang lain, seperti marketing, analyst, hingga consulting yang membawanya menjadi seorang investment analyst di Global Founders Capital.
Cara mudah Mendapatkan penghasilan Alternatif yang bisa anda andalkan
Kita Berkisah menyediakan berbagai jenis layanan kesehatan mental. Mulai dari Live Support Group yang mengumpulkan orang yang punya masalah serupa untuk saling bercerita dan saling menanggapi yang juga didampingi oleh satu fasilitator dan juga E-Counseling yang merupakan sesi konseling langsung dengan psikolog dengan durasi 50 - 60 menit. Hingga saat ini, sudah sekitar 1000 sesi E-Counseling yang telah dilaksanakan. Selain itu Kita Berkisah juga mengadakan dan membuat berbagai webinar, talkshow, dan konten terkait kesehatan mental.
Tidak hanya merasakan manisnya kehidupan, Kanya juga pernah mencicipi bagian-bagian pahit. Kehilangan arah dan perasaan down pernah ia alami semasa TPB dan tingkat tiga. Perasaan meaningless juga pernah dirasakan Kanya karena bisa membantu orang lain dengan Kita Berkisah, tetapi tak memiliki mental support-nya sendiri. Meskipun demikian, Kanya masih mampu mengatasi semua masalah tersebut.
“Waktu TPB aku pernah benar-benar down. Saat itu aku susah untuk beradaptasi dan juga sempat mengalami bullying. Bersyukurnya, aku terbantu banget oleh banyak orang suportif di sekitarku yaitu teman-teman serta bantuan dari psikolog,” cerita Kanya.
“Pertama, bangun tujuan yang ingin kamu capai. Lalu susun tujuan-tujuan kecil untuk membantu diri kamu mencapai tujuan besar kamu. Hal tersebut dapat menguatkan dan mendisiplinkan diri kita. Kedua, aku pakai cara yang bernama cognitive restructuring yang dapat mengubah pandangan dan sudut pandang kita terhadap suatu hal yang negatif untuk dialihkan menjadi hal yang positif.”
Di balik berbagai pencapaian serta naik-turun kehidupan, Kanya memiliki prinsip yang menjadi kunci kesuksesannya. Ia percaya jika kita sudah melakukan yang terbaik dan berusaha sebaik mungkin, Tuhan akan memberikan “jawabannya”. Dalam prosesnya, diperlukan keberanian untuk mencoba dan sifat konsisten untuk melakukan.
“Be authentic, be yourself. It's important to stick with your values and be confident in yourself.” Kanya Retno
Kita Berkisah menyediakan berbagai jenis layanan kesehatan mental. Mulai dari Live Support Group yang mengumpulkan orang yang punya masalah serupa untuk saling bercerita dan saling menanggapi yang juga didampingi oleh satu fasilitator dan juga E-Counseling yang merupakan sesi konseling langsung dengan psikolog dengan durasi 50 - 60 menit. Hingga saat ini, sudah sekitar 1000 sesi E-Counseling yang telah dilaksanakan. Selain itu Kita Berkisah juga mengadakan dan membuat berbagai webinar, talkshow, dan konten terkait kesehatan mental.
Tidak hanya merasakan manisnya kehidupan, Kanya juga pernah mencicipi bagian-bagian pahit. Kehilangan arah dan perasaan down pernah ia alami semasa TPB dan tingkat tiga. Perasaan meaningless juga pernah dirasakan Kanya karena bisa membantu orang lain dengan Kita Berkisah, tetapi tak memiliki mental support-nya sendiri. Meskipun demikian, Kanya masih mampu mengatasi semua masalah tersebut.
“Waktu TPB aku pernah benar-benar down. Saat itu aku susah untuk beradaptasi dan juga sempat mengalami bullying. Bersyukurnya, aku terbantu banget oleh banyak orang suportif di sekitarku yaitu teman-teman serta bantuan dari psikolog,” cerita Kanya.
Berikut adalah tips menghadapi masa berat ala Kanya.
“Pertama, bangun tujuan yang ingin kamu capai. Lalu susun tujuan-tujuan kecil untuk membantu diri kamu mencapai tujuan besar kamu. Hal tersebut dapat menguatkan dan mendisiplinkan diri kita. Kedua, aku pakai cara yang bernama cognitive restructuring yang dapat mengubah pandangan dan sudut pandang kita terhadap suatu hal yang negatif untuk dialihkan menjadi hal yang positif.”
Di balik berbagai pencapaian serta naik-turun kehidupan, Kanya memiliki prinsip yang menjadi kunci kesuksesannya. Ia percaya jika kita sudah melakukan yang terbaik dan berusaha sebaik mungkin, Tuhan akan memberikan “jawabannya”. Dalam prosesnya, diperlukan keberanian untuk mencoba dan sifat konsisten untuk melakukan.
“Why don't you just try? You've failed only when you've stopped. Don't be afraid of failure. Make consistent values everyday, even with your micro habits.”
Selain itu, pemetaan mengenai hal baik dan buruk juga perlu dilakukan untuk menghindari hal-hal yang dapat menyakiti diri kita.
“Be authentic, be yourself. It's important to stick with your values and be confident in yourself.” Kanya Retno