Minggu, 12 Desember 2021

Tips Mencegah Munculnya Kanker Payudara






Dr. I Wayan Sudarsa, SpB (K) Onk, Staff Bagian Bedah RSUP Sanglah. (ISTIMEWA)





DENPASAR, BALI EXPRESS - Kanker payudara merupakan jenis kanker yang terbanyak menyebabkan kematian di Indonesia, khususnya pada wanita. “Kanker payudara pada awalnya tidak menimbulkan gejala,” ujar Dr. I Wayan Sudarsa, SpB (K) Onk, Staff Bagian Bedah RSUP Sanglah.

GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Gejala yang terlihat kemudian biasanya adalah benjolan di payudara yang seringkali tidak sakit. Namun benjolan ini tumbuh dengan cepat atau cepat membesar. Menurut doktet Sudarsa, kebanyakan pasian memeriksakan dirinya terlambat. Misalnya ketika adanya benjolan yang besar di payudara. Kanker ini beresiko pada wanita, namun perbandingannya 1 berbanding 100 atau 1 berbanding 200.

Sementara itu, faktor penyebab kanker payudara adalah pola makan yang tinggi gula dan lemak, juga kegemukan. Faktor lainnya adalah faktor radiasi dan keturunan. Saat diperiksa, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan USG dan Mammigrafi.


“Tapi pada prinsipnya kanker payudaya bisa disembuhkan, jika kita temukan dalam stadium yang masih awal,” terangnya.

Pengobatan dapat dilakukan dengan cara operasi. Pengobatan lainnya yakni dengan anti kanker, kemotherapi, radiasi, hormonal terapi dan terapi alternatif dilakukan jika kanker berada dalam stadium lanjut. “Terpenting, mencegah sebelum penyakit itu muncul. Tentu saja dengan usaha-usaha mengurangi faktor-faktor resiko,” jelasnya.

Caranya dengan hidup sehat dan pola makan yang baik, serta menurunkan berat badan yang ideal. Sementara itu, ada pencegahan sekunder dengan cara menemukan penyakitnya sedini mungkin.



(bx/ran/man/JPR)

Sabtu, 11 Desember 2021

LOWONGAN KERJA MARKETING BALI



5 Penyebab Runtuhnya Majapahit

 5 Penyebab Runtuhnya Majapahit

Foto Eyang Patih Gaja Mada

5 Penyebab Runtuhnya Majapahit

Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan besar yang ada di indonesia. Kerajaan Majapahit berdiri pada tahun 1293 M dan raja pertamanya adalah R. Wijaya (Sri Kertarajasa jayawardhana). Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa kepemimpinan raja Hayam Wuruk dan patih Gaja Mada (1350 M - 1389 M). Wilayah kekuasaannya pun mencapai seluruh nusantara. 

Sepeninggal dari raja Hayam Wuruk dan patih Gaja Mada, Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran dari tahun ke tahun, hingga pada tahun 1478 M Kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan.

GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

5 Penyebab runtuhnya kerajaan majapahit yaitu. 

1. Meninggalnya raja Hayam Wuruk dan patih Gaja Mada. Sepeninggal keduanya, Kerajaan Majapahit mulai meredup masa kejayaannya. 

2. B.J.O schrieke indolog, etnolog, dan sejarawan asal Belanda berpendapat bahwa penyebab keruntuhan Kerajaan Majapahit terjadi karena serangan Dyah Wijayakarana Girindrawardhana?

Dia adalah anak dari bhre kelin yang berasal dari dinasti Kadiri yang tampil kembali untuk merebut kekuasaan Kerajaan Majapahit. Hal ini nampak pada gelarnya yaitu Paduka Sri Maharaja Wilwatikta Daha-Jangala-Kadiri. 

3. Di runtuhkan Demak. Teori mengenai penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit ini hadir dari Thomas Stamford Rafles. Dia menyebut kalau Kerajaan Majapahit di runtuhkan oleh Demak pada tahun 1400 saka, sesuai dengan yang tertulis pada serat Saka. 

4. Perebutan kekuasaan antara keluarga raja Pati Unus, penguasa Demak, sempat menjadi raja yang kuat di Kerajaan Majapahit. Namun ini tak serta merta menjadikan kesimpulan bahwa penyebab keruntuhan Kerajaan Majapahit adalah karena serangan Demak. Melainkan karena ada unsur perebutan kekuasaan antara keluarga Raja. 

5. Faktor Agama, lebih lanjut mengenai serangan Demak ke Majapahit yang menjadi penyebab keruntuhan Majapahit, yakni karena dorongan Demak sebagai kerajaan berlandaskan Islam yang ingin lepas dari pengaruh Majapahit yang hindu. 

5 Penyebab Runtuhnya Majapahit
Candi Jabung, di desa jabung, kecamatan paiton, kabupaten probolinggo, jawa timur

Menurut Prasasti Petak 1486M dan juga Naskah Paraton, Kerajaan Majapahit runtuh akibat serangan sang Munggwing Jinggan. Raja Majapahit Dyah Suraprabhawa Mokta ring Kedaton 1400Saka/1478M.

GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Siapa Sang Munggwung Jinggan? Mengutip dari analisa sejarawan Nia Solihat Irfan, bahwa Munggwing Jinggan adalah putra sulung Sang Sinagara yang ingin merebut kembali hak tahtanya karena telah diserobot oleh pamannya Dyah Suprabawa. Sang Munggwing Jinggan bernama lengkap Wijayaparajrama Dyah Samarawijaya, jabatan dia adalah sebagai bhre di Kahuripan. Kudeta berdarah ini tentu dilakukan dan disokong penuh oleh tiga orang adik-adiknya yang dalam Naskah Paraton disebut sebagai Bhre Mataram, Bhre Pamotan, dan Bhre Kertabhumi.

5 Penyebab Runtuhnya Majapahit

Foto Candi Pari, didesa candipari, kecamatan porong, kabulaten sidoarjo, jawa timur

Berbicara mengenai masalah runtuhnya Kerajaan Majapahit, banyak versi yang menceritakan. Ada yang menceritakan karena perang saudara, ada yang karena balas dendam kerajaan kediri, dan ada yang menceritakan karena diserang putranya raja Demak dsb.

GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Apapun penyebab runtuhnya, kita harus bangga bahwa bangsa kita mempunyai peradaban yang sangat tinggi dimana saat itu tidak ada arsitek. Bangunannya sangat artistik dan sulit dibayangkan bagaimana teknologi dan peradaban pada zaman dulu bisa membangun bangunan seperti candi-candi yang ada di Indonesia ini.

5 Penyebab Runtuhnya Majapahit
Peta kekuasaan Majapahit

Untuk itu, mari kita gali lagi kejayaan peradaban asli Indonesia. Kita tunjukkan pada dunia bukan hanya Roma dan Mesir yang mempunyai peradaban tinggi pada zaman dahulu. Nenek moyang bangsa kita Indonesia juga mempunyai peradaban istimewa pada zamannya dahulu. Kita jaga peninggalan nenek moyang agar anak cucu kita tahu bangga bahwa negri kita dulu juga negri penakhluk yang perkasa. 

Benarkah INDIGO itu ada???

 Anak indigo biasanya memiliki kemampuan khusus dapat melihat hal tak kasatmata. Kemampuan ini jelas  tidak dimiliki oleh anak seumurannya. Anak indigo juga biasanya memiliki kecerdasan di atas rata-rata. 


Benarkah INDIGO itu ada???

Istilah indigo sendiri tercetus dari Nancy Ann Tappe, seorang indigo sekaligus pendiri Corology. Corology merupakan lembaga yang mempelajari kepribadian seseorang berdasarkan warna aura.

Dalam penelitiannya yang dilakukan pada 1970, Nancy mengungkapkan bahwa setiap anak yang lahir di dunia memiliki warna aura berbeda-beda. Dan warna tersebut terhubung dengan kepribadian seseorang.
Bagi anak yang terlahir dengan warna aura nila atau biru keunguan, disebut memiliki kemampuan khusus dan indera keenam.
Gagasan Tappe pun semakin berkembang dan semakin banyak orang tertarik untuk memahaminya. Terbukti, buku Understanding Your Life Through Color yang terbit pada 1982 miliknya diburu banyak orang. Hingga pada 2002 digelar konferensi internasional anak indigo untuk pertama kali yang dihadiri 600 orang.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang anak indigo, berikut ini adalah mitos dan fakta seputar anak indigo yang perlu Anda ketahui.


Mitos 1: Anak kecil di usia tertentu bisa mejadi indigo

Fakta: Tidak semua anak kecil – terutama balita – adalah anak indigo. Karena indigo hanya diterima oleh anak tertentu saja. Selain itu, tidak semua anak kecil juga dapat melihat hal-hal yang tak kasatmata.

Mitos 2: Semua anak indigo sensitif terhadap hal tak kasatmata
Fakta: Tidak semua anak indigo menyadari kapasitas yang dimilikinya bahwa ia memiliki intuisi alami yang cukup kuat. Itulah sebabnya terkadang ada orang yang memiliki kemampuan sebagai anak indigo hanya sampai usia tertentu. Padahal, jika kelebihan tersebut diolah, kemampuan anak indigo akan bertahan sampai ia dewasa.

Mitos 3: Anak indigo jauh dari sifat religius
Fakta: Seorang anak indigo justru lebih religius, meski terkadang tidak terlalu terlihat. Sebab menurut mereka hanya Tuhan yang mampu mengerti tentang permasalahannya. Selain itu, indigo juga menjadi religius karena empati atau simpati saat terjadi hal mengerikan baik di masa lalu atau sekarang.

Mitos 4: Kuat secara mental dan fisik karena terbiasa bersinggungan dengan hal supranatural
Fakta: Anak indigo yang menginjak usia remaja justru rentan terkena penyakit, salah satunya adalah penyakit stres. Hal ini karena adanya pola pikir yang tinggi. Stres ini akan mengakibatkan jantung berdetak tidak stabil dan lambung pun sering memproduksi asam.

Mitos 5: Selalu dapat menerawang masa yang akan datang
Fakta: Kemampuan ini sebenarnya berasal dari daya otak yang mampu bekerja lebih dibandingkan manusia pada umumnya. Oleh sebab itulah mereka dianugerahi kemampuan seperti telepati, dapat melihat masa yang akan datang, dan menguasai suatu bahasa tanpa perlu belajar lama.

Mitos 6: Anak indigo cenderung antisosial
Fakta: Seorang anak indigo justru memiliki rasa simpati yang tinggi karena dapat melihat atau merasakan langsung apa yang dirasakan oleh orang lain, bahkan sebelum kejadian berlangsung. Pada awalnya mereka akan dianggap aneh dan terkesan mengganggu, padahal apa yang dilakukannya merupakan bentuk perwujudan simpati yang tinggi.
Anak indigo terkadang memang dapat membuat Anda sebagai orang tua merasa khawatir. Namun, dengan memahami fakta dari mitos yang beredar di masyarakat, Anda dapat lebih memahami dunia indigo dan lebih tau bagaimana bersikap terhadap anak Anda.

Beberapa Fakta-Fakta Pegawai Negeri Sipil di Luar Negeri

 Beberapa Fakta-Fakta Pegawai Negeri Sipil di Luar Negeri


Quote:


GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Quote:


GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Quote:


GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Quote:


GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Quote:


GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Quote:

Jumat, 10 Desember 2021

ASAL USUL NAMA INDONESIA


*tulisan yg panjang dan detail, dibaca santai saja pelan-pelan sambil ngopi atau semacamnya

PADA zaman purba, kepulauan tanah air kita disebut dengan aneka nama. Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan kita dinamai Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Valmiki yang termasyhur itu menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Ravana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.

Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza’ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatra. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil “Jawa” oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun. “Samathrah, Sholibis, Sundah, kulluh Jawi (Sumatra, Sulawesi, Sunda, semuanya Jawa)” kata seorang pedagang di Pasar Seng, Mekah. Lalu tibalah zaman kedatangan orang Eropa ke Asia. Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang itu beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India, dan Cina. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Cina semuanya adalah “Hindia”.


Semenanjung Asia Selatan mereka sebut “Hindia Muka” dan daratan Asia Tenggara dinamai “Hindia Belakang”. Sedangkan tanah air kita memperoleh nama “Kepulauan Hindia” (Indische Archipel, Indian Archipelago, l’Archipel Indien) atau “Hindia Timur” (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah “Kepulauan Melayu” (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l’Archipel Malais).

Ketika tanah air kita terjajah oleh bangsa Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur). Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga “Kepulauan Hindia” (bahasa Latin insula berarti pulau). Tetapi rupanya nama Insulinde ini ku rang populer. Bagi orang Bandung, Insulinde mungkin cuma dikenal sebagai nama toko buku yang pernah ada di Jalan Otista.

Pada tahun 1920-an, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (1879-1950),
yang kita kenal sebagai Dr. Setiabudi (beliau adalah cucu dari adik Multatuli), memopulerkan suatu nama untuk tanah air kita yang tidak mengandung unsur kata “India”. Nama itu tiada lain adalah Nusantara, suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya. Setiabudi mengambil nama itu dari Pararaton, naskah kuno zaman Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad ke-19 lalu diterjemahkan oleh J.L.A. Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada tahun 1920.

Namun perlu dicatat bahwa pengertian Nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian, nusantara zaman Majapahit. Pada masa Majapahit Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (antara dalam bahasa Sansekerta artinya luar, seberang) sebagai lawan dari Jawadwipa (Pulau Jawa). Kita tentu pernah mendengar Sumpah Palapa dari Gajah Mada, “Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa” (Jika telah kalah pulau-pulau seberang, barulah saya menikmati istirahat). Oleh Dr. Setiabudi kata nusantara zaman Majapahit yang berkonotasi jahiliyah itu diberi pengertian yang nasionalistis. Dengan mengambil kata Melayu asli antara, maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu “nusa di antara dua benua dan dua samudra”, sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi nusantara yang modern. Istilah nusantara dari Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif dari nama Hindia Belanda.


Sampai hari ini istilah nusantara tetap kita pakai untuk menyebutkan wilayah tanah air kita dari Sabang sampai Merauke. Tetapi nama resmi bangsa dan negara kita adalah Indonesia. Kini akan kita telusuri dari mana gerangan nama yang sukar bagi lidah Melayu ini muncul.

Nama Indonesia

Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), orang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.

Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia at au Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis: … the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians.

Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Lagi pula, kata Earl, bukankah bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini? Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.

D alam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah “Indian Archipelago” terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.

Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan: Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the ! Indian Archipelago. Ketika mengusulkan nama “Indonesia” agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama bangsa dan negara yang jumlah penduduknya peringkat keempat terbesar di muka bumi!


Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama “Indonesia” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi. Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air kita tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah “Indonesia” di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah “Indonesia” itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalamEncyclopedie van Nederlandsch-Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah “Indonesia” itu dari tulisan-tulisan Logan.

Putra ibu pertiwi yang mula-mula menggunakan istilah “Indonesia” adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika di buang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.

Makna politis

Pada dasawarsa 1920-an, nama “Indonesia” yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama “Indonesia” akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan! Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.

Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging) berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.


Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya, “Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut “Hindia Belanda”. Juga tidak “Hindia” saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya.”

Sementara itu, di tanah air Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Lalu pada tahun 1925 Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula mula menggunakan nama “Indonesia”. Akhirnya nama “Indonesia” dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa kita pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini kita sebut Sumpah Pemuda.

Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; DPR zaman Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Belanda agar nama “Indonesia” diresmikan sebagai pengganti nama “Nederlandsch-Indie”. Tetapi Belanda keras kepala sehingga mosi ini ditolak mentah-mentah.

Maka kehendak Allah pun berlaku. Dengan jatuhnya tanah air kita ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama “Hindia Belanda” untuk selama-lamanya. Lalu pada tanggal 17 Agustus 1945, atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, lahirlah Republik Indonesia.

oleh: Irfan Anshory
Penulis, Direktur Pendidikan “Ganesha Operation” Yogyakarta

Kamis, 09 Desember 2021

Sarco Suicide Pod, Mesin Pembantu "Bunuh Diri" Euthanasia yang Akan Legal Di Swiss

 Sarco Suicide Pod, Mesin Pembantu "Bunuh Diri" Euthanasia yang Akan Legal Di Swiss

sumber : https://www.ifitshipitshere.com/sarc...uthanasia-pod/  

Kali ini kita akan membahas salah satu mesin yang membuat kontroversi di dunia medis dan kemanusiaan. Mesin yang satu ini sudah beberapa lama waktu yang lalu dikembangkan oleh perusahaan non-profit yang bernama Exit International untuk membantu para orang-orang yang memilki penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi dan menderita sakit sepanjang hidupnya. 

Bagi yang belum tahu, didunia kesehatan ada metode yang dinamakan "Euthanasia". Apa itu Euthanasia ?, Euthanasia adalah sebuah metode atau praktek yang dapat dilakukan oleh seorang pasien atau penderita yang mengalami sakit yang cukup parah dan tidak dapat tertolong lagi juga sudah mengalami penderitaan yang cukup panjang, untuk mengakhiri hidupnya secara sukarela untuk lepas dari penderitaan sakit yang dialaminya. Tentunya praktek Euthanasia ini akan melalui prosedur yang panjang dan landasan hukum yang sudah dipertimbangkan secara kuat.

Sarco Suicide Pod, Mesin Pembantu "Bunuh Diri" Euthanasia yang Akan Legal Di Swiss
sumber : https://humanlife.asia/3d-printed-su...n-switzerland/  

Beberapa negara di Eropa sana sudah banyak yang memperbolehkan metode ini dikarenakan untuk mengurangi penderitaan pasien yang terkena terminal illness. Beberapa negara tersebut diantaranya Belanda, Jerman, Luxembourg, Kanada, Belgia dan Kolombia. Lantas beberapa tahun yang lalu saat mesin ini masih dikembangkan dan prototype, banyak kalangan dari sisi kemanusiaan menentang dan mempertanyakan. Alhasil kontroversi tentang mesin ini pun mencuat ke publik.

GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Mesin Suicide Sarco Pod ini dikembangkan oleh dua orang yaitu Dr. Philip Nitschke dari Australia yang diberi julukan "Dr. Death" sebagai pendiri perusahaan Exit International dan seorang engineer Belanda bernama Alexander Bannink. Nitschke mengatakan setelah melalui perundingan dengan pemerintah Swiss, alat temuan dia ini akan didemonstrasikan dan dilegalkan pada tahun 2022 di negara Swiss yang otomatis akan mengundang atensi banyak kalangan.

Sarco Suicide Pod, Mesin Pembantu "Bunuh Diri" Euthanasia yang Akan Legal Di Swiss
sumber : https://www.newsweek.com/suicide-mac...evealed-886658  

Nitschke pun menjelaskan sarco pod ini lebih menguntungkan pasien dalam proses euthanasia yang akan dilakukan. Berbeda dengan metode konvensional euthanasia yang langsung menyuntikan cairan kimia untuk membuat pasien dalam keadaan koma dan sedikit ada yang mengalami kejang-kejang, sarco pod justru hadir untuk mengurangi penggunaan cairan-cairan kimia tersebut dan mengurangi efek setelah pasien dalam keadaan sekarat.

GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Nitschke pun menjelaskan cara kerja alatnya ini dengan menggunakan metode gas. Dimana pasien akan masuk dan duduk dengan santai didalam kapsul pod ini dengan diberikan beberapa options dan pertanyaan untuk meyakinkan pasien. Jika setuju pasien pun akan menekan tombol untuk mengaktifkan proses "suicide" didalam kapsul sarco. Proses pun dimulai dengan keluarnya gas nitrogen yang akan memenuhi ruang kapsul secara perlahan dan level oksigen akan turun hingga pada level 21% ke 1% kemudian sang pasien akan mengalami disorientasi dan akan kehilangan kesadaran dalam kondisi euforia dimana pasien akan merasakan ketenangan dan kebahagiaan.

Sarco Suicide Pod, Mesin Pembantu "Bunuh Diri" Euthanasia yang Akan Legal Di Swiss
sumber : https://www.dailystar.co.uk/news/wei...nasia-16782429  

Sehingga pasien tidak akan mengalami keadaan panik, ketakutan dan perasaan tercekik karena kehilangan kadar oksigen. Nitschke pun mengatakan, proses ini akan memakan waktu sekitar 30 hingga 40 detik saja, hingga pasien sudah berada di tempat yang "lain". Dalam 30 hingga 40 detik pasien akan mengalami Hypoxia atau turunnya kadar oksigen dalam darah dan Hypocapnia atau kondisi dimana turun nya kadar karbon dioksida dalam darah secara drastis. 

GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Suicide sarco pod ini juga memiliki kelebihan yaitu bisa ditempatkan dimanapun atas permintaan sang pasien (portable). Dikabarkan sarco pod ini pun dapat mengapung dilautan jika sang pasien meminta ketika suasana saat terakhirnya berada dilautan lepas. Demonstrasi kapsul ini pun dilakukan secara VR (Virtual Reality) dialam bebas berupa pegunungan sehingga pasien atau pengunjung yang ingin melihat atau mencoba dapat merasakan ketenangan didalam kapsul ini saat proses euthanasia berlangsung.