Senin, 18 Oktober 2021

Poin - Poin Perbedaan Pandangan Pihak Utara dan Selatan Terhadap Perbudakan dalam perang sipil amerika serikat

 Poin - Poin Perbedaan Pandangan Pihak Utara dan Selatan Terhadap Perbudakan

(Source : Google Image)

Perbudakan adalah suatu tindakan yang sangat tidak disetujui oleh masyarakat modern saat ini, karena perbudakan berarti merendahkan derajat seseorang yang sudah dianggap tidak manusiawi lagi. Hak asasi manusia tidak berlaku dalam perbudakan, hidup para budak sepenuhnya tergantung dari para majikan mereka. Bersyukur kalau majikan mereka masih memiliki hati, tapi jika majikan mereka sangat kejam, sudah jelas neraka dunia yang dirasakan para budak ini. Perbudakan bukan barang baru di peradaban manusia, dari jaman dahulu dan dahulu banget perbudakan sudah ada dan biasanya budak - budak ini merupakan masyarakat dari kelompok yang kalah perang. Berkembangnya zaman perbudakan tidak hanya terjadi di Eropa dan Asia saja, tapi sudah merambah ke benua Amerika seiring datangnya para pemukim - pemukim Eropa. Budak - budak dari benua Afrika dikirim ke Amerika melalui kapal - kapal dagang budak, dan mereka diperdagangkan disana. Masalah budak di Amerika ternyata menjadi masalah tersendiri di negara baru itu, mengapa tidak? deklarasi kemerdekaan yang mereka elu - elukan karena menjamin persamaan setiap warga negara ternyata pada kenyataannya masih ada perbudakan di negara itu. Pro kontra perbudakan ini  terbagi menjadi dua wilayah dimana Amerika Serikat bagian utara (Union) kontra terhadap perbudakan sedangkan Amerika Serikat bagian selatan (Konfederasi) pro dengan perbudakan. Bagaimana perbudakan dipandang oleh kedua wilayah ini? dan apa saja argumentasi mereka? 

Berdasarkan Deklarasi Kemerdekaan:
UTARA

Poin - Poin Perbedaan Pandangan Pihak Utara dan Selatan Terhadap Perbudakan

Pada deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat sudah sangat jelas perbudakan sesama umat manusia sangat ditentang, setiap manusia mendapat hak yang sama dalam memperoleh pendidikan, politik, dan kehidupan ekonomi. Begitu juga hak dalam berkumpul atau mengeluarkan pendapat, yang sudah diatur dalam deklarasi kemerdekaan tersebut. Didalam konstitusi Amerika Serikat sendiri mengamanatkan kepada setiap warga negara Amerika Serikat untuk hidup berdemokrasi tanpa memandang ras, status sosial, kepercayaan, maupun bahasa yang digunakan dalam hidup berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Warga pihak utara sangat mendukung dan memahami poin demokrasi dan HAM di deklarasi kemerdekaan ini. Para warga pihak utara menginginkan setiap orang - orang kulit hitam mendapatkan kemerdekaan dari perbudakan mereka, dan mengenyam pendidikan serta mendapatkan hak - hak mereka sebagai warga negara. 


SELATAN

Poin - Poin Perbedaan Pandangan Pihak Utara dan Selatan Terhadap Perbudakan
Berbeda dengan pihak utara, para masyarakat kulit putih pihak selatan sangat pro dengan perbudakan ini. Cara pandang tentang poin persamaan warga negara di deklarasi kemerdekaan dipandang berbeda oleh masayarakat selatan, termasuk para negarawannya yang salah satunya bernama John C. Calhoun. Calhoun menyuarakan pendapatnya melalui tentang deklarasi kemerdekaan yang memuat poin persamaan warga negara didepan senat, dia berpendapat bahwa tidak semua manusia diciptakan memiliki kesamaan seperti yang dimuat dalam deklarasi kemerdekaan. Ras kulit hitam sudah jelas memiliki kulit dan bentuk fisik yang sangat berbeda dengan kulit putih, bahkan Calhoun menambahkan dari sisi psikis ras kulit hitam ini sangat terbelakang dan sangat susah untuk "memanusiakan" mereka. Calhoun juga berpendapat hakikatnya kemerdekaan itu bukanlah suatu hukum yang mutlak dalam hidup manusia, melainkan merupakan hadiah yang menjamin inteligensi patriotik sehingga keinginan untuk merdeka itu ada dan bagi Calhoun para masyarakat kulit hitam ini belum sampai pemikirannya untuk kesana. 

Berdasarkan Sosial:
UTARA 

Poin - Poin Perbedaan Pandangan Pihak Utara dan Selatan Terhadap Perbudakan
Foto diatas merupakan foto dari William Lloyd Garrison yang merupakan politisi dari pihak utara sekaligus seorang pengamat sosial yang kontra dengan perbudakan. Garrison menerbitkan karyanya melalui sebuah buku yang diberi nama The Liberator pada tahun 1831. Dalam buku itu Garrison berpendapat bahwa perbudakan sangat bertentangan dengan hukum alam dan juga bertentangan dengan prinsip moral manusia, karena menurut Garrison fakta yang ada adalah para budak - budak kulit hitam ini diperlakukan seperti orang - orang barbar dan terbelakang seperti tidak ada peradaban di komunitas kulit hitam ini. Hak - hak mereka dirampas dan tidak diperhatikan, sehingga moralitas pada warga kulit putih yang menyiksa warga kulit hitam malah lebih mendekati bangsa barbar menurut Garrison. 


SELATAN 
Poin - Poin Perbedaan Pandangan Pihak Utara dan Selatan Terhadap Perbudakan
William Harper seorang filsuf dari pihak selatan menyuarakan pendapatnya, dan dia mengatakan bahwa justru sebenarnya perbudakan ini harus dilakukan untuk membangun sebuah peradaban. Kerja paksa dalam perbudakan menjamin suatu pekerjaan terhadap komunitas yang menjadi budak, karena jika tidak ada pekerjaan maka tidak ada kekayaan dan jika tidak ada kekayaan maka tidak ada peradaban. Karena kekayaan merupakan suatu elemen penting terbentuknya sebuah peradaban, dan untuk mencapai itu dibutuhkan perbudakan untuk mempercepat akumulasi kekayaan. Jadi menurut Harper perbudakan kulit hitam sendiri akan membentuk peradaban bagi bangsa negro, dan menaikan derajat bangsa kulit putih. Harper juga menyebutkan pengaruh ras sangat kental dalam perbudakan, karena menurut dia bangsa kulit hitam sangat terbelakang dan harus mengikuti gaya dan pemikiran kulit putih yang sudah menjadi karunia untuk acuan dalam hidup. 

Berdasarkan Teologia:
UTARA

Poin - Poin Perbedaan Pandangan Pihak Utara dan Selatan Terhadap Perbudakan
Lukisan diatas merupakan momen ketika anak - anak kulit hitam mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang sama seperti anak - anak kulit putih lainnya. Selain pendidikan formal mereka juga diajari pendidikan agama di gereja. Di pendidikan agama inilah mindset anak - anak kulit hitam yang berpikir mereka adalah budak dan tidak punya hak dalam hidupnya, diubah secara perlahan dengan menjelaskan bahwa mereka juga punya kesempatan yang sama seperti anak - anak kulit putih lainnya, dan Tuhan mengasihi mereka juga. 

Poin - Poin Perbedaan Pandangan Pihak Utara dan Selatan Terhadap Perbudakan
William Ellery Channing merupakan seorang agamawan dari pihak utara, dia melihat perbudakan sangat tercela dan dibenci oleh Tuhan. Dia berpendapat bahwa setiap manusia tidak boleh disamakan dengan barang dan benda kekayaan. Setiap manusia pada dasarnya sama dimata Tuhan, tidak ada yang menjadi pembeda dan berhak atas hidup manusia lainnya. Perdagangan budak berlawanan dengan peri-kemanusiaan, karena memperjualbelikan manusia seperti barang dagangan. Menurut Channing juga di dalam Alkitab sudah jelas dinyatakan bahwa hukum yang utama dan terutama adalah "Kasihilah sesamamu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri", sehingga tidak ada alasan perbudakan itu berlaku dalam kehidupan manusia. Apa lagi banyak terjadi kekerasan fisik yang dilakukan oleh para majikan kepada para budaknya, hal ini menurut Channing sudah menambah list alasan untuk menentang perbudakan. 



SELATAN 

Poin - Poin Perbedaan Pandangan Pihak Utara dan Selatan Terhadap Perbudakan
James Thronwell merupakan tokoh gereja di selatan, dia mengeluarkan pendapat untuk mendukung perbudakan. Dia berpendapat bahwa memang sudah menjadi anugerah dari Tuhan untuk orang - orang kulit putih mendapatkan tanah di selatan, dan Tuhan sendiri juga menciptakan bangsa negro sebagai pekerja kasar, kotor dan khusus untuk melayani warga kulit putih. Menurut Thronwell juga sudah menjadi tugas suci bagi orang - orang kulit putih, untuk mendidik dan menyadarkan orang - orang kulit hitam ini agar mengetahui fungsi dan buat apa mereka tercipta.


Berdasarkan Ekonomi
UTARA 

Poin - Poin Perbedaan Pandangan Pihak Utara dan Selatan Terhadap Perbudakan
Foto diatas merupakan satu keluarga kulit hitam yang berfoto bersama Granville Washington, pemilik dari perkebunan Wessyngton. Satu keluarga ini dulunya adalah budak tapi kabur ke utara dan bekerja di perkebunan Wessyngton, dan mereka dibantu oleh Granville Washington untuk mendapatkan sertifikat warga negara sehingga mereka tidak lagi dianggap budak dan dapat membangun usaha mereka sendiri. Cara - cara seperti ini banyak ditemukan diwilayah utara, para budak - budak diberikan kemerdekaan sehingga mereka dapat kesempatan bekerja dan mendapatkan gaji untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan mereka pun juga dapat membayar pajak ke negara. Selain itu orang - orang kulit hitam ini juga bisa mengurus ijin dalam membangun usaha, sehingga mereka bisa lebih mandiri melakukan kegiatan perekonomian mereka. Inilah menyebabkan industri di wilayah utara sangat berkembang, dan sistem perekonomian berkembang sangat pesat. Masyarakat utara berpendapat bahwa perbudakan hanya menambah kekayaan segelintir orang saja dan ekonomi cenderung lambat, sehingga perkembangan ekonomi tidak maksimal. Akan lebih baik jika orang - orang kulit hitam ini mendapatkan kesempatan yang sama seperti mereka untuk mendapat bekerja dan mendirikan usaha, sehingga pendapatan yang masuk ke negara dan perluasan ekonomi jadi lebih berkembang. 



SELATAN

Poin - Poin Perbedaan Pandangan Pihak Utara dan Selatan Terhadap Perbudakan
Bagi orang - orang selatan budak merupakan tenaga penggerak roda perekonomian yang murah dan berjangka panjang. Budak tidak perlu digaji hanya diberikan makanan itu sudah cukup, selain itu jika para budak perempuan melahirkan maka itu adalah aset bagi para tuan tanah di selatan karena si anak ini nantinya bisa menjadi budak mereka atau bisa mereka jual lagi nantinya. Pundi - pundi keuangan mereka akan semakin bertambah dengan semakin banyaknya budak yang mereka punya, karena luas tanah yang dikerjakan bisa maksimal tanpa harus mengeluarkan ongkos yang besar untuk menggaji para budak. Ini mengapa para tuan tanah di selatan berusaha keras untuk mendukung perbudakan, karena pundi - pundi uang mereka bertambah dengan sistem kerja yang kejam ini. Selain itu perbudakan juga membuat munculnya juragan -  juragan budak (bukan juragan kaskus ya!) yang membuat Slave Market, dan tentu saja keuntungan yang didapat sangat tinggi sehingga banyak dari juragan - juragan budak ini memiliki hubungan dekat dengan politisi selatan dan mempengaruhi mereka untuk tetap menerapkan peraturan perbudakan di selatan. 

Itu tadi perbedaan sudut pandang antara pihak utara dan selatan Amerika Serikat dari berbagai bidang, sehingga bisa kita ketahui bahwa masalah perbudakan di Amerika bukan merupakan hal sepele malah sangat rentan dengan perpecahan. Terbukti dengan nantinya akan pecah perang saudara Amerika Serikat. Perbudakan merupakan tindakan yang keji terlepas dari apapun alasannya, karena hak hidup seseorang terampas dengan adanya perbudakan. Tentu saja semua orang tidak mau menjadi budak, maka dari itu harus dikuatkan rasa takut akan Tuhan, rasa kemanusiaan, rasa nasionalisme, dan demokrasi bertanggung jawab sehingga terciptalah persamaan sosial bagi seluruh aspek masyarakat. 

Apa itu JDM dalam Dunia Otomotif

 Yuk Mengenal Apa itu JDM dalam Dunia Otomotif


Penggemar otomotif pasti pernah mendengar apa itu JDM. Secara umum, istilah JDM berasal dari kata Japanese Domestic Market. Istilah tersebut mengacu pada mobil buatan pabrikan resmi yang hanya dibuat dan dipasarkan di dalam negeri Jepang.

Beberapa diantara model mobil JDM memiliki performa dan kecepatan super tinggi. Sehingga belum tentu legal untuk dikendarai di jalan umum jika dipasarkan ke negara lain.  Maka dari itulah, negara seperti Indonesia tidak bisa dengan mudah mendapatkan mobil JDM. Hal yang bisa dilakukan hanyalah memodifikasi kendaraan yang saat ini sudah dimiliki dengan spare part JDM.

Namun, tak bisa dipungkiri jika masih ada beberapa penghobi otomotif lain mungkin masih ada yang salah sangka dengan mobil JDM. Ada yang menyangka kalau semua mobil buatan Jepang adalah JDM. Padahal, faktanya tidak demikian. Untuk menambah pemahaman, mari kenali pengertian salah mengenai JDM:

1. Mobil Merek Jepang 

Banyak  yang mengira bahwa JDM adalah segala merek mobil yang diproduksi pabrikan Jepang meski dipasarkan ke berbagai negara di dunia. Ini adalah pengertian yang salah. JDM merujuk pada mobil produksi pabrikan resmi yang cuma diciptakan dan dipasarkan di pasar domestik Jepang. 

2. Mobil Jepang built up/completely built up (CBU)

Selain itu, ada pula yang menyangka bahwa JDM adalah mobil yang diimpor secara utuh dan disebut made in Japan, padahal belum tentu juga dibuat di Jepang. Perlu diketahui bahwa mobil JDM tidak bisa diimpor secara resmi ke mana pun kecuali menggunakan jalur dealer atau importir umum. 

3. Menggunakan Komponen Modifikasi Mobil JDM 

Hanya karena mobil modifikasi menggunakan komponen JDM pada sebagian atau seluruh spare part-nya, belum tentu bisa langsung disebut sebagai model JDM. Kendaraan seperti ini hanyalah “bergaya” JDM (JDM-look).
 
Menggunakan part mobil ` Jepang – mobil yang menggunakan part buatan tuner Jepang, misalnya HKS, Tanabe, Enkei, dan lainnya tidak bisa juga disebut sebagai JDM meski komponennya buatan Jepang. 

4. Pure JDM dan OEM JDM

Meski istilahnya adalah pure yang berarti juga murni, tipe ini bukanlah JDM asli, melainkan aliran modifikasi kendaraan yang part-nya menggunakan komponen JDM. Jadi, jangan sampai terkecoh ya!

Nah, itulah tadi penjelasan singkat mengenai apa itu JDM yang rupanya adalah Japanese Domestic Market atau mobil-mobil yang diproduksi dan khusus dipasarkan hanya untuk dalam negeri Jepang.

Meski begitu, kalian bisa memiliki dan mengendarai mobil ini dengan mendatangkannya melalui importir umum. Hanya saja, unit yang dibelikan tersebut bukan yang baru, melainkan mobil bekas  dan seringnya mengalami pengurangan fitur atau perubahan mesin. 

Sumber : https://hypeabis.id/read/5963/mengen...dunia-otomotif

Lawan Jadi Kawan: Kisah ‘Merah’ dan ‘Putih’ Bahu-membahu di Negeri Orang

 Lawan Jadi Kawan: Kisah ‘Merah’ dan ‘Putih’ Bahu-membahu di Negeri Orang

Terpaksa bekerja sama di Negeri Tirai Bambu, Tentara Merah dan Putih, dua musuh bebuyutan yang saling membenci, tak hanya berdamai, tetapi juga bersekutu dan bahkan berteman.

Musuh yang Tangguh
Revolusi Bolshevik pada Oktober 1917 betul-betul memecah belah rakyat Rusia. Peristiwa tersebut menjerumuskan Rusia ke dalam jurang konflik berkepanjangan dan penuh darah. Selama bertahun-tahun pascarevolusi, perang saudara antara Gerakan Merah dan Putih — pendukung dan penentang pemerintah yang baru — merenggut nyawa tak kurang dari 10 juta jiwa.
Meski pertikaian tersebut akhirnya dimenangkan oleh Gerakan Merah, kebencian antara kedua golongan ini tak berakhir sampai situ. Para imigran Putih mendirikan organisasi-organisasi antikomunis di seluruh dunia. Mereka bahkan ikut angkat senjata melawan Uni Soviet dalam Perang Saudara Spanyol, Perang Musim Dingin, dan bahkan selama kampanye Hitler di Eropa Timur.
Dinas intelijen Soviet tentu tak tinggal diam. Mereka terus mengawasi pergerakan komunitas-komunitas imigran Putih. Pemimpin-pemimpin mereka, bersama anggota-anggotanya yang paling akitf, ditangkap dan dilenyapkan.
Lawan Jadi Kawan: Kisah ‘Merah’ dan ‘Putih’ Bahu-membahu di Negeri Orang
Kavaleri Tentara Merah memasuki Kota Kazan, 1918.

Namun demikian, ada satu momen ketika dua musuh bebuyutan ini tak hanya berdamai, tetapi juga menjadi sekutu dan bahkan teman. Itu semua terjadi di Tiongkok nun jauh.
Faktor Orang Rusia
Ketika Gerakan Putih akhirnya dikalahkan di Siberia dan Timur Jauh Rusia pada awal 1920-an, puluhan ribu tentara dan perwira, bersama keluarga mereka, melarikan diri melintasi perbatasan dengan Tiongkok dan memulai hidup baru. Namun, keputusan tersebut sama saja seperti melompat dari wajan ke api sungguhan.
Tahun 1910-an adalah periode penuh kekacauan — bukan hanya bagi Eropa dan Rusia. Setelah mengalami revolusi pada 1911, Tiongkok memasuki “era militerisme” sejak 1916. Kelompok-kelompok militer politik bermunculan di negara itu. Meski begitu, mereka tak akur satu sama lain.
Lawan Jadi Kawan: Kisah ‘Merah’ dan ‘Putih’ Bahu-membahu di Negeri Orang
Prajurit-prajurit Tentara Putih.

Bagi pihak-pihak yang bertikai, para perwira Putih ibarat rezeki nomplok. Tak seperti tentara Tongkok yang kurang terlatih, orang-orang Rusia adalah prajurit yang terampil dan sangat berpengalaman. Mereka diangkat menjadi penjaga elite dalam pasukan panglima-panglima perang orang Tionghoa.
Kepala Intelijen Militer Soviet Yan Berzin pernah mengatakan, “Berkat pelatihan dan disiplin mereka, perwira-perwira Putih mampu memberikan pukulan berkali-kali lebih keras terhadap pasukan musuh.”
Musuh Bersama
Menjelang akhir 1920-an, Partai Kuomintang yang dipimpin Chiang Kai-shek berhasil menyatukan seluruh negara setelah mendapat pengakuan dari para panglima perang. Namun, pemerintah yang berbasis di Nanjing ini terlalu lemah untuk mengontrol para elite yang berkuasa di provinsi-provinsi terpencil.
Lawan Jadi Kawan: Kisah ‘Merah’ dan ‘Putih’ Bahu-membahu di Negeri Orang
Jin Shuren

Karena itu, ketika Sinifikasi paksa (suatu proses untuk membawa masyarakat non-Tionghoa berada di bawah pengaruh budaya Tiongkok) dan kebijakan finansial jangka pendek Gubernur Xinjiang Jin Shuren menyebabkan pemberontakan besar-besaran muslim Uighur pada 1931, Nanjing sama sekali tak berdaya. Chiang Kai-shek bahkan memberi dukungan pada kelompok pemberontak setelah mengetahui bahwa Shuren meminta bantuan militer kepada Uni Soviet. Divisi Kavaleri ke-36 Tentara Revolusioner Nasional (tentara nasional Tiongkok bentukan Partai Kuomintang sejak 1925 – 1947) pimpinan Ma Zhongying, yang dijanjikan jabatan gubernur setelah Shuren digulingkan, diutus ke provinsi tersebut.
Seperti di tempat-tempat lain di negara itu, militer Rusialah yang mengamankan situasi di Xinjiang. Mengindahkan seruan gubernur yang putus asa, yang pasukannya telah dialihkan, perwira-perwira Rusia membentuk empat resimen. Meski tak memiliki kekuatan untuk meredam pemberontakan, mereka tetap menyelamatkan rezim Shuren dari kehancuran yang nyaris tak terelakkan.
Demi membuat Xinjiang tetap lemah, Uni Soviet hendak mencegah Kuomintang menguasai wilayah tersebut. Moskow menanggapi secara positif permintaan bantuan militer yang diajukan Pemprov Xinjiang. Negeri Tirai Besi bahkan membiayai unit-unit Tentara Putih meski menahan diri untuk tak mengintervensi secara langsung.
Lawan Jadi Kawan: Kisah ‘Merah’ dan ‘Putih’ Bahu-membahu di Negeri Orang
Ma Zhongying

Bahu-membahu
Ketika pemberontak dan Divisi Kavaleri ke-36 bergerak memasuk Xinjiang, makin banyak warga muslim yang bergabung dengan barisan tersebut. Selain orang-orang Uighur, orang-orang Kirgiz, Dungan, Kazakh, Dzungar, dan bangsa-bangsa lain ikut berperang melawan pemerintah provinsi. Pada pertengahan 1932, sekitar 70 persen populasi muslim di wilayah tersebut telah mengangkat senjata. Konflik tersebut memuncak saat pemberentak berusaha merebut ibu kota regional, Urumqi. Namun, upaya yang dilancarkan pada musim dingin tahun itu berakhir gagal.
Karena pemberontak telah memotong jalan utama dari Uni Soviet ke Xinjiang, yang digunakan untuk memasok peralatan untuk pasukan Shuren, kejatuhan rezim tinggal masalah waktu. Pada 12 April 1933, dengan bantuan pasukan Tentara Putih, Jenderal Sheng Shicai yang oportunis menggulingkan gubernur yang malang dan, setelah menggantikannya, mencurahkan seluruh energinya untuk memperoleh intervensi militer langsung dari Moskow. Ia bahkan terbang beberapa kali ke ibu kota Soviet secara langsung.
Akhirnya, upaya Shicai membuahkan hasil. Pada November 1933, tentara sukarelawan Altai memasuki Xinjiang. Demi menyembunyikan keterlibatan langsung Moskow, Tentara Soviet mengenakan seragam Pengawal Putih. Namun, karena kebiasaan, mereka terus menyebut komandan mereka “Kamerad” alih-alih “Pak”.
Lawan Jadi Kawan: Kisah ‘Merah’ dan ‘Putih’ Bahu-membahu di Negeri Orang
Sheng Shicai

Tugas pertama unit Tentara Merah adalah mendapatkan kembali kendali atas jalan masuk dan keluar dari Uni Soviet dengan merebut kota perbatasan Chuguchak. Untuk melancarkan misi tersebut, mereka bekerja sama dengan Resimen Cossack ke-2 Tentara Putih. Inilah operasi gabungan pertama antara dua musuh bebuyutan selama kampanye tersebut.
Selanjutnya, Tentara Merah dan Putih diperintahkan untuk mengusir pasukan Ma Zhongying dari ibu kota. Tak diragukan lagi, mereka pun berhasil. Pemberontakan akhirnya berhasil diredam pada Februari 1934. Demi menjaga perdamaian, Sheng Shicai memberikan hak yang sama kepada orang-orang Uighur dengan orang Tionghoa.
Situasi yang Tak Biasa
Pada akhir April 1934, sebagian besar pasukan Soviet meninggalkan Xinjiang meskipun penasihat-penasihat militer dan resimen kavaleri yang berkekuatan lebih dari 1.000 personel, ditambah artileri dan kendaraan-kendaraan lapis baja, tetap berada di Urumqi. Selain itu, resimen Tentara Putih yang ditempatkan di sana dikurangi dari empat menjadi seorang saja.
Lawan Jadi Kawan: Kisah ‘Merah’ dan ‘Putih’ Bahu-membahu di Negeri Orang
Kavaleri Tentara Merah.

Ternyata, musuh lama tak hanya bisa bertarung bersama, tetapi juga hidup berdampingan dengan damai. Sebuah laporan Soviet yang dikirim dari Xinjiang ke Moskow pada 26 Maret 1935 menyatakan, “Golongan Merah dan Putih tak hanya hidup secara damai, tetapi secara bersahabat ... para imigran tak lagi diliputi rasa benci terhadap golongan Merah."
Uni Soviet mengonsolidasikan posisinya di Xinjiang, memasok senjata ke wilayah itu, melatih tentara lokal, menjalin hubungan perdagangan, dan memperluas jaringan mata-mata. Situasi ini sama sekali tak mengganggu orang-orang Putih setempat. Sebaliknya, mereka sendiri yang memulai kontak dengan dinas intelijen Soviet. Ribuan orang bahkan mengambil kesempatan untuk pulang ke Tanah Air dan memulai hidup baru.
Shen Shicai tetap menjadi teman setia Uni Soviet hingga dimulainya Operasi Barbarossa (awal invasi Tentara Jerman Nazi di Uni Soviet pada Perang Dunia II). Kala itu, ia memutuskan untuk memanfaatkan kesulitan sekutunya untuk melonggarkan kendalinya di Xinjiang. Stalin tentu tak melupakan ini. Jadi, ketika pada 1944 Kuomintang merebut kembali provinsi tersebut dan menggulingkan sang gubernur yang oportunis, Moskow bergeming.

https://id.rbth.com/sejarah/82572-ke...erah-putih-wyx

Jumat, 15 Oktober 2021

Ternyata Ini yang Buat Sri Mulyani Gabungkan KTP dengan NPWP!

 Ternyata Ini yang Buat Sri Mulyani Gabungkan KTP dengan NPWP!

Foto: Sri mulyani

JakartaCNBC Indonesia- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan menambah fungsi Nomor Induk Kependudukan (NIK) atau KTP. Terbaru adalah sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk wajib pajak orang pribadi.

Hal ini tertuang dalam RUU KUP yang saat ini diubah menjadi RUU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (RUU HPP) dan telah disetujui oleh DPR RI.

"RUU ini juga akan memperkuat reformasi administrasi perpajakan yang saat ini dilakukan oleh pemerintah, melalui implementasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai NPWP untuk Wajib Pajak orang pribadi," ujarnya melalui keterangan resmi yang dikutip, Kamis (7/10/2021).

Penyatuan ini sejalan dengan rencana pemerintah yang ingin menerapkan Single Identification Number (SID) di Indonesia yang telah disusun sejak tahun lalu. Salah satunya dengan menggabungkan KTP dan NPWP.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Suryo Utomo mengatakan, alasan utama menyatukan data NIK dan NPWP ini adalah untuk mempermudah DJP memantau masyarakat yang masuk sebagai wajib pajak. Ini juga akan meningkatkan rasio pajak Indonesia.

Sebab, semua masyarakat bekerja saat ini memiliki NIK yang tertera di KTP nya. Dengan penyatuan maka DJP mudah menelusuri data masyarakat tersebut apakah ia masuk sebagai wajib pajak atau tidak.

"Kan masing-,masing orang punya NIK kan. Orang yang bayar pajak kan orang Indonesia. Bagaimana caranya kita coba sinkronkan. Jadi nanti kalau suatu saat bisa kita sinkronkan akan bagus," ujar Suryo di Gedung DPR RI tahun lalu.

Suryo menegaskan, penyatuan identitas ini hanya untuk mempermudah DJP mendata masyarakat sebagai wajib pajak. Jika masyarakat memiliki penghasilan di bawah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) maka tidak perlu khawatir akan ditarik pajaknya.

Tahun lalu, penyatuan ini belum berlangsung karena menunggu persiapan IT sistemnya. Dengan diberlakukannya ini pada tahun depan artinya kesiapan dari IT sudah dipastikan. Apalagi Sri Mulyani berkali-kali mengatakan bahwa ini adalah data yang sangat bersifat pribadi sehingga DJP harus memastikan tidak bocor.