Jumat, 17 September 2021

Kota Banda Aceh Satu-satunya Zona Merah di Indonesia

 Kota Banda Aceh Satu-satunya Zona Merah di Indonesia


Jakarta, CNN Indonesia -- Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, menjadi satu-satunya kabupaten/kota di Indonesia yang masih tercatat sebagai zona merah atau wilayah dengan tingkat penularan Covid-19 tinggi alias rawan.

Data terakhir Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 per 12 September yang dirilis baru-baru ini mencatatkan sebaran zona merah hanya tersisa satu kabupaten/kota. Jumlah itu lebih sedikit apabila dibandingkan dengan pekan sebelumnya yang sebarannya mencapai lima kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Sebagaimana diketahui, peta zonasi risiko daerah dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan. Indikator yang digunakan adalah indikator epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan.

Kasus positif Covid-19 di Aceh memang menunjukkan tren penurunan sejak awal September 2021, meski dalam sepekan terakhir masih masuk 10 besar provinsi penyumbang kasus Covid-19 tertinggi harian di Indonesia.

Kendati demikian, tren kenaikan kasus kematian dilaporkan terjadi di Aceh. Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan per 11 September, Tingkat Komunitas (TK) Provinsi Aceh termasuk pada level 2. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan kasus positif di Aceh relatif rendah, hanya 20-50 kasus/100 ribu penduduk per minggunya.

Adapun, TK tertinggi yakni pada level TK 4 dengan lebih dari 150 kasus/100 ribu penduduk per minggu. Menurut laporan terbaru itu, tidak ada satu pun provinsi di Indonesia masuk level ini.

Lebih lanjut, selain zona merah, Satgas juga mencatat zona oranye atau wilayah dengan risiko sedang penularan Covid-19 yang mengalami penurunan jumlah. Dari pekan lalu yang tercatat sebanyak 294 wilayah zona oranye, maka pekan ini berkurang menjadi 89 kabupaten/kota zona oranye.

Zona kuning atau wilayah dengan risiko rendah penularan Covid-19 juga mengalami peningkatan menjadi 423 wilayah, dibandingkan data pekan lalu yang mencatat 117 kabupaten/kota masuk dalam zona kuning. Seluruh kabupaten dan kota administrasi di DKI Jakarta masuk kategori ini.

Selanjutnya, zona hijau tidak mengalami perubahan. Kabupaten Pegunungan Arfak di Papua Barat menjadi satu-satunya daerah yang melaporkan tidak ada penambahan kasus. Adapun satu wilayah yang dilaporkan tidak terdampak virus corona hingga Juli lalu, yakni Kabupaten Dogiyai di Papua, kini masuk kategori zona kuning.

Keunikan Suku Lingon, Orang Pedalaman Halmahera yang Bermata Biru

 Berbagai macam suku ada di Indonesia. Beberapa di antaranya memiliki perbedaan dan keunikan yang mencolok. Kemungkinan besar masih banyak suku di tanah air yang belum kita kenal.


Misalnya Suku Lingon yang ada di pedalaman Halmahera. Keberadaannya menjadi daya tarik tersendiri, baik karena asal usul maupun tampilan fisik penduduknya yang bermata biru

Kehidupan masyarakat Suku Lingon juga masih terkesan misterius. Menurut warga setempat, mereka tidak suka bertemu masyarakat umum.

Begitu ada yang tidak sengaja melihat gerak gerik mereka di hutan, dengan cepat mereka langsung menghilang dengan cepat.

Suku Lingon secara genetik memang tidak sama dengan orang Indonesia
Keunikan Suku Lingon, Orang Pedalaman Halmahera yang Bermata Biru

Suku Lingon bukan dari ras melanesia, mongoloid, atau polinesia sebagaimana rata-rata penduduk di kawasan Halmahera pada umumnya.

Secara fisik, mereka memang tidak sama dengan masyarakat Indonesia. Selain mata birunya yang dipercaya karena genetik yang berbeda, warna mata juga dikaitkan dengan hal lain.

Ada yang mengatakan bahwa suku Lingon memiliki kekuatan spiritual yang tercermin dalam mata birunya.

Ras suku Lingon termasuk kaukasoid seperti orang Eropa. Dengan postur tubuh yang cenderung tinggi, kulit putih, rambut pirang, dan mata biru, jelas mereka terlihat mencolok.

Memang ada juga yang berambut hitam dan berkulit kecoklatan. Konon mereka sudah melalui proses percampuran dengan suku pribumi Halmahera.

Diperkirakan berasal dari orang Eropa yang kapalnya tenggelam di Halmahera
Keunikan Suku Lingon, Orang Pedalaman Halmahera yang Bermata Biru

Ceritanya diawali dengan ditemukannya sebuah kapal yang tenggelam di dekat perairan Halmahera, diperkirakan berusia 300 tahun.

Ada cerita turun temurun yang menyebut bahwa suku Lingon sebenarnya berasal dari bangsa Eropa yang tidak bisa kembali ke tempat asalnya karena kapal yang mereka tumpangi tenggelam.

Para korban selamat tidak bisa kembali ke tempat asalnya dan mencoba membangun tempat tinggal baru di pulau itu.

Tapi mereka tidak punya senjata untuk mempertahankan diri di tengah konflik perebutan wilayah dengan masyarakat sekitar.

Alhasil mereka bergerak ke pedalaman dan menetap di hutan Halmahera Timur. Di sanalah kemudian permukiman dibangun bertahap dan terbentuklah komunitas masyarakat yang disebut suku Lingon.

Ada cerita asal usul versi lain bahwa mereka berasal dari Portugis
Keunikan Suku Lingon, Orang Pedalaman Halmahera yang Bermata Biru

Ada juga cerita versi lain yang menyebutkan bahwa asal usul suku Lingon adalah dari peninggalan bangsa Portugis yang pernah menduduki Maluku dan mengasingkan diri di hutan.

Jika dirunut sejarahnya, keberadaan mereka jauh sebelum Indonesia merdeka. Ada beberapa dari mereka yang sempat bersaing dengan Spanyol untuk berebut rempah di Maluku, memilih bertahan di pedalaman.

Bangsa Portugis ini juga terkait dengan suku pedalaman lain di Halmahera, yakni Suku Togutil.

Secara fisik mereka juga cenderung tidak sama seperti penduduk asli Halmahera.
Suku Togutil pernah berbaur dengan Suku Lingon di masa-masa awal kedatangan. 

Akan tetapi beberapa film dokumenter menayangkan bahwa Suku Togutil cenderung lebih terbuka daripada Suku Lingon.

Menurut warga setempat. Suku Lingon masih menjadi misteri
Keunikan Suku Lingon, Orang Pedalaman Halmahera yang Bermata Biru

Penduduk setempat yang sering mencari kayu gaharu di hutan mengatakan bahwa Suku Lingon memang ada. Ukuran fisiknya tinggi besar dan kulitnya putih.

Konon begitu melihat atau dilihat orang, mereka langsung sembunyi. Banyak yang berusaha menemukan fakta, tapi tetap tidak mudah untuk bertemu langsung.

Penduduk lokal di dekat hutan Halmahera mengatakan kalau Suku Lingon di zaman dahulu sempat terlibat konflik karena wilayah tempat tinggal. Bahkan sempat ada perseteruan dengan Suku Togutil.


Hal itu dibenarkan oleh Suku Togutil bahwa sebagai suku pedalaman pada dasarnya punya insting untuk melindungi suku mereka sendiri dari orang asing yang mungkin mengancam.

Kamis, 16 September 2021

Sentil Warga, Dinkes Padang: Divaksin Tidak Mau,Tapi Ingin Tiru Aktivitas Luar Negeri

 Sentil Warga, Dinkes Padang: Divaksin Tidak Mau,Tapi Ingin Tiru Aktivitas Luar NegeriSuaraSumbar.id - Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Padang, Ferimulyani Hamid meminta masyarakat tidak membandingkan aktivitas orang di luar negeri yang sudah mulai kembali pulih dari pandemi Covid-19. Sedangkan di Tanah Air, masyarakat masih tetap harus menerapkan protokol kesehatan ketat.


"Jangan berharap akan seperti di luar negeri sana yang orang beraktivitas sudah tidak pakai masker. Sudah ada pertandingan sepak bola, di sana penduduk yang divaksin sudah hampir 100 persen," katanya, Rabu (15/9/2021).

Dalam situasi pandemi seperti ini, kata Feri, kalau tidak 70 persen warga divaksin maka kekebalan kelompok tidak akan terjadi sehingga masyarakat akan terus menerus pakai masker dan semakin lama pandemi ini berakhir.

"Divaksin tidak mau tapi ingin meniru aktivitas masyarakat yang ada di luar negeri pula," katanya.

Pada sisi lain pihaknya saat ini tengah mengusulkan kebijakan agar pelajar yang belum divaksin tidak diperbolehkan mengikuti pembelajaran tatap muka.

"Jadi jika belum divaksin maka pelajar cukup belajar daring," katanya.

Ia menilai kekhawatiran orang tua tidak mengizinkan anaknya divaksin akan menyebabkan pandemi semakin panjang.

"Karena itu butuh kesadaran orang tua dan jangan lebih mendengarkan informasi hoaks soal vaksin sebab ini namanya kemunduran," kata dia.

Feri memaparkan dalam 1,5 tahun terakhir ketika anak mengikuti pembelajaran daring terlihat perbedaan sikap, perilaku, pengetahuan dan kecerdasan dibandingkan saat sekolah tatap muka.

"Karena di sekolah tidak hanya belajar berhitung dan membaca namun juga belajar budi pekerti, bersosialisasi hingga mengaktualisasikan diri yang selama ini tidak didapat saat belajar daring," ujarnya.

Ia melihat sebagian orang tua juga mulai jenuh dengan belajar daring karena harus mendampingi dan menjadi guru bagi anak.

Oleh sebab itu para orang tua harus menyakini vaksinasi adalah salah satu upaya untuk bisa keluar dari pandemi.

Ia menyebutkan saat ini pencapaian vaksinasi di Padang tahap 1 sudah mencapai 33 persen dan tahap 2 20 persen.

"Hingga saat ini sudah ada 24.500 pelajar SMP dan SMA di Padang yang sudah divaksin," katanya. (ANTARA)

Selasa, 14 September 2021

Orang Cina Itu Mayoritas Kaya. Fakta Atau Mitos?

 Orang Cina Itu Mayoritas Kaya. Fakta Atau Mitos?


Banyak yang bilang kalau orang cina itu mayoritas kaya atau mampu secara ekonomi. Biasanya sih orang cina itu punya toko yang besar dan mempekerjakan banyak pegawai sehingga mungkin saja inilah yang menjadi awal dari stereotip masyarakat tersebut.

Jika menggunakan standar bank dunia maka sekitar 13 persen masyarakat cina berada dalam kemiskinan. Dengan jumlah penduduk sebanyak 1,4 milyar maka ada sekitar 182 juta orang miskin di negara cina.

Tapi itu di Cina, bagaimana dengan orang cina yang ada di Indonesia?

Orang Cina Itu Mayoritas Kaya. Fakta Atau Mitos?

Di wilayah tempat saya tinggal ada beberapa orang cina dan memang kebanyakan dari mereka memang sukses dengan usahanya masing-masing (yang mana semua punya toko). Saya sih belum pernah ketemu orang cina yang tidak kaya dan tidak punya toko.
Di film-film atau dimanapun orang cina memang seringkali diperlihatkan sebagai pemilik toko sukses yang bagi-bagi angpau saat imlek tiba. Contoh orang keturunan cina kaya di Indonesia adalah Hartono bersaudara yang sekalligus merupakan orang terkaya di Indonesia.

Jadi kalau ada orang yang bilang keturunan Cina di Indonesia itu mayoritas kaya maka jawabannya benar. Memang tidak semua tapi mayoritasnya.

Mau tau kenapa orang keturunan Cina bisa kaya? Dari beberapa hal yang saya amati dan saya tanyakan langsung beginilah kira-kira mindset mereka dilatih untuk berpikir:

Jangan tinggalkan toko

Orang Cina Itu Mayoritas Kaya. Fakta Atau Mitos?

Ini hal yang jarang saya lihat pada toko-toko orang indo, terutama yang berbentuk ruko. Banyak orang yang menjaga toko namun sering 'menghilang' seolah tak takut tokonya kemalingan, bahkan kasir indomaret aja sering nggak kelihatan saat hendak bayar.

Nah, orang keturunan Cina tidak diajarkan seperti itu. Mereka selalu menjaga tokonya dengan sabar dan tidak pergi kemana-mana. Tak jarang saya melihat mereka makan dan ngerjain pr sekolah sembari menjaga toko. Jika hendak meninggalkan toko pun mereka akan memastikan ada orang lain yang menjaga sebelum pergi. Dengan sifat seperti ini mereka memberikan kesan bahwa toko tersebut benar-benar tersedia selalu.


Jangan malas kerja setiap hari

Orang Cina Itu Mayoritas Kaya. Fakta Atau Mitos?

Coba lihat toko-toko di sekitar Anda yang tidak dikelola oleh orang keturunan cina, berapa kali mereka tutup dalam seminggu? Atau apakah mereka sering buka tutup dengan tidak beraturan? Kalau keturunan cina sih diajarkan untuk buka toko setiap hari meski hari besar sekalipun. Sifat orang-orang ini membuat pelanggan tahu harus melangkah kemana jika butuh sesuatu disaat genting. Saya sendiri cukup kesulitan mencari sesuatu di hari minggu namun toko keturunan cina ini memang selalu available.


Menabung dan jangan berhutang

Orang Cina Itu Mayoritas Kaya. Fakta Atau Mitos?

Banyak yang sering bilang kalau orang cina itu pelit. Okay, ada benarnya. Orang-orang keturunan cina diajarkan untuk selalu menabung sebanyak mungkin uang yang mereka bisa dan mungkin itu sebabnya mereka tidak mau meminjamkan uang ke orang yang jelas-jelas tidak akan mengembalikan uang tersebut. Orang keturunan cina diajarkan untuk menabung setidaknya separuh pendapatan mereka agar jika ada kebutuhan mendesak mereka tidak perlu sampai berhutang. Bagi keturunan cina berhutang adalah haram.

Kenapa berhutang itu haram? Karna berhutang itu sama seperti candu. Awalnya cuma sekali namun kemudian ketagihan hingga tanpa sadar kita sudah terjerat dalam begitu banyak hutang yang tak mampu kita bayar. kecanduan ini jugalah yang membuat orang menganggap membayar hutang itu tidak penting dan jadi lebih galak jika ditagih.


Membeli hanya jika mampu untuk dibeli

Orang Cina Itu Mayoritas Kaya. Fakta Atau Mitos?

Sekali lagi, bagi orang keturunan cina berhutang itu haram dan karna itu jugalah mereka tidak membeli sesuatu secara kredit, malahan saya jarang ngelihat tetangga cina saya membeli barang baru yang tidak perlu. Jika memang ingin membeli barang mereka akan menabung sampai uangnya cukup untuk membeli sepuluh barang tersebut. Dengan cara seperti itu mereka tidak akan pernah kehabisan uang atau merasa melakukan suatu pembelian besar.

***

Tentunya tidak semua orang keturunan Cina seperti itu. Ini hanyalah gambaran umum tentang perbedaan pola pikir yang bisa menghasilkan perbedaan yang begitu besar. Keturunan cina mayoritas sejak kecil ditargetkan jadi pengusaha pedagang dan semacamnya. Sedangkan orang indo mayoritas sejak kecil ditargetkan klo sudah besar jadi PNS atau kerja kantoran Kalaupun berdagang orang indo pengennya modal kecil untung gede maka orang cina tidak pernah masalah dengan untung kecil dan itulah yang membuat mereka berani bersaing, berani mencoba, ya jangan salahkan mereka jika menguasai pasar salahkan dirimu sendiri yg tak mampu bersaing.

Sederet Kontroversi dan Kisah Mengerikan Supersemar

 Sederet Kontroversi dan Kisah Mengerikan Supersemar...


Setiap kali kita bicara tentang Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar), selalu ada sederet kontroversi dan tanda tanya tentang itu. Hingga kini, 50 tahun setelah surat sakti itu dikeluarkan, sederet kontroversi dan tanda tanya itu terus mengitari bangsa ini. Ia belum tuntas walau telah kita bicarakan selama 50 tahun. Posisinya sebagai secarik surat dengan ragam tanya, namun begitu sakti hingga menjatuhkan Presiden Sukarno ‘lah yang menjadi pangkal timbulnya kontroversi dan tanda tanya seputarnya. Berikut ini tiga kontroversi dan tanda tanya seputar Supersemar.


Sederet Kontroversi dan Kisah Mengerikan Supersemar...
Naskah SuperSemar


Pertama, keberadaan naskah otentik Supersemar. Menurut sejarawan Asvi Warman Adam, seperti ditulis Kompas, keberadaan naskah otentik Supersemar hingga kini belum diketahui. Kendati lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia menyimpan tiga versi naskah Supersemar, ketiganya tidak otentik.

Kedua, proses mendapatkan surat itu. Surat itu disebut-sebut ditulis oleh Bung Karno di bawah tekanan, bukan kemauan dan kebijakannya. Ada banyak kisah soal ini. Misalnya, dikisahkan Asvi bahwa sebelum 11 Maret 1966, Soekarno pernah didatangi oleh dua pengusaha utusan Mayjen Alamsjah Ratu Prawiranegara. Kedua pengusaha itu, Hasjim Ning dan Dasaad, datang untuk membujuk Soekarno menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto. Tapi Soekarno menolak, bahkan sempat marah dan melempar asbak.


Sederet Kontroversi dan Kisah Mengerikan Supersemar...
Sidarto Danusubroto


Adapun kisah dari Sidarto Danusubroto, ajudan terakhir Bung Karno pasca-Supersemar, menyebut: “Bung Karno merasa dikibuli.” “Dalam Supersemar, mana ada soal penahanan? Penahanan fisik, (dibatasi bertemu) keluarganya, penahanan rumah. Supersemar itu seharusnya melindungi keluarganya, melindungi ajarannya (Bung Karno),” katanya seperti dikutip Kompas.

Kisah lain menyebutkan bahwa pada 11 Maret 1966 pagi, Presiden Soekarno menggelar rapat kabinet di Istana Merdeka, Jakarta. Pada saat bersamaan, ia dikejutkan dengan kehadiran demonstran yang mengepung Istana. Demonstrasi itu dimotori kelompok mahasiswa yang mengusung Tritura (tiga tuntutan rakyat; bubarkan PKI, rombak kabinet, dan turunkan harga-harga).

Sederet Kontroversi dan Kisah Mengerikan Supersemar...
Brigjen Kemal Idris


Pada waktu yang sama, Brigjen Kemal Idris mengerahkan sejumlah pasukan dari Kostrad untuk mengepung Istana. Alasan utamanya adalah untuk menangkap Soebandrio yang berlindung di Kompleks Istana. Pasukan yang dikerahkan Kemal itu tidak mengenakan identitas. Komandan Tjakrabirawa Brigjen Sabur melaporkan kepada Soekarno bahwa Istana dikepung “pasukan tidak dikenal”.

Letjen Soeharto tidak hadir dalam rapat kabinet dengan alasan sakit. Karena itu, Soekarno tidak dapat memerintahkan Soeharto membubarkan “pasukan tidak dikenal” tersebut dan akhirnya memilih keluar dari Istana Merdeka menggunakan helikopter menuju Istana Bogor. Setelah itu, Soeharto mengutus Basoeki Rachmat, Jusuf, dan Amir Machmud menemui Soekarno di Istana Bogor. Ketiga jenderal itulah yang membawa Supersemar ke Jakarta untuk Soeharto.

Bahkan, menurut kisah ajudan Soekarno yang bernama Soekardjo Wilardjito, Sukarno saat menerima Supersemar dalam keadaan ditodong pistol FN 46 oleh Jenderal Angkatan Darat bernama Maraden Panggabean yang ikut menghadap pada Bung Karno bersama jenderal lain utusan Suharto. Penuturan ini disampaikan Soekardjo setelah kejatuhan Presiden Soeharto terjadi pada tahun 1998.

Ketiga, penafsiran Soeharto atas Supersemar. Setelah Supersemar dibuat oleh Soekarno, Soeharto menggunakannya dengan sewenang-wenang sesuai keinginan dan tafsirannya sendiri.

Bagi Presiden Soekarno, Supersemar adalah perintah pengendalian keamanan, termasuk keamanan presiden dan keluarganya, serta ajarannya. Bahkan, saat menerima dokumen itu, Soekarno sempat protes. “Lho, diktumnya kok diktum militer, bukan diktum kepresidenan!” ungkap Bung Karno seperti dikisahkan Soekardjo dalam buku Mereka Menodong Soekarno dan dikutip Kompas.

Soekardjo yang ada di lokasi saat itu mengamati dengan cermat surat yang dipegang Bung Karno dan memang kop yang disodorkan tidak ada lambang Garuda Pancasila yang berbunyi Presiden Indonesia, yang ada hanyalah kop Mabes AD. “Untuk mengubah, waktunya sangat sempit. Tandatangani sajalah paduka. Bismillah,” sahut Basuki Rachmat yang diikuti oleh M Panggabean sambil mencabut pistolnya. Soekardjo pun dengan cepat mencabut pistolnya melihat dua jenderal itu bergerak dengan senjata. “Aku sadar bahwa saat itu keselamatan Presiden Soekarno menjadi tanggung jawabku,” kata Soekardjo. Karena tak ingin ada pertumpahan darah, Soekarno mengalah dan mau menandatangani surat itu. “Jangan! Jangan! Ya, sudah kalau mandat ini harus kutandatangani, tetapi nanti kalau masyarakat sudah aman dan tertib, supaya mandat ini dikembalikan kepadaku,” ungkap Soekarno.

Adapun Soeharto justru menngunakannya sebagai surat sakti untuk membubarkan PKI, menangkap 15 menteri pendukung Soekarno, memulangkan anggota Tjakrabirawa, dan mengontrol media massa di bawah Puspen AD.

Soekarno ‘pun pernah menekankan bahwa surat itu bukanlah transfer of authority. Namun, Amirmachmud, jenderal yang membawa surat perintah dari Bogor ke Jakarta pada 11 Maret 1966, langsung berkesimpulan bahwa itu adalah pengalihan kekuasaan.


SUMBER http://sejarahri.com/sederet-kontrov...an-supersemar/

Ribuan Dosis Vaksin Sinovac Terbuang Sia-sia di Aceh Tenggara, gara-gara Warga

 Ribuan Dosis Vaksin Sinovac Terbuang Sia-sia di Aceh Tenggara, gara-gara Warga


Ribuan Dosis Vaksin Sinovac Terbuang Sia-sia di Aceh Tenggara, gara-gara Warga Enggan Divaksin

KOMPAS.com - Sebanyak 1.921 dosis vaksin Sinovac yang diperuntukkan bagi warga Kabupaten Aceh tenggara, harus terbuang sia-sia dan ada pula yang rusak. Kejadian ini terjadi pada Jumat (10/9/2021).

Rinciannya, dari 1.921 dosis Vaksin Sinovac yang terbuang itu, sebanyak 1.818 dosis tak terpakai. Kemudian, sisanya sebanyak 103 dosis dinyatakan rusak.

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh Tenggara, Sukri Manto mengatakan, data tersebut didapat dari data Satgas Covid-19 Kabupaten Aceh Tenggara, tanggal 10 September 2021.

Menurut Sukri Manto, banyak vaksin yang terbuang sia-sia lantaran pada awal-awal vaksinasi, masyarakat banyak yang takut atau tidak antusias untuk divaksin.

Ribuan Dosis Vaksin Sinovac Terbuang Sia-sia di Aceh Tenggara, gara-gara Warga

Padahal, vaksin yang dikirim dari pusat itu adalah berbentuk kemasan, yang mana 1 vial bisa untuk vaksinasi 10 orang.

“Jadi terkadang yang datang cuma enam orang, maka yang tidak terpakai juga jadi banyak,” kata Sukri Manto, Minggu (12/9/2021), seperti dikutip dari Serambinews.com.

Saat ini, vaksin yang terbaru 1 vial isinya 2 dosis. “Sehingga, kalau untuk yang tidak terpakai pasti sedikit dan beda dengan vaksin sebelumnya,” kata Sukri Manto.

Sukri Manto menyebutkan, vaksin Covid-19 yang sudah terpakai di Aceh Tenggara mencapai 49.319 dosis.

Sedangkan progres vaksinasi dosis I mencapai 32.222 orang atau 19,21 persen.

Kemudian, dosis II 16.748 orang atau 09,99 persen, dan dosis 3 mencapai 417 orang atau 00,25 persen.

Sementara itu, saat ini stok vaksin di Gudang Dinkes Aceh Tenggara, RSUD, dan puskesmas, mencapai 11.322 dosis.

sumber