Kamis, 02 September 2021

9 Jurusan Ini Dinilai “Gak Laku”, Padahal Dibutuhkan Banyak Perusahaan Lho

 9 Jurusan Ini Dinilai “Gak Laku”, Padahal Dibutuhkan Banyak Perusahaan Lho



Kalau ditanya, kamu ingin masuk kuliah jurusan apa?

Pasti banyak yang menjawab ingin masuk jurusan favorit seperti Ekonomi, Kedokteran atau Teknik Informatika. Kita berpikir bahwa jurusan tersebut bisa membawa kita ke masa depan yang cerah. Padahal ada juga jurusan yang tidak menarik dan jarang dipilih orang, tapi bisa memberikan masa depan yang menjanjikan. Apa saja kira-kira? Berikut adalah jurusan yang jarang dilirik padahal menjanjikan.


Spoiler for 1. Oseanografi



Spoiler for 2. Teknik Pengairan


Spoiler for 3. Ahli Perkapalan



Spoiler for 4. Astronomi



Spoiler for 5. Kehutanan



Spoiler for 6. Aktuaris



Spoiler for 7. Pustakawan



Spoiler for 8. Teknobiomedik



Spoiler for 9. Teknik Nuklir

Pasang Surut Hubungan Nasution-A.Yani,Membuat TNI AD Terpecah Menjadi Dua Faksi

 Dua sosok penting itu adalah Nasution-A.Yani,mereka berdua sebenarnya sudah saling kenal sejak lama,A.Yani sendiri adalah salah satu orang kepercayaan Nasution.Kala itu Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dijabat oleh Letnan Jenderal Abdul Haris Nasution,dan sebagai deputinya adalah Mayor Jenderal Ahmad Yani.



Karena sepak terjang yang gemilang,mereka bisa menjadi orang dekat yang dipercaya oleh Soekarno.Namun hubungan Jenderal dan deputinya itu tak selamanya mulus,selama perjalanan karir mereka.Banyak terjadi gesekan,mulai dari gaya hidup sampai urusan ideologi politik,mereka selalu bersebrangan.Sebelum masuk ke episode intinya,mari kita bahas sejenak sepak terjang keduanya didunia militer emoticon-army




Karir Gemilang Nasution-A.Yani

Kita mulai dari A.H Nasution,dia ikut pendidikan Akademi Militer di Bandung tahun 1940.Setelah menempuh pendidikan tersebut,Nasution diangkat sebagai perwira KNIL ( Koninklijk Nederlands - Indie Legers).Karirnya terus menanjak setelah itu gan sist,puncaknya pada tahun 1950 dengan pangkat Kolonel,Nasution diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat ( KSAD ).Sementara Kolonel TB Simatupang diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Perang ( KSAP).


Kejadian tak terduga terjadi pada tanggal 17 Oktober 1952,menjabat sebagai KSAD dan mendapat dukungan penuh Kol .TB Simatupang.Ia menggerakan pasukan ke istana,tidak hanya pasukan militer tapi juga massa sipil ikut diajak berunjuk rasa mengelilingi istana kepresidenan.Para pasukan Nasution mengarahkan moncong meriam menuju Istana Presiden,mereka mengajukan tuntutan kepada Soekarno agar DPR dibubarkan.


Soekarno yang mengetahui hal itu pun keluar dari istana,menemui demonstran dan dengan tegas menolak permintaan untuk pembubaran parlemen.Dengan penuh wibawanya,Soekarno meminta agar tentara dan warga sipil pulang.Akhirnya semua mundur dari Istana (tentara dan sipil),akibat ulahnya Nasution kehilangan jabatan sebagai KSAD.


Tapi kebruntungan malah berpihak pada Nasution,ketika terjadi konflik internal di tubuh AD.Dia malah kembali ditunjuk untuk mengisi kembali jabatan KSAD pada tanggal 7 November 1955,hubungan Soekarno dan Nasution semakin dekat.Apalagi setelah Soekarno memperkenalkan konsep Demokrasi Terpimpin tahun 1957,dimana tentara juga mulai terlibat politik.Hubungan mereka makin erat ketika terjadi pembrontakan PRRI/Permesta,disini Nasution ikut andil untuk menumpas pembrontakan tersebut.Merasa memiliki pemikiran yang sama dengan Bung Karno,setelah itu ia pun menjadi salah satu sosok yang dekat dan diandalkan oleh Presiden.


Pasang Surut Hubungan Nasution-A.Yani,Membuat TNI AD Terpecah Menjadi Dua Faksi

A.Yani (kiri) dan Nasution (kanan)

Sumber



Kita lanjut membahas karir A.Yani,sosok yang menjadi deputi Nasution ini juga punya prestasi yang tak kalah mentereng gan sist.Saat masa revolusi,dia sudah menyandang pangkat letnan kolonel.Bertugas di Divisi Diponegoro,Yani juga berperan dalam membentuk pasukan komando Banteng Raiders.Pasukan elite yang dipersiapkan khusus untuk menghadapi pemberontakan Darul Islam.


Namanya semakin dikenal,setelah sukses memimpin “Operasi 17 Agustus” yang berhasil melumpuhkan perlawanan PRRI di Sumatera Barat.Atas prestasi itu,Yani ditarik ke Markas Besar AD di Jakarta.Nasution mengangkatnya sebagai Deputi I (Operasi) dan kemudian menjadi Deputi II (Administrasi).


Bagi Nasution sendiri,Yani adalah sosok yang tak tergantikan,bahkan ketika sedang bertugas di daerah operasi.Nasution selalu mempercayakan Yani memimpin Staf Umum Angkatan Darat (SUAD),hal ini bukan tanpa alasan gan sist.Kepercayaan besar yang diberikan kepada Yani itu,karena ia berhasil menumpas PRRI,dan mendapat julukan sebagai strateeg setelahnya (ahli strategi).




Perbedaan Gaya Hidup


Suatu hari di Kota Bogor,Letnan Jenderal Abdul Haris Nasution sedang main golf bersama deputinya,Mayor Jenderal Ahmad Yani.Sambil membawa stik golf, Nasution memulai obrolan santai mereka tentang gaya hidup masing-masing.Soal gaya hidup,Nasution sendiri memiliki prinsip sederhana gan sist.Sementara A.Yani sendiri identik dengan gaya hidup glamor pada masanya.


Hidup glamor Yani saat itu menurut Nasution,bermula saat ia memiliki sebuah villa kecil,dimana tempat itu selalu dikunjunginya setiap akhir pekan.Sekadar untuk rekreasi atau bersantai sejenak,punya aset seperti itu bagi kalangan perwira tinggi TNI adalah hal yang sangat jarang,dan bisa dianggap mewah gan sist pada masanya.Kesempatan main golf ini digunakan Nasution untuk menasehati Yani,agar mau
mengikuti pinsip hidup sederhananya.


Pasang Surut Hubungan Nasution-A.Yani,Membuat TNI AD Terpecah Menjadi Dua Faksi

Ilustrasi villa milik A.Yani emoticon-Big Grin

Sumber



Namun pada kesempatan ini,Nasution gagal membuat Yani mengikuti prinsipnya.Yani dengan jujur mengatakan bahwa dia tidak ingin orang lain memikirkan atau mengurus hidupnya.Hendaknya kehidupan pribadi itu,menjadi urusannya sendiri dan bukan menjadi urusan orang lain.Sifat glamor inilah satu-satunya hal yang paling tidak disenangi dari sosok deputinya itu emoticon-Big Grin Walau tidak mengikuti prinsip sederhana sang mentor,tapi soal ideologi keduanya masih sehaluan.Dimana mereka dikenal sebagai antikomunis garis keras.



Masa Kortsluiting Nasution-A.Yani

Prestasi gemilang A.Yani sampai ke telinga Soekarno,sebagai tentara Yani adalah sosok yang gagah dan flamboyan.Daya tariknya bertambah ketika melihat postur tubuhnya yang ramping atletis,hal seperti ini begitu disenangi Soekarno.Semasa kampanye pembebasan Irian Barat,Soekarno menunjuk Yani menjadi Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi (KOTI) Pembebasan Irian Barat.Kantor KOTI sendiri berada di Istana dan komandonya berada langsung di bawah presiden.Yani pun semakin akrab dengan publik karena dia juga berperan sebagai Juru Bicara KOTI. Pergaulannya juga semakin dekat dengan kehidupan Istana,dirinya juga mengagumi sosok Soekarno,dan mulai terbiasa dengan gaya hidup Sang Proklamator.


Saat itu Yani menjabat dua posisi sekaligus,sebagai Deputi KSAD ia juga harus membagi waktunya di Mabes AD.Keberadaan Yani di Istana membuat hubungan dengan Nasution kian merenggang.Hubungan mereka semakin memburuk,saat Yani ditunjuk menggantikan Nasution sebagai KSAD pada 23 Juni 1962.
Sebenarnya Nasution mencalonkan Mayjen TNI Gatot Soebroto sebagai pengganti,namun saran itu ditolak Presiden Soekarno.Nasution kemudian mengusulkan nama deputinya,Mayjen TNI Ahmad Yani yang menjabat Deputi II KSAD,karena menganggap Yani memiliki kemampuan.


Pasang Surut Hubungan Nasution-A.Yani,Membuat TNI AD Terpecah Menjadi Dua Faksi

Pelantikan A Yani menjadi KSAD

Sumber



Sejak saat itu,pengurusan lembagaTNI diberlakukan sesuai perintah Soekarno.Panglima setiap angkatan langsung berada di bawah komando presiden selaku panglima tertinggi.Karir Yani semakin menanjak,setelah ia menduduki posisi setara menteri.Yani didapuk menjabat sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat (Menpangad) pada masa Soekarno.


Banyak pihak yang meragukan keputusan untuk mengangkat Yani menjadi orang nomor satu di TNI,mereka menganggap Yani kurang berwibawa dan cenderung hidup glamor.Sementara itu sang mentor,Nasution.Setelah tidak menjadi KSAD,ia menjabat Menteri Pertahanan dan Keamanan merangkap Kepala Staf Angkatan Bersenjata.Wewenang Nasution atas komando pasukan AD pun dicabut,dalam jabatan baru ini tugasnya hanya sebatas mengkoordinasi angkatan perang saja.Menurut tulisan Ulf Sundhaussen dalam Politik Militer Indonesia 1945-1967,alasan kenapa Nasution disingkirkan.Salah satunya karena ia menjadi orang yang paling galak mengkritik Soekarno,terutama menyangkut kehidupan pribadinya.


Pasang Surut Hubungan Nasution-A.Yani,Membuat TNI AD Terpecah Menjadi Dua Faksi

Jenderal Nasution

Sumber



Salah satu yang mengusik Soekarno adalah ketika Nasution menjabat KSAD,Nasution menerbitkan larangan berpoligami kepada para perwira TNI tahun 1952.Bagi perwira yang berpoligami harus sesuai izin atasannya,jika tidak.Dia tidak akan mendapat kenaikan pangkat,pilihannya hanya dua : melepas istri kedua dan menerima kenaikan pangkat atau minta berhenti dari kesatuan TNI.Hal ini mendapat dukungan dari para istri TNI,imbas aturan ini membuat Bung Karno mulai merasa tidak nyaman.Karena persatuan istri TNI (Persit),terlalu mencampuri urusan rumah tangganya yang identik dengan poligami.


Semenjak Yani menggantikan dirinya,hubungan mereka tak lagi akrab.Kortsluiting dalam bahasa Belanda memiliki arti terputus,demikian Nasution menggambarkan hubungannya dengan Yani.Sejak tahun 1963,mereka tak pernah bertemu maupun berkomunikasi lagi gan sist.Mereka berdua baru bertemu saat ada acara resmi saja.




Loyalitas


Dua sosok ini pernah menjadi orang kepercayaan Soekarno,baik Nasution maupun A.Yani.Tapi soal loyalitas gan sist,Yani bisa dibilang lebih loyal terhadap Soekarno dibandingkan Nasution.Walaupun saat menjabat KSAD Nasution terkenal dekat dan loyal dengan Soekarno.Tapi dia sedikit lebih terbuka dan keras,serta tidak sungkan mengkritik langsung kebijakan maupun kehidupan pribadi sang proklamator yang glamor.


Hal ini berbeda dari cara Yani menghadapi Bung Karno.Saat itu pengaruh PKI menguat diera 1960-an,kepemimpinan Yani diharapkan dapat melanjutkan peran AD untuk membendung pengaruh PKI.Dengan pembawaan diri yang baik,Yani dapat mengambil hati Soekarno dan mempengaruhinya untuk mengerem laju komunis.


Yani memang menentang keras kebijakan Soekarno terhadap PKI,tapi cara yang dipakainya berbeda dengan Nasution.Sebagai orang Jawa,Yani sendiri melihat Soekarno sebagai “bapak” yang bisa bertindak salah.Tetapi sosok "bapak" itu tidak boleh ditentang secara terbuka,filososfi ini yang membuatnya menjadi orang kepercayaan Soekarno.


Pasang Surut Hubungan Nasution-A.Yani,Membuat TNI AD Terpecah Menjadi Dua Faksi

A Yani,Soekarno,The Smiling Genral emoticon-Big Grin

Sumber



Latar belakang Nasution-Yani juga menjadi faktor yang mempengaruhi perbedaan pandangan mereka gan sist,pada zaman Belanda.Yani sendiri masuk sekolah di AMS (sekolah Belanda setara SMA) dimana dia banyak bergaul dengan orang barat,dia sudah terbiasa melihat gaya hidup glamor.


Sementara Nasution sendiri tak bisa dan tak biasa hidup seperti Bung Karno,berdansa dan dikerumuni perempuan,itu jauh dari prinsip hidupnya.Sosok Nasution yang hidup sebagai muslim Mandailing yang taat dan kuat,membuatnya dulu dikenal menganut sikap puritan.Dimana sikap puritan adalah sikap orang saleh yang menganggap wujud dari kemewahan dan kesenangan dunia adalah dosa.Sementara Yani yang tumbuh sebagai muslim Jawa (abangan) bisa mengikuti dan memahami cara hidup Bung Karno,walaupun dirinya tidak biasa melakukannya.Semua hal yang dilakukan Yani saat itu untuk menjauhkan Bung Karno dari komunis.Kesediaan Yani melayani Bung Karno dalam hidup glamornya menjadi bagian rencananya,dimana hal ini tidak bisa dilakukan Nasution.


Meskipun berbeda pandangan,Yani masih sepaham dengan Nasution soal PKI (antikomunis garis keras).Yani memiliki peran ganda,dimana ia juga bertugas membungkam kebijakan politik yang ditawarkan PKI kepada Soekarno.Hal ini juga diketahui langsung oleh Nasution,dia sebenarnya mendukung langkah tersebut,namun ketika Yani juga ikut melayani Bung Karno dalam hidup glamornya.Nasution menganggap hal itu terlalu berlebihan,pada titik ini hubungan mereka mangalami pasang surut.Disatu sisi Nasution mendukung langkah Yani,namun ia juga menyesalkan langkah mantan deputinya yang terlalu menuruti Soekarno.



Konflik Memanas


Konflik Yani dan Nasution terjadi ketika muncul Dwikora,yang dianggap Nasution sebagai momen untuk menunjukkan peran politik dan kesetiaan AD terhadap negara.Dia nekat membentuk kegiatan anti-Malaysia di Kalimantan untuk menarik simpati rakyat kepada AD,dan memerintahkan Panglima Kalimantan Kolonel Hassan Basri mengirim pasukan ke Kalimantan Utara untuk operasi intelijen. Perbuatannya itu menyalahi aturan dan membuat Yani marah.


Pasang Surut Hubungan Nasution-A.Yani,Membuat TNI AD Terpecah Menjadi Dua Faksi

Sumber


Konflik mereka semakin meluas gan sist,ketika lembaga pemberantasan korupsi yang dipimpin oleh Nasution,Panitia Retooling Aparatur Negara (Paran) semakin dalam masuk ke dalam ruang lingkup SUAD (Staf Umum AD).


Tapi Yani waktu itu tidak frontal melawannya,karena presiden langsung turun membubarkan Paran dan menggantinya dengan Kotrar (Komando Tertinggi Retooling Aparat Revolusi).Dalam hal melawan PKI,TNI AD tetap solid dan kompak,tapi diluar itu sebenarnya mereka tidak benar-benar kompak dan solid.



Munculnya Faksi Na-To dan Yani


Setelah muncul berbagai konflik,disinilah klimaks hubungan dua orang ini terjadi.Pada awal tahun 1965,dalam tubuh lembaga AD terbagi menjadi dua kubu : faksi Yani (loyal pada Soekarno) dan Na-To (Nasution-Soeharto,penentang Soekarno).Kedua kubu berbeda pendapat dalam upaya menyikapi masalah Soekarno,yang waktu itu sangat dekat dengan PKI.Faksi Na-To sendiri tidak suka dengan cara Yani yang terlalu mengikuti kebijakan presiden,sementara Yani sendiri tidak suka dengan kelakuan Nasution dalam urusan berpolitik emoticon-Hammer (S) emoticon-Nohope


Perbedaan itulah yang membawa konflik keduanya ke puncak.Pada akhir tahun 1964,Yani menarik pasukan dari Mabad (Markas Besar AD) yang menjaga rumah Nasution.Hal ini pun mendapat respon cepat oleh Pangdam Ibrahim Adjie,yang kebetulan kenal baik dengan Nasution dan pernah menjalankan tugas bersama,ia mengirimkan satu pleton pasukannya untuk mengawal rumah Nasution sebagai gantinya.


Yani juga sempat dibuat murka oleh Letkol Muchlas Rowi,seorang komandan batalyon di Kodam Brawijaya.Karena menjalankan perintah Nasution tanpa sepengetahuannya selaku panglima AD.Padahal,waktu itu Rowi sudah dimutasikan dari Mabes Angkatan Darat ke Kantor Menko Hankam/KSAB Nasution.


Pasang Surut Hubungan Nasution-A.Yani,Membuat TNI AD Terpecah Menjadi Dua Faksi

A.Yani sang flamboyan

Sumber



Pada awal tahun 1965,ketegangan terus meningkat gan sit,Yani mengambil keputusan keras dan kontroversial.Untuk menunjukkan loyalitasnya pada Presiden Soekarno,Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani memerintahkan Mayor Jenderal TNI Suprapto,yang menjabat sebagai deputinya untuk menangkap Jenderal Nasution.


Meski berita ini tak sampai menyebar ke publik,namun berita perintah penangkapan itu sampai ke kubu Nasution.Brigjen TNI Abdul Kadir Besar,seorang perwira di kubu Nasution langsung memberi respon.Bahwa pihaknya telah menyiapkan senjata jika sampai terjadi hal yang tidak diinginkan,salah satunya adalah bila Nasution sampai ditangkap.Sementara itu Pasukan Siliwangi yang dikirim untuk menjaga rumah Nasution,juga sudah siap siaga dengan kemungkinan akan terjadi bentrok atau kontak senjata.


Berita perintah penangkapan Nasution itu akhirnya sampai ke telinga jenderal senior.Basuki Rahmat, R Soedirman,Sarbini,dan Soeharto,mereka menentang keras rencana Yani.Atas respon itu Yani langsung membatalkan perintahnya beberapa hari kemudian.Bentrok dua faksi besar di tubuh AD pun berhasil diredam gan sist,entah bakal seperti apa negara ini jika dua kubu ini benar-benar akan bentrok dan kontak senjata pada masanya ?.Ini baru di pusat,belum ditambah pasukan atau faksi mereka yang berada diluar Jakarta,dimana kekuatan AD begitu tersohor pada masanya.Kemungkinan kerusuhan besar akan pecah pada masanya,jika Nasution sampai ditangkap.CMIIW



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Walaupun Nasution-Yani sudah mengenal satu sama lain,namun mereka selalu bersebrangan dalam berbagai hal.Mulai dari gaya hidup sampai cara mereka dalam menghadapi Soekarno,tapi soal PKI mereka tetap satu haluan (antikomumis garis keras).Loyalnya Yani pada Soekarno adalah caranya untuk meredam laju PKI,karena dia tahu Soekarno tidak bisa dilawan secara terbuka.Yang ia lakukan adalah mencoba mengikuti perintah dan gaya hidup Soekarno,untuk menjauhkannya dari PKI.


Sementara Nasution menganggap Yani sudah bertindak terlalu jauh karena terus menuruti semua permintaan Soekarno,Nasution tidak bisa mengikuti cara Yani.Dia adalah sosok terbuka yang langsung memberi kritik,ia tidak bisa hanya diam dan mengikuti strategi seperti Yani.Pada akhirnya pertikaian klimaks antara Jenderal Sederhana dan Jenderal Glamor tidak sampai pada kontak fisik dan senjata,mereka bisa menahan diri agar tidak sampai terjadi konflik lebih besar,yang mengancam keamanan negara yang baru merdeka kala itu.


Antara gaya hidup,politik,sampai loyalitas mereka tak pernah punya pandangan yang sama.Tapi satu hal yang pasti,soal komunis sampai kapan pun prinsip mereka akan tetap sama.


JANGAN LUPAKAN SEJARAH BANGSAMU,JAS MERAH

Rabu, 01 September 2021

Kisah Persahabatan Sukarno Hatta, Berbeda Pandangan Politik!

 Kisah Persahabatan Sukarno Hatta, Berbeda Pandangan Politik!

Sumber: berdikarionline.com

Sukarno dan Hatta kerap dilihat sebagai dwitunggal, seakan tak bisa dipisahkan. Memang, di luar perbedaan watak dan pandangan politik, mereka dekat secara personal. Bahkan, menurut Megawati saat Hatta memutuskan berhenti jadi wakil presiden, Bung Karno tak mencari penggantinya.

Megawati mengatakan bahwa kenapa Sukarno tidak mau ada wakil presiden lagi, karena dia cuma mau Pak Hatta, itu persahabatan yang benar-benar sejati. Walau Hatta sudah mengundurkan diri, Sukarno memerintahkan agar Hatta mendapat fasilitas pengawalan dan penjagaan seperti biasa.

Padahal, pengunduran diri Hatta itu terkait ketidaksetujuannya atas konsep demokrasi terpimpin ala Sukarno yang ia nilai otoriter. Meski begitu, mereka tak saling dendam dan hubungan keduanya tetap hangat.

Sebelumnya, kedekatan dwitunggal ini tampak saat Sukarno jadi mak comblang Hatta. Sukarno sampai melamarkan Rachmi Rahim untuk sahabatnya itu. Lalu, dalam hal apalagi mereka berselisih paham? Sejak sebelum proklamasi, pemikiran politik mereka dikenal berbeda.

Kisah Persahabatan Sukarno Hatta, Berbeda Pandangan Politik!
Sumber: liputan6.com

Lalu, hal itu tampak pada 1945, saat Sukarno menolak mengesahkan Maklumat No. X soal sistem multipartai dan demokrasi parlementer. Sukarno tak pernah setuju gagasan multipartai yang justru diinginkan oleh Hatta. Saat Sukarno bicara soal kekuatan massa, Hatta menekankan pentingnya kader yang terdidik.

Namun, masa perjuangan kemerdekaan membuat mereka banyak mengenyampingkan perbedaan dan bersatu untuk Indonesia. Apa nilai yang bisa kita ambil dari hubungan keduanya? 

Walaupun mereka musuh politik, tapi mereka berdua sadar tentang tujuan yang lebih besar dan bisa mengalahkan ego masing-masing. Artinya, perbedaan politik bukan berarti permusuhan yang sifatnya privat. Apalagi dalam kondisi Indonesia sekarang yang terbungkus oleh polarisasi. 

Sekarang, kita bermusuhan karena kita berbeda apa yang kita dukung. Kita bisa belajar dari pengalaman Hatta bahwa persahabatan tetap jalan sebagai pribadi, walaupun dalam politik berbeda tajam.

Referensi: kompas.com
                   historia.id
                   tirto.id

Viral! Ogah Vaksin, Pria Berpeci Tantang Pemerintah Beri Rp10M

 Viral! Ogah Vaksin, Pria Berpeci Tantang Pemerintah Beri Rp10M



Terkini.id, Jakarta – Belum lama ini, seorang pria berpeci yang diduga kuat sebagai provokator terhadap massa unjuk rasa di Sulawesi Utara viral di media sosial.

Usut punya usut, massa tersebut rupanya melakukan demo kepada Pemerintah yang mereka anggap gagal.

Pria itu bertingkah seperti pemimpin unjuk rasa, di mana ia berdiri di tengah massa yang berkerumun.

Ia lantas menyampaikan pendapatnya mengenai vaksin yang diberikan oleh Pemerintah dan rakyat yang berhak memilih ingin divaksinasi atau tidak.

“Di negara yang merdeka ini saya katakan, biarkan rakyat merdeka! Mdivaksin atau tidak,” koarnya dalam video yang beredar, sebagaimana dilansir terkini.id dari Indozone pada Senin, 30 Agustus 2021.

Pria berkemeja putih itu menantang Pemerintah untuk memberikan Rp10 miliar kepadanya jika ingin dirinya menjalani vaksinasi.

“Jangan kalian paksakan, Bapak Ibu yang terhormat. Boleh kalian paksakan kami vaksin, tapi tandatangani dulu Rp10 miliar kalau terjadi apa-apa setelah saya divaksin,” tantangnya.

Bahkan dengan lantang ia mengatakan bahwa masyarakat Indonesia sebenarnya tidak mau divaksin.



“Perlu saya sampaikan di tempat yang terhormat ini, kalaupun banyak masyarakat mau divaksin, demi Tuhan itu bukan dorongan berfikir tentang kesehatan.”

Saat ia berbicara, massa pun bersorak menandakan setuju dengan apa yang ia sampaikan. Namun, hingga kini belum diketahui di mana lokasi tepatnya unjuk rasa itu terjadi.

Viral! Ogah Vaksin, Pria Berpeci Tantang Pemerintah Beri Rp10M

Video tersebut kini telah beredar di media sosial, salah satunya diunggah oleh akun Facebook ispithopang. Netizen yang melihat unggahan itu pun memberikan berbagai komentar.

“BAGUS USTAT BARJUANG DEMI RAKYAT KECIL,” komentar akun Napsiah Sukaesih.

“Kereen,” timpal akun Aji Kasma.

“Hebat Sulawesi Utara. Lawan Kedzaliman tegakkan keadilan rakyat, maju terus pantang mundur,” imbuh akun Vernando Gumansalangi Nandho.

https://makassar.terkini.id/viral-og...in-atau-tidak/