Jumat, 23 April 2021

Cabut Gigi Bisa Menyebabkan Kebutaan, Benarkah?

 Cabut Gigi Bisa Menyebabkan Kebutaan, Benarkah?


Ngomongin berita hoax nih, ada satu berita yang sangat dipercaya masyarakat hingga saat ini.

Ceritanya, ane punya adik sepupu yang punya keluhan sakit gigi pada gigi atasnya. Sudah berkali-kali ane lihat dia meringis kesakitan akibat giginya yang berlubang parah.

Pernah ane saranin untuk ke dokter gigi, minta supaya giginya dicabut, tapi dia malah nggak mau. Alasannya takut karena ada berita yang beredar kalau cabut gigi bisa menyebabkan mata buta!

CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI

Hah, buta?

Jadi, berita ini tuh sudah beredar dari dulu, Gansis. Alhasil banyak orang yang lebih memilih untuk tidak mencabut giginya walaupun harus kesakitan. Mereka memilih tetap menggunakan obat-obatan baik dari apotek maupun obat tradisional.

Mendengar pengakuan dari adik sepupu ane, ane pun mencoba mencari tahu lewat internet. Akhirnya, ane menemukan sebuah artikel yang membahas hal ini.

Dari rsud.tulungagung.go.id, menurut salah satu Dokter Gigi RSUD Iskak Tulungagung, yakni drg. Danang Dewantara menyebut kalau informasi itu adalah palsu!
Katanya, tidak ada korelasi antara cabut gigi dengan indra penglihatan.

Menurut sang dokter, jaringan antara kedua organ ini tidak terhubung langsung. Cabang saraf pada mata itu terhubung langsung ke otak tidak pernah menyambung ke gigi. Begitu pula pada saraf gigi, cabang saraf langsung ke otak tidak menyambung ke mata.

Cabut Gigi Bisa Menyebabkan Kebutaan, Benarkah?

Namun, walaupun mencabut gigi tidak menyebabkan kebutaan, ada beberapa gangguan pada penglihatan yang dapat muncul. Tenang, sifatnya hanya sementara kok.

Satu lagi informasi dari Kominfo bahwa berita tersebut adalah berita disinformasi karena jelas sekali bahwa saraf gigi dan saraf mata tidak berhubungan serta hal tersebut sudah ada faktanya.



Cabut Gigi Bisa Menyebabkan Kebutaan, Benarkah?

Robot NASA Sukses Membuat Oksigen di Mars

 Sejarah Tercipta, Robot NASA Sukses Membuat Oksigen di Mars


Robot Perseverance beroda enam milik NASA sukses mengubah beberapa karbon dioksida dari atmosfer Mars menjadi oksigen.

Ini adalah kali pertama hal tersebut dilakukan di planet lain, kata NASA pada Rabu (21/4/2021).

"Ini adalah langkah penting pertama dalam mengubah karbon dioksida menjadi oksigen di Mars," kata Jim Reuter administrator asosiasi untuk direktorat misi teknologi ruang angkasa NASA, dikutip dari AFP.

Demonstrasi teknologi itu berlangsung pada 20 April, dan diharapkan versi instrumen eksperimental yang digunakan di masa depan dapat membuka jalan bagi eksplorasi manusia berikutnya.

Proses tersebut tidak hanya menghasilkan oksigen bagi astronot, tetapi juga tak perlunya pengangkutan oksigen dalam jumlah besar dari Bumi sebagai propelan roket untuk perjalanan pulang.

The Mars Oxygen In-Situ Resource Utilization Experiment atau MOXIE adalah kotak berwarna emas seukuran aki mobil yang terletak di dalam sisi kanan depan rover (kendaraan penjelajah).

Benda yang dijuluki pohon mekanis itu menggunakan listrik dan kimia untuk memecah molekul karbon dioksida, yang terdiri dari satu atom karbon dan dua atom oksigen.

MOXIE juga menghasilkan karbon monoksida sebagai produk sampingan.

Dalam operasi pertamanya MOXIE menghasilkan 5 gram oksigen, setara sekitar 10 menit oksigen untuk bernapas bagi astronot yang melakukan aktivitas normal.


Para teknisi MOXIE sekarang akan melakukan lebih banyak tes dan mencoba meningkatkan hasilnya.

MOXIE dirancang untuk dapat menghasilkan hingga 10 gram oksigen per jam.

Teknologi tersebut dirancang di Massachusetts Institute of Technology, dengan bahan tahan panas seperti paduan nikel dan dirancang untuk menahan suhu 800 derajat Celsius, yang diperlukan untuk mengoperasikannya.

Lapisan emas tipis memastikan panasnya tidak terpancar dan membahayakan rover.

Insinyur MIT Michael Hecht mengatakan, versi satu ton MOXIE dapat menghasilkan sekitar 25 ton oksigen yang dibutuhkan sebuah roket untuk lepas landas dari Mars. AFP melaporkan, memproduksi oksigen dari 96 persen atmosfer karbon dioksida Mars mungkin pilihan yang lebih baik, dibandingkan mengekstrasi es dari bawah permukaan planet kemudian dielektrolisis untuk membuat oksigen.

Robot penjelajah Perseverance mendarat di Mars pada 18 Februari dalam misi mencari tanda-tanda kehidupan mikroba.

Perseverance juga berhasil merekam suara di Mars untuk pertama kalinya.


Kamis, 22 April 2021

FPI ORGANISASI TERORIS IV


Bagian 4 : Mother of Satan

Persiapan membuat bom dilakukan..

Beberapa anggota yang hadir melakukan pembelian bahan lewat online. Husein Hasni dan Zulaimi Agus sendiri survey lokasi. Mereka hadir di sidang Riziek di PN Jakarta Timur. Dari sana mereka memetakan dimana posisi aparat kepolisian yang akan jadi target bom mereka. 

Sementara itu, ditempat yang tidak begitu jauh, intelijen polisi memantau dan memotret gerak gerik mereka. Polisi mendapat beberapa poto mereka di lokasi.

Husein Hasni dan Zulaimi berbagi tugas. Hasni bertugas mengumpulkan dana lewat kotak infak yang diedarkan di pengajian dia. Dana yang terkumpul setiap pengajian 200ribu rupiah. Memang pelit si Huseim Hasni ini. Padahal dia termasuk orang kaya di Condet, punya beberapa ruko yang dia sewakan disana, bahkan dia punya showroom mobil. Tapi untuk "dana perjuangan" saja, dia gak mau keluar uang lebih.

Sedangkan Zulaimi mulai merakit bom. Dia mencampur aceton cair dan hcl. Campuran ini kemudian dia taruh di freezer, karena mudah meledak kalau kena panas sedikit saja. Pernah karena lalai, campuran bom itu terbakar dan hampir saja meledak. Tapi untungnya api berhasil dipadamkan, sebelum ketahuan oleh tetangga.

Dari campuran bom itu, Zulaimi kemudian membuat dua model bom. Yang satu, ditaruh dalam kaleng. Inilah yang terkuat. Didalam kaleng, campuran bom itu disatukan dengan gotri, atau bola besi. Ketika campuran itu meledak, maka bola2 besi itu akan pecah dan menghantam siapapun yang ada didekatnya. Mirip cara kerja granat nanas. Gak akan ada yang selamat. Radius sekian meter manusia yang ada di dekatnya dipastikan mati seketika, dengan badan hancur.

Itulah kenapa bom ini disebut Mother of Satan..

Zulaimi menyiapkan 5 kaleng bom jenis TATP, atau triaceton triperoxide. Ini bom berdaya ledak tinggi. Untuk pemicunya, dia pakai remote jarak jauh. Campuran satu lagi, dia bikin dalam bom-bom pipa. Ada 70 buah bom pipa yang dia buat. Bom-bom pipa ini akan dibagikan ke DPW FPI Jabar dan Jateng. 

Rencana mereka begini...

Mereka akan mengumpulkan sebanyak mungkin massa di halaman luar pengadilan negeri. Dan disana sudah pasti ada polisi. Beberapa bom akan mereka letakkan ditengah massa. Ketika satu bom meledak, sudah pasti massa akan rusuh. Dan itu mengundang anggota polisi masuk kedalam kerumunan. Disaat itulah, kumpulan bom akan meledak sehingga banyak polisi yang akan mati ditempat.

Ketika terjadi ledakan di PN Jaktim yang sudah pasti ada korban jiwa, beberapa anggota FPI juga akan meledakkan bom itu dibeberapa tempat. Lokasi yang akan mereka ledakkan dengan bom itu diantaranya SPBU kepunyaan Megawati, beberapa pabrik dan toko kepunyaan etnis Tionghoa. Selain itu mereka juga menyasar pipa gas dan pabrik di Sukabumi.

Mereka juga sudah menyiapkan massa "pasukan jihad" dari FPI yang akan membuat kerusuhan begitu ada kebakaran besar. Persis kasus Mei 98. Pasukan FPI di lapangan akan meneriakkan kebencian terhadap etnis Tionghoa, sehingga memicu penjarahan dan perkosaan dimana-mana. 

Dengan banyaknya titik kerusuhan, maka polisi akan sibuk mengamankan banyak tempat, sehingga tidak fokus. Disaat itulah para lone wolf akan beraksi dan mulai menyerang aparat di beberapa tempat yang dalam posisi lemah.

Bisa dibayangkan besarnya kerusuhan yang mereka ciptakan ? Mereka ingin membakar negeri ini. Dan ketika kerusuhan terjadi dimana2, mereka akan kerahkan massa besar seperti waktu 212, untuk mengkudeta pemerintahan. 

Pada situasi seperti itu, akan ada "elit" yang bergerak dan mereka akan melakukan bargaining supaya Riziek dibebaskan..

Lalu dimana peran Munarman ? Yah, kita harus curiga saat dia ketemu dengan beberapa orang dari Kedubes Jerman diam2. Ngapain aja mereka ? Mau mengatur strategi kudeta kayak di Suriah ?

Supaya semua bisa terlaksana, Husein Hasni kemudian menghubungi seorang perantara, anggota FPI yang punya pengaruh bernama Nabil al Jufri. Seorang "habib" lagi.

Ngeri ya ? Besok kita lanjut lagi ceritanya..

Kopinya udah habis pulak... 😂

Denny Siregar

FPI ORGANISASI TERORIS III


Bagian 3 : Kelompok Condet

Penangkapan Riziek dan tewasnya 6 anggota FPI di KM 50, membuat Husein Hasni gerah. 

Husein Hasni di Condet sering dipanggil "habib", karena dia warga keturunan Arab dan punya kelompok pengajian disana, yang dia beri nama Yasin Rawatib. Pangkat Husein Hasni di FPI adalah wakil ketua bidang Jihad. Dia bertugas mengamankan Riziek dengan "segala cara".

Husein Hasni lalu mengontak beberapa anggota FPI yang tergabung dalam kelompok pengajiannya. Dia punya rencana balas dendam dengan membuat kerusuhan di Indonesia. Inspirasinya datang dari kerusuhan Mei 2019 di KPU yang gagal dulu.

Seorang anggota mengusulkan, "Bagaimana kalau kita serang pakai bom molotov ?" Husein Hasni setuju. Dia lalu mengatur strategi yang menyeramkan. Pertama, atur bagaimana caranya supaya sidang Riziek yang online harus diadakan offline. Dan itu tugas Munarman dan para pengacara Riziek. 

Kedua, ini yang berbahaya. Ketika nanti terjadi sidang offline, mereka akan mengumpulkan para simpatisan FPI dari berbagai daerah untuk berkumpul di luar ruang sidang. Kerumunan massa itu pasti akan mengundang aparat polisi untuk berjaga-jaga.

Apa strategi Husein Hasni ?

Dia dan kelompoknya, akan membagikan bom molotov kepada para simpatisan FPI garis keras. Bom molotov ini akan dilempar ke tengah kerumunan dan ledakan apinya akan membuat kerusuhan. "Wah, nanti anggota kita bisa mati terbakar  ?" Begitu pertanyaan seseorang. Husein Hasni mengingatkan tentang jihad, bahwa mati membela "cucu Nabi" pahalanya surga. 

Sesudah ada kobaran api, pasti rusuh. Disaat rusuh itulah, simpatisan FPI akan melempar bom molotov ke arah polisi, sebagai balas dendam 6 orang anggota FPI yang tewas. 

"Kenapa harus bom molotov ? Kenapa gak buat bom beneran sekalian aja ?" Seorang yang hadir bernama Bambang, memberikan ide. Husein Hasni dan anggota yang lain terdiam. Ide yang bagus. "Tapi siapa yang bisa bikin bom beneran ? Kita gada yang bisa.." kata Husein Hasni.

Bambang mengusulkan nama seseorang, Zulaimi Agus. Zulaimi punya bengkel di Bekasi, dan disanalah, menurut Bambang, Zulaimi sering bereksperimen membuat bom.

"Kenalkan saya dengan Zulaimi Agus.." kata Husein Hasni. 

Bambang pun datang keesokan harinya dengan Zulaimi. Sesudah berkenalan dengan seluruh anggota, Zulaimi cerita kalau dia kecewa dengan hasil Pilpres 2019. Dia juga dendam dengan polisi, karena sewenang2 dengan massa waktu aksi di Bawaslu menolak hasil pilpres.

"Pas.." kata Husein Hasni. "Jadi kamu bisa bikin bom ? " Tanyanya lagi. "Bisa.." kata Zulaimi. "Saya belajar di internet dan percobaan saya berhasil.."

"Oke kalau begitu. Pertama, kita bikin grup WA dulu. Nanti kita samarkan istilah bom dengan kata takjil.." Husein Hasni kemudian membubarkan kelompok itu. Masing-masing punya tugas untuk mengumpulkan bahan pembuat bom. 

Detik demi detik berlalu. Situasi diluar semakin tegang. Degup jantung para anggota FPI itu semakin keras. "Kita akan balas dendam.." kata2 itu terngiang di telinga mereka..

Ah, kayaknya menarik kalau kita seruput kopi dulu, sambil ambil nafas perlahan.. ☕

Denny Siregar

Rabu, 21 April 2021

FPI ORGANISASI TERORIS II


Bagian 2 : Perekrutan calon pengantin

Ada yang menarik dalam proses perekrutan di villa Mutiara Makassar itu..

Sesudah JAD masuk ke dalam tubuh FPI, maka mereka membangun sistem perekrutan "pengantin " dalam struktur yang lebih kecil, yaitu keluarga..

Anggota2 FPI diwajibkan membawa keluarga sekitar dan terdekatnya untuk terlibat dalam "pengajian" di villa Makassar. 

Gunanya sistem rekrut dengan model keluarga ini adalah supaya mereka bisa mengidentifikasi orang2 yang masuk dalam pengajian, berdasarkan rekomendasi. Ini mirip sistem MLM. Si A sebagai bapak, wajib mengajak istri atau anak dalam "pengajian". 

Begitu juga misalnya si B yang baru menikah, wajib membawa pasangannya untuk masuk ke dalam. Kalau belum punya pasangan, akan dijodohkan dengan orang2 yang sudah terlibat di pengajian. Makanya bomber di Filipina dan Makassar itu adalah pasangan muda. Bahkan bomber di Makassar, yang wanita sedang hamil 4 bulan. Gila, ya ?

Nah awalnya supaya meyakinkan, maka model pengajiannya seperti pengajian biasa, sambil terus dipantau bibit2 barunya. Baru nanti disusupkan ideologi pembentukan negara Islam sebagai kewajiban seorang muslim yang taat pada agama. Level selanjutnya, mulai cuci otak dengan penggambaran bahwa negara ini thogut, polisi kafir dsbnya.

Ketika "anggota keluarga" itu hadir terus dalam pengajian, maka dimulailah pendekatan personal. Otak mereka dicuci terus dgn ayat dan hadis ttg jihad, cara masuk surga yang paling singkat, yang akan menghapus seluruh dosa2 mereka di dunia. Ini sangat efektif, krn yang masuk pengajian di villa Makassar itu banyak yg punya masalah dalam kehidupan nyatanya.

Sesudah itu, kelompok dibagi2 berdasar gender. Yang laki2 dgn laki. Mereka dilatih ala militer, perang2an, penguasaan senjata tajam, sampai pengenalan terhadap bom dengan bahan2 yang mudah didapat. Ini keahlian anggota JAD yang memang mereka dulu dilatih untuk itu.

Sedangkan yang perempuan, dibagi lagi. Ada yang sebagai motivator, ada yang berperan utk survey lokasi, dan ada yang menjadi "pengantin" atau bombernya. Anak2 merekapun disiapkan untuk menjadi bomber, mirip seperti satu keluarga yang melakukan bom bunuh diri di Surabaya dua tahun lalu.

Ketika polisi menggerebek villa Mutiara, dua orang lelaki tewas karena melawan. Hubungan mereka adalah mertua dan menantu. 

Yang berbahaya, karena jaringan villa Mutiara itu terbentuk sudah lama, sejak 2015, dikhawatirkan mereka sudah menyebar kemana2. Sebagian dari mereka menjadi lone wolf, atau bomber yang tidak terkait dengan organisasi manapun. Tidak mudah melacak mereka, karena tempat mereka berpindah2. 

Itulah kenapa akhirnya FPI dibubarkan. Ini dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran. Seperti film World Z War, dimana Brad Pitt akhirnya memotong tangan seorang prajurit wanita, supaya virusnya tidak bermutasi ke seluruh tubuh.

Tapi pembubaran FPI ini punya konsekuensi berat. Mereka melawan. 6 orang tewas dihajar polisi karena melawan. Sedangkan kelompok sisanya berencana melakukan bom serentak di seluruh Indonesia. 

Kita teruskan besok, ya... Bagian yang paling seru. Sebuah rencana gila untuk membakar Indonesia dengan ratusan bom pipa dan bom TATP atau dikenal dgn nama mother of satan.

Seruput dulu kopinya.. ☕

Denny Siregar

FPI ORGANISASI TERORIS


Bagian 1 : JAD menyusup ke FPI

Kemaren malam saya habis ngobrol2 dengan seorang teman yang "tahu" apa yang terjadi tentang maraknya penangkapan teroris oleh Densus 88 ini..

Mungkin ceritanya agak panjang, tapi gapapa. Saya rencananya memang mau bikin serial tulisan lagi, supaya kita semua juga bisa mengikuti sepak terjangnya polisi.

Sekarang ini sudah 33 teroris yang ditangkap polisi pasca bom bunuh diri di Makasar. Salah satunya pensiunan BUMN. Gak heran, BUMN kita dalam 10 tahun pemerintahan SBY, banyak disusupi oleh kelompok radikal yang berpotensi jadi teroris. 

Dari 33 teroris itu, puluhan lainnya anggota FPI aktif. Mereka semua terkoneksi dalam satu jaringan yaitu villa Mutiara. Kenapa dinamakan villa Mutiara ? Karena mereka semua mendapat pelatihan teror di sebuah komplek perumahan bernama villa Mutiara di Makasar. 

Villa Mutiara ini dulunya, tahun 2015, sebagai tempat pembaiatan ISIS yang dihadiri oleh Munarman. Sehabis pembaiatan, dua orang pasangan kemudian berangkat ke Filipina dan meledakkan diri mereka di gereja Katedral disana.

Di villa Mutiara inilah kelompok teroris JAD atau Jamaah Ansharut Daulah menyusup ke dalam FPI. JAD ini adalah organisasi teroris pimpinan Abu Bakar Baasyir. Di villa Mutiara ini mereka berkedok pengajian, tapi disana rutin pelatihan militer sekaligus pembuatan bom bunuh diri.

Kenapa FPI dipilih sebagai tempat penyusupan JAD ? Kan paham mereka sangat berbeda ? FPI itu ahlusunnah wal jamaah, sedangkan JAD itu wahabi ?

Ini yang menarik. Meski berbeda paham, tapi JAD butuh inang baru sesudah mereka diberantas habis oleh Densus 88. Lagian FPI waktu itu adalah ormas yang diakui pemerintah. Jadi anggota JAD bisa sembunyi didalamnya, sekaligus mencuci otak orang2 FPI supaya mau melakukan bom bunuh diri untuk mencapai tujuan.

Munarman sangat paham ini. Dia berperan besar dalam memasukkan anggota JAD ke tubuh FPI, karena dia butuh orang2 yang bisa melatih FPI dalam hal kemiliteran. Dan yang bisa menyatukan FPI dan JAD dalam satu ideologi adalah ISIS, yang pada waktu itu dianggap sebagai organisasi besar dan akan menguasai dunia atas nama agama.

Itulah kenapa terjadi pembaiatan ISIS disana. Munarman gak usah ngelak. Jejak dia terpampang jelas disana. Videonya juga ada..

Kenapa dulu polisi gak bisa bertindak menangkapi kelompok teroris itu ? Karena dulu polisi masih pake UU terorisme tahun 2003. 

UU itu menyulitkan polisi. Mereka baru bisa bergerak kalau sudah ada kejadian. Aparat gak punya payung hukum yg kuat. Meski tahu si A itu teroris dan mau ngebom, polisi harus menunggu si A itu ngebom dulu baru bisa bertindak. Telat, kan ?

Nah, tahun 2018, UU terorisme itu direvisi. Polisi bisa lebih aktif menangkap orang yang dicurigai sebagai teroris. Meski agak terlambat, tapi lumayanlah daripada tidak sama sekali..

Ketika tau UU terorisme itu mau direvisi dan akan menyulitkan pergerakan mereka, anggota2 JAD mencoba menekan pemerintah dengan mengaktifkan bomber2nya

Ingat kan kejadian tahun 2018, waktu ada satu keluarga bom bunuh diri di gereja Surabaya ? 

Tahun 2018 itu memang masa dimana anggota2 JAD sedang ngamuk2nya. Sebelum bom di Surabaya, mereka ngamuk dulu di Mako Brimob dan membunuh 5 anggota polisi disana..

Tapi revisi UU itu jalan terus. Sesudah diketok di DPR, polisi semakin punya payung hukum untuk menangkapi para teroris itu..

Eh, panjang ya ? Lanjut ngga ? Seruput kopi dulu, mumpung imsak masih lama..😄

Denny Siregar

Selasa, 20 April 2021

Pandemi Belajar dari India


Sejak awal tahun ini, kemunculan virus yang lebih produktif menyelinap ke India. Pada bulan Januari, virus mutasi baru bernama B.1.617 ditemukan dalam sampel yang dikumpulkan di Maharashtra, wilayah India yang paling parah terkena dampak pandemi. Negara terlambat hadir, bahkan Narendra Modi menahan anggaran besar untuk pembelian vaksin. Hingga akhirnya virus dengan kekuatan berlipat ganda itu bergentayangan ke seluruh India. Tapi angka-angka sering kali gagal meyakinkan orang. Mereka berfikir, apa yang tak dialami sendiri adalah sesuatu yang antah berantah. Virus gelombang kedua lalu menyerang India: ratusan ribu terpapar dalam sehari.

India sejak awal berusaha menghalau Covid-19 melalui "lockdown" yang membatasi pergerakan orang - efek yang melumpuhkan sosial dan ekonomi, mematikan kebutuhan paling utama manusia dalam bertahan hidup. Tapi virus itu terlalu sewenang-wenang. Ternyata wabah mengeram terlalu lama, dan orang India tidak sanggup menahan diri untuk segera berhamburan keluar rumah. Bayangkan hidup dalam negara dengan kurang lebih seukuran 4 kali pulau Kalimantan, dihuni hampir 1.4 milyar manusia, dipaksa diam di dalam rumah adalah kematian perlahan. Tapi India bukan hanya persoalan alienasi manusia, ia juga soal ketidakpedulian sosial dan politik.

India pernah mengalami kematian hebat dalam pandemi tahun 1918. Pujangga Suryakant Tripathi menulis perih tentang ini dalam buku Kulli Bhat: "Segera kembali, istrimu sakit parah", pesan telegram diterima Nirala dalam rantau. Dia bergegas naik kereta ke kampung halamannya di Uttar Pradesh. Ketika Nirala mencapai tepi Sungai Gangga, dia mengamati bahwa "Sungai Gangga membengkak dengan mayat". Di rumah, istrinya sudah meninggal. Menyusul seluruh anggota keluarganya hingga tak tersisa. Sebuah laporan dari pemerintahan kolonial saat itu tertulis: "semua sungai di seluruh India tersumbat dengan mayat karena kekurangan kayu bakar untuk kremasi".

Pandemi adalah pelajaran bagi kita. Soal vaksin, aturan yang mengekang, mencurigai satu sama lain - ketika kematian semakin akrab bukan waktunya untuk berdebat. Setiap nyawa harus dijaga, dan setiap mulut harus disumpal dengan masker.

#lawanintoleransi
#antiradikalisme
.
.
.
Islah Bahrawi