(Source : Google Image)
Pasca perang dunia I selesai pada tahun 1918 dan seiring perjanjian damai ditandatangani, lahirlah beberapa negara baru penghuni benua biru Eropa. Negara - negara ini akibat dari kekalahan dari negara - negara blok sentral, seperti Cekoslovakia, Republik Austria, Republik Hungaria, Yugoslavia, dan Polandia. Negara terakhir yang disebutkan merupakan negara yang cukup menarik karena negara ini merupakan negara pertama yang lahir setelah perang dunia I, dan juga korban pertama dari awal perang dunia II. Polandia merupakan negara yang terlahir kembali setelah absen sekitar 123 tahun akibat diinvasi dan dikuasai oleh Prusia/Jerman dan Kekaisaran Rusia. Setelah merdeka ternyata Polandia tidak bisa duduk tenang dan menikmati kemerdekaan mereka, karena Soviet Rusia ternyata setelah hampir 95% memenangkan perang saudara melawan Menshevik, kemudian menaruh perhatian terhadap keberadaan Polandia dan menilai negara baru itu merupakan jembatan revolusi komunis mereka untuk menyebar ke seluruh Eropa. Invasi Soviet ke Polandia pun terjadi, dan mereka tidak butuh waktu lama untuk sampai ke jantung Polandia yaitu ibu kota Warsawa. Tapi ternyata pasukan Soviet pun tidak mampu menembus pertahanan Polandia di Warsawa, padahal kuantitas pasukan Soviet 4X lebih besar dari pasukan Polandia. Bagaiamana bisa demikian? Mari kita bahas di thread ini, cekidot gan!.
Spoiler for Perang Polandia Ukraina:
Pada awal berdirinya mereka langsung terlibat perang dengan Republik Rakyat Ukraina, konflik ini berakar pada perbedaan etnis, budaya, dan politik antara penduduk Polandia dan Ukraina di Galicia Timur. Perang ini dimulai dari November 1918 sampai Juli 1919, dan dimenangkan oleh Polandia dengan dibentuknya Traktat Warsawa 1919. Republik Rakyat Ukraina praktis ditinggalkan, dan Polandia mulai memberikan pengaruh pada wilayah Ukraina. Kita lihat peta diatas dimana ibu kota Republik Rakyat Ukraina yaitu Lvov (Ukraina berwarna biru) berhasil dikepung oleh pasukan Polandia (berwarna kuning), dan menyebabkan Ukraina dengan cepat pula untuk menyerah.
Foto diatas merupakan foto dari pasukan Republik Rakyat Ukraina dengan memakai masker gas. Ukraina yang juga baru berdiri akibat jatuhnya monarki Rusia tidak memiliki cukup banyak tentara reguler, ketika pasukan Polandia mulai menginvasi ibu kota Lvov, banyak dari rakyat Ukraina yang bergabung menjadi milisi atau gerilyawan melawan pasukan Polandia. Tapi ternyata dengan persenjataan, SDM, dan logistik yang tidak mencukupi memaksa Ukraina akhirnya menyerah terhadap Polandia.
Poster propaganda Ukraina ketika perang Polandia - Ukraina meletus, poster ini menggambarkan Josef Pilsudski pemimpin dari Polandia sebagai perampok wilayah Ukraina.
Polandia dalam peperangan ini memiliki persenjataan yang cukup modern, dan kendaraan tempur hibahan dari negara - negara sekutu seperti Prancis dan Amerika Serikat. Seperti kita lihat foto diatas dimana seorang sersan Polandia sedang berdiri disamping kendaraan lapis baja Amerika tapi sudah diberikan atribut militer Polandia, dan dengan bendera Amerika diatasnya.
Jenderal Polandia Antoni Listowski (kiri) dan Mantan pemimpin Ukraina yang diasingkan Symon Petliura (kanan) bertemu setelah Traktat Warsawa ditandatangani. Petliura diasingkan oleh pihak Ukraina karena membelot ke Polandia, disebabkan Petliura yang anti komunis tidak mau Ukraina memiliki hubungan dengan Soviet Rusia.
Kemenangan Polandia ternyata membawa pengaruh yang cukup besar, karena kemenangan mereka membuat beberapa petinggi Soviet seperti Vladimir Lenin dan Leon Trotsky memberi perhatian khusus kepada Polandia terutama setelah mereka mengalahkan Republik Rakyat Ukraina yang cenderung Sosialis. Lenin merasa Polandia bisa menjadi kekuata baru di Eropa Timur tapi memiliki pengaruh dari negara - negara barat, dan bisa mengancam pengaruh komunisme di Rusia, apa lagi perang saudara di Rusia masih berlangsung walaupun pihak komunis bolshevik sudah dipastikan akan memenangkan perang. Lenin merasa Polandia adalah jembatan utama Soviet untuk menyebarkan ajaran marxis dan membuat revolusi besar - besaran di Eropa, sehingga terwujudnya cita - cita marxis untuk menjadikan seluruh dunia beraliran kiri. Trotsky juga berpikir bahwa Polandia bisa menjadi jalan masuk Soviet untuk memperluas paham komunis di Eropa, selain itu juga kekalahan Republik Rakyat Ukraina memberikan peringatan bagi Trotsky bahwa pengaruh negara - negara barat sangat kental di tanah Polandia dan mengancam Soviet. Foto diatas merupakan foto Lenin yang sedang berpidato diatas podium dihadapan tentara merah Soviet dan memberikan semangat dalam memerangi Polandia yang dianggap mereka masih dikuasai oleh kaum imperialis, dan membebaskan para pekerja Polandia dari sistem kapitalisme. Foto ini diambil pada 5 Mei 1920. Terlihat juga Trotsky dan Kamenev yang berada di tangga podium.
Foto diatas merupakan Trotsky yang sedang memeriksa pasukan Soviet sebelum melakukan penyerangan ke Polandia. Tidak butuh lama bagi Soviet untuk menyusun kekuatan dan mulai melakukan serangan ke wilayah Polandia, kontak senjata pertama terjadi pada tanggal 14 Februari 1919 di kota Manevychi dan Biaroza di daerah perbatasan. Serangan ini cukup mengejutkan pasukan Polandia tapi langsung menyusun kekuatan untuk melakukan pertahanan, usaha itu sempat berhasil tapi Soviet tetap mampu mendorong pasukan Polandia jauh sampai menuju ibu kota Polandia yaitu Warsawa.
Soviet memiliki pasukan kavaleri khusus yang sangat ditakuti karena kebrutalan dan kecepatannya dalam melakukan serangan, yaitu pasukan kavaleri Cossack.
Foto diatas merupakan tiga pimpinan militer Polandia yang sedang meninjau peta yaitu Edwards Rydz-Smigly (kiri memegang pulpen), Wladyslaw Sikorski (tengah), dan Boleslaw Roja (kanan). Invasi Soviet cukup mengejutkan Polandia walaupun mereka sendiri sudah memperkirakan akan kedatangan pasukan merah, tapi mereka meleset dengan jumlah pasukan Soviet yang akan menginvasi wilayah Polandia. Ini disebabkan mereka memperkirakan pasukan merah sedang melakukan pertempuran besar - besaran dengan di kota Omsk yang merupakan basis utama dan terakhir dari pasukan Menshevik. Sehingga para pejabat militer Polandia memperkirakan kedatangan pasukan Soviet tidak banyak karena Bolshevik pastinya memerlukan sebagian besar pasukannya di Omsk, kenyataannya pasukan Soviet yang menyerang Polandia berkekuatan kurang lebih 950.000 personel. Selain itu pasukan Soviet juga memiliki pengalaman tempur yang banyak, seperti tentara dari perang dunia I maupun perang saudara Rusia. Hal ini mengakibatkan pasukan tempur Soviet dengan sangat mudah masuk ke wilayah Polandia, dan melaju cepat hingga ke batas kota Warsawa. Musuh diambang batas kota membuat Pilsudski selaku pemimpin Polandia dan Jenderal Sikorski menyusun rencana pertahanan kota.
Leon Trotsky sedang memberikan semangat kepada pasukan Soviet sebelum memulai pertempuran untuk merebut Warsawa. Tepat pada tanggal 12 Agustus 1920 pasukan Soviet memulai serangan ke Warsawa, pasukan Soviet dengan mudah merebut kota kecil penghubung Warsawa seperti Radzymin yang direbut oleh Tentara ke - 16 Soviet. Sedangkan korps Kavaleri Soviet pimpinan Gayk Bzhishkyan bersama tentara ke - 4 Soviet menyeberangi sungai Wkra dan merebut kota penghubung Wloclawek, sedangkan Tentara ke - 15 dan ke - 3 Soviet menghadapi pertempuran sengit di benteng Modlin yang dijaga mati - matian oleh pasukan ke - 5 Polandia. Setelah kejatuhan Radzymin maka pintu masuk ke Warsawa sangat terbuka lebar, maka banyak diplomat - diplomat asing yang meninggalkan Warsawa kecuali duta besar Inggris dan Vatikan yang memilih tetap tinggal di Warsawa.
Foto pasukan Soviet dari Tentara ke - 4 yang bersiap untuk menyeberangi sungai Wkra dan merebut kota Wloclawek, dan setelah mereka merebut kota Wloclawek, tentara ke - 4 Soviet menggabungkan kekuatan dengan Tentara ke - 15 dan ke - 3 yang sedang menggempur benteng Modlin. Benteng Modlin sendiri dipertahankan mati - matian oleh pasukan ke - 5 Polandia, karena benteng Modlin merupakan gudang senjata bagi pertahanan kota Warsawa. Pada tanggal 14 Agustus tentara Polandia di benteng Modlin mendapatkan bantuan tambahan pasukan dari Brigade Siberia yang merupakan pasukan khusus Polandia yang berisi tentara Menshevik Rusia, dan Divisi Infanteri ke - 18 pimpinan Jenderal Franciszek Krajowski. Pertempuran di sektor Modlin sangat sengit, dan sampai perang berakhir benteng Modlin tidak pernah berhasil direbut pasukan Soviet.
Foto diatas merupakan pasukan Polandia dari resimen Uhlan ke - 203, pasukan ini memegang kunci awal kemenangan Polandia. Pada tengah malam tanggal 15 Agustus pasukan resimen ini berhasil menerobos garis tentara Soviet dan menyerang pos komando Soviet, mereka juga menghancurkan stasiun radio milik Tentara ke - 4 Soviet. Jatuhnya stasiun radio milik pasukan Soviet memiliki arti yang sangat luar biasa bagi pasukan Polandia, karena mereka bisa mengetahui pergerakan dan rencana dari pasukan Soviet. Intelijen Soviet juga menyadap radio ini dan memblokir perintah dari markas pusat Soviet kepada Tentara ke - 3 Soviet yang diperintahkan menuju Selatan, karena perintah dari markas pusat diblokir maka Tentara Ke - 3 yang tidak mengetahui bahwa wilayah Torun dan Plock merupakan pusat konsentrasi dari resimen Uhlan ke - 203 berjalan terus menuju kesana. Benar saja Tentara ke - 3 Soviet dibantai oleh Resimen Uhlan ke - 203 di dua wilayah itu.
Setelah sempat menahan pergerakan tentara Soviet di Sektor Modlin, dan menyapu bersih tentara ke - 3 Soviet maka tentara Polandia ke - 1 dipimpin oleh Jenderal Franciszek Latinik bergerak untuk merebut kota Radzymin. Selain tentara ke - 1, pasukan rakyat front utara Polandia pimpinan Josef Haller juga bergerak menuju Radzymin membantu Tentara ke - 1 Polandia. Sedangkan kemajuan tentara Soviet didapat dari Divisi Infanteri ke - 27 Soviet dengan merebut desa Izabelin yang berjarak 13 Kilometer dari ibu kota Warsawa, tapi hanya sampai didesa inilah pasukan Soviet memiliki jarak terdekat dengan ibu kota sedangkan pasukan - pasukan Soviet yang lain mendapatkan serangan balik Blitzkrieg dari pasukan Polandia. Foto diatas merupakan foto dari Tentara ke - 1 Polandia yang memasuki Warsawa untuk merebut kota penghubung Radzymin.
Foto diatas merupakan pasukan senapan mesin Polandia yang berjaga luar batas kota Polandia, setelah Radzymin direbut Soviet maka Warsawa meningkatkan siaga 1 di sekitar garis batas kota untuk mengantisipasi jika pasukan Soviet melakukan serangan menuju Warsawa.
Pada tanggal 16 siang Tentara ke - 5 Polandia yang sebelumnya mempertahankan Benteng Modlin melakukan serangan balik dengan menyerang pasukan Soviet yang tersisa di kota Wloclawek dan setelah merebut kota Wloclawek mereka mulai menyeberangi sungai Wkra untuk bergabung dengan tentara ke - 1 Polandia yang sudah berhasil merebut kota Rydzmin. Tentara ke - 5 Polandia yang dipimpin oleh Sikorski langsung melancarkan serangan semacam Blitzkrieg kepada pasukan Soviet yang bergerak mundur menjauhi kota Warsawa. Tentara ke - 5 Polandia menjadi ujung tombak pasukan Polandia saat itu, dikarenakan pasukan yang berpengalaman, mereka juga memiliki kendaraan lapis baja yang diberikan oleh sekutu. Foto diatas merupakan dua pasukan Polandia yang sedang memegang bendera - bendera milik pasukan Soviet yang ditinggalkan.
Selain Tentara ke - 5 Polandia yang bergerak maju, Group Pasukan Penyerang Polandia yang dipimpin oleh Pilsudski bergerak ke utara menyeberangi sungai Wieprz dan menghadapi pasukan Soviet bernama Grup Mayzr. Tetapi Grup Mayzr ini juga sudah kehilangan banyak pasukan setelah dihajar gabungan Tentara ke - 1 dan ke - 5 Polandia di Rydzmin, sehingga pasukan Pilsudski tidak banyak mengalami hambata dan menyapu bersih Grup Mayzr. Kekalahan Grup Mayzr praktis memotong garis pertahanan pasukan utara dan selatan Soviet dan membuat celah yang cukup besar untuk pasukan Polandia dapat mendobrak kesana, dan membuat pasukan Soviet di utara terkepung. Foto diatas merupakan Pasukan Polandia yang menguasai parit pertahanan Soviet dan menembaki tentara Soviet yang bergerak mundur.
Kekalahan Soviet disini sebenarnya memiliki banyak faktor, tapi dua faktor utama dan yang paling penting adalah yang pertama berhasil direbutnya stasiun radio Soviet. Direbutnya stasiun radio Soviet memiliki arti yang sangat besar, karena dengan direbutnya stasiun radio ini maka pasukan Polandia dapat mengetahui arus informasi yang ada pada jalur komunikasi pasukan Soviet, selain pihak intelijen Polandia juga dapat menyelipkan informasi palsu di jalur komunikasi tersebut sehingga terjadi kekacauan dalam peregerakan pasukan Polandia. Faktor utama kedua adalah adanya persaingan pada kubu pasukan Soviet yaitu antara Trotsky dan Stalin, persaingan ini tidak hanya menjadi personal saja tapi juga merambah ke para Komandan militer Soviet dilapangan. Sehingga banyak dari Komandan - Komandan itu tidak mematuhi perintah apabila perintah datang dari Komandan yang bukan dari kubunya. Lenin yang melihat invasi ke Polandia sudah gagal akhirnya meminta gencatan senjata, dan pada tanggal 16 Maret 1921 disepakati perjanjian damai yang disebut Perjanjian Damai Riga antara Polandia, Ukraina, dan Soviet yang mengakhiri peperangan Polandia dan Soviet.
Polandia yang merupakan negara baru membuktikan bahwa mereka bisa mempertahankan negaranya sendiri, bahkan mereka harus mengalami negara raksasa seperti Uni Soviet. Kekalahan Soviet ini juga menjadi kekalahan perdana sejak Revolusi Bolshevik, dan kekalahan ini sangat membekas dihati para petinggi Soviet, karena ide mereka untuk menyebarkan komunisme di Eropa melalui langkah invasi harus tertahan. a