Selasa, 12 Januari 2021

Online Trading Forex Sebagai Sumber Pemasukan Tambahan

 Dewasa ini online trading sedang menjadi trend dikalangan para penggemar investasi dalam bentuk forex. Anda tidak perlu bingung atau menyediakan waktu khusus karena trading bisa dilakukan hanya memakai layanan internet. Kemudahan trading secara online membuat Anda bisa memantau investasi dimiliki secara mudah, cepat dan akurat.


Ada banyak informasi yang bisa didapatkan sekaligus jika melakukan aktivitas perdagangan mata uang secara online. Dimana informasi tersebut dapat diakses secara mudah dan bebas oleh semua trader. Sehingga dari informasi yang didapatkan akan sangat membantu dalam pengambilan keputusan terutama posisi buy atau sell secara tepat.

Satu hal lagi yang sangat menguntungkan yaitu online trading forex ternyata dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan. Dimana sudah banyak trader mendapatkan hasil besar walaupun modalnya terbatas. Namun tetap perhatikan faktor risiko yang harus dipertimbangkan dengan tepat untuk memaksimalkan profit tersebut.


Trading Online Sebagai Pilihan Tepat Sumber Penghasilan Tambahan

Mengulas tentang online trading forex yang sangat menarik untuk diketahui sebagai sumber penghasilan tambahan. Ternyata didasari oleh berbagai alasan menarik yang sangat menguntungkan untuk Anda ketahui. Berikut beberapa hal dasar tentang alasan kenapa transaksi perdagangan terutama forex menjadi pilihan tepat untuk menambah penghasilan.

1. Dapat dilakukan hanya dari rumah

Sekarang ini berbagai jenis transaksi perdagangan baik saham, forex dan jenis lainnya sudah bisa dilakukan secara online. Semakin banyak broker forex terbaik yang sangat mudah ditemukan di internet sebagai perantara pasar forex. Kemudahan seperti ini menjadi sangat memungkinkan bagi Anda mendapatkan profit dengan cara online.

2. Lebih praktis dengan fitur auto trading

Bagi Anda yang masih pemula dan kesulitan pada saat melakukan online trading disarankan untuk memakai fitur auto trading. Fitur ini sengaja disediakan oleh broker untuk membantu jual beli memakai perintah secara otomatis. Jadi tidak perlu repot atau membuang waktu untuk memantau pergerakan harga instrumen forex.

3. Biaya jauh lebih rendah atau minim

Dari segi biaya jika dilakukan secara online jelas jauh lebih rendah atau minim sehingga profit bisa maksimal. Trader memiliki wewenang untuk melakukan kontrol penuh sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya lainnya lagi. Apalagi biaya yang jika melakukan transaksi di broker tidak besar atau bahkan tidak ada.

4. Menghasilkan profit secara pasti

Sebagai pilihan tepat dalam menambah penghasilan, perdagangan forex memang akan memberikan profit secara pasti. Hal ini akan sangat memungkinkan jika Anda paham betul tentang trading sehingga tahu cara dapatkan uang tambahan. Terus belajar agar bisa menjadi trader profesional maka secara otomatis profit akan mudah didapatkan.

Kriteria Dalam Memilih Instrumen Trading Agar Menghasilkan

Jika tujuan dari online trading adalah untuk mendapatkan profit maka tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Tentu ada beberapa kriteria dalam pemilihan instrumen yang akan membantu mewujudkan tambahan penghasilan. Adapun tiga kriteria dasar akan dijelaskan dibawah ini dimana nantinya dapat dijadikan pertimbangan saat melakukan trading.

1. Perhatikan likuiditas instrumen

Pertama perhatikan bagaimana likuiditas instrumen forex sebelum memutuskan untuk membelinya. Usahakan untuk memilih jenis instrumen yang sering diperdagangkan agar lebih mudah ketika ingin menjualnya lagi. Jangan dipilih jika tidak ramai diperjual belikan karena takutnya nantinya membuat Anda kesulitan pada saat menjualnya.

2. Perhatikan fluktuasi harga

Pada dasarnya kegiatan jual beli mata uang merupakan transaksi yang memperhatikan dari pergerakan fluktuasi harga. Anda akan mendapatkan profit jika membeli pada saat harga turun dan menjual saat harga naik. Perhatikan fluktuasi harga dengan teliti agar bisa mendapatkan keuntungan maksimal saat harga sedang bagus.

3. Perhatikan setoran modal awal

Banyak trader takut memulai transaksi karena memikirkan modal awal haruslah besar atau banyak. Hal ini sangat wajar karena transaksi forex dianggap sangat mahal dan hanya untuk kalangan menengah atas. Padahal saat ini Anda bisa melakukan transaksi hanya dengan modal rendah misalnya dimulai dari harga $10.

Senin, 11 Januari 2021

Pura Anjasmoro Jombang Jawa Timur

  Pura Anjasmoro, terletak di Dusun Jarak, Desa Wonosalam, Jombang, Jawa Timur. Pada umumnya pura ini tak jauh beda dengan pura-pura yang lain. Memiliki satu padmasana, satu penglurah dan satu candi yang didalamnnya terdapat patung dewa surya.


Pemangku pura Anjasmoro Romo Mangku Supri Hardianto sedang memimpin persembahyangan.

Pura ini hanya memiliki satu plangkiran yang terdapat di madya Madala. Plangkiran ini diletakkan di tiang tepat di depan pintu tengah masuk ke Utama Mandala. Biasanya digunakan ketika pembelajaran anak pasraman.

Pura ini hanya memiliki satu Kran air bersih yang terletak di Madya Mandala tepatnya di sebelah kanan sudut pada saat masuk ke Madya Mandala. Air ini digunakan sebagai pernyucian atau permbersihan ketika masuk ke Utama Mandala.


Tampilan pagar Pura Anjasmoro jika dilihat dari luar depan pintu masuk Madya Mandala.

Meja yang digunakan ketika melaksanakan persembahyangan.

Penglurah yang terdapat di sebelah kiri Padmasana

 Padmasana Pura Anjasmoro.

Candi dibagian kanan Padmasana Pura Anjasmoro

Dagang Banten Bali



Plang Nama Pura yang terbuat dari Kayu.

Tampilan Pura Anjasmoro pada Utama Mandala

Pintu Masuk ke Madya Mandala Pura Anjasmoro



Terdapat satu patung yang terletak pada samping kiri padmasana

Untuk Nista Mandala masih dalam tahap pembangunan.

Sejarah Pura Aditya Jaya Rawamangun, Jakarta Timur

 



Siapa yang tidak kenal dengan Pura Aditya Jaya Rawamangun. Sebuah pura terbesar di Jakarta dan merupakan pusat perkumpulan umat Hindu Sejabotabek. Pura yang lebih populer dikalangan anak mudah dengan nama PAJ ini, terletak di Jalan Daksinapati Raya, RT.11/RW.14, Rawamangun, RT.11/RW.14, Rawamangun, RT.11/RW.14, Rawamangun, Kota Jakarta Timur.



Foto: Mutiarahindu.com
Sejarah Pura Rawamangun

Menurut sejarah, pada tahun 1960 an, umat Hindu DKI Jakarta yang tergabung dalam Suka Duka Hindu Bali (SDHB) {yang telah berganti menjadi Suka Duka Hindu Dharma (SDHD)} berniat untuk membangun tempat ibadah Pura dan Yayasan Pitha Maha di Jakarta. Kala itu, masa kepemimpinan Presiden pertama Republik Indonesia, Dr. Ir. H. Soekarno (periode 1945–1966). 

Akhirnya Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu, Ida Bagus Mantra dan Ida Bagus Manuaba (ketua Pitha Maha yang juga anggota Dewan Konstituante), Menteri Koordinator I Gusti Subania, anggota DPRD DKI Jakarta I Nyoman Wiratha menyampaikan niat baik tersebut ke Presiden.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Menanggapi hal itu, pria yang akrab disapa Bung Karno tersebut, langsung menyambut baik dan menawarkan tanah di Lapangan Banteng bagi umat Hindu. Namun entah kenapa pembangunnan pura di Banteng dinyatakan Batal. Dua tahun kemudian yakni tahun 1962-an, presiden kembali menawarkan tanah yang berbeda yakni di Ancol, tetapi tawaran tersebut langsung ditolak oleh umat Hindu. Sebab pada saat itu, daerah Ancol berlupur serta berbau tak sedap, tidak seperti sekarang ini.

Tahun 1972, Menteri Pekerjaan Umum (PU), Ir Sutami kembali menawarkan tanah Dept. PU cq Ditjen Bina Marga di Jakarta Timur tepatnya Jalan Daksinapati Raya, Rawamangun depan Lapangan Golf . Dengan pertimbangan yang matang, umat hindu akhirnya memutuskan bahwa lokasi tersebut tepat untuk pembangunan Pura Aditya Jaya Rawamangun yang sekarang dapat kita lihat. Keputusan ini diperkuat dengan surat No. 36/KPTS/1976 tentang izin penggunaan tanah Dept. PU cq Ditjen Bina Marga yang diterbitkan oleh Ir Sutami di dukung Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta kala itu.



Peletakan Batu Pertama Pura Aditya Jaya Rawamangun


Pembangunan Pura Aditya Jaya Rawamangun melewati 7 tahap. Peletakan batu pertama dimulai pada tahun 1972, dan baru selesai pada tahun 1997. Pura Aditya Jaya, dibagi menjadi tiga bagian yakni Nista Mandala yaitu daerah paling luar, Madya Madala yaitu bagian tengah dan Utama Mandala atau bagian Tengah.

Dibagian luar (Nista Mandala) digunakan sebagai tempat kegiatan seperti memasak, cuci tangan dan kaki sebelum sembahyang dan beberapa kegiatan lainya. Kemudian pada bagian tengah atau Madya Madala digunakan sebagai tempat dupa, bunga, sentang dan beberapa kegiatan lainya. sedangkan pada Utama Mandala atau bagian Tengah digunakan khusus untuk persembhayangan.



RELATED:
Daftar Pura di Pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan dan Lombok
Profil Pura Anjasmoro Jombang Jawa TimurPura Aditya Jaya memiliki dua pintu masuk yang pertama di Jalan Daksinapati Raya No 10 dan di pintu Depan Jalan Tol Cawang-Tanjung Priok.

Sumber: https://www.mutiarahindu.com/2018/02/sejarah-pura-aditya-rawamangun-jakarta.html

Tugas Kelompok STAH DNJ (Wawancara)
Pemuda balkar, 2015. Sejarah Pura Aditya Rawamangun, Online. Diakses. 22 Pebruari 2018 Pukul 13:22 Wib.

Minggu, 10 Januari 2021

Pengertian, Makna Dan Tujuan Pelaksanaan Hari Raya Suci Galungan

 Sebagian besar umat Hindu Indonesia belum memahami ajaran agama sesuai dengan kerangka dasar agama Hindu yakni tatwa (filsafat), susila (etika) dan upakara (upacara). Salah satu contoh misalnya jika ditanya mengenai apakah itu Hari Raya Galungan? Jawaban yang paling terbanyak adalah “kemenangan Dharma Melawan Adharma”. Namun jika ditanya lebih lanjut tentang apa yang dimaksud kalimat tersebut. Kemungkinan, sebagian besar tidak dapat menjelaskan secara rinci. Untuk itu, dalam postingan artikel ini, kami berusaha untuk mejelaskan mengenai apa itu Galungan, makna dan tujuannya. Berikut ulasannya;




Pura Aditya Jaya Rawamangun: (foto; Mutiarahindu.com)



Pengertian Hari Raya Suci Galungan


Secara etimologi Galungan artinya “Peperangan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI Daring), Galungan adalah hari raya umat Hindu Dharma setiap 210 hari sekali, jatuh pada hari Rabu Kliwon, dua kali dalam satu Tahun (KBBI Daring. 2018. Diakses 26 April, jam 22:11). Kemudian dalam Website PHDI.or.id, Galungan adalah hari raya besar bagi umat Hindu yang diperingati setiap 210 hari. Peringatan hari raya galungan menggunakan perhitungan Pawukon yang jatuh pada Rabu Pancawara Kliwon, Wuku Dungulan.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Dikatakan juga bahwa “Galungan” dalam bahasa Jawa Kuno berarti “Menang / Bertarung”. Galungan juga sama penjelasannya dengan Dungulan yaitu Menang. Untuk itu wuku kesebelas di Jawa disebut Wuku Galunga dan di Bali disebut Wuku Dungulan.


Runtutan Pelaksanaan Hari Raya Suci Galungan



Galungan sudah diperingati sejak abad ke-XI, hal ini di dasarkan atas kidung panji Malat Rasmi dan Pararaton kerajaan Majapahit (Tim Penyusun, 1995:137). Kemudian di dalam Lontar Purana Bali Dvipa disebutkan bahwa Galungan pertama kali dirayakan pada hari rabu Kliwon, wuku dungulan sasih kapat tanggal 15 (purnama Tahun 804 saka, saat itu pulau bali bagaikan Indra Loka, (Punang Aci Galungan Ika Ngawit Bu, Ka, Dungulan sasih kacatur Tanggal 25, isaka 804, bangun indra bhuwana ikang bali rajya). Pada saat itulah hari raya galungan terus dilaksanakan. Perayaan hari raya galungan memiliki Sembilan tahapan, adapun ke-9 runtutan tersebut yakni sebagai berikut: 

Tumpek Warige
Hari Sugihan Jawa
Hari Raya Sugihan Bali
Hari Raya Penyekeban
Hari Penyajaan Galungan
Hari Penampahan Galungan
Hari Raya Galungan
Hari Pemaridan Guru, Ulihan dan Pemacekan Agung
Rabu Kliwon Pahang atau Upacara Akhir Galungan



Dari ke Sembilan (9) rangkaian Hari Raya Suci Galungan diatas mengandung makna yang luhur dalam upaya meningkatkan pembinaan mental spiritual umat Hindu guna terwujudnya umat yang tangguh dan tahan uji serta penuh tanggung jawab dalam menunaikan dharama agama dan dharma negara (Susila. Dkk. 2009:238).


Makna Pelaksanaan Hari Raya Suci Galungan


Secara umum makna pelaksanaan Hari Raya Suci Galungan adalah kemenangan dharama melawan adharma. Kemenanga dharma dapat berarti telah terlaksananya kewajiban dan pekerjaan-pekerjaan yang baik dalam upaya turut mensukseskann pembangunan Nasional (Susila. Dkk. 2009:236). Kemudian dalam lontar Sundarigama dijelaskan bahwa Hari Raya Suci Galungan umumnya dikaitkan kemenangan dharma (Kebaikan) melawan adharma (Ketidak Baikan), pandangan ini di kemungkinan didasarkan pada sarana upakara yang dipakai persembahan, terutama pada saat hari Panampahan, yakni adanya anjuran merapalkan japa mantra kekebalan (pragolan) dan mengenakan busana perang (saha bhusana ning paperangan) agar berhasil dalam peperangan (phalanya jaya prakoseng perang).


Ada kemungkinan peperangan yang dimaksud itu adalah peperangan kita melawan musuh-musuh di dalam diri kita, yang lasim disebut Sad Ripu yaitu enam musuh yang ada dalam diri manusia yakni Kama, Kroda, lobha, moha, mada dan matsarya sebagi wujud adharma. Dijelaskan juga bahwa:


“Galungan ngaran pabantenan, patitis ikang jnana galang apadang, muryakna sarwa byapara ning idep”


Artinya:



“Galungan adalah persembahan sesajen, pemusatan bathin menuju titik pusat yang terang benderang, melenyapkan segala kegalauan pikiran atau batin”


Dengan demikian, Makna pelaksanaan hari Raya Suci Galungan adalah melawan dan melenyapkan segala bentuk nafsu, kemarahan, kerakusan, kebingungan, kemabukan, irihari atau pun segala titah atau hendak (sakatuduh), cita-cita (saha citta), dan tindakan (saparikrama) dengan mengarahkan batin pada kebenaran tertinggi atau dharma (Suarka. 2014: 67-68).


Makna lain dari pelaksanaan Hari Raya Suci Galungan adalah untuk mawas diri, kita harus terus merenungkan siapa diri kita sebenarnya karena rwa Bhineda akan selalu ada di dalam diri kita. Manusia akan selalu dilingkupi oleh sifat Deva ya, Manusa ya dan Bhuta ya. Untuk itu jiwa setiap manusia perlu di seimbangkan guna mencapai kehidupan anandam dan santi. Pada intinya, perayaan galungan merupakan bentuk keteguhan manusia untuk terus menegakkan kebenaran (dharma) dalam diri maupun di luar diri manusia.

Dagang Banten Bali


Jika kita melihat sejarah, maka Galungan juga bermakna untuk memohon kebahagian, kesejahteraan dan panjang umur. Hal ini merujut pada kejadian Tahun 1103 -1126 Saka dimana ketika Galungan tidak dirayakan, maka para raja berumur pendek. Untuk Raja Sri Eka Jaya sebagai pemegang tahtah kerjaan selanjutnya merasa heran kenapa pejabat sebelumnya berumur pendek. Maka beliau kemudian bersemedi dan mendapatkan petunjuk dari Dewi Durga bahwa penyebab leluhurnya berumur pendek karena tidak Merayakan Hari Raya Suci Galungan. Saat itulah galungan kembali dilaksanakan dengan tradisi memasang penjor sebagai tegaknya dharma.


Tujuan Pelaksanaan Hari Raya Suci Galungan



RELATED:
Pengertian dan Makna Simbol Atribut Dewi Saraswati
Pengertian dan Makna Pelaksanaan Hari Raya Nyepi Bagi Umat Hindu
Pengertian, Rangkaian dan Makna Pelaksanaan Hari Raya Suci Galungan dan Kuningan
Ada pun tujuan dari pelaksanaan Hari Suci Galungan adalah mengucapkan rasa syukur karena kita telah mampu melewati rangkain pelaksanaan hari raya galungan dan terbebas dari godaan Sanghyang Kala Tiga. Selain itu, perayaan hari raya galungan juga bertujuan untuk memuja para dewa dan leluhur, karena diyakini bahwa pada saat Galungan para Dewa dan Roh Leluhur turun ke dunia Beryoga di berbagai tempat, seperti sanggar, Pura, di halaman rumah, di lumbung, di dapur, di jalan masuk rumah, tugu, penghulu kuburan, penghulu desa, penghulu sawah, di hutan, di gunung, di laut dan lain sebagainya. Pada saat ini umat Hindu akan melakukan persembahyangan dan membuat sesajen persembahan (Suarka. 2014: 67).


Perayaan Hari Raya Galungan juga bertujuan menghanturkan rasa syukur dan terimah kasih kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa atas segala karunia-Nya kepada Umat. Baik itu berupa kehidupan, tempat tinggal, alam semesta, kebahagian dan lain sebagainya. Pada saat galungan juga sangat baik untuk memohon sesuatu terhadap para dewa dan leluhur serta mendoakan keluarga, saling mengunjungi satu sama lain, saling maaf memaafkan.


Kesimpulan


Inti dari pelaksanaan hari Raya Galungan adalah menyatukan kekuatan rohani (dharma) agar terbebas dari pikiran tidak baik (adharma). Untuk itu pada saat galungan kita perlu mengarahkan pikiran ke hal-hal positif. Menjaga toleransi, dan mengendalikan enam musuh dalam diri manusia (Sad Ripu).


Referensi https://www.mutiarahindu.com/2018/04/pengertian-makna-dan-tujuan-pelaksanaan.html
Ngurah Nala, I Gusti. Sudharta, Tjokorda Rai. 2009. Sanatana Hindu Dharma Ida Pedanda Gde Nyoman Jelantik Oka. Denpasar: Widya Dharma.
Tim Penyusun. 1995. Buku Pedoman Dosen Agama Hindu. Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu dan Budha.
Suarka, I Nyoman. 2014. Sundarigama. Denpasar: ESBE
Susila, I Nyoman. Dkk. 2009. Materi Pokok Acara Agama Hindu. Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu

Sabtu, 09 Januari 2021

Pengertian, Makna Dan Tujuan Pelaksanaan Hari Raya Suci Galungan

 Sebagian besar umat Hindu Indonesia belum memahami ajaran agama sesuai dengan kerangka dasar agama Hindu yakni tatwa (filsafat), susila (etika) dan upakara (upacara). Salah satu contoh misalnya jika ditanya mengenai apakah itu Hari Raya Galungan? Jawaban yang paling terbanyak adalah “kemenangan Dharma Melawan Adharma”. Namun jika ditanya lebih lanjut tentang apa yang dimaksud kalimat tersebut. Kemungkinan, sebagian besar tidak dapat menjelaskan secara rinci. Untuk itu, dalam postingan artikel ini, kami berusaha untuk mejelaskan mengenai apa itu Galungan, makna dan tujuannya. Berikut ulasannya;




Pura Aditya Jaya Rawamangun: (foto; Mutiarahindu.com)



Pengertian Hari Raya Suci Galungan


Secara etimologi Galungan artinya “Peperangan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI Daring), Galungan adalah hari raya umat Hindu Dharma setiap 210 hari sekali, jatuh pada hari Rabu Kliwon, dua kali dalam satu Tahun (KBBI Daring. 2018. Diakses 26 April, jam 22:11). Kemudian dalam Website PHDI.or.id, Galungan adalah hari raya besar bagi umat Hindu yang diperingati setiap 210 hari. Peringatan hari raya galungan menggunakan perhitungan Pawukon yang jatuh pada Rabu Pancawara Kliwon, Wuku Dungulan.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Dikatakan juga bahwa “Galungan” dalam bahasa Jawa Kuno berarti “Menang / Bertarung”. Galungan juga sama penjelasannya dengan Dungulan yaitu Menang. Untuk itu wuku kesebelas di Jawa disebut Wuku Galunga dan di Bali disebut Wuku Dungulan.


Runtutan Pelaksanaan Hari Raya Suci Galungan



Galungan sudah diperingati sejak abad ke-XI, hal ini di dasarkan atas kidung panji Malat Rasmi dan Pararaton kerajaan Majapahit (Tim Penyusun, 1995:137). Kemudian di dalam Lontar Purana Bali Dvipa disebutkan bahwa Galungan pertama kali dirayakan pada hari rabu Kliwon, wuku dungulan sasih kapat tanggal 15 (purnama Tahun 804 saka, saat itu pulau bali bagaikan Indra Loka, (Punang Aci Galungan Ika Ngawit Bu, Ka, Dungulan sasih kacatur Tanggal 25, isaka 804, bangun indra bhuwana ikang bali rajya). Pada saat itulah hari raya galungan terus dilaksanakan. Perayaan hari raya galungan memiliki Sembilan tahapan, adapun ke-9 runtutan tersebut yakni sebagai berikut: 

Tumpek Warige
Hari Sugihan Jawa
Hari Raya Sugihan Bali
Hari Raya Penyekeban
Hari Penyajaan Galungan
Hari Penampahan Galungan
Hari Raya Galungan
Hari Pemaridan Guru, Ulihan dan Pemacekan Agung
Rabu Kliwon Pahang atau Upacara Akhir Galungan



Dari ke Sembilan (9) rangkaian Hari Raya Suci Galungan diatas mengandung makna yang luhur dalam upaya meningkatkan pembinaan mental spiritual umat Hindu guna terwujudnya umat yang tangguh dan tahan uji serta penuh tanggung jawab dalam menunaikan dharama agama dan dharma negara (Susila. Dkk. 2009:238).


Makna Pelaksanaan Hari Raya Suci Galungan


Secara umum makna pelaksanaan Hari Raya Suci Galungan adalah kemenangan dharama melawan adharma. Kemenanga dharma dapat berarti telah terlaksananya kewajiban dan pekerjaan-pekerjaan yang baik dalam upaya turut mensukseskann pembangunan Nasional (Susila. Dkk. 2009:236). Kemudian dalam lontar Sundarigama dijelaskan bahwa Hari Raya Suci Galungan umumnya dikaitkan kemenangan dharma (Kebaikan) melawan adharma (Ketidak Baikan), pandangan ini di kemungkinan didasarkan pada sarana upakara yang dipakai persembahan, terutama pada saat hari Panampahan, yakni adanya anjuran merapalkan japa mantra kekebalan (pragolan) dan mengenakan busana perang (saha bhusana ning paperangan) agar berhasil dalam peperangan (phalanya jaya prakoseng perang).


Ada kemungkinan peperangan yang dimaksud itu adalah peperangan kita melawan musuh-musuh di dalam diri kita, yang lasim disebut Sad Ripu yaitu enam musuh yang ada dalam diri manusia yakni Kama, Kroda, lobha, moha, mada dan matsarya sebagi wujud adharma. Dijelaskan juga bahwa:


“Galungan ngaran pabantenan, patitis ikang jnana galang apadang, muryakna sarwa byapara ning idep”


Artinya:



“Galungan adalah persembahan sesajen, pemusatan bathin menuju titik pusat yang terang benderang, melenyapkan segala kegalauan pikiran atau batin”


Dengan demikian, Makna pelaksanaan hari Raya Suci Galungan adalah melawan dan melenyapkan segala bentuk nafsu, kemarahan, kerakusan, kebingungan, kemabukan, irihari atau pun segala titah atau hendak (sakatuduh), cita-cita (saha citta), dan tindakan (saparikrama) dengan mengarahkan batin pada kebenaran tertinggi atau dharma (Suarka. 2014: 67-68).


Makna lain dari pelaksanaan Hari Raya Suci Galungan adalah untuk mawas diri, kita harus terus merenungkan siapa diri kita sebenarnya karena rwa Bhineda akan selalu ada di dalam diri kita. Manusia akan selalu dilingkupi oleh sifat Deva ya, Manusa ya dan Bhuta ya. Untuk itu jiwa setiap manusia perlu di seimbangkan guna mencapai kehidupan anandam dan santi. Pada intinya, perayaan galungan merupakan bentuk keteguhan manusia untuk terus menegakkan kebenaran (dharma) dalam diri maupun di luar diri manusia.

Dagang Banten Bali


Jika kita melihat sejarah, maka Galungan juga bermakna untuk memohon kebahagian, kesejahteraan dan panjang umur. Hal ini merujut pada kejadian Tahun 1103 -1126 Saka dimana ketika Galungan tidak dirayakan, maka para raja berumur pendek. Untuk Raja Sri Eka Jaya sebagai pemegang tahtah kerjaan selanjutnya merasa heran kenapa pejabat sebelumnya berumur pendek. Maka beliau kemudian bersemedi dan mendapatkan petunjuk dari Dewi Durga bahwa penyebab leluhurnya berumur pendek karena tidak Merayakan Hari Raya Suci Galungan. Saat itulah galungan kembali dilaksanakan dengan tradisi memasang penjor sebagai tegaknya dharma.


Tujuan Pelaksanaan Hari Raya Suci Galungan



RELATED:
Pengertian dan Makna Simbol Atribut Dewi Saraswati
Pengertian dan Makna Pelaksanaan Hari Raya Nyepi Bagi Umat Hindu
Pengertian, Rangkaian dan Makna Pelaksanaan Hari Raya Suci Galungan dan Kuningan
Ada pun tujuan dari pelaksanaan Hari Suci Galungan adalah mengucapkan rasa syukur karena kita telah mampu melewati rangkain pelaksanaan hari raya galungan dan terbebas dari godaan Sanghyang Kala Tiga. Selain itu, perayaan hari raya galungan juga bertujuan untuk memuja para dewa dan leluhur, karena diyakini bahwa pada saat Galungan para Dewa dan Roh Leluhur turun ke dunia Beryoga di berbagai tempat, seperti sanggar, Pura, di halaman rumah, di lumbung, di dapur, di jalan masuk rumah, tugu, penghulu kuburan, penghulu desa, penghulu sawah, di hutan, di gunung, di laut dan lain sebagainya. Pada saat ini umat Hindu akan melakukan persembahyangan dan membuat sesajen persembahan (Suarka. 2014: 67).


Perayaan Hari Raya Galungan juga bertujuan menghanturkan rasa syukur dan terimah kasih kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa atas segala karunia-Nya kepada Umat. Baik itu berupa kehidupan, tempat tinggal, alam semesta, kebahagian dan lain sebagainya. Pada saat galungan juga sangat baik untuk memohon sesuatu terhadap para dewa dan leluhur serta mendoakan keluarga, saling mengunjungi satu sama lain, saling maaf memaafkan.


Kesimpulan


Inti dari pelaksanaan hari Raya Galungan adalah menyatukan kekuatan rohani (dharma) agar terbebas dari pikiran tidak baik (adharma). Untuk itu pada saat galungan kita perlu mengarahkan pikiran ke hal-hal positif. Menjaga toleransi, dan mengendalikan enam musuh dalam diri manusia (Sad Ripu).


Referensi https://www.mutiarahindu.com/2018/04/pengertian-makna-dan-tujuan-pelaksanaan.html
Ngurah Nala, I Gusti. Sudharta, Tjokorda Rai. 2009. Sanatana Hindu Dharma Ida Pedanda Gde Nyoman Jelantik Oka. Denpasar: Widya Dharma.
Tim Penyusun. 1995. Buku Pedoman Dosen Agama Hindu. Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu dan Budha.
Suarka, I Nyoman. 2014. Sundarigama. Denpasar: ESBE
Susila, I Nyoman. Dkk. 2009. Materi Pokok Acara Agama Hindu. Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu

Selasa, 05 Januari 2021

Tips Mengelola Keuangan Dari Gaji

 Tips Mengelola Keuangan Dari Gaji


Sebagai karyawan atau pekerja bawahan tentu kita hanya mendapatkan gaji yang terbilang cukup untuk kehidupan sehari hari, namun penahkah kalian berfikir bagaimana cara mengelola gaji yang kecil menjadi sangat besar? Setiap orang menganggap bahwa gajinya tidak cukup untuk keperluan sehari hari, akan tetapi kesalahan yang sebenarnya adalah mereka lebih mementingkan membeli keinginan dari pada membeli kebutuhan.

Bagi kalian yang mendapatkan gaji rata rata UMR bisa menerapkan beberapa tips mengelola gaji dengan cara yang sangat sederhana, Berikut adalah tips untuk mengatur gaji secara bijak.

Pada tips kali ini kita harus menggunakan rumus 10, 20, 30, dan 40. Apa maksud dari rumus tersebut? Saya akan menjelaskan secara singkat dan mudah dimengerti. Langsung saja ke penjelasannya.



Pertama, Maksud dari 10 adalah gunakan 10% dari gaji kalian untuk amal, misalnya memberikan sedekah kepada fakir miskin, anak yatim, tempat ibadah, dll. Namun apabila orangtuamu atau saudaramu adalah orang tidak mampu maka alangkah baiknya diberikan pada mereka.

 CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN KLIK DISINI

Kedua, maksud dari 20 adalah gunakan 20% dari gaji untuk membayar hutang jika ada. Hutang adalah sesuatu yang wajib dibayar dan juga wajib di hindari, sebab dengan adanya hutang bisa mempengaruhi penghasilan anda.

Ketiga, maksud dari 30 adalah gunakan 30% dari gaji untuk investasi. Seperti yang kita ketahui investasi itu sangat penting untuk masa yang akan datang, dengan berinvestasi kita bisa memperbaiki finansial di masa depan, namun sebagian orang tidak menyadari hal ini bahkan tidak peduli. Investasi yang mudah dan terjangkau adalah investasi pada reksa dana.

Keempat, maksud dari 40 adalah gunakan 40% atau sisa dari gaji untuk kebutuhan. Kebutuhan bukanlah keinginan dan keinginan bukanlah kebutuhan, banyak orang masih salah mengkategorikan hal ini. Kebutuhan adalah sesuatu yang harus dan wajib dibeli meski tidak disukai, sedangkan keinginan adalah sesuatu yang tidak wajib dibeli tetapi sangat disukai.

Urutan dari tips di atas jangan terbalik, karena jika anda berniat untuk memiliki tabungan atau investasi maka yang harus kamu lakukan adalah menyisihkan, bukan menyisahkan.