SEMARANG - Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor yang mendapat pukulan telak dari pandemi Covid-19. Tidak sedikit usaha yang jatuh karena lesunya roda perekonomian selama berbulan-bulan. Namun di tengah kelesuan itu, masih ada di antara para pengusaha UMKM yang berusaha bertahan dan mencoba bangkit kembali. Bahkan ada UMKM yang tidak hanya bertahan tetapi justru bergerak ke arah lebih positif dengan memberikan spirit yang patut dibanggakan.
Seperti yang dilakukan oleh UMKM Andjani dan UMKM Kerupuk Yogi di Kota Semarang. Kedua UMKM itu memiliki cerita tersendiri yang membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terharu dan kagum saat menyambanginya di sela gowes pagi bersama istri Siti Atikoh Ganjar, Jumat (4/9/2020).
Seperti biasa, dalam gowes pagi itu Ganjar dan istri menyusuri jalan dan gang-gang kampung di sekitar Kota Semarang. Gowesan Ganjar kali ini membawanya ke kompleks pemukiman di Jalan Jeruk IV nomor 29, Lamper Tengah, Kota Semarang. Tepatnya di sebuah rumah mantan karyawan Perhutani bernama Novi Sri Rejeki sekaligus pemilik UMKM Andjani yang memproduksi tas dari bahan limbah jahit atau kain perca yang dikombinasikan dengan kulit.
Di tempat ini Ganjar mendengarkan cerita dari Novi yang mengaku bisnisnya sempat lesu dan jatuh karena terpukul pandemi Covid-19. Jatuh paling terasa adalah saat penjualan produksi tas cewek dari kain perca tenun dan batik serta bermotif tokoh wayang itu merosot tajam hingga 40 persen. Bahkan pada bulan April sampai lebaran UMKM Andjani sempat merumahkan sejumlah karyawan sebelum akhirnya mempekerjakan kembali semua karyawan sesuai standar protokol kesehatan hingga saat ini.
"Ada dua yang menarik tadi. Pertama tas, jualan tas (olahan) dari limbah (kain perca) tetapi punya nilai jual yang sangat tinggi. Meskipun terpukul Covid-19 dan sempat turun sampai sampai 40 persen tetapi sekarang bisa recovery 80 persen sehingga masih minus 20 persen dibanding rata-rata penjualan sebelumnya," kata Ganjar.
Penurunan penjualan itu dikarenakan UMKM Andjani memiliki segmentasi sendiri untuk konsumen tas produksinya. Selama pandemi ini, masih banyak konsumen yang berpikir ulang untuk membeli barang selain kebutuhan pokok. UKM Andjani tetap bertahan dan justru bangkit karena sudah memiliki pondasi dengan merambah market place dan penjualan online.
"Ini kenapa mau kita dorong terus, UMKM kita cek terus mereka ternyata mencoba untuk survive, bertahan sendiri, bagaimana menjual online. Nah inilah, pemerintah yang coba mendampingi mereka membantu agar penjualannya bisa naik. Maka kemudian ada kemarin gerakan, umpama dengan BI ada pameran virtual berbulan-bulan sampai bulan Desember. Ternyata dari itu dibeli oleh banyak orang. Tentu belum banyak sih kapasitasnya tetapi lumayan," jelas Ganjar mengenai UMKM yang baru dikunjunginya itu.
Pabrik Kerupuk Serap Korban PHK
Di sisi lain, dalam kunjungan ke Pabrik Kerupuk Yogi di Jalan Taman Suhada III, Tlogosari, Pedurungan, Semarang, Ganjar menemukan hal yang juga membuatnya terharu dan kagum. Pabrik kerupuk yang tidak terlalu besar itu justru mengalami peningkatan penjualan sebanyak 20 persen selama pandemi ini.
Tidak hanya itu, pabrik kerupuk milik Kasno itu ternyata juga memiliki spirit yang luar biasa. Itu karena mereka mampu menyerap karyawan baru, khususnya mereka yang menjadi korban PHK. Para korban PHK tersebut dipekerjakan sebagai reseller atau pengantar kerupuk ke pasar dan warung-warung.
"Kedua, saya tadi cukup terharu. Kerupuk ternyata peningkatan penjualannya sampai 20 persen. Mereka spiritnya luar biasa dan yang membikin terharu lagi ialah pabrik kerupuknya ini menyerap orang-orang yang di-PHK untuk menjadi reseller kerupuk terus menjadi pengantar kerupuk sehingga banyak orang bisa mendapatkan manfaat dari bisnis kerupuk itu. Ini sesuatu yang luar biasa gotong royongnya hebat," kata Ganjar yang menyempatkan diri melihat para karyawan membuat kerupuk.