Ditje Budiarsih adalah nama peragawati (model) yang cukup terkenal pada masa orde baru gan sist,kecantikannya membuat dia dianggap seperti reinkarnasi Ken Dedes.Wanita Jawa legendaris yang menjadi simbol kecantikan, kenikmatan,dan kekuasaan.Seperti itulah sosok Ditje digambarkan.
Waktu itu Ditje sudah menikah gan sist,dan pria yang beruntung memilikinya itu bernama Budi Mulyono.Setelah menikah ia lebih akrab dipanggil dengan nama Ditje Budi Mulyono,sayang dia tidak terlalu lama menikmati semua popularitas dan kesuksesannya.
Ditje Budiarsih
Sumber
Terbunuhnya Ditje
Honda Accord putih berhenti di tepi Jalan Dupa, Kalibata,Jakarta Selatan.Pada pukul 22.00 tanggal 8 September 1986,dari mobil bernomor polisi B 1911 itu terbujur kaku seorang perempuan.Lima luka tembakan senjata api bersarang di tubuhnya.Di belakang telinga kanan,dada,pundak,ketiak kanan, dan di punggung kanannya gan sist.Wanita itu adalah Ditje. Budiarsih,sang peragawati
Ilustrasi Kalibata sekarang gan sist
Lokasi dimana dia ditemukan tewas berada di kebun karet daerah Kalibata,yang lokasinya tidak terlalu jauh dari rumahnya.Pembunuhan ini bisa dibilang dilakukan sembrono menurut ane,karena masih meninggalkan jejak,dan dilakukan tidak terlalu jauh dari kediamannya.Terlebih lagi yang dibunuh adalah peragawati terkenal pada masanya.
Pak De Yang Ditumbalkan Polisi
Kematian Ditje menjadi berita besar kala itu gan sist,sampai akhirnya polisi menetepakan satu orang tersangka dalam kasus ini.Tersangka pembunuhan tersebut adalah seseorang yang biasa dipanggil Pak De Nama aslinya adalah Muhammad Siradjudin,bekas pembantu letnan satu (peltu) di kesatuan TNI.
Menurut cerita polisi,Pak De yang juga dituduh membunuh Endang Sukitri di Depok,menghabisi Ditje karena masalah uang.Menurut polisi,Pak De adalah dukun yang bisa menggandakan uang
Sosok Pak De dan Ditje
Sumber
Dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) polisi waktu itu,disebutkan bahwa Ditje menitipkan uang Rp 10 juta kepada Pak De.Uang tersebut sedianya bakal disulap menjadi ratusan juta rupiah,seperti yang dijanjikan pria pensiunan tentara dengan pangkat terakhir pembantu letnan satu itu. Karena uang tersebut sudah habis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,pada akhirnya ia tidak bisa menggandakan uang milik Ditje.Maka Pak De nekat menghabisi nyawa Ditje,itu menurut cerita versi polisi gan sist.Ane ragu akan versi cerita ini,IYKWIM nih dimasa orba semuanya bisa diatur dan pokoknya beres.Iya kan ?
FYI yang menarik gan sist cerita dukun pengganda uang sudah ada sejak era orde baru,ane kira hanya ada diera 2000-an saja
Karena merasa dirinya tak membunuh Ditje,Pak De membantah semua tuduhan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Pak De mengaku semua yang tercantum di BAP,dimana menyebut dia membunuh Ditje tidak benar.Ia terpakasa mengakui itu semua,tak lain karena dirinya tak tahan disiksa.
Sumber
Terjadi tarik ulur kepentingan antara Polda Metro Jaya dan Polda Jabar,mengenai sosok yang akan dijadikan tersangka pembunuhan di dua TKP berbeda.Namun pada akhirnya dua tuduhan pembunuhan itu malah dialamatakn pada Pak De seorang,harusnya kasus di Depok bisa diselesaikan lebih dulu.Namun faktanya kasus pembunuhan di Depok tak terselesaikan,dan sosok Pak De jadi kambing hitam atas dua kasus pembunuhan sekaligus.
Pengadilan memutus Muhammad Siradjudin bersalah dan memvonisnya hukuman seumur hidup.Dia sempat mengajukan banding gan sist,namun usaha bandingnya sia-sia.Dan ia harus rela menjalani masa hukuman di LP Cipinang.
Hubungan Antara Pak De dan Ditje
Pak De sendiri cukup mengenal Ditje Budiarsih gan sist,bahkan sudah seperti keluarga sendiri.Setiap kali ada masalah,dia selalu bercerita kepada Pak De.Sosok Pak De juga berperan sebagai penasehat spiritual Ditje,sama seperti artis zaman sekarang ya gan sist.Kebanyakan memang punya guru spiritual macam ini,seperti contohnya almarhum Jupe juga punya guru spiritiual seperti ini.
FYI Kalau untuk orang Jawa sendiri,sosok Pak De ini punya peran penting layaknya orangtua sendiri gan sist.Dijadiakan tempat untuk berkeluh kesah dan meminta nasehat soal masalah yang dialamimya,biasanya sosok seperti Pak De punya peran demikian.Tidak heran artis atau pejabat pun pasti punya sosok orang seperti Pak De,perlu digaris bawahi guru spiritual bukan berarti dukun.Hal ini juga lumrah terjadi di masyarakat Jawa,sosok Pak De menjadi wong tuwo (orang yang dituakan dan dihormati).Sosok seperti Pak De masih banyak ditemui sampai sekarang,biasanya ia dimintai saran soal masalah seperti hari pernikahan,weton dan hari lahir.
Sumber
Ini sosok penggambaran guru spiritual yang pernah TS temui ya gan sist (kebetulan TS lahir dilingkungan masyarakat Jawa) biar kalian gak salah tafsir dan mengira sosok guru spiritual selalau identik dengan dukun
Ditje Budiarsih sendiri sudah bersuami.Suaminya bernama Budi Mulyono,saat itu tengah mengalami kelumpuhan.Sebenarnya dari segi materi,Ditje sudah berkecukupan. Mobil punya 2,rumah besar seperti istana.Satu hal yang kurang menurut Pak De dari Ditje mungkin soal kepuasan seks saja,pernyataan ini pernah dimuat Koran Tempo (27/2/2002).
Kisah Asmara Panas
Menjadi tempat curhat,Pak De megetahui segala rahasia Ditje gan sist.Beliau mengungkap bahwa Ditje mempunyai kekasih lain yang merupakan pensiunan KSAU (Kepala Staf Angkatan Udara),Marsekal Suwoto Sukendar adalah nama kekasihnya itu.Selain dengan sang Marsekal,Ditje juga suka 'main' dengan Indra Rukmana dan Sudwikatmono.Menurut penuturan Pak De,beliau sendiri sudah mewanti-wanti kalau hal yang dilakukan karena kepuasan seks semata itu adalah dosa.Namun Ditje tak menghiraukannya,dan jatuh semakin dalam di lembah surga duniawi.
FYI Indra Rukmana yang dimaksud adalah pengusaha yang merupakan suami Siti Hardiyanti alias Tutut Soeharto. Indra sendiri adalah putra Edi Kowara,pengusaha konstruksi penting di awal Orde Baru.Sementara Sudwikatmono sama-sama juga pengusaha,yang terhitung masih keluarga dari Soeharto.Sudwikatmono sendiri adalah sosok rekan bisnis Liem Sioe Liong,di awal pemerintahan The Smiling General waktu itu.Kisah asmara keluarga yang rumit gan sist
Sumber
Kabar yang beredar,selain jadi kekasih sang pensiunan tentara.Ditje juga dirumorkan dijadikan umpan kepada beberapa pengusaha besar di era orde baru gan sist,salah satunya adalah Indra Rukmana (menantu The Smiling General).Sang Marsekal yang sudah menjadi warga sipil biasa,mulai beralih profesi sebagai pengusaha.Sosok Ditje yang jadi kekasihnya dimanfaatkan untuk memuluskan bisnisnya.
FYI lagi gan sist,Suwoto Sukendar adalah Kepala Staf Angkatan Udara periode 1969 hingga 1973.Pada tahun 1980-an ia sudah menjadi pengusaha di bidang penerbangan. Dia menjadi pimpinan PT Jasa Angkasa Semesta dan PT Singgar Mulia. Setelah pensiun,dia pernah menjadi Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin).Sebagai Ketua Kadin,Suwoto sempat melakukan kunjungan dagang ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada 1978,setelah hubungan RI-RRT berhenti sejak tahun 1967.
Sumber
Pria kelahiran Malang tanggal 12 Maret 1927 ini,dulunya adalah Tentara Pelajar di masa Revolusi dan tutup usia pada 30 Mei 1987 karena serangan jantung.Dia meninggal tujuh bulan setelah Ditje terbunuh gan sist.
Happ umpan dari sang Marsekal pun berhasil dilahap,hasil memasang umpan dari sosok Dietje,sang ‘jenderal’ pengusaha mendapat satu kontrak besar pembangunan sebuah bandar udara modern pada era orde baru gan sist.Tapi hubungan Dietje berlanjut terlalu jauh dengan sang menantu The Smiling General,cerita cinta rumit ini berakhir saat di dalam perut Ditje ada janin berumur dua bulan.Tidak jelas,siapa laki-laki yang akan dimintai pertanggung jawaban ?
Drama asmara rumit berlanjut ketika perselingkuhan itu 'bocor' ke keluarga besar,pada akhirnya keluar perintah memberi pelajaran kepada Dietje,hanya saja perintah itu kelewat 'kebablasan',dan malah berakhir menjadi 'pembunuhan'.FYI menurut beberapa sumber,dari kasus sembrono kematian Ditje ini menjadi pembelajaran bagi keluarga Cendana,terutama bagi mereka yang bersebrangan atau mengusik keluarga Cendana.Maka akan langsung dilenyapkan tanpa jejak
Kejanggalan Dalam Kasus Ditje
Hal janggal pertama dalam kasus ini adalah saat pembunuhan Ditje,sosok Pak De sedang berada di Jalan Haji Husen, Susukan,Pasar Rebo.Menurut Pengacara Pak De,Andar Situmorang.Jarak susukan ke Jalan Dupa tidak mungkin bisa ditempuh dalam waktu satu jam saja,karena Cililitan selalu macet dari dulu.
Lima peluru di tubuh peragawati yang juga mengelola salon itu terdiri atas kaliber 22 dan 38.Ini artinya penembak Ditje bukan satu orang,pernyataan ini diberikan oleh Wakil Kepala Dinas Penerangan Polda Metro Jaya saat itu Mayor Hanif Akbar yang dimuat di media massa.Dokter Mun`im Idries yang mengotopsi mayat Ditje,juga menambahkan bahwa peluru di tubuh Ditje adalah benar kaliber 22.
Ilustrasi Peluru
Sumber
Dari sini bisa kita simpulkan kejanggalannya,kenapa hanya Pak De seorang yang jadi tersangka,bahkan ada pernyataan langsung dari polisi bahwa pelaku diduga lebih dari satu orang ?.Selain itu TKP tempat Pak De dengan korban Ditje bisa dibilang jauh gan sist,kalau ane coba berasumsi pembunuhan ini berencana dan Pak De menyuruh orang untuk membunuh Ditje.Bahkan sosok pembunuh bayaran tersebut tidak tertangkap dan dihadirkan dalam persidangan.
Kalau dipikir lagi secara logika,ketika seseorang menyewa pembunuh bayaran,tentu pembunuh bayaran itu juga akan ditangkap dan diungkap polisi.Dalam kasus ini hanya Pak De seorang yang dijadikan tersangka,bagaimanaa bisa pensiunan tentara mendapat senjata untuk membunuh ?,hal ini juga tak pernah diungkap dalam kasus Ditje.Terlalu banyak hal janggal dalam kasus ini
Sumber
Salah satu petunjuk mengarah ke Marsekal KSAU,menurut penuturan Pak De.Beberapa hari sebelum kematian peragawati asal Bandung itu,Ditje bercerita bahwa ia bertengkar dengan Suwoto Sukendar di rumah kontrakannya di Jalan Tumaritis,Kebayoran pada 4 September.Marsekal itu cemburu dan melarang Ditje ikut show di Hotel Borobudur,meski begitu Pak De enggan beranggapan bahwa sang Marsekal lah yang melakukan perbuatan ini.Beliau tidak ingin hal ini menjadi fitnah,karena tidak ada bukti yang kuat.Antara pensiunan tentara dan keluarga Cendana, semuanya masih abu-abu
Perjuangan Pak De Melawan Ketidakadilan
Pak De yang berada dalam hotel prodeo berusaha mengajukan bending berkali-kali ke pengadilan,namun semuanya ditolak gan sist.Banding kandas setelah Pengadilan Tinggi DKI Jakarta justru menguatkan putusan PN Jakarta Selatan.Pak De bukanlah orang yang gampang menyerah,ia mengajukan kasasi agar putusan dua hakim sebelumnya dibatalkan. Namun nasib baik belum berpihak,Majelis Hakim Kasasi Adi Andojo Sutjipto pada 23 Maret 1998 menolak permohonannya.
Pak De harus sisa menghabiskan hidupnya di penjara,tapi kemudian nasib baik berpihak kepada pria berkumis tebal ini.Presiden B.J. Habibie memberikan grasi tanggal 13 Agustus 1999,berupa keringanan hukuman dari hukuman seumur hidup menjadi hukuaman 20 tahun penjara.Pada akhirnya tanggal 27 Desember 2000 Pak De dapat meninggalkan LP Cipinang setelah mendapat kebebasan bersyarat.
Sumber
Untuk membersihkan nama baiknya Pak De juga mengajukan PK (Peninjauan Kembali) untuk kasusnya,Permohonan PK pun diajukan 11 Desember 2001.Mendesak Mahkamah Agung menyatakan dirinya tak terbukti membunuh Ditje,Pak De juga meminta penyelidikan ulang kasus pembunuhan itu.Namun sepertinya upaya beliau tidak membuahkan hasil,dari tindakan PK yang diajukan Pak De,kita bisa melihat sebenarnya dia benar-benar tidak melakukan pembunuhan itu.Kalau dia seorang pembunuh,buat apa dia repot-repot mengajukan PK untuk membersihkan namanya ?
Di usia senja Pak De hanya ingin hidup tenang dan damai,dia tidak ingin anak cucunya melihat dirinya dikenang sebagai seorang pembunuh,faktanya beliau hanya jadi kambing hitam yang kena tuduh.Sementara Ditje hanya jadi tumbal sekaligus umpan bagi sang jendral pengusaha.
JAS MERAH
Waktu itu Ditje sudah menikah gan sist,dan pria yang beruntung memilikinya itu bernama Budi Mulyono.Setelah menikah ia lebih akrab dipanggil dengan nama Ditje Budi Mulyono,sayang dia tidak terlalu lama menikmati semua popularitas dan kesuksesannya.
Ditje Budiarsih
Sumber
Terbunuhnya Ditje
Honda Accord putih berhenti di tepi Jalan Dupa, Kalibata,Jakarta Selatan.Pada pukul 22.00 tanggal 8 September 1986,dari mobil bernomor polisi B 1911 itu terbujur kaku seorang perempuan.Lima luka tembakan senjata api bersarang di tubuhnya.Di belakang telinga kanan,dada,pundak,ketiak kanan, dan di punggung kanannya gan sist.Wanita itu adalah Ditje. Budiarsih,sang peragawati
Ilustrasi Kalibata sekarang gan sist
Lokasi dimana dia ditemukan tewas berada di kebun karet daerah Kalibata,yang lokasinya tidak terlalu jauh dari rumahnya.Pembunuhan ini bisa dibilang dilakukan sembrono menurut ane,karena masih meninggalkan jejak,dan dilakukan tidak terlalu jauh dari kediamannya.Terlebih lagi yang dibunuh adalah peragawati terkenal pada masanya.
Pak De Yang Ditumbalkan Polisi
Kematian Ditje menjadi berita besar kala itu gan sist,sampai akhirnya polisi menetepakan satu orang tersangka dalam kasus ini.Tersangka pembunuhan tersebut adalah seseorang yang biasa dipanggil Pak De Nama aslinya adalah Muhammad Siradjudin,bekas pembantu letnan satu (peltu) di kesatuan TNI.
Menurut cerita polisi,Pak De yang juga dituduh membunuh Endang Sukitri di Depok,menghabisi Ditje karena masalah uang.Menurut polisi,Pak De adalah dukun yang bisa menggandakan uang
Sosok Pak De dan Ditje
Sumber
Dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) polisi waktu itu,disebutkan bahwa Ditje menitipkan uang Rp 10 juta kepada Pak De.Uang tersebut sedianya bakal disulap menjadi ratusan juta rupiah,seperti yang dijanjikan pria pensiunan tentara dengan pangkat terakhir pembantu letnan satu itu. Karena uang tersebut sudah habis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,pada akhirnya ia tidak bisa menggandakan uang milik Ditje.Maka Pak De nekat menghabisi nyawa Ditje,itu menurut cerita versi polisi gan sist.Ane ragu akan versi cerita ini,IYKWIM nih dimasa orba semuanya bisa diatur dan pokoknya beres.Iya kan ?
FYI yang menarik gan sist cerita dukun pengganda uang sudah ada sejak era orde baru,ane kira hanya ada diera 2000-an saja
Karena merasa dirinya tak membunuh Ditje,Pak De membantah semua tuduhan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Pak De mengaku semua yang tercantum di BAP,dimana menyebut dia membunuh Ditje tidak benar.Ia terpakasa mengakui itu semua,tak lain karena dirinya tak tahan disiksa.
Sumber
Terjadi tarik ulur kepentingan antara Polda Metro Jaya dan Polda Jabar,mengenai sosok yang akan dijadikan tersangka pembunuhan di dua TKP berbeda.Namun pada akhirnya dua tuduhan pembunuhan itu malah dialamatakn pada Pak De seorang,harusnya kasus di Depok bisa diselesaikan lebih dulu.Namun faktanya kasus pembunuhan di Depok tak terselesaikan,dan sosok Pak De jadi kambing hitam atas dua kasus pembunuhan sekaligus.
Pengadilan memutus Muhammad Siradjudin bersalah dan memvonisnya hukuman seumur hidup.Dia sempat mengajukan banding gan sist,namun usaha bandingnya sia-sia.Dan ia harus rela menjalani masa hukuman di LP Cipinang.
Hubungan Antara Pak De dan Ditje
Pak De sendiri cukup mengenal Ditje Budiarsih gan sist,bahkan sudah seperti keluarga sendiri.Setiap kali ada masalah,dia selalu bercerita kepada Pak De.Sosok Pak De juga berperan sebagai penasehat spiritual Ditje,sama seperti artis zaman sekarang ya gan sist.Kebanyakan memang punya guru spiritual macam ini,seperti contohnya almarhum Jupe juga punya guru spiritiual seperti ini.
FYI Kalau untuk orang Jawa sendiri,sosok Pak De ini punya peran penting layaknya orangtua sendiri gan sist.Dijadiakan tempat untuk berkeluh kesah dan meminta nasehat soal masalah yang dialamimya,biasanya sosok seperti Pak De punya peran demikian.Tidak heran artis atau pejabat pun pasti punya sosok orang seperti Pak De,perlu digaris bawahi guru spiritual bukan berarti dukun.Hal ini juga lumrah terjadi di masyarakat Jawa,sosok Pak De menjadi wong tuwo (orang yang dituakan dan dihormati).Sosok seperti Pak De masih banyak ditemui sampai sekarang,biasanya ia dimintai saran soal masalah seperti hari pernikahan,weton dan hari lahir.
Sumber
Ini sosok penggambaran guru spiritual yang pernah TS temui ya gan sist (kebetulan TS lahir dilingkungan masyarakat Jawa) biar kalian gak salah tafsir dan mengira sosok guru spiritual selalau identik dengan dukun
Ditje Budiarsih sendiri sudah bersuami.Suaminya bernama Budi Mulyono,saat itu tengah mengalami kelumpuhan.Sebenarnya dari segi materi,Ditje sudah berkecukupan. Mobil punya 2,rumah besar seperti istana.Satu hal yang kurang menurut Pak De dari Ditje mungkin soal kepuasan seks saja,pernyataan ini pernah dimuat Koran Tempo (27/2/2002).
Kisah Asmara Panas
Menjadi tempat curhat,Pak De megetahui segala rahasia Ditje gan sist.Beliau mengungkap bahwa Ditje mempunyai kekasih lain yang merupakan pensiunan KSAU (Kepala Staf Angkatan Udara),Marsekal Suwoto Sukendar adalah nama kekasihnya itu.Selain dengan sang Marsekal,Ditje juga suka 'main' dengan Indra Rukmana dan Sudwikatmono.Menurut penuturan Pak De,beliau sendiri sudah mewanti-wanti kalau hal yang dilakukan karena kepuasan seks semata itu adalah dosa.Namun Ditje tak menghiraukannya,dan jatuh semakin dalam di lembah surga duniawi.
FYI Indra Rukmana yang dimaksud adalah pengusaha yang merupakan suami Siti Hardiyanti alias Tutut Soeharto. Indra sendiri adalah putra Edi Kowara,pengusaha konstruksi penting di awal Orde Baru.Sementara Sudwikatmono sama-sama juga pengusaha,yang terhitung masih keluarga dari Soeharto.Sudwikatmono sendiri adalah sosok rekan bisnis Liem Sioe Liong,di awal pemerintahan The Smiling General waktu itu.Kisah asmara keluarga yang rumit gan sist
Sumber
Kabar yang beredar,selain jadi kekasih sang pensiunan tentara.Ditje juga dirumorkan dijadikan umpan kepada beberapa pengusaha besar di era orde baru gan sist,salah satunya adalah Indra Rukmana (menantu The Smiling General).Sang Marsekal yang sudah menjadi warga sipil biasa,mulai beralih profesi sebagai pengusaha.Sosok Ditje yang jadi kekasihnya dimanfaatkan untuk memuluskan bisnisnya.
FYI lagi gan sist,Suwoto Sukendar adalah Kepala Staf Angkatan Udara periode 1969 hingga 1973.Pada tahun 1980-an ia sudah menjadi pengusaha di bidang penerbangan. Dia menjadi pimpinan PT Jasa Angkasa Semesta dan PT Singgar Mulia. Setelah pensiun,dia pernah menjadi Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin).Sebagai Ketua Kadin,Suwoto sempat melakukan kunjungan dagang ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada 1978,setelah hubungan RI-RRT berhenti sejak tahun 1967.
Sumber
Pria kelahiran Malang tanggal 12 Maret 1927 ini,dulunya adalah Tentara Pelajar di masa Revolusi dan tutup usia pada 30 Mei 1987 karena serangan jantung.Dia meninggal tujuh bulan setelah Ditje terbunuh gan sist.
Happ umpan dari sang Marsekal pun berhasil dilahap,hasil memasang umpan dari sosok Dietje,sang ‘jenderal’ pengusaha mendapat satu kontrak besar pembangunan sebuah bandar udara modern pada era orde baru gan sist.Tapi hubungan Dietje berlanjut terlalu jauh dengan sang menantu The Smiling General,cerita cinta rumit ini berakhir saat di dalam perut Ditje ada janin berumur dua bulan.Tidak jelas,siapa laki-laki yang akan dimintai pertanggung jawaban ?
Drama asmara rumit berlanjut ketika perselingkuhan itu 'bocor' ke keluarga besar,pada akhirnya keluar perintah memberi pelajaran kepada Dietje,hanya saja perintah itu kelewat 'kebablasan',dan malah berakhir menjadi 'pembunuhan'.FYI menurut beberapa sumber,dari kasus sembrono kematian Ditje ini menjadi pembelajaran bagi keluarga Cendana,terutama bagi mereka yang bersebrangan atau mengusik keluarga Cendana.Maka akan langsung dilenyapkan tanpa jejak
Kejanggalan Dalam Kasus Ditje
Hal janggal pertama dalam kasus ini adalah saat pembunuhan Ditje,sosok Pak De sedang berada di Jalan Haji Husen, Susukan,Pasar Rebo.Menurut Pengacara Pak De,Andar Situmorang.Jarak susukan ke Jalan Dupa tidak mungkin bisa ditempuh dalam waktu satu jam saja,karena Cililitan selalu macet dari dulu.
Lima peluru di tubuh peragawati yang juga mengelola salon itu terdiri atas kaliber 22 dan 38.Ini artinya penembak Ditje bukan satu orang,pernyataan ini diberikan oleh Wakil Kepala Dinas Penerangan Polda Metro Jaya saat itu Mayor Hanif Akbar yang dimuat di media massa.Dokter Mun`im Idries yang mengotopsi mayat Ditje,juga menambahkan bahwa peluru di tubuh Ditje adalah benar kaliber 22.
Ilustrasi Peluru
Sumber
Dari sini bisa kita simpulkan kejanggalannya,kenapa hanya Pak De seorang yang jadi tersangka,bahkan ada pernyataan langsung dari polisi bahwa pelaku diduga lebih dari satu orang ?.Selain itu TKP tempat Pak De dengan korban Ditje bisa dibilang jauh gan sist,kalau ane coba berasumsi pembunuhan ini berencana dan Pak De menyuruh orang untuk membunuh Ditje.Bahkan sosok pembunuh bayaran tersebut tidak tertangkap dan dihadirkan dalam persidangan.
Kalau dipikir lagi secara logika,ketika seseorang menyewa pembunuh bayaran,tentu pembunuh bayaran itu juga akan ditangkap dan diungkap polisi.Dalam kasus ini hanya Pak De seorang yang dijadikan tersangka,bagaimanaa bisa pensiunan tentara mendapat senjata untuk membunuh ?,hal ini juga tak pernah diungkap dalam kasus Ditje.Terlalu banyak hal janggal dalam kasus ini
Sumber
Salah satu petunjuk mengarah ke Marsekal KSAU,menurut penuturan Pak De.Beberapa hari sebelum kematian peragawati asal Bandung itu,Ditje bercerita bahwa ia bertengkar dengan Suwoto Sukendar di rumah kontrakannya di Jalan Tumaritis,Kebayoran pada 4 September.Marsekal itu cemburu dan melarang Ditje ikut show di Hotel Borobudur,meski begitu Pak De enggan beranggapan bahwa sang Marsekal lah yang melakukan perbuatan ini.Beliau tidak ingin hal ini menjadi fitnah,karena tidak ada bukti yang kuat.Antara pensiunan tentara dan keluarga Cendana, semuanya masih abu-abu
Perjuangan Pak De Melawan Ketidakadilan
Pak De yang berada dalam hotel prodeo berusaha mengajukan bending berkali-kali ke pengadilan,namun semuanya ditolak gan sist.Banding kandas setelah Pengadilan Tinggi DKI Jakarta justru menguatkan putusan PN Jakarta Selatan.Pak De bukanlah orang yang gampang menyerah,ia mengajukan kasasi agar putusan dua hakim sebelumnya dibatalkan. Namun nasib baik belum berpihak,Majelis Hakim Kasasi Adi Andojo Sutjipto pada 23 Maret 1998 menolak permohonannya.
Pak De harus sisa menghabiskan hidupnya di penjara,tapi kemudian nasib baik berpihak kepada pria berkumis tebal ini.Presiden B.J. Habibie memberikan grasi tanggal 13 Agustus 1999,berupa keringanan hukuman dari hukuman seumur hidup menjadi hukuaman 20 tahun penjara.Pada akhirnya tanggal 27 Desember 2000 Pak De dapat meninggalkan LP Cipinang setelah mendapat kebebasan bersyarat.
Sumber
Untuk membersihkan nama baiknya Pak De juga mengajukan PK (Peninjauan Kembali) untuk kasusnya,Permohonan PK pun diajukan 11 Desember 2001.Mendesak Mahkamah Agung menyatakan dirinya tak terbukti membunuh Ditje,Pak De juga meminta penyelidikan ulang kasus pembunuhan itu.Namun sepertinya upaya beliau tidak membuahkan hasil,dari tindakan PK yang diajukan Pak De,kita bisa melihat sebenarnya dia benar-benar tidak melakukan pembunuhan itu.Kalau dia seorang pembunuh,buat apa dia repot-repot mengajukan PK untuk membersihkan namanya ?
Di usia senja Pak De hanya ingin hidup tenang dan damai,dia tidak ingin anak cucunya melihat dirinya dikenang sebagai seorang pembunuh,faktanya beliau hanya jadi kambing hitam yang kena tuduh.Sementara Ditje hanya jadi tumbal sekaligus umpan bagi sang jendral pengusaha.
JAS MERAH