Senin, 22 Juni 2020

Malaysia Berencana Kembalikan Pengungsi Rohingya ke Laut

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Malaysia dilaporkan berencana mengembalikan sekitar 30 pengungsi Rohingya ke tengah laut jika kapal mereka sudah diperbaiki. Negeri "Jiran", yang mwayoritas warganya Muslin, menjadi destinasi favorit etnis yang mengungsi dari persekusi di Myanmar. Namun, Malaysia kemudian menyatakan mereka tidak akan lagi menampung Rohingya, dikarenakan kontrol ketat guna mencegah virus corona.


Kuala Lumpur dilaporkan sempat meminta Bangladesh untuk mengambil 269 pengungsi, yang sempat ditahan pada 8 Juni. Tapi, permintaan itu ditolak. Kini, Negeri "Jiran" disebut berencana untuk mengembalikan para pengungsi itu ke laut begit kapal mereka sudah selesai diperbaiki. "Memang itu rencananya. Namun, belum ada keputusan yang dibuat," ujar dua orang pejaabt keamanan yang tidak ingin disebutkan namanya. Sumber tersebut menerangkan, begitu mendapat lampu hijau, kapal itu akan diisi penuh oleh air dan makanan sebelum dilepas ke lautan. Dilansir Reuters via Asia One Jumat (19/6/2020), tidak ada komentar baik dari gugus tugas bagian migran, hingga kantor PM Malaysia. Jenazah sala seorang perempuan Rohingya ditemukan di kapal. Namun, kelompok pembela HAM menyatakan lebih banyak pengungsi yang tewas. Belum lagi banyak dari mereka yang kelaparan karena terombang-ambing selama beberapa bulan sebelum diselamatkan oleh Kuala Lumpur.


Arakan Project, kelompok yang fokus kepada krisis Rohingya, meminta pemerintahan PM Muhyiddin Yassin untuk tidak mengembalikan mereka. "Ini sama dengan pemaksaan. Tidak manusiawi mengingat karena mereka ada yang tewas sebelum diselamatkan," jelas Chris Lewa, direktur grup. Lewa menerangkan, Rohingya memerlukan perlindungan, dan tentunya itu tak bisa dicapai jika memaksa merkea keluar dari Malaysia. Dalam beberapa pekan terakhir, Negeri "Jiran" sudah menolak dua kapal, dan menahan ratusan orang Rohingya maupun migran ilegal. Langkah tersebut diterapkan di tengah kemarahan publik atas orang asing, di mana mereka dianggap menyebarkan virus corona dan beban bagi negara. Menurut kelompok HAM setempat, ada satu kapal berisi 300 pengungsi yang masih terombang-ambing di lautan, dengan banyak penghuninya mulai sakit

https://www.kompas.com/global/read/2...e-laut?page=2

Warga Berkerumun Lima Orang Reaktif, Dokter: CFD Perlu di Evaluasi


Warga Berkerumun Lima Orang Reaktif, Dokter: CFD Perlu di Evaluasi

INDUSTRY.CO.ID - Jakarta, Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, Achmad Yurianto menyoroti bahwa masih banyak masyarakat yang lupa dengan protokol kesehatan menjaga jarak atau physical distancing, sebagai upaya pecegahan COVID-19, dalam pelaksanaan Car Free Day (CFD) di Jakarta pada hari Minggu (21/6).

Yuri meminta bahwa pelaksanaan CFD di tengah pandemi COVID-19 agar menjadi evaluasi bersama.

“Hari ini kami melakukan pemantauan di beberapa tempat seperti pelaksanaan Car Free Day di Jakarta, masih kita lihat beberapa masyarakat lupa, bahwa physical distancing penting, ini yang kami mohon untuk menjadi evaluasi kita bersama,” ujar Yuri dilansir dari kaman resmi Gugus Tugas Covid-19 Senin (22/6).

Perlu diketahui, dalam pelaksanaan CFD di Jakarta kemarin, ditemukan lima orang yang hasilnya reaktif setelah dilakukan rapid test di kawasan CFD Jakarta.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes) Polri Brigjen (Pol) Rusdianto pada Minggu sore (21/6) di Jakarta.

“Rapid test tadi yang ikut tes 600 orang, reaktif 5 orang,” sebut Rusdianto.

Yurianto sangat menyayangkan masih terdapat masyarakat yang belum disiplin dan tertib menerapkan protokol kesehatan ketika berada di ruang publik.

"Meskipun, sebagian besar sudah kami lihat menggunakan masker, tetapi sekali lagi, physical distancing juga adalah sesuatu yang perlu,” jelas Yuri.

Lebih lanjut, Yuri juga mengatakan bahwa pelaksanaan protokol kesehatan secara menyeluruh menjadi prasarat mutlak untuk melaksanakan adaptasi kebiasaan yang baru.

“Ini beberapa hal yang sangat penting dan mendasar, sebagai bahan evaluasi kita, physical distancing, menjaga jarak, menggunakan masker adalah hal yang harus sekali lagi, harus kita jalankan dengan disiplin. Ini menjadi prasyarat mutlak, manakala kita akan melaksanakan adaptasi kebiasaan yang baru, untuk kembali kepada tingkat produktivitas kita,” jelas Yuri.

"Sekali lagi, adaptasi kebiasaan yang baru, berbasis pada kepatuhan kita menjalankan protokol kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan semangat gotong royong untuk patuh disiplin untuk menghentikan laju penyebaran Covid-19,” ujarnya.

Selain pelaksanaan CFD di Jakarta, Yuri juga mengungkapkan bahwa protokol kesehatan physical distancing juga masih belum tertib dilakukan masyarakat, seperti yang terpantau di sejumlah bandar udara (bandara), khususnya di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau.

"Beberapa bandara udara, Bandar Udara yang akan melaksanakan penerbangan di hari Minggu ini, terutama yang mengarah ke pulau Jawa, kami lakukan pemantauan di Batam, dan di beberapa tempat yang lain, juga demikian. Kita masih melihat, banyak masyarakat yang belum tertib untuk menjaga physical distancing,” pungkas Yuri.

Formula E Mulai 16 Januari 2021, Jakarta Tak Masuk Jadwal


Formula E Mulai 16 Januari 2021, Jakarta Tak Masuk Jadwal
TEMPO.CO, Jakarta - Federasi otomotif internasional (FIA) mengeluarkan kalender sementara gelaran balap mobil listrik Formula E musim 2020/21 menyusul persetujuan Dewan Motor Sport Dunia, Jumat.

Musim ketujuh Formula E itu dijadwalkan dibuka di Santiago, Cile, pada 16 Januari dan ditutup dengan dua balapan beruntun di London, 24-25 Juli sedangkan seri di Jakarta, yang batal digelar tahun ini karena pandemi COVID-19, belum masuk di kalender sementara itu.

Dari Parque O'Higgins di Santiago, seri dilanjutkan ke Mexico City, yang akan menjadi tuan rumah untuk keenam kalinya di Autodromo Hermanos Rodriguez, demikian laman resmi Formula E.

Dari Meksiko, tim dan pebalap akan melintasi Atlantik menuju Arab Saudi untuk double-header sekali lagi di Diriyah, lalu ke Sanya, China sebelum kembali ke Eropa untuk membalap di ibu kota Italia, Roma dan Paris, Prancis.

Formula E juga akan kembali ke sirkuit jalan raya ikonik di Monako pada 8 Mei, di saat pemerintah negara kerajaan itu berkomitmen untuk menggelar E-Prix setiap dua tahun sekali.

Lalu giliran Seoul, Korea Selatan menjadi tuan rumah untuk kali pertama pada 28 Mei sebelum Berlin, Jerman menggelar E-Prix untuk ketujuh kalinya.

Kejuaraan akan ditutup dengan satu seri di New York, Amerika Serikat diikuti dua balapan di London, Inggris.

Formula E, sebelumnya, telah merilis jadwal untuk sisa musim yang tertunda pandemi dengan menggelar enam balapan dalam sembilan pekan di Tempelhof, Jerman pada Agustus nanti.

Berikut ini kalender provisional Formula E 2020/21

Santiago, Cile: 16 Januari 2021
Mexico City, Meksiko: 13 Februari 2021
Diriyah, Arab Saudi: 26-27 Februari 2021
Sanya, Cina: 13 Maret 2021
Roma*, Italia: 10 April 2021
Paris, Prancis: 24 April 2021
Monako*, Monako: 8 Mei 2021
Seoul*, Korea Selatan: 23 Mei 2021
TBC, TBC: 5 Juni 2021
Berlin, Jerman: 19 Juni 2021
New York City, Amerika Serikat: 10 Juli 2021
London, UK: 24 - 25 Juli 2021.

Sabtu, 20 Juni 2020

LEDAKAN MOMENTUM


Saya mendukung langkah ini: Pertamina jalan terus saja. Dua investor asing memang sudah mundur --untuk dua proyek kilang besar. Tapi bukan berarti proyek harus macet. 

Saya salut. Proyek kilang besar Pertamina ternyata tidak dihentikan. Khususnya yang di Balikpapan dan Cilacap. Dan juga Tuban. Hanya yang Bontang saya belum tahu.

Dari mana dananya? 

Bukankah tiga proyek raksasa itu perlu --total-- sekitar Rp 450 triliun?

Soal dana seperti itu sudah bukan masalah teknis. Itu sudah menyangkut taktik. Di level taktik ini yang berperan adalah ilmu entrepreneurship. Bukan lagi level manajerial skill.

Ups... Bukan ilmu entrepreneurship, tapi kemampuan entrepreneurship. Ada perbedaan antara ilmu, skill, dan kemampuan.

Dari tiga level itu entrepreneurship adalah kasta tertingginya. 

Jadi, dari mana pendanaannya? 

Bukankah kilang Balikpapan saja perlu USD 6,9 miliar? Cilacap USD 8,5 miliar? Dan Tuban USD 15,7 miliar? 

Ini sudah menyangkut bukan dari mana dananya. Tapi bagaimana taktik pendanaannya.

Tanyalah pada pengusaha real estate. Yang punya proyek 100 triliun. Apakah pengusaha itu punya uang Rp 100 triliun?

Paling ia baru punya izin lokasi. Ditambah uang untuk membebaskan secuil tanah. Yakni tanah yang di posisi-posisi kunci saja. Sekaligus untuk mengunci tanah di belakangnya. 

Untuk membebaskan tanah selebihnya? Untuk membuat infrastruktur? Untuk membangun rumah atau apartemennya?

Ia belum punya uang! 

Kok sudah dimulai? Sudah pula dijajakan kepada konsumen?

Itulah kasta entrepreneur.

Tidak hanya di bidang real estate. Banyak bidang lainnya. Yang seperti itu dilakukan hampir di semua bidang.

Kali ini termasuk Pertamina. Tiga proyek kilang itu tetap diteruskan. Dengan kemampuan dana internal yang ada.

Pertamina pasti tidak punya uang nganggur sebanyak itu. Tapi Pertamina punya nama besar.

Lewat nama besar Pertamina itu, kontraktor, dan pemasok masih percaya. Tagihan pasti akan dibayar. Meski kadang harus kapan-kapan. 

Kontraktor dan pemasok masih akan rebutan. Inilah nafas proyek Pertamina yang sesungguhnya.

Proyek tetap bisa jalan dengan dana pihak ketiga seperti itu. Kontraktor dan pemasok adalah investor sebenarnya proyek seperti itu. 

Pun proyek seperti real estate. Yang saya jadikan contoh di atas. 

Long live kontraktor!

Hidup supplier!

Terutama kontraktor yang mau dibayar kapan-kapan.

Jadi, dari mana dana tiga proyek Pertamina itu?

Sebagian ya dari kontraktor dan pemasok itu.

Sebagian lagi kan dari Anda. Lewat pembelian BBM yang harganya lebih mahal dari seharusnya itu.

Pertamina punya dana internal. Yang sebagian adalah pendapat harian jualan BBM itu. 

Saya tentu mendukung taktik pendanaan seperti itu. Agar proyek tetap jalan. Berarti Pertamina sedang menjalankan kemampuan entrepreneurial-nya. 

Mestinya bisa sukses. Nama besar Pertamina masih bisa dipertaruhkan. Ada jaminan produknya terjual habis. Dengan cepat. Tidak ada yang meragukannya --berarti ada jaminan pendapatan pasti. 

Harga jual pun bisa dibuat yang seperti apa maunya. Baru di sini kelas Pertamina berbeda dengan entrepreneur murni.

Pertamina kalah kelas dengan properti tadi --yang harga jual rumahnya mengikuti harga pasar.

Dan banyak lagi.

Yang saya dukung adalah taktik entrepreneurship-nya di tiga proyek itu. Bukan soal harga jual yang dibuat kemahalan itu. 

Saya tahu di Pertamina ada dirut yang gigih. Di dalam struktur barunya pun ada direktur khusus untuk mega proyek.

Dan di jajaran komisaris ada Budi Sadikin. Yang melekat dengan jabatan wakil menteri BUMN. Yang punya track record sukses menangani bisnis besar yang sulit. 

Budi juga sudah menunjukkan bukti. Yang bersama menteri Ignasius Jonan sudah menunjukkan reputasi hebat: berhasil menerobos Freeport yang bersejarah itu. 

Mungkin juga keberadaan Komut BTP ikut berperan di pemikiran entrepreneurial itu.

Saya merasa cocok dengan jalan pikiran entrepreneur seperti itu. Toh itu hanya taktik. Pada saatnya investor akan datang. Setelah Pertamina mengerjakan proyek itu sampai tahap tertentu.

Terlalu lama kalau tiga proyek itu sepenuhnya hanya mengandalkan dana pahlawan seperti kontraktor, pemasok, dan konsumen.

Dalam perjalanan taktik seperti itu akan ada yang disebut ”tahap mistis”. Di tahap itulah akan terjadi --saya sebut saja-- ”ledakan momentum”.

Sampai di momentum seperti itu, jalan yang semula penuh lubang bisa kaget: seperti tiba-tiba menemukan jalan tol di depan. 

Semua pengusaha sukses pernah mengalami tahap ”ledakan momentum” seperti itu. 

Saya tidak tahu apakah ”ledakan momentum” yang saya maksud pernah dibahas secara ilmiah di forum akademis.

Di tiga proyek tersebut, Pertamina juga akan menemukan ”ledakan momentum” itu.

Kapan?

Perkiraan saya, mungkin setelah proyek berjalan 30 persen. Atau 40 persen. Atau ketika baru berjalan 20 persen. Tidak ada ilmu pastinya.

Berarti Pertamina hanya perlu dana 10 persennya. Yang 20 persennya lagi uangnya kontraktor/supplier. Yang diutang.

Ketika tahap ”ledakan momentum” itu terjadi, saat itulah investor tiba-tiba datang sendiri. Pun tanpa diundang. Bahkan bisa rebutan. Dengan tawaran yang lebih baik dari investor lama.

Justru Pertamina yang kelak akan bisa punya nilai tawar yang lebih baik. Pertamina bisa bilang ke investor sudah keluar uang 30 persen --meski yang 20 persen sebenarnya uang kontraktor.

Banyak misteri di dunia entrepreneur. Campur aduk di situ. Ada misteri malaikat. Ada misteri jin. Tentu ada juga setannya.

Jumat, 19 Juni 2020
Oleh : Dahlan Iskan

Senin, 15 Juni 2020

TKA MEMBUKA LAPANGAN KERJA


Berapa jumlah TKI di Malaysia? Sekitar 5 juta orang. Di Saudi ada 1,2 jutaan, Cina Taipei 900 ribuan dan di Hongkong ada 500 ribu orang. Total tenaga kerja kita yang mencari nafkah di berbagai negara mencapai 9 juta.

Jika jumlah angkatan kerja kita 180 juta, maka 5%-nya jadi TKI di luar negeri. Sedihnya sebagian besar TKI kerja di sektor non-skill. Mereka menempati posisi terbawah dari kebutuhan tenaga kerja di sana.

Ada yang jadi asisten rumah tangga, jadi kuli di kebun sawit, jadi buruh kasar, atau pekerja bangunan dan konatruksi. Pokoknya mereka bekerja di sektor 3D : dirty, dificult, dangerous.

Lalu berapa jumlah Tenaga Kerja Asing di Indonesia? Data Depnaker paling banter 120 ribu orang. Di mana rata-rata posisi mereka? Ya, di level terampil atau eksekutif. Peraturan kita melarang tenaga kerja asing masuk ke pekerjaan kasar.

Kenapa TKI kita datang ke luar negeri sebagai tenaga kasar, dan TKA disini cenderung sebagai pekerja trampil dan ahli? Begini, 62% angkatan kerja kita setingkat SD atau SMP. Yang lulus sarjana gak lebih dari 5%. Itupun biasanya belum siap kerja.

Jadi meskipun kita punya bonus demografis dengan besarnya angkatan kerja tapi rata-rata tidak terampil. Nah, gimana agar mereka tidak jadi mubazir? Ya, suruh kerja pada pekerjaan yang tidak butuh keterampilan tinggi.

Tapi pabriknya sudah gak nerima lowongan lagi. Untuk itulah kita butuh investasi, lokal maupun asing.

Kalau orang asing mau buka pabrik baru, nanti pemimpin pabriknya siapa? Direksinya siapa? Direktur keuangannya siapa? Mana mau mereka buka pabrik, kalau semua jabatan penting terlarang untuk mereka. Emang kamu mau mempertaruhkan uang jutaan solar tanpa punya akses untuk melindunginya?

Jadi kita harus memberikan kemudahan orang asing itu bekerja disini, justru agar nantinya bisa membuka peluang pekerjaan baru kepada jutaan pekerja lokal.

Bukan sebaliknya. Kehadiran TKA dianggap mengambil alih kesempatan warga lokal. Itu fikiran yang kacau. Emangnya berapa sih, upah kita? Kalau upah rata-rata kita masih di bawah negara lain, apa untungnya TKA bekerja di Indonesia?

Artinya mana mungkin jenis pekerjaan kasar yang mereka masuki.

Logika ini yang membuat pemerintah mengeluarkan Perpres 20/2018. Isinya untuk mempercepat ijin pengurusan dokumen masuknya TKA. Dengan lancarnya pengurusan dokumen bagi TKA, investasi asing lebih cepat terealisasi. Ujungnya akan menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal.

Ngerti kan, mblo?

Tapi logika yang dibangun para kampret bahwa Perpres 20/2018 itu akan menyebabkan TKA membanjir di Indonesia, lalu menggusur tenaga lokal. Emangnya, TKA itu mau kerja dimana? Jika pekerjaan yang bisa dikerjakan orang lokal diserahkan kepada tenaga asing, apa gak boros tuh? Mana ada orang usaha mau rugi.

Aturan kita masih jelas, pemerintah hanya mengijinkan TKA terampil yang bisa bekerja di sini. Urusan tenaga kasar biar dipegang orang Indonesia.

Padahal kalau mau jujur, semakin kaya sebuah negara, semakin banyak juga tenaga kerja asingnya. Lihat Singapura, TKA mencapai 20% dari total penduduknya. Atau Qatar dan Uni Emirat Arab, jumlah penduduk dan TKA hampir sama besar.

Apakah warga Singapura, Qatar atau UEA menjadi miskin? Gak tuh. Bahkan BUMN besar di Singapura CEO-nya orang Amerika. Negeri ini pintar, mereka membayar besar eksekutif kelas dunia agar bisa menghasilkan keuntungan. Buat siapa keuntungannya? Buat negara. Kan itu BUMN.

Tapi logika ini dibolak balik. Mereka melempar isu jutaan TKA asal China datang ke Indonesia. Mereka menghembuskan isu anti asing. Padahal jumkah TKA yang ada cuma secuil. Dengan isu itu mereka menghambat investasi masuk. Akibatnya lapangan kerja gak terbuka. Rakyat nganggur. Ekonomi stagnan. Nah, mereka nanti akan menuding pemerintah gak becus.

TKA yang diisukan masuk ke Indonesia sampai jutaan. Terus jutaan orang itu mau kerja dimana? Jualan es nongnong?

Tujuannya cuma mau menghalangi investor asing masuk kesini. Padahal, mana mau investor China membawa semua tenaga kerja dari sana. Kalau semua harus dari China mendingan bikin pabrik di China aja. Gak ribet. Di negaranya sendiri, lahan masih luas, kontrol bisa maksimal.

Gini deh. Kalau kamu orang kaya dari Medan mau buka pabrik di Surabaya. Apakah karyawanmu semua diboyong dari Medan? Kalau benar begitu, betapa mahalnya. Harus sediakan rumah, fasilitas kerja, transport bolak-balik dan sebagainya.

Lebih baik orang-orang tertentu saja yang dibawa. Selebihnya biarkan dikerjakan tenaga lokal. Biaya produksi akan jauh lebih murah. Investasi itu juga akan membuka lapangan pekerjaan buat warga Surabaya. 

Makanya pemerintah harus lebih ramah pada investor. Dunia sedang berlomba menarik orang yang punya duit untuk ditanamkan di negerinya. Berbagai fasilitas diberikan. Tentu saja, dengan pertimbangan ada manfaat maksimal buat ekonomi lokal dan kesejahteraan rakyat secara keseluruhan. 

Pemerintah mencoba manarik investor dari seluruh dunia dengan RUU Cipta Kerja. Bukan hanya kepada investor asing, juga kepada pengusaha lokal kemudahan berusaha itu ingin diberikan. Bukan juga hanya untuk industry besar, tetapi juga untuk UMKM. Yang penting siapapun yang mau membuka usaha di Indonesia, diberikan kemudahan tanpa harus melanggar aturan dan keseimbangan. Tujuannya membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Ingat. Kita sedang berada dalam surplus demografi. Tenaga kerja berlimpah. Makanya kemudahan usaha harus dibuka lebar-lebar. 

Jika mau ditelusuri, sebetulnya angka investasi asing di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan tenaga tetangga. Di Malaysia, Singapura, Thailand persentase angka investasi asingnya jauh lebih besar, dari total investasi di sana. Dana dari seluruh dunia masuk, berputar dalam roda ekonomi negara tersebut. Ujung-ujungnya memberi kesejahteraan pada rakyat. 

Bukan hanya itu. Proses transfer teknologi juga sangat dibutuhkan. Makanya dalam usaha tambang misalnya, Indonesia tidak mau lagi kayak dulu. Freeport mengeruk emas dan tembaga dari Indonesia. Bahan mentahnya diekspor. Diolah di luar negeri. Kita cuma dapat duit sedikit dengan alam yang rusak.

Kini aturan mengharuskan perusahaan tambang membuat smelter di Indonesia. Gak bisa lagi barang mentah diekspor. Nilai tambahnya harus diusahakan disini. Selain itu membuka lapangan pekerjaan baru bagi anak bangsa, juga tenaga kerja kita bisa terus belajar teknologi. Bukan hanya jadi buruh galian tambang yang beresiko.

Pada perusahaan-perusahaan raksasa biasanya bukan hanya pabrik untuk usaha mereka saja yang dibangun. Tetapi juga dengan prasarana dan infrastruktur penunjang. Infrastruktur itu bisa dimanfaatkan masyarakat sekitar. Otomatis kesejahteraan masyarakat meningkat.

Morowali adalah contoh, bagaimana daerah di Sulawesi itu kini masyarakatnya lebih makmur dengan hadirnya sebuah perusahaan tambang nikel. Perusahaan itu merupakan investasi asing. Mereka awalnya memang mempekerjakan tenaga dari China untuk menangani pekerjaan yang butuh keterampilan khusus. Tapi bersamaan dengan itu tenaga kerja lokal juga ikut terlibat.

Jadi begini, ya. Kehadiran TKA itu justru untuk membuka peluang kerja kepada tenaga lokal. Bukan malah mengambil alih.

Jumlah TKA di Indonesia hanya 120 ribu, angka gak naik signifikan setiap tahun. Bandingkan dengan lapangan kerja yang terbuka rata-rata 2,3 juta setahun, yang 25%-nya akibat investasi asing.

(Eko Kuntadhi)

Kamis, 11 Juni 2020

4 Harta Karun Indonesia Diluar negeriBISA BIKIN BUMI PERTIWI KAYA



Kita mungkin pernah mendengar kabar tentang harta karun yg terpendam di Indonesia. Mulai dari peninggalan milik Soekarno atas nama bangsa Indonesia, hingga sisa2kapal karang “ Flor de la Mar ”. Yg jelas seandainya benar2 harta itu ditemukan dan ditemukan, untung nasib Indonesia pun bisa berubah jadi kaya raya lantaran jumlah harta yg melimpah ruah.

Ternyata tidak hanya di bumi pertiwi saja harta karun yg ditemukan Indonesia. Pasalnya di beberapa negara dunia juga banyak harta yg disimpan. Mulai dari keping emas hingga 57 ribu ton, hingga barang2 antik dari kapal karam. Lalu di mana saja sih harta karun Indonesia itu tadi? 

▶ Harta karun Triliunan rupiah Soekarno yg mengendap di bank Swiss


Tentu warga Indonesia bukan lagi cerita tentang harta karun milik sang proklamator ini. Jauh di zaman yg maju ini, masih banyak yg memburunya. Namun siapa sangka tidak hanya di Indonesia, namun di luar negeri pun banyak yg menyimpan harta karun milik Presiden Soekarno.

Ya, saat ini salah satu dari surat kabar Austria anggota mempublikasikan 1,7 Triliun yg mengendap di bank Swiss atas nama Soekarno. Sementara beberapa waktu lalu, juga didistribusikan desas-desus tentang pencarian harta ini untuk dibagikan pada rakyat, namun sayang setelah membahas hanya hoax bebas. Harta Soekarno di bank Swiss sampai sekarang menjadi misteri yg tak terpecahkan, bagaimana bisa ada di sana, hingga dari mana ada uang sebanyak itu.

▶ Lima puluh ribu keping emas Indonesia yg belum dibayar oleh Amerika


Di negeri paman Sam ternyata juga ada harta Indonesia yg tersimpan rapi di sana. Ya kurang lebih sekitar 57 ribu ton keping emas yg dibutuhkan Amerika merupakan hal milik bumi pertiwi berdasarkan perjanjian "The Green Hilton Memorial Agreement Geneva".


▶ Perjanjian Jenewa

Sementara isi perjanjian itu sendiri adalah tentang yg disetujui Amerika membuat pertambangan di Indonesia (Freeport), namun dg persyaratan tidak ada satu keping emas yg di bawa ke negaranya. Namun, sayang Amerika menyalahi perjanjian itu, lantaran terbukti ada banyak emas (57 ribu ton) yg dibawa ke negaranya sana, hingga akhirnya perjanjian ini batal dan Amerika berhutang pada Indonesia.

▶ Beberapa harta Indonesia yg sempat terjarah dan sekarang berada di Tiongkok

Tepatnya beberapa bulan yg lalu, beberapa kapal Tiongkok ditangkap oleh angkatan laut Indonesia. Bukan karena mencuri ikan, namun melepaskannya sengaja datang ke Indonesia untuk memburu harta karun yg ada di lautannya. Usut punya usut, para pemburu harta asal Cina ini mengincar benda2 antik peninggalan kapal Swiss dan Jepang yg sempat karam di Natuna.

Ilustrasi harta karun setelah ditangkap pun terbukti, kru yg dipimpin oleh Chuan Hong telah membantah hukum Malaysia dan juga Indonesia karena tidak memiliki izin resmi. Lantaran menyambutnya yg bukan pertama kali, diperkirakan sudah ada artifak atau harta karun yg sudah diangkut ke Cina untuk dijual pada para pemburu barang antik atau harta karun.

▶ Misteri harta karun dasar laut di sekitar lintas Singapura Indonesia


Siapa sangka di sekitar Bangka Belitung sudah banyak cerita tentang harta karun yg terpendam di dasar lautnya. Ya sebagian dari harta2 itu merupakan sisa2 dari karamnya kapal milik Jepang dan negara lain. Namun, siapa sangka karena mengunjungi dekat Singapura, semua harta di sana kini diklaim oleh negara tetangga kita itu.

Harta karun dilelang Singapura Padahal kebanyakan dari penemunya, adalah orang Indonesia. Ya, harta karun dijual dg harga yang lebih murah dari seharusnya. Sementara ditelusuri lebih dalam, harta tersebut menjadi milik negara di Indonesia. Kini kebanyakan guci dan barang antik lainnya malah terpampang di museum Singapura.

Sejatinya memang negara kita ini kaya raya, tidak hanya masalah sumber daya, namun juga harta karun di kepemilikan. Namun demikian, kita akan lebih awas akan hal itu. Pasalnya banyak negara lain yg juga mengincarnya, jangan biarkan harta karun kita, mengaku lagi oleh negara mana pun.

Boombastis.com | Portal Berita Unik | Viral | Aneh Terbaru Indonesia

Rabu, 10 Juni 2020

BELAJAR JADI TIDAK MUNAFIK DARI ALI SADIKIN....


"Saya juga tidak meminta izin DPRD, sebab saya berkeyakinan, kalau waktu itu saya minta izin DPRD, izin saya peroleh, lembaga itu akan dicaci masyarakat".... 
ALI SADIKIN saat setelah mengeluarkan kebijakan legalisasi Judi dan pembukaan lokalisasi WTS Kramat Tunggak di Jakarta
Hehehehe ….

Masih bicara orang “ galak “ .. sekali lagi buat saya Ahok masih termasuk “santun” di banding sang “Legenda “ Bang Ali 🤣..… di tabok sama di maki maki “goblok” adalah hal wajar di Pemda DKI kala itu… masa Cuma di teriak di mass media aja.. “ kasar “ … cengeng amat hehehehehe…. 

Dalam buku Ali Sadikin (Visi dan Perjuangan Guru Bangsa), pria yang akrab disapa Bang Ali itu, disebutkan sebagai orang yang sangat membenci stafnya yang suka banyak bicara, suka membuat laporan yang ngolor (Asal bapak Senang), suka menjilat atasan, dan tega mengkhianati teman sendiri.

Kata bang Ali, sikap menjilat dan memberi laporan bohong, sama artinya dengan menggali lubang maut bagi atasan. Makanya, banyak pegawai yang mengungkapkan bahwa kalau berhadapan dengan Bang Ali berkatalah jujur dan bertanggung jawab.

Tak percaya? Selama Ali Sadikin menjabat Gubernur DKI Jakarta, dia memberhentikan sekira 300 pegawai yang terbukti menyelewengkan atau menyalahgunakan kekuasaan dan jabatannya. Tapi tindakan ini sengaja dilakuan secara diam-diam. Tujuannya agar tidak meresahkan masyarakat.
Mata dan telinga Ali Sadikin sangat peka terhadap laporan dari masyarakat terkait ketidakberesan PNS di lingkungan pemprov DKI Jakarta. Hampir setiap hari Bang Ali membaca surat kabar. Yang dia tuju halaman berita terkait kinerja pemerintahannya.
Pernah, suatu ketika, Ali Sadikin membaca berita mengenai ketidakberesan bawahannya. Diapun mengambil spidol merah, mencoret berita di koran itu dan berteriak. "Goblok, sontoloyo, panggil orangnya," kata Ali Sadikin ketika itu.

Disiplin dan kerasnya Bang Ali memimpin Ibu Kota bukan tanpa sebab. Kata pria kelahiran Sumedang, Jawa Barat, 7 Juli 1927 itu, untuk memimpin Jakarta diperlukan orang yang keras. "Dalam artian lurus dan selalu berpihak kepada rakyat," kata Bang Ali.

Soal kerasnya Bang Ali memimpin bawahannya pun diakui olehnya. "Sifat saya yang paling jelek, cepat naik darah dan meledak-ledak. Sedangkan perasaan saya biasanya sangat halus dan peka, terhadap ketidakadilan. Pada dasarnya, saya tidak akan marah tanpa alasan. Kalau saya marah pun saya jelaskan kenapa saya marah, sehingga jarang yang dendam pada saya. Dendam itu tidak boleh," ujarnya.
Diakui pula oleh putra Bang Ali, Boy Benardi Sadikin. Boy mengatakan, ayahnya tak kompromi soal kedisiplinan. “Bapak emang orangnya begitu, keras ya keras,” kata Boy kepada Okezone, beberapa waktu lalu.
Boy mengisahkan, setiap pagi, semua koran selalu ada di meja Bang Ali. “Yang dia baca yang mengenai warga Jakarta, keluhan, jadi enggak cuma yang bagus-bagusnya doang dikumpulin, yang jelek juga. Dijadikan kliping. Sampai enam bulan juga tetap dikumpulin,” ujar Boy.

Nah, dari Kliping Koran itulah Bang Ali langsung menghubungi setiap kepala dinas bila ada masalah.

“Jangan coba ganggu kalau dia lagi baca. Saya pernah. Kan mejanya ngampar (berantakan) tuh koran-koran. Nah saya iseng, baca-baca. Terus saya taruh saja. Eh pas dia balik, marah besar dia. ‘Sampai mana tadi gue baca?’ Katanya. Dia paling ngamuk tuh kalau begitu,” kata Boy.

April 1966, Ali Sadikin ditunjuk presiden Soekarno sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dia mengalahkan empat orang kandidat lainnya yang telah dikantongi Soekarno. Presiden RI pertama itu menginginkan sosok Gubernur yang memiliki sifat "Koppig" alias keras kepala. Gaya Bang Ali dianggap cocok dengan kondisi Jakarta yang ketika itu semrawut. Alhasil, 28 April 1966 dia dilantik menjadi orang nomor satu di Jakarta. "Saya merasa tidak gembira, saya merasa asing dengan pekerjaan baru ini, saya bukan orang pamong praja," kata Bang Ali.
Bang Ali terbilang tegas untuk menegakan semua peraturan. Bahkan untuk membuat peraturan yang menyangkut kepentingan masyarakat, Ali Sadikin mengaku terkadang tidak pernah meminta pengarahan dari atasan. Misalnya ketika akan memutuskan untuk mengizinkan legalisasi perjudian di wilayah Jakarta.

"Saya juga tidak meminta izin DPRD, sebab saya berkeyakinan, kalau waktu itu saya minta izin DPRD, izin saya peroleh, lembaga itu akan dicaci masyarakat" kata Bang Ali.

Hari kedua menjabat, Bang Ali naik bus umum keliling kota. Dia terhenyak melihat buruknya pelayanan bus kota yang tidak manusiawi. Penumpang berjejalan dan mandi keringat. Sopir bus berhenti dan ngetem seenaknya.
"Lalu lintas di Jakarta brengsek. Sayalah yang paling tidak puas terhadap keadaan itu. Di tengah orang-orang yang berdesakan dan berlari-larian, di tengah bau apek, bau keringat dan keberengsekan, saya mengadakan tanya jawab dengan para penumpang bus. Saya menjadi tahu apa yang mereka butuhkan," ujar Bang Ali dalam memoar Ali Sadikin karangan Ramadhan KH.

Simak juga saat Bang Ali didemo para ulama yang tak setuju Bang Ali melegalkan judi dan membuat tempat prostitusi di Kramat Tunggak. Bang Ali diam saja saat para ulama berbicara panjang lebar.

Setelah semuanya bicara baru Bang Ali yang bicara. "Kalau begitu, bapak-bapak kyai semua ini kalau keluar pesantren naik helikopter saja. Karena semua jalan dan jembatan itu dibangun dari hasil judi. Kalau menganggap haram, jangan menginjakkan kaki di jalan yang dibangun Pemprov," kata Bang Ali.
"Begitu juga dengan sekolah, rumah sakit, dan fasilitas lain dibangun dari hasil judi. Jangan pergi ke rumah sakit yang dibangun Pemprov kalau sakit dan katanya haram," tambahnya.
Para ulama itu terdiam. Mereka kemudian berhenti mengkritik Bang Ali. Mereka sadar saat itu Jakarta tak punya dana untuk membangun. Inisiatif Bang Ali walau kontroversial telah menyediakan dana untuk membangun Jakarta.

Yang lebih galak dari Ahok, Bang Ali dikenal doyan main tampar. Apalagi saat proyek dikerjakan asal-asalan dan molor. Simak cerita saat Bang Ali memarahi kontraktor proyek yang tak beres-beres.

Bang Ali bertanya kenapa sampai terlambat. Apakah dia tidak sadar bahwa proyek ini untuk kepentingan warga ibukota? Ternyata jawabannya berbelit-belit dan tidak jelas. Bang Ali pun naik pitam. Plak! Dia menampar direktur itu. Tidak cukup sekali, Bang Ali menamparnya tiga kali. Plak! Plak! Plak!
"Saya marah sekali, saya tempeleng dia tiga kali. Barulah dia berjanji akan segera memenuhi kontraknya. Benar juga, pada hari berikutnya kiriman semen sudah masuk ke proyek," kata Bang Ali.

Memang butuh orang galak untuk mengurus Jakarta….

Bang Ali cuma ga mau munafik!.. Dosa itu di tanggung masing masing...

Beny Rusmawan