Sabtu, 23 Mei 2020

Deretan sosok terkenal yang meninggal dalam kemiskinan

Dalam sejarah, sudah banyak sekali kisah orang-orang terkenal yang tidak berhati-hati dalam menggunakan uang mereka, sehingga akhirnya meninggal tanpa harta. Namun banyak juga sosok-sosok yang memang tidak pernah sukses dalam hidupnya, dan terkenal lama setelah mereka pergi. Inilah beberapa dari kisah-kisah sedih tersebut.

Vincent van Gogh

Deretan sosok terkenal yang meninggal dalam kemiskinan
Self-portrait Vincent van Gogh, 1889.

Vincent van Gogh merupakan salah satu pelukis paling terkenal dalam sejarah. Mahakaryanya, seperti “Starry Night” dan “Sunflowers” memiliki nilai yang tak terhingga. Namun, banyak yang tidak menyadari, bahwa seniman asal negeri kincir angin ini baru dihargai karyanya setelah ia tiada. Semasa hidupnya, ia hanya berhasil menjual satu lukisan saja.

Van Gogh hidup melarat dan kebanyakan karyanya ia hasilkan di rumah sakit jiwa. Diyakini mengidap gangguan bipolar, ia sering mengalami depresi, paranoia, dan halusinasi. Pada tahun 1888, setelah bertengkar dengan Paul Gauguin, seorang pelukis dari Prancis, Van Gogh memotong telinga kirinya menggunakan sebuah silet.

Pada tanggal 27 Juli 1890, Vincent van Gogh menembak dirinya sendiri. Ia meninggal dua hari kemudian di usia 37 tahun.

Oskar Schindler
Deretan sosok terkenal yang meninggal dalam kemiskinan

Oskar Schindler adalah seorang usahawan industri yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1939, ia bergabung dengan Partai Nazi. Prihatin dengan perlakuan yang diterima oleh kaum Yahudi, Oskar pindah ke dari Jerman ke Polandia untuk menyelamatkan para pekerja pabriknya yang merupakan kaum Yahudi. Ia mengeluarkan dana dari kantongnya sendiri untuk melancarkan rencana penyelamatan tersebut. Pada akhirnya, ia berhasil menyelamatkan sekitar 1200 orang Yahudi dari kekejaman Nazi.

Sayangnya, bisnis Oskar sendiri hancur setelah Jerman kalah dalam perang. Disana, ia sering dihina oleh warga setempat yang menganggap dirinya adalah seorang pengkhianat. Tak jarang ia dilempari batu oleh orang-orang sekitar.

Sepanjang sisa hidupnya, ia bertahan dengan bantuan dari organisasi-organisasi amal Yahudi. Ia meninggal di usia 66 pada tahun 1977. 16 tahun setelah itu, sebuah film tentang perjuangannya dirilis, dengan judul "Schindler’s List."

Judy Garland


Deretan sosok terkenal yang meninggal dalam kemiskinan

Terkenal setelah berperan sebagai Dorothy Gale di film “The Wizard of Oz”, hidup Judy Garland tak seindah suaranya. Di awal karirnya, ia dianggap kurang cantik oleh para produser film di studio tempat ia bekerja. Oleh karena itu, ia diberikan berbagai obat-obatan untuk mengurangi nafsu makannya, dan juga untuk meningkatkan stamina, agar ia tidak perlu tidur berlama-lama. Inilah yang akhirnya menyebabkan dirinya sering mengalami depresi. Ia mulai sulit bekerja dan tawaran bermain filmnya semakin berkurang.

Judy pun harus menerima peran-peran di TV untuk membiayai hidupnya. Ia meninggal dunia di usia yang terbilang muda, yaitu 47 tahun. Pada saat kematiannya, ia terjerat banyak utang pajak.

Edgar Allan Poe

Deretan sosok terkenal yang meninggal dalam kemiskinan

Edgar Allan Poe merupakan salah satu pionir dalam dunia fiksi horor. Karya-karyanya masih dinikmati hingga sekarang dan telah diadaptasi ke berbagai media. Karakter detektifnya, C. Auguste Dupin, adalah pendahulu dalam dunia sastra, dan menjadi inspirasi karakter terkenal lain seperti Sherlock Holmes dan Hercule Poirot. Dalam kehidupannya, Poe adalah seorang alkoholik yang sulit mendapat pekerjaan. Meskipun buku karyanya, “The Raven” laku keras di pasaran, ia hanya memperoleh bayaran yang sangat sedikit. Ia meninggal pada tahun 1849 di kota Baltimore. Seperti karyanya, kematian Edgar Allan Poe dibalut banyak misteri.

Nikola Tesla


Deretan sosok terkenal yang meninggal dalam kemiskinan
Nikola Tesla di tahun 1896 dan 1943.


Pasti kalian bertanya, bagaimana bisa sosok secerdas dan seterkenal Nikola Tesla, yang pengaruhnya masih bertahan hingga sekarang, meninggal dalam keadaan miskin? Pada tahun 1897, Nikola Tesla membuat keputusan yang sangat buruk. Setelah menciptakan motor arus bolak-balik dan power system yang masih digunakan hingga sekarang, ia pun mematenkannya dengan harga 60 ribu dolar (dalam bentuk saham, uang, dan royalti) ke sebuah perusahaan pabrik bernama Westinghouse Electric Corporation. Dua tahun setelah itu, WEC mulai mengalami masalah keuangan. George Westinghouse, pemilik WEC, memohon kepada Tesla untuk membebaskan WEC dari royalti yang mereka janjikan, agar WEC dapat terselamatkan. Tesla setuju untuk terlepas dari kontrak royalti. Padahal, jika ia tetap menerima royalti tersebut, ia bisa saja menjadi salah satu orang terkaya pada zamannya. WEC pun selamat dari kebangkrutan, dan George membayar Tesla sebanyak 216 ribu dolar untuk penemuannya.

Pada tahun 1901, Tesla kehilangan hampir seluruh uangnya untuk melancarkan proyek pembangunan Wardenclyffe Tower, sebuah tower setinggi 186 kaki (56 meter) yang bisa menyuplai listrik gratis ke seluruh samudra Atlantik tanpa menggunakan kabel. Proyek ini gagal, dan pada tahun 1917, tower tersebut dirubuhkan untuk membayar utang-utang Tesla.

Nikola Tesla meninggal pada tahun 1943 di sebuah kamar hotel di kota New York. Ia masih terjerat utang, dan kamar hotel yang telah ia tinggali selama beberapa tahun tersebut pun dibayar oleh WEC. Karena sifat dermawannya dan penemuannya yang masih digunakan hingga sekarang, Nikola Tesla dijuluki sebagai the Real Life Prometheus. (Prometheus adalah seorang titan dari mitologi Yunani yang membawakan api ke manusia, meskipun ia harus menerima hukuman berat dari dewa Zeus setiap hari dalam hidupnya.)

Sumber: WonderslistRanker, dan Wikipedia

Download GTA San Andreas Mobile

Jumat, 22 Mei 2020

Jenderal Subutai, Panglima Perang Andalan Genghis Khan yang Awalnya Tak Bisa Berkuda

Jenderal Subutai, Panglima Perang Andalan Genghis Khan yang Awalnya Tak Bisa Berkuda
Subutai dalam lukisan Tiongkok.
Sumber

Subutai (Mongolia modern: Sübeedei) adalah seorang jenderal dan ahli strategi militer utama Genghis Khan dan anaknya, Ögedei Khan. Ia memimpin lebih dari 20 kampanye militer dan sukses memenangkan 65 pertempuran berat. Dari sekian banyak panglima perang Mongol, Subutai memiliki pencapaian paling gemilang. Ia menguasai lebih banyak wilayah daripada panglima lainnya saat ekspansi Kekaisaran Mongol. Di lingkup dunia, ia mencatatkan diri sebagai komandan militer dengan wilayah taklukan terluas dalam sejarah.

Subutai yang bergelar bahadur (gelar tertinggi untuk komandan militer di Asia Tengah, Barat, dan Selatan) juga menjadi salah satu panglima perang yang mempunyai reputasi tak terkalahkan dalam pertempuran, sejajar dengan Alexander Agung, Khalid bin Walid, Laksamana Yi Sun-sin, dan beberapa panglima perang lainnya. Genghis Khan sangat mengandalkan strategi imajinatif nan spekulatif Subutai, terlepas kesolidan koordinasi pasukan menjadi sumber utama kekuatan.

Sejarawan meyakini Subutai lahir pada tahun 1175, diperkirakan di sebelah barat Sungai Onon yang saat ini bagian dari wilayah Mongolia. Ia berasal dari klan Uriankhai, sekelompok penghuni hutan Siberia yang dikenal sebagai “orang rusa”. Tak seperti orang Mongol yang tumbuh di dataran rumput stepa, klan Uriankhai bukanlah penunggang kuda. Itu mengapa Subutai menjadi anak bawang saat di lingkungan masyarakat Mongol.

Jenderal Subutai, Panglima Perang Andalan Genghis Khan yang Awalnya Tak Bisa Berkuda
Potret prajurit Mongol.
Sumber

Sejak dulu keluarga Subutai memang akrab dengan orang Mongol. Kakek buyutnya, Nerbi merupakan sekutu salah satu Mongol Khan, Tumbina Sechen. Sementara itu, Jarchigudai ayahnya pernah membantu kelompok Temujin (nama asli Genghis Khan) saat kesulitan pangan di Danau Baljuna. Kakak lelakinya, Jelme merupakan sahabat dekat Temujin. Jelme juga pernah menyelamatkan Temujin saat terluka parah akibat panah beracun musuhnya, Jebe yang kelak menjadi sekutu. Dalam sejarah ekspansi Kekaisaran Mongol, dikenal “anjing perang” yang terdiri dari empat panglima perang utama: Subutai, Jelme, Jebe, dan Kubilai (bukan Kubilai Khan).

Terlepas dari hubungan kekerabatan keluarga Subutai dengan Temujin, sejarawan menyatakan bahwa Kekaisaran Mongol menganut konsep meritokrasi yang mengutamakan kinerja dan kompetensi. Sebab latar belakang Subutai hanyalah orang biasa, bukan bangsawan. Saat berusia 14 tahun, ia meninggalkan kelompoknya untuk bergabung dengan Temujin, mengikuti jejak Jelme.

Jenderal Subutai, Panglima Perang Andalan Genghis Khan yang Awalnya Tak Bisa Berkuda
Yurt, rumah tradisional Mongol.
Sumber

Berawal dari sekadar penjaga pintu yurt (rumah tradisional Mongol), Subutai giat belajar berkuda yang menuntunnya terjun ke medan perang pada tahun 1197. Ketika itu ia berusia 22 tahun dan hendak melawan klan Merkit di Sungai Tchen. Subutai menyamar sebagai pembelot Mongol untuk membocorkan rahasia bahwa pasukan utama Mongol masih berada jauh dari lokasi. Merkit yang merasa aman mengendurkan penjagaan dan patroli kawasan. Akibatnya pasukan Mongol dengan mudah menyergap dan mengepung kamp Merkit. Subutai memenangkan pertempuran dan berhasil menyandera dua jenderal Merkit.

Pada tahun 1204, Subutai menjadi panglima utama saat kampanye melawan klan Naiman. Lagi ia memenangkan perang yang membuat Genghis Khan memiliki kontrol penuh atas seluruh wilayah Mongolia. Dalam waktu kurang dari 10 tahun, Subutai diangkat menjadi salah satu komandan tümenTümen adalah sistem administrasi masyarakat Turki dan Mongol berbentuk unit sosial-militer yang biasanya terdiri dari 10.000 keluarga termasuk tentara.

Selama invasi ke utara Tiongkok melawan Dinasti Jin pada tahun 1211, Subutai bekerja sama dengan Jebe yang jauh lebih senior. Jebe yang dikenal sebagai jenderal kavaleri terhebat Mongol, mengajarkan banyak ilmu perkudaan kepada Subutai. Mereka menjadi mitra abadi sampai kematian Jebe pada tahun 1223, usai menaklukkan sebagian kawasan Eropa Timur.

Subutai adalah inovator dalam seni perang Mongol. Ketika invasi ke Tiongkok, Rusia, dan Eropa, ia rajin mengoordinasi pasukan yang berpencar ratusan atau ribuan kilometer jauhnya dengan tujuan membingungkan dan menyesatkan strategi musuh untuk kemudian menyergapnya dari arah yang tak terduga.

Dengan latar belakang pandai besi, Subutai mengembangkan mesin pengepungan yang terdiri dari menara fleksibel, battering ram (pendobrak benteng), dan artileri berat (catapult, balista, trebuchet, dll).

Jenderal Subutai, Panglima Perang Andalan Genghis Khan yang Awalnya Tak Bisa Berkuda
Salah satu artileri berat yang dipajang di Mongolian Military Museum, Ulaanbaatar.
Sumber

Ia mematahkan persepsi umum tentang strategi ortodoks Mongol yang membinasakan musuh dengan hujanan anak panah dari pasukan pemanah berkuda. Kombinasi ini ia gunakan dalam Pertempuran Mohi melawan Kerajaan Hongaria pada tanggal 11 April 1241. Pasukan pemanah Hongaria tak henti-hentinya menyasar jembatan yang digunakan pasukan Mongol untuk menyeberang. Tak ingin jatuh korban lebih banyak, Subutai memerintahkan pemboman artileri besar-besaran ke arah pemanah Hongaria untuk memudahkan jalan kavaleri menyeberangi sungai.

Pada tahun 1219, Subutai dan Jebe menghabiskan sebagian musim dingin di Azerbaijan sambil merazia dan menjarah wilayah sekitarnya. Di sinilah ia menyusun rencana pengintaian paling berani dalam sejarah yang menurut sejarawan Edward Gibbon sebagai sebuah ekspedisi yang tak pernah dicoba siapa pun dan takkan pernah diulang oleh siapa pun. Sekitar 20.000 pasukan Mongol mengelilingi Laut Kaspia, menghancurkan perlawanan Persia di Azerbaijan, menyerbu Kerajaan Georgia dua kali, dan menembus Pegunungan Kaukasus.

Misi tersebut secara tak sengaja mengubah jalannya Perang Salib Kelima di Levant dan Mesir karena sekitar 70.000 pasukan Georgia yang seharusnya berangkat, malah dihabisi pasukan Mongol. Subutai bersama pasukannya melanjutkan perjalanan menuju Derbent Pass. Setelah rute melelahkan dan berbahaya, mereka berhasil menembus Pegunungan Kaukasus. Di kaki gunung sudah menunggu koalisi dataran stepa Kaukasus yang terdiri dari Alan, Konfederasi Cuman-Kipchak, Lezgian, dan Volga Bulgar yang berjumlah 50.000 pasukan.

Dengan diplomasi cerdas, Subutai menyuap Konfederasi Cuman-Kipchak yang memiliki pasukan terbanyak untuk keluar koalisi. Atas dalih persaudaraan bangsa nomaden, Konfederasi Cuman-Kipchak menerima tawaran tersebut. Berkurangnya kekuatan lawan jelas menguntungkan pasukan Mongol. Dataran rumput stepa Kaukasus yang mirip kampung halaman, memberikan kemenangan untuk mereka.

Ekspedisi berlanjut ke selatan Rusia untuk mengejar Konfederasi Cuman-Kipchak yang melambat akibat membawa banyak harta sogokan. Pasukan Mongol sukses merebut kembali harta mereka, sementara sisa-sisa Cuman-Kipchak berhamburan ke utara untuk mengabarkan kedatangan Mongol kepada pangeran-pangeran Rusia yang langsung membentuk koalisi baru berjumlah sekitar 80.000 pasukan.

Saat kedua pihak bertemu, Subutai menyadari kalah jumlah pasukan. Ia mengorbankan 1.000 pasukan di garis depan untuk mengalihkan perhatian musuh supaya mengejar. Koalisi pangeran Rusia terpancing dan memburu pasukan Mongol yang berlari tak tentu arah sesuai skenario. Setelah 9 hari pengejaran, Subutai dan Jebe lantas berbalik menghabisi koalisi Rusia dan Cuman-Kipchak dalam Pertempuran Kalka pada tanggal 31 Mei 1223.

Jenderal Subutai, Panglima Perang Andalan Genghis Khan yang Awalnya Tak Bisa Berkuda
Pesta kemenangan para jenderal Mongol dengan alas manusia.
Sumber

Para pangeran dan bangsawan dibiarkan hidup untuk diikat bersama-sama dan dijadikan alas papan tempat para jenderal Mongol berpesta kemenangan. Pada akhirnya para pangeran dan bangsawan tersebut tewas perlahan karena tertindih beban.

Pada tahun 1227, Genghis Khan wafat dan digantikan oleh putra ketiganya, Ögedei Khan yang harus menghadapi kebangkitan Dinasti Jin pada tahun 1230-1231. Subutai yang awalnya ditugaskan untuk menaklukkan Cuman-Kipchak di Rusia bagian tengah, ditarik pulang untuk berangkat ke Tiongkok setelah kekalahan besar Mongol di bawah komando Dolqolqu.

Belajar dari kekalahan Dolqolqu yang terlalu ortodoks, Subutai menyebar pasukannya untuk memberikan teror dan kebingungan. Lokasi dengan benteng penjagaan yang kuat dilewati, sedangkan wilayah yang rentan dan tanpa kawalan akan dijarah untuk perbekalan. Hal tersebut membuat bidang pertanian hancur. Ia juga menjalin koalisi dengan Dinasti Song yang membuat Dinasti Jin akhirnya menyerah setelah muncul wabah kelaparan.

Pada musim panas tahun 1234, Dinasti Song merebut Kaifeng dan Luoyang saat ketidakhadiran Subutai di Tiongkok. Namun, Subutai segera datang dan kembali merebut kota-kota tersebut. Ia juga menyerang wilayah Dinasti Song yang mengawali perang antara Mongol dan Dinasti Song. Meskipun perang sedang berlangsung, Subutai harus pulang untuk dikirim kembali ke Eropa. Kengerian yang diciptakan Subutai memberi pelajaran bagi Dinasti Song untuk mencari aman dan bersikap defensif. Tahun-tahun berikutnya tak ada pasukan Song yang berani pergi ke utara untuk mengusik wilayah Mongol.

Misi penaklukan Eropa berikutnya bukan sekadar invasi biasa. Subutai dititipi beberapa pangeran Mongol generasi berikutnya untuk dilatih sebelum ia meninggal. Keseluruhan komando berada di tangan Pangeran Batu, anak dari Jochi, putra tertua Genghis Khan yang mendapat jatah kekuasaan Persia dan Eropa.

Tak seperti pada tahun 1222-1223, negara-negara di Rusia tak lagi bersekutu untuk menahan gempuran Mongol yang melaju mulus hingga ke Eropa Tengah. Mereka tertahan sebentar di Polandia dan Hongaria yang harus bersekutu sebab tak mendapat bantuan dari Kekaisaran Romawi Suci dan Paus. Meskipun sebagian besar metode perang Mongol masih misteri di Barat, Raja Hongaria, Bela IV sudah mendengar keganasan invasi Mongol ke Rusia. Namun, kekuatan Mongol tetap tak terbendung. Hongaria hancur total, tapi korban dari pihak Mongol lebih tinggi dari biasanya. Pangeran Batu kehilangan 30 dari 4.000 prajurit terbaiknya, termasuk seorang letnan andalan Mongol, Bagatu yang menyebabkan perselisihan dan ketegangan di kamp.

Jenderal Subutai, Panglima Perang Andalan Genghis Khan yang Awalnya Tak Bisa Berkuda
Pertempuran di atas jembatan antara pasukan Mongol dan pasukan Hongaria pada Pertempuran Mohi 11 April 1241.
Sumber

Subutai menghabiskan energi yang cukup besar untuk menjaga ego para pangeran Mongol selama penaklukan Hongaria. Beberapa kali ia tak sepaham dengan Pangeran Batu yang terlalu bernafsu di medan perang, seperti pada Pertempuran Mohi saat mereka terjebak di jembatan. Pangeran Batu bersikeras melanjutkan perjalanan, sedangkan Subutai memiliki rencana yang lebih efisien. Pangeran Batu akhirnya meminta maaf kepada Subutai.

Sebetulnya itu bukan yang pertama kali. Ketika invasi ke Rusia, Pangeran Batu harus berjuang selama berminggu-minggu untuk menaklukkan benteng Torzhok. Namun, di tangan Subutai hanya memerlukan waktu tiga hari saja. Pemakluman semacam ini menimbulkan iri bagi pangeran-pangeran Mongol yang lain, seperti Pangeran Guyuk dan Pangeran Buri yang menuding Pangeran Batu tak kompeten. Pangeran Guyuk adalah putra tertua Ögedei Khan, sedangkan Pangeran Buri adalah cucu kesayangan Chagatai Khan, anak kedua Genghis Khan.

Pada awal tahun 1242, Subutai sedang mendiskusikan rencana penyerangan ke Kekaisaran Romawi Suci ketika tiba-tiba datang dua berita mengejutkan: kematian Ögedei Khan dan pemberontakan Cuman di Rusia. Dengan berat hati Pangeran Batu menarik pulang pasukan, sedangkan Subutai bersama pasukannya berangkat ke Rusia untuk meredam pemberontakan Cuman, kemudian juga pulang ke Mongolia.

Beberapa sumber mengatakan bahwa Subutai kesal atas penarikan mundur pasukan oleh Pangeran Batu yang ingin berpartisipasi dalam pemilihan penerus Ögedei Khan. Padahal faktanya ia tak datang pemilihan yang kemudian menobatkan Pangeran Guyuk sebagai Khan Besar berikutnya. Guyuk Khan yang tak menyukai Pangeran Batu membawa Kekaisaran Mongol pada ancaman perpecahan. Sementara itu, Subutai diangkat menjadi penanggung jawab melawan Dinasti Song pada tahun 1246-1247. Saat itu usianya sudah 71 tahun ketika ia melakukan kampanye militer ke sana. Pada tahun 1248, ia pulang ke Mongolia dan menghabiskan sisa hidupnya di kediamannya di sekitar Sungai Tuul (dekat Ulaanbaatar yang modern ini menjadi ibu kota Mongolia) hingga kematiannya pada usia 72 tahun.

Sebuah legenda rakyat menceritakan bahwa Subutai sebenarnya ingin mati di tepi Sungai Danube, Eropa bersama putra kesayangannya, Uriyangkhadai yang kelak menggantikannya sebagai panglima perang utama Mongol.

Jenderal Subutai, Panglima Perang Andalan Genghis Khan yang Awalnya Tak Bisa Berkuda
Wilayah kekuasaan Kekaisaran Mongol pada tahun 1279.
Sumber

Di masa tuanya, Subutai dihadapkan kenyataan bahwa wilayah Kekaisaran Mongol membentang dari Hongaria hingga ke Laut Jepang dan dari pinggiran Novgorod hingga ke Teluk Persia. Kemaharajaan itu sebagian besar merupakan kontribusinya selama melayani tiga Khan Besar selama bertahun-tahun.

Uriyangkhadai menggantikannya sebagai panglima perang utama Mongol yang berlanjut ke cucunya, Aju yang juga mengabdi kepada Khan Besar. Uriyangkhadai meneruskan kampanye militer ke Dinasti Song sembari menaklukkan Kerajaan Dali dan Dai Viet. Dinasti Song akhirnya takluk secara keseluruhan di tangan Aju pada tahun 1279.

Anomali sejarah pun tercipta kala strategi dan inovasi Subutai menjadi hilang yang kembali muncul 600-700 tahun kemudian di tempat dan peradaban yang berbeda. Jejak kengeriannya terabaikan oleh Barat hingga abad ke-20.

Eksploitasi tentang Subutai baru ditampilkan oleh ahli militer Inggris, Liddell Hart dalam bukunya Great Captains Uneveiled yang mengangkat prinsip mobilitas dan sergapan kejutan bangsa Mongol dalam berperang. Secara khusus, “Rubah Gurun” Erwin Rommel dan jenderal andalan AS pada Perang Dunia II, George Smith Patton merupakan pengikut setia strategi bangsa Mongol.

Download GTA San Andreas Mobile

Kamis, 21 Mei 2020

Eksperimen Sains Kejam Amerika Terhadap Narapidana, Tidak Manusiawi!


5 Eksperimen Sains Kejam Amerika Terhadap Narapidana, Tidak Manusiawi!
newyorker.com


Semua kemajuan sains yang kita miliki sekarang tidak didapatkan begitu saja, banyak hal yang dikorbankan oleh peneliti maupun objek eksperimen. Sejarah mencatat bahwa narapidana merupakan salah satu kelompok yang sering berpartisipasi dalam eksperimen sains, medis, maupun sosial.

Terkadang, mereka tidak secara sukarela menjadi objek percobaan. Tidak sedikit narapidana yang dijebak dan dipaksa untuk berpartisipasi. Parahnya, eksperimen yang mereka ikuti terkadang kejam dan membahayakan keselamatan diri. Berikut ini adalah 5 eksperimen sains sadis yang melibatkan narapidana.

1. Menyebarkan wabah kepada narapidana
5 Eksperimen Sains Kejam Amerika Terhadap Narapidana, Tidak Manusiawi!

inquirer.com


Pada masa perang dunia kedua, banyak tentara Amerika terkena penyakit yang biasa ditemui di daerah tropis. Malaria, diare, beri beri, demam berdarah, dan berbagai penyakit tropis menjadi masalah besar yang harus ditangani. Banyak dokter dan peneliti yang memutar otak untuk menemukan obat dari berbagai penyakit ini.

Ketika itu, Amerika sedang menjajah Filipina, dan hal ini dianggap sebagai sebuah kesempatan untuk mengadakan eksperimen medis. Salah satu dokter kemudian menyebarkan penyakit kolera kepada narapidana di penjara Filipina. Tidak lama setelah itu, narapidana di penjara tersebut terinfeksi kolera dan mengalami diare maupun dehidrasi hebat. Eksperimen ini mengakibatkan hilangnya 13 nyawa narapidana.

Dalam buku berjudul "Why Doctors Kill: Why, Who, and How", disebutkan bahwa tujuan eksperimen ini bukanlah untuk menyebarkan penyakit, melainkan untuk lebih memahami penyakit tersebut. Pada akhirnya, eksperimen ini terungkap dan diinvestigasi oleh pihak berwenang. Eksperimen ini menuai banyak kritik dan dianggap tidak bermoral oleh berbagai pihak.


2. Percobaan radiasi nuklir
5 Eksperimen Sains Kejam Amerika Terhadap Narapidana, Tidak Manusiawi!

simplypsychology.org


Pada tahun 1994, Bill Clinton, presiden Amerika pada saat itu, mengeluarkan press release mengenai eksperimen radiasi nuklir yang telah dilakukan selama beberapa tahun ke belakang. Eksperimen ini bertujuan untuk melihat sejauh mana efek radiasi nuklir terhadap tubuh manusia.

Eksperimen ini dilakukan oleh United States Atomic Energy Commission terhadap beberapa kelompok orang, termasuk narapidana. Objek percobaan dipaparkan radiasi nuklir melebihi batas seharusnya, bahkan mencapai level yang ekstrem. Radiasi nuklir dapat melemahkan dan memecah DNA, dan dapat mengakibatkan kanker dalam jangka panjang.

Karena percobaan ini merusak DNA para narapidana, maka risiko para narapidana memiliki anak dengan disabilitas juga meningkat. Untuk mengatasi hal ini, peneliti memutuskan untuk mensterilisasi narapidana, atau dengan kata lain membuat narapidana mandul. Sungguh kejam ya!


3. Menyuntikkan darah sapi kepada narapidana
5 Eksperimen Sains Kejam Amerika Terhadap Narapidana, Tidak Manusiawi!
originalpeople.org


Eksperimen ini mungkin terdengar aneh, namun kejadian ini memang nyatanya terjadi. Pada tahun 1942, seorang peneliti diminta untuk menyuntikkan darah sapi ke tubuh narapidana oleh Angkatan Laut Amerika. Beberapa sumber mengatakan percobaan ini bertujuan untuk mengembangkan senjata biologis, sumber lain mengatakan percobaan ini bertujuan untuk menemukan jenis obat baru. Eskperimen ini mengakibatkan 64 kematian narapidana.

4. Menginfeksi narapidana dengan penyakit pellagra
5 Eksperimen Sains Kejam Amerika Terhadap Narapidana, Tidak Manusiawi!

uk.phaidon.com


Percobaan ini dilakukan pada tahun 1915 di penjara Missisipi. Seorang dokter bernama Joseph Goldberger ingin melihat hubungan kemiskinan dengan penyakit pellagra. Hipotesisnya mengatakan bahwa orang miskin memiliki penyakit pellagra karena kekurangan vitamin B3 yang biasa terkandung dalam daging. Dengan sedikit uang, orang miskin cenderung tidak dapat membeli dan mengonsumsi daging.

Untuk membuktikan hipotesisnya, Goldberger melakukan eksperimen terhadap narapadina di Rankin State Prison Farm. Tidak sendiri, Goldberger bekerjasama dengan gubernur setempat untuk mengadakan eksperimen ini. Sebelas narapidana dipilih dan dijanjikan kebebasan jika bersedia menjadi objek penelitian.

Penelitian dilakukan dengan memberikan diet ketat terhadap narapidana. Diet ini mengandung sedikit daging, susu, dan sayuran. Setelah 6 bulan menjalani diet, 5 narapidana terkena pellagra dan sisanya mengalami gejala pellagra. Walaupun hipotesisnya terbukti benar, eksperimen yang dilakukan Goldberger menuai kritik dan dianggap tidak bermoral.



5. Memaksa narapidana untuk memakan feses
5 Eksperimen Sains Kejam Amerika Terhadap Narapidana, Tidak Manusiawi!

nationalpost.com



Pada tahun 1940, banyak eksperimen yang dilakukan untuk menemukan penyebab dan pengobatan penyakit. Salah satu hal yang menjadi pertanyaan para peneliti adalah bagaimana bakteri dapat menyebabkan penyakit ke tubuh manusia. Ada 2 hipotesis yang diyakini oleh peneliti, yakni bakteri menyebar secara efektif melalui udara atau melalui makanan yang tertelan oleh manusia.

Untuk membuktikan hipotesis mana yang lebih tepat, peneliti mengadakan sebuah eksperimen kejam. Eksperimen ini melibatkan narapidana di New York State Vocational Institution, yaitu penjara di New York. Narapidana dipaksa untuk memakan feses yang terinfeksi penyakit, dan peneliti akan melihat bagaimana dampaknya terhadap tubuh narapidana. Sampai saat ini, tidak diketahui apakah para narapidana diberikan kompensasi akan keterlibatannya terhadap eksperimen ini, sungguh menjijikkan!
 

Itulah tadi 5 eksperimen sains kejam Amerika yang pernah diujicobakan kepada para . Meski tujuannya adalah untuk kepentingan sains, namun metode dan cara yang dilakukan dinilai terlalu kejam dan tidak manusiawi. 
https://www.idntimes.com/science/dis...idana-c1c2-1/5 

Download GTA San Andreas Mobile

Jalani Karantina, Seorang PMI di Bali Mengaku Melihat Hantu



Seorang Pekerja Migran Indonesia ( PMI) kondisinya terus menurun saat dikarantina di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kabupaten Karangasem, Bali. Ia mengaku melihat hantu di tempat itu.


Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karangasem, Gusti Bagus Putra Pertama membenarkan kasus tersebut. "Dia tak bisa tidur selama 14 hari . Kepada petugas dia mengaku selalu diganggu hantu ketika malam hari. Jam 3 dan jam 4 (pagi) baru dia bisa tidur," kata Putra saat dihubungi, Rabu (20/5).


Pada saat hari terakhir karantina, PMI itu menjalani tes swab dan hasilnya diketahui positif Covid-19. Ia kemudian dirujuk untuk mendapat perawatan di rumah sakit rujukan di Denpasar.


Putra menerangkan, untuk tempat karantina SKB Karangasem adalah tempat pelatihan dan pendidikan para Aparatur Sipil Negara (ASN). Di tempat itu ada 47 PMI yang dikarantina dan semuanya telah berakhir waktu karantinanya.

Selanjutnya, dari jumlah tersebut ada 46 dinyatakan negatif Covid-19 dan hanya 1 dinyatakan positif Covid-19. Kemudian, untuk pasien yang positif tersebut sudah dibawa ke rumah sakit rujukan di Denpasar, Bali. ( KAD)

catatan kecil di 22 tahun Reformasi




GENERASI YANG TAK DI INGINKAN SEBUAH PERBANDINGAN ANTARA "YANG DISAYANG" DAN "YANG DIBUANG"

*Oleh : Adian Napitupulu*

1966 Gemuruh truk militer dan panser meraung, membelah jalan berdebu mengangkut mahasiswa untuk berdemonstrasi.
Dalam rangkaian peristiwa dari zaman bergolak itu,
Mahasiswa FK UI, Arief Rachman Hakim dan mahasiswa Unpar, Julius Usman tertembak dan meninggal dunia. 

Tidak lama kemudian melalui ketetapan MPRS no XXIX tanggal 5 Juli 1966 Arif Rachman Hakim di tetapkan sebagai Pahlawan Ampera dan di kemudian hari menjadi salah satu nama jalan di Kota Depok.
Sementara Julius Usman juga di tetapkan sebagai Pahlawan Ampera oleh Pangdam VI Siliwangi Mayjen H.R Dharsono lalu di makamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung, satu hamparan dengan Makam Ernest Douwes Dekker dan Kol A.E. Kawilarang. Selanjutnya nama Julius Usman di abadikan sebagai nama salah satu Jalan di Kota Malang.

12 Maret 1967 Soeharto dilantik menjadi Presiden dan ditahun yang sama sekitar 14 Aktivis Mahasiswa yaitu *Slamet Sukirnanto, T Zulfadli, Fahmi Idris, Mar"ie Muhammad, Firdaus Wadjdi, Soegeng Sarjadi, Cosmas Batubara, Liem Bian Khoen, Djoni Simanjuntak, David Napitupulu, Zamroni, Yozar Anwar, Salam Sumangat dan Rahman Tolleng* diangkat Soeharto menjadi anggota Parlemen (DPR GR) tanpa melalui pemilu.

Hampir di setiap periode Pemerintahan Soeharto aktivis 66 ada yang di tempatkan menjadi menteri, antara lain; 
*Abdul Gafur (Menpora), Abdul Latief (Menaker), Cosmas Batubara (Menteri Perumahan Rakyat), Mar'ie Muhammad (Menteri Keuangan), Akbar Tanjung (Menpora), Fuad Bawazier (Menteri Keuangan).*
Selain diangkat menjadi anggota Parlemen dan Menteri, tidak sedikit juga aktivis 66 yang kemudian diangkat menjadi Duta Besar bahkan ada yang di beri kemudahan dan kesempatan menjadi pengusaha bahkan konglomerat.

Selama 33 tahun Soeharto berkuasa penanaman modal asing merajalela hampir tanpa batas, jutaan hektar lahan diberikan untuk kroni dan perusahaan asing melalui kontrak karya (Freeport, Inco, Rio Tinto dll) menjadi Tambang dan kebun sawit.

Disisi lain Orde Baru mengistimewakan para Taipan dengan perlindungan, kemudahan dan fasilitas, seperti :
*Liem Bian Koen, Liem Sioe Liong, Liem Hong Sien, Oei Ek Tjhong, Oei Hwie Tjhong, Cai Daoping, Tjoa To Hing, Oei Hwie Siang, Lie Moe Tie, Poo Tjie Gwan, Tjie Tjien Hoan, Li Bai La, Tjia Han Poen, Liem Yu Chan, Oei Suat Hong* menjadi konglomerat yang menguasai ekonomi negara secara dominan hingga hari ini.

Kesewenangan, korupsi, kolusi, nepotisme, kekerasan, pelanggaran HAM, monopoli ekonomi dan perampasan hak Rakyat mengisi hari hari Indonesia selama 33 tahun.
Banyak peneliti menuliskan angka antara 500 ribu hingga 1 juta jiwa manusia meninggal dalam rangkaian kekerasan Orde Baru.
Jumlah konflik Agraria tercatat 1.753 kasus dengan luasan lebih dari 10 juta hektar dan korban hampir 1,2 juta KK.

Kampus di kepung panser, di bungkam,
aktivis mahasiswa di kirim ke berbagai penjara termasuk nusakambangan, satu persatu setiap periode selalu ada aktivis mahasiswa,
aktivis buruh, petani di tangkap, di culik bahkan di bunuh, ada Marsinah, ada Udin Bernas. Kebebasan informasi di kebiri, puluhan media termasuk Tempo, Sinar Harapan, Prioritas di breidel.
Berbeda kata maka izin terbitnya dicabut seketika.

Pinjaman luar negeri dan Pasar bebas di setujui dan sebagai imbasnya Tenaga kerja asing secara bertahap memasuki Indonesia sebagai bagian dari kontrak investasi dari berbagai PMA.

Setelah berkali kali perlawanan mahasiswa di patahkan, Embrio  Pembangkangan mahasiswa yang lebih besar mulai merebak di tahun 1996.
Salah satunya adalah tragedi April Makasar Berdarah dengan 3 korban jiwa yaitu :
*Syaiful Bya, Andi Sultan Iskandar dan Tasrif* lalu tahun 1997 beruntun terjadi penculikan Mahasiswa dan Aktivis pemuda.

Mereka diculik dan tidak pernah di kembali, diantaranya : *Dedy Hamdun, Abdul Naser,
Yani Afri, Sony, Nova Al Katiri, M Yusuf, Ismail, Petrus Bimo, Herman Hedrawan, Suyat, Wiji Thukul, Ucok Munandar, Hendra Hambali, Yahdin Muhidin dan Leonardus Nugroho* (jasadnya  di temukan dengan luka tembak)

1998 Gemuruh truk militer dan panser kembali meraung membelah jalan berdebu, namun kali ini  bukan untuk mengangkut dan mengawal mahasiswa berdemonstrasi melainkan untuk berhadapan dengan Mahasiswa.
Dari 1998 hingga 1999 merupakan periode perlawanan mahasiswa yang bersimbah darah. Derap sepatu lars, suara kokangan senjata, letusan dan dentuman berbaur dengan orasi dan teriakan menjadi suara yang didengar setiap hari.
Satu per satu Mahasiswa gugur, di tembak mati di jalan tempat mereka sampaikan aspirasi, yaitu :; *Moses Gatotkaca (8 Mei 98), Hedriawan Sie, Elang Mulia Lesmana, Hafidin Royan dan Herry Hartanto (Trisakti 12 Mei 98), kemudian Engkus Kusnadi, Heru Sudibyo,
Sigit Prasetyo, Teddy Wardani dan Bernardus Realino Norma serta satu pelajar Lukman Firdaus (Semanggi Satu, November 1998). Satu Mahasiswa UI, Yap Yun Hap ditembak mati di Semanggi 28 September 1999.
Di hari yang sama dua mahasiswa Lampung juga meninggal dunia yaitu M Yusuf Rizal dan Saidatul Fitria.
Satu mahasiswa Palembang, Meyer Adriansyah meninggal pada tanggal 5 Oktober 1999.*

Reformasi tidak Gratis, Reformasi dibayar tunai dengan darah dan nyawa puluhan mahasiswa dan aktivis (di luar dari ribuan lainnya yang luka dan cacat).
Reformasi lahir dari darah, keringat, air mata, luka dan memar puluhan ribu Mahasiswa.

Di atas seluruh pengorbanan itulah kebebasan dibuka,  demokrasi dibangun dan Indonesia merangkai kembali harapan harapannya diatas kesetaraan tanpa diskriminasi.

Berikutnya puluhan partai baru berdiri, kebebasan Pers terbuka lebar, banyak organisasi buruh, tani dan organisasi Rakyat di deklarasikan, jabatan Presiden di batasi 2 periode. Pileg, Pilpres dan Pilkada dilakukan dengan pemilihan langsung dan suara terbanyak.
Pemimpin baru bermunculan, Polisi dan Tentara dipisahkan dari ABRI menjadi lebih profesional dalam tupoksi masing masing, Newmont dan Freeport kembali ke pangkuan bumi Pertiwi, kembali dimiliki bangsa sendiri.

Reformasi memang belum sempurna tapi pelan pelan buah buah Reformasi mulai tumbuh dan dinikmati banyak orang termasuk mereka yang menolak Reformasi, termasuk para pembenci Reformasi, bahkan juga dinikmati oleh mereka yang menembak, menculik, menyiksa dan membunuh mahasiswa.

Hari ini, setelah 22 tahun kemana para pejuang Reformasi itu? Aktivis 98 berbeda dengan aktivis 66. Jika aktivis 66 demonstrasi dalam rentang waktu 60 hingga 90 hari, kemudian menikmati jabatan dan kekuasaan selama 33 tahun, maka itu berbanding terbalik dengan aktivis 98 karena sejak 22 tahun lalu hingga hari ini tidak ada "hak hak istimewa" tidak ada "kemanjaan" tidak ada "kemudahan dan kesempatan lebih" yang di peroleh aktivis 98 seperti yang dulu pernah dinikmati aktivis 66.

Aktivis 98 adalah anomali dari sejarah Gerakan Mahasiswa pada umumnya.
Mereka tidak punya pemimpin tunggal, dominasi pergerakan tidak di monopoli kampus negeri, bergerak hampir di 27 Propinsi. Beberapa perbedaan besar antara aktivis 66 dan 98 antara lain adalah :

*Aktivis 66 Berdemonstrasi dalam rentang waktu 60 hari hingga 90 hari.*

Aktivis 98 Embrionya dimulai sejak 1996 dan mulai reda di tahun 2000 atau lebih dari 1300 hari.

*Aktivis 66 mendapat dukungan Militer.*

Aktivis 98 di represi oleh militer.

*Aktivis 66 meninggal 2 orang.*

Aktivis 98 meninggal lebih dari 30 orang.

*Aktivis 66 meninggal 2 orang dan keduanya diberi gelar pahlawan lalu diabadikan jadi nama jalan.*

Aktivis 98 dari 30 lebih yang meninggal tidak satupun di berikan gelar pahlawan dan tidak ada yang di abadikan menjadi nama jalan.

*Aktivis 66 beberapa bulan setelah Soeharto dilantik sebagian di angkat menjadi anggota DPR tanpa melalui Pemilu.*

Aktivis 98 sampai hari ini selama 22 tahun, sudah 5 Presiden tapi tidak ada aktivis 98 yang diangkat secara istimewa jadi anggota DPR tanpa Pemilu.

*Aktivis 66 setiap periode pemerintahan Orde Baru selama 33 tahun selalu ada yang diangkat jadi menteri sebagai representasi ide yang diperjuangkan generasinya.*

Aktivis 98 selama 22 tahun tidak ada yang menjadi menteri sebagai representasi ide generasi Reformasi.

*Aktivis 66 diberi kemudahan dari negara untuk menjadi pengusaha dan membangun konglomerasi.*

Aktivis 98 tidak mendapatkan kemudahan dari negara untuk menjadi pengusaha dan membangun konglomerasi.

Tulisan ini merupakan perbandingan sejarah dari dua generasi yang berbeda dalam banyak hal termasuk beda pilihan geraknya.
Tulisan ini perbandingan dua generasi dengan segala kekurangan, kelemahan dan kesalahan yang mungkin terjadi dalam proses sejarah itu sendiri. 

Memilih entah berkolaborasi, entah berkonspirasi atau  berjalan sendiri dalam perjuangan akan memiliki konsekwensi nya masing masing.
Apakah kelak menjadi yang di sayang atau mungkin menjadi yang di buang karena menjadi generasi yang tidak diinginkan. Apakah menjadi bagian dari kekuasaan dengan seluruh kewenangan dan kekayaan atau hidup dengan berselimut kesepian dipinggiran. Apakah menjadi "kuda tunggangan" dari cita cita orang lain atau menjadi tuan dari cita cita generasi itu sendiri.

Semua pilihan punya harga nya masing masing, harga yang harus di bayar entah sekarang atau kemudian.

Semoga para anak muda "pembangkang", pemuda pemudi yang "minim kesabaran" para pemuda/i "penjawab zaman" para pemuda/i "pengukir sejarah" bisa belajar dan memilih pola 66 atau pola 98 dengan segala kelemahan dan kekurangannya atau justru mampu mencari pilihan pola yang baru dan keluar dari pilihan dua generasi itu.

Karena biar bagaimanapun setiap generasi akan memiliki masalahnya sendiri, tantangannya sendiri, dan setiap generasi akan mencari jawaban serta jalan keluar dari masalah di zamannya. Setiap generasi akan melahirkan pejuang pejuang nya, pemimpin pemimpinnya dan mengukir sejarah nya sendiri.

Akhir kata, di tengah perbedaaan perbedaan antara kita, izinkan saya menyampaikan salam hormat untuk para senior aktivis 45, 66, 74, 78, 80 an, salam hormat untuk semua aktivis 98 dimanapun berada, salam hormat untuk semua aktivis yang sudah ada, yang sedang ada dan mereka yang akan ada.

*Adian Napitupulu, SH*
Sekjen PENA 98 (Persatuan Nasional Aktivis 98)

(Boleh di sebarluaskan dan dipublikasikan selama tidak merubah isi dan makna tulisan ini)

Rabu, 20 Mei 2020

PERINGATAN SERIUS DARI PENGAMAT INTELIJEN, SEMUA HARUS WASPADA!


jpnn.com, JAKARTA - Stanislaus Riyanta mengingatkan aparat keamanan tetap waspada terhadap potensi ancaman terorisme, kriminalitas, dan konflik sosial di tengah pandemi COVID-19. 

Stanislaus yang merupakan pengamat intelijen dan keamanan itu mengatakan, pemerintah yang sedang fokus menangani wabah corona, bisa dimanfaatkan para pengacau. 

"Terorisme, kriminalitas, dan konflik massa berpotensi terjadi dengan memanfaatkan pandemi COVID-19," katanya, saat diskusi publik virtual bertajuk "Implikasi Pandemi COVID-19 dalam Perspektif Sosial, Ekonomi, Politik, Hukum dan Keamanan" di Jakarta, Senin (18/5) malam. 

Dikatakan, kesibukan pemerintah dalam penanganan COVID-19 bisa menjadi celah bagi datangnya ancaman-ancaman, termasuk gangguan keamanan nasional. 

Terkait terorisme, kata dia, ada beberapa penangkapan yang dilakukan oleh Densus 88 Polri yang menunjukkan adanya gerakan signifikan dari kelompok teroris, terutama Jemaah Anshar Daulah (JAD) dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang memanfaatkan situasi pandemi COVID-19. 

Dia menyebutkan beberepa penangkapan pada masa pandemi COVID-19, antara lain penangkapan empat orang jaringan JAD di Batang, Jawa Tengah, 26 Maret 2020, satu orang di Kemayoran Jakarta Pusat, 10 April, dua orang jaringan JAD ditangkap di Sidoarjo, Jawa Timur pada 11 April. 

Penangkapan juga dilakukan terhadap empat orang jaringan JAD di Muna, Sulawesi Tenggara, 13 April, tiga orang terduga teroris AS, AMA, CM di Serang pada 27 April, dan seorang terduga teroris MH di Sidoarjo pada 26 April. 

Selain itu, aksi teror juga telah terjadi di Poso, berupa penembakan terhadap anggota Polri (Briptu Ilham Suhayar) yang berjaga di Bank Mandiri Syariah, Poso (15/4) oleh dua anggota kelompok MIT Poso pimpinan Ali Kalora.

"Tingkat kriminalitas pada masa pandemi COVID-19 mengalami kenaikan. Polri menyatakan tingkat kriminalitas meningkat sebesar 19,72 persen selama pandemi corona," katanya. 

Disebutkan Stanislaus, potensi konflik massa juga bisa terjadi pada massa pandemi COVID-19 karena adanya kelompok yang mencoba melakukan provokasi untuk konflik massa, seperti kelompok Anarko. 

"Kelompok Anarko ini menentang kapitalisme dan pemerintah. Selain ini provokasi-provokasi dari kelompok tertentu yang mengarah kepada perlawanan terhadap pemerintah juga terjadi," katanya. 

Untuk menekan terorisme, kriminalitas, dan mencegah terjadinya konflik di masyarakat, kata dia, perlu dilakukan upaya-upaya tertentu oleh pemerintah secara berjenjang yang sangat perlu untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti sembako bagi warga di daerah PSBB dan tidak memperoleh pendapatan. 

"Masalah pangan sangat sensitif dan jika tidak terpenuhi dampaknya bisa berbahaya," ujarnya. 

Meskipun demikian, Stanislaus meminta Polri perlu hati-hati dan bijak dalam menangani pelaku kriminal yang didorong karena terdesak kebutuhan pangan. 

"Hubungan yang erat antara masyarakat dengan aparat keamanan akan menjadi benteng untuk mencegah gangguan keamanan. Kolaborasi antara aparat keamanan dan masyarakat harus terus dilakukan agar pada masa pandemi COVID-19 ini kriminalitas, terorisme dapat dicegah dan konflik massa tidak terjadi," katanya. 

Sementara itu, penasehat Ahli Kapolri Prof. Muradi meyakini Indonesia akan berada pada situasi normal kembali atau "new normal" dalam beberapa minggu ke depan meskipun pasien virus corona terus mengalami peningkatan setiap harinya.

Muradi mengatakan diperlukan instrumen lain untuk memperkuat aparat keamanan dalam mengantisipasi situasi keamanan nasional agar aparat keamanan tidak mengalami degradasi dalam menegakkan aturan di tengah ketatnya pemberlakuan PSBB di masa pandemi COVID-19. (antara/jpnn)

https://babe.topbuzz.com/a/6828321656100880898